inilahbali.com, Jembrana: Panen melon kotak kini dinikmati sejumlah kelompok tani di Kabupaten Jembrana, Bali. Setidaknya panen melon itu sudah terjadi di dua lokasi, yakni Subak Tibu Beleng Kelurahan Tegalcangkring, Mendoyo, dan petani yang tergabung dalam kelompok tani Guna karya Desa Nusasari Kecamatan Melaya.
Bahkan Kelompok Guna Karya mampu menjawab tantangan dengan menanam tanaman holtikultura (melon) pada lahan kritis terlebih di saat musim kemarau yang melanda sebagian besar Kabupaten Jembrana dalam beberapa bulan belakangan ini.
Lahan kering dan sangat kritis seluas satu hektar yang berdekatan dengan Gedung Olahraga Kecamatan Melaya tersebut sebelumnya merupakan lahan persawahan yang ditanami padi dengan kondisi lahan yang sangat kering, kemudian oleh Kelompok Guna Karya digarap untuk menanam melon yang beberapa di antaranya buahnya berbentuk kotak.
Ketua Kelompok Guna Karya, I Wayan Sudargama, awalnya ia bersama anggotanya merasa ragu dengan lahan yang digarapnya, lantaran sangat kering dan kesulitan air. Namun dengan tekad, keberanian dan saling memotivasi diantara anggota kelompok termasuk bimbingan dari PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan), dalam jangka waktu tiga bulan, kelompoknya memetik hasil jerih payahnya.
Sudargama mengakui kendala yang dihadapinya adalah ketersediaan air. “Kami gunakan air yang efektif dan tidak boros, tanaman melon sesungguhnya tidak memerlukan air terlalu banyak, yang penting selalu ada, “ ungkap Sudargama.
Hal ini menjadi bukti, karena lahan kritis yang diolah dengan semangat dan kerja keras terbukti bisa diubah menjadi lahan produktif, seperti yang dilakukan oleh Kelompok Tani Guna Karya. Selain berbentuk kotak, melon yang dipanen bersama Bupati Jembrana I Putu Artha, Sekda Jembrana I Gede Gunadnya, Asisten Ketataprajaan I Made Sudiada dan Kadis Pertanian Perkebunan dan Peternakan I Ketut Wiratma, daging melonnya berwarna oranye yang mampu meningkatkan selera penikmatnya.
Buah melon boleh dibilang lebih mudah dipasarkan, sehingga saat panen dilakukan, pembeli sudah menunggu di lokasi. Dalam panen melon di atas lahan seluas satu hektar tersebut, mampu menghasilkan hingga 22,5 ton.
Buah melon yang dipanennya itu memiliki berat dan kualitas yang berbeda. Untuk melon seberat 1,7 kg ke atas termasuk melon kualitas A, sedangkan yang memiliki berat 1,6 kg sampai 1,4 kg termasuk kualitas B, sedangkan di bawah 1,4 kg dikategorikan sebagai kualitas C, dengan harga per kilonya mencapai Rp. 5.000. Kalau dalam satu hektar mencapai produksi 22 ton saja, itu berarti harganya sudah mencapai Rp. 110 juta.
Selain itu Sudargama mengungkapkan dalam penggarapannya, Bupati Jembrana I Putu Artha memberikan bantuan modal kerja kepada kelompoknya sebesar Rp. 25 juta. Modal tersebut menurut Sudargama sangat memotivasi kelompoknya untuk lebih semangat dalam menggarap tanaman melon.
“Kami sangat berterima kasih kepada Pak Bupati Jembrana dan PPL termasuk penyuluh kecamatan yang telah membantu, kami berharap perhatian ini terus bisa berkelanjutan, “ pungkas Sudargama. (der)