Pupuk Organik ‘Simantri’ Ampuh Atasi Jamur Akar Cengkeh

Written by on January 17, 2014 in Index, Ragam - No comments

 


Gubernur Bali Mangku Pastika saat mengunjungi Simantri di Busungbiu Buleleng.(Foto: Humas Pemprov Bali)

Gubernur Bali Mangku Pastika (pakai topi ‘capil’ saat mengunjungi Simantri di Busungbiu Buleleng.(Foto: Humas Pemprov Bali)

inilahbali.com, Buleleng – Pupuk organik produk dari program sistem pertanian terintegrasi (simantri) ternyata terbukti mampu mengatasi serangan jamur akar putih tanaman cengkeh yang banyak terjadi di perkebunan wilayah Busungbiu Kecamatan Banjar Kabupaten Buleleng Bali.

Dari ujicoba yang dilakukan membuktikan, tanaman cengkeh yang terserang jamur akar putih secara terus-menerus diberikan pupuk organik Simantriselama tiga bulan, hasilnya sekitar 20 persen jamur putih akar itu berkurang.

“Untuk satu pohon cengkeh memerlukan 40kg pupuk organik, hasilnya dalam waktu tiga bulan jamur akar putih berkurang 20persen,” ujar Ketut Bagiasa, petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman Dinas Perkebunan Provinsi Bali, yang sekaligus tenaga pendamping program Simantri, di Busungbiu, Selasa (14/1) saat menerima rombongan Gubernur Bali Mangku Pastika.

Bagiasa menjelaskan, pihaknya telah melakukan demplot untuk mencoba  pupuk ini di tiga lokasi,   di Desa Unggahan, Desa  Kedis  dan Desa Gobleg  masing-masing seluas 1 hektare.

Dengan keberhasilan ujicoba ini, ke depan diharapkan bisa diperluas lagi jangkauannya sehingga mampu  mengatasi lebih banyak lagi hama jenis ini.

Sukses Simantri

Gubernur Pastika yang mengunjung dua unit Simantri di Kecamatan Busungbiu, yaitu Simantri  002 di Desa Telaga, dan Simantri 018 di Desa Subuk,  menilai secara umum pengelolaan simantri sudah berjalan dengan baik. Namun khusus  simantri di 018 biogasnya harus dimanfaatkan dengan baik, terutama bagi pengembangan usaha bagi istri para petani.

Menurutnya perlu dibuatkan kelompok Wanita  Tani (KWT) sehingga hasil Simantri dapat lebih maksimal. “Gas elpiji kan sekarang lagi mahal, harusnya biogas ini betul-betul dimanfaatkan sehingga memberikan nilai tambah bagi perekonomian petani,” ujarnya.

Gubernur juga berharap agar para anggota Simantri  membuka usaha warung lele dari hasil budi daya Simantri  yang bahan bakar gas pengolahannya  diambil dari hasil biogas Simantri.

Seperti diketahui, Simantri ini berdiri sejak tahun 2010 yang  dikelola oleh Gapoktan Batur Sari Jagadhita dengan ketuanya  Ketut Sridana. Saat ini telah menghasilkan bio urine, pupuk organik, 24 ekor anak sapi dan budidaya peternakan lele.

“Ke depan perlu tambahan bibit sapi dan  Alat Pengolah Pupuk Organik (APPO) agar produksi pupuk organik semakin meningkat,” ujar Sridana.
Sementara di Simantri 002 yang dibentuk tahun 2009  dengan 2 unit APPO   telah   menghasilkan 470 ton pupuk organik pada 2013.  Dengan produksi yang cukup banyak ini, pihaknya mampu mempekerjakan 10 orang dari rumah tangga miskin (RTM) dengan rata-rata penghasilan Rp50 ribu per orang setiap harinya.

“Sebagian produksnya telah dipasarkan sampai ke Kabupaten  Bangli dan sebagian untuk keperluan di sekitar untuk konsumsi di Kecamatan Busungbiu,” ujar Gede Kariana Ketua Gapoktan Simantri 002 ini.  (ana)

 

Leave a Comment