inilahbali.com, Denpasar: Gubernur Bali, Made Mangku Pastika memperkenalkan konsep Tri Hita Karana di hadapan para peserta seminar internasional tentang bisnis, manajemen dan lingkungan yang diselenggarakan oleh Universitas Mercu Buana Jakarta, di hotel Inna Kuta Beach, Kuta, Selasa (29/10).
Menurut Gubernur Pastika, seminar ini sejalan dengan seminar yang diselenggarakan pada saat pelaksanaan APEC Summit di Nusa Dua baru-baru ini yang bertema Sustainable Development based on Tri Hita Karana.
Tri Hita Karana adalah konsep hidup masyarakat Bali yang selalu menjaga keseimbangan hubungan antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, dan manusia dengan lingkungan. Konsep ini sudah diadopsi masyarakat dunia sebagai konsep pembangunan dunia.
“Tujuan pembangunan ekonomi yaitu kesejahteraan dan kebahagiaan masyarakat tidak akan bisa tercapai kalau hubungan ketiga unsur tersebut tidak seimbang dan tidak harmonis,” ujar Pastika yang mantan Kapolda Bali ini.
Kata Pastika, konsep ini terimplementasikan dalam segala aspek kehidupan sehari-hari di Pulau Dewata, sehingga Bali dijuluki dengan banyak nama, seperti ‘the Island of Paradise’, ‘The Island of God’, ‘The Island of Peace’ and ‘the Island of Love’.
“Situasi dan kondisi inilah yang membuat pulau Bali selalu dijadikan referensi untuk pelaksanaan event besar seperti Miss World, APEC Summit 2013, Bali Democracy Forum, Bali Culture Forum, WTO Summit dan lain-lain,” tandas Pastika.
Untuk itu, Gubernur Pastika mengharapkan dari seminar ini dapat dihasilkan sesuatu yang bermanfaat untuk pembangunan ekonomi dan lingkungan Bali.
Seminar yang bertajuk “A Comprehensive Study in Asian Ekonomi” ini menghadirkan beberapa pembicara internasional seperti Prof. Dr Edwardo Marzan Jr dari Philipina, Prof. Dr. Carmen Costea dari Rumania dan Prof. Dr. Saadiah Mohamad dari Malaysia.
Kegiatan yang berlangsung hingga 30 Oktober 2013 ini terselenggara atas kerja sama beberapa perguruan tinggi seperti Universitas Presiden Jakarta, Universitas Pancasila Jakarta, Universitas Pembangunan Nasional Jakarta, Unversitas Mahasaraswati, Denpasar, dan Universitas Dwijendra Denpasar.
Dalam seminar ini dibahas sebanyak 61 paper dan diikuti oleh 194 peserta yang terdiri dari para dosen, para pelaku bisnis, peneliti, mahasiswa dan lain-lain baik dari dalam negeri maupun luar negeri. (der)