inilahbali.com, Denpasar – Sekitar 5000 an onthelis (penggemar sepeda tua) dari hampir seluruh Indonesia ‘unjuk gigi’ di kota Denpasar tepatnya di lapangan Puputan Badung I Gusti Ngurah Made Agung, Minggu (9/2).
Yang menarik, kehadirannya sampai Denpasar,mereka ‘menggowes’ sepeda onthelnya dari daerahnya masing-masing ke Denpasar untuk mengikuti Konggres Sepeda Tua III serangkaian juga HUT ke-226 Kota Denpasar.
Kegiatan karnaval sepeda onthel ini dibuka Walikota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra yang sekaligus bergabung dalam rombongan pesertam.
Tidak saja menaiki tunggangan klasiknya, para peserta yang tergabung dalam Komunitas Sepeda Tua Indonesia (Kosti) di masing-masing daerah di Indonesia ini juga menggunakan berbagai atribut layaknya jaman kerajaan dan penjajahan. Antara lain ada yang berpakaian ala proklamator Bung Karno, tentara Indonesia, tentara Jepang dan Belanda hingga berpakaian ala rakyat jelata.
Di samping itu hampir semua perserta yang datang dari berbagai daerah mengenakan pakaian daerah khasnya. Para peserta antara lain datang dari Banyuwangi, Madura, Pekalongan, Blitar, Surabaya, Jakarta, Jember, Mojokerto, Jombang, Pamekasan, Madiun, Jogjakarta, Solo, Bandung, Tangerang, hingga Lampung dan Kalimantan.
Dengan mengambil garis berangkat di Jalan Udayana Denpasar, karnaval sepeda onthel yang diikuti sekitar 5000 peserta ini membuat suasana Kota Denpasar seperti pada jaman dulu. Apalagi jalur yang dilalui para onthelis ini melewati sepanjang kawasan kurve “Z” Kota Denpasar sebagai kawasan jelajah Pusaka dari Puri Pemecutan hingga Puri Satria Denpasar yang menambah kentalnya suasana tempo dulu.
Para onthelis ini juga dapat menikmati objek wisata aktivitas perekonomian hingga sejarah Kota Denpasar. Selama kegiatan juga tersedia onderdil sepeda tua yag jarang dapat kita beli di toko sepeda biasa. Tampak juga masyarakat sangat menikmati acara ini, tidak jarang sejumlah masyarakat tampak memadati areal pameran sepeda tua yang memajang sepeda tua dari tahun 1918 hingga tahun 1980.
Di acara ini juga dijual sepeda onthel dengan berbagai jenis dan merek, dengan harganya kisaran Rp10 juta hingga Rp20 juta. Pada acara ini juga ditampilkan berbagai macam hiburan kesenian lokal Bali seperti tari Okokan, rindik piano serta berbagai macam hiburan lainnya.
Yang juga menarik, masing-masing peserta juga membawa oleh-oleh khas daerahnya masing-masing, dan mereka juga melakukan pertukaran oleh-oleh.
Salah seorang peserta dari Jember Jawa Timur, Sukisno mengaku sangat terkesan dengan acara kongres ini. “Di samping bisa bertemu dengan onthelis daerah lainnya juga dapat berwisata di pulau dewata ini,” aku Sukisno yang mengajak 20 rekannya..
Peserta lain dari Pontianak, Fatoni mengaku dari acara Konggres III ini ia dapat bertukar informasi tentang sepeda tua apalagi juga dihadiri oleh President International Veteran Cycling Association (IVCA), Mr. Jos Rietveld dari Negara Belanda. (ana)