inilahbali.com, Denpasar: Bank Papua semakin melebarkan sayap bisnisnya termasuk ke Bali. Di Pulau Dewata, bank yang kini memiliki asset Rp19,4 triliun ini menyalurkan dana pembiayaan melalui Grup Hardys Holdings senilai Rp260 miliar lebih untuk bidang ritail dan properti.
Dana pembiayaan ratusan miliar itu terbagi untuk bisnis ritail melalui PT Hardys Retailindo (Hardys Retail) senilai Rp224.900.000.000, dan untuk pembiayaan bisnis properti melalui PT Hardys Global Invesindo senilai Rp35.517.100.000.
“Bagi kami kerja sama pembiayaan bersama Grup Hardys Holdings ini menjadi langkah besar dalam mengembangkan bisnis Bank Papua di Bali,” kata Direktur Utama Bank Papua, Johan Kafiar dalam keterangannya kepada pers di Denpasar, Rabu (20/11).
Pengembangan bisnis di Bali, menurut Johan, dinilainya sangat menjanjikan karena Bali sangat maju industry pariwisata. Bahkan untuk lebih mendekatkan pelayanan, pihaknya menargetkan akan membuka kantor cabang di Bali tahun depan.
“Sebenarnya kami buka cabang di Bali tahun ini, tapi belum bisa dan kami targetkan tahun depan,” ujar Johan. Saat ini, Bank Papua sudah memiliki 114 kantor cabang dan kantor cabang pembantu di sejumlah kota provinsi dan kabupaten seperti Jakarta, Makassar, Manado, Surabaya, Yogyakarta, termasuk juga di Palopo dan Malang.
Dalam perkembangannya, Johan menyebut Bank Papua tumbuh luar biasa karena pertumbuhannya tahun ini (hingga posisi Oktober) mencapai 50%, yakni dari nilai asset Rp14,7 triliun lebih pada 2012, meningkat menjadi Rp19,4triliun lebih.
Sementara itu Presiden Direktur yang sekaligus pendiri Grup Hardys Holdings, Gede Agus Hardiawan mengatakan untuk bisnis propertinya, saat ini pihaknya memiliki 15 lots premium di sejumlah daerah di Bali maupun di luar Bali seperti Jember, Banyuwangi, dan Mataram.
Dengan luas lahan 83 hektare land bank, kata Hardiawan, GH Holdongs sudah memulai proses cut & fill untukproyek pembangunan Jimbarwana Green Villas di lahan 30 hektare di Jembrana. Selain itu juga akan disusul Nusa Dua Green Villas (12 ha),Batubulan Green Vilaas (5,8 ha),Ketewel Green (6,8 ha) dan Keramas Green Vilaas (20 ha) dengan total unit yang akan dibangun sebanyak 3000 unit.
“Dengan kerja sama dengan Bank Papua, kami segera akan bisa membangunnya, karena selama ini kami hanya wait and see, jadi telah didahului oleh investor-investor luar Bali,” ujar Hardiawan.
Menjawab pertanyaanmengapa harus menjalin kerja sama dengan Bank Papua, Hardiawan mengaku sebenarnya sudah pernah mengajukan proposal tiga tahun lalu ke bank yang ada di Bali seperti BPD Bali.
Namun selain prosesnya dinilai lambat, juga besaran dananya agak terbatas sehingga tidak cukup untuk menangani proyeknya. Sedangkan di Bank Papua bias lebih besar dananya dan sangat cepat pemutusan persetujuannya.
“Jadi hanya dengan waktu dua minggu sejak pengajuan sudah ada keputusan persetujuannya,”ujar Hardiawan. (ana)