inilahbali.com, Denpasar: Anggaran bedah rumah di Bali mulai 2014 dinaikkan menjadi Rp30 juta/unit. Besaran ini naik Rp5 juta dibandingkan pada 2013 yang dianggarkan Rp25 juta/unit.
Adanya kenaikan anggaran tersebut, menurut Wakil Gubernur Bali, Ketut Sudikerta karena adanya kenaikan harga BBM yang secara idak langsung juga ikut mengangkat harga komponen bahan bangunan.
Program bedah rumah ini merupakan salah satu dari program unggulan Bali Mandara dalam rangka mempercepat pengentasan kemiskinan di Pulau Dewata. Hingga kini dalam kurun waktu sejak 2009 sudah berhasil dibangun 6000 unit rumah untuk KK miskin di seluruh Bali.
Saat ini, kata Sudikerta, KK miskin yang masih memerlukan bedah rumah sebanyak 14.135 unit, karena sebelumnya berjumlah 20.135 KK miskin.
Untuk mempercepat pemenuhan rumah layak huni bagi KK miskin tersebut, pihak Pemprov Bali menjalin kerja sama dengan kalangan perusahaan BUMN/swasta, mulai dari kalangan perbankan, perhotelan, kontraktor hingga perusahaan minuman melalui dana tanggung jawab sosialnya (CSR)- nya. Saat ini ada 300 perusahaan yang diharapkan ikut berpartisipasi.
Dari 6000 unit rumah layak huni yang dibangun untuk KK miskin itu, 705 di antaranya merupakan partisipasi dari kalangan perusahaan BUMN/swasta. Ke depannya diharapkan akan lebih banyak lagi kalangan swasta yang ikut ambil bagian dalam pengentasan kemiskinan di Bali.
Sudikerta juga menjelaskan, KK miskin yang terbanyak memerlukan bedah rumah ada di Buleleng yakni mencapai 7.600 unit, disusul karangasem, Tabanan, bahkan Kabupaten yang dikenal sebagai kabupaten kaya juga membutuhkan 386 unit rumah layak huni untuk KK miskin.
Selain bedah rumah, cara lain dalam upaya mempercepat pengentasan kemiskinan di Bali, lanjut Ketua DPD Partai Golkar Bali ini, adalah memberikan dana pendidikan beasiswa bagi anak-anak terutama dari kalangan KK miskin. (der)