inilahbali.com, DENPASAR – Gubernur Bali Made Mangku Pastika setuju pembangunan bandara di Kubutambahan Kabupaten Buleleng, kawasan Bali Utara di alat laut. Lokasi lahan akan menggunakan hasil reklamasi laut seluas 600 hektar sehingga tidak sampai mengorbankan lahan pertanian.
Hal itu disampaikan Pastika ketika mendengarkan paparan dari konsultan asal Kanada Airport Kinesis yang dipimpin oleh Komisioner Perdagangan, Kedutaan Besar Kanada, Tommy Ruslim di ruang kerja Gubernur, Rabu (20/8).
Pemaparan dari tim konsultan ini merupakan yang ketujuh kalinya, dan Pastika mengapresiasi karena rancangannya sudah mendekati kesempurnaan.
“Bandara di Buleleng sudah pasti ditentukan di Kubutamban, dan di sana banyak terdapat lahan persawahan kelas satu. Jadi jika sampai dikorbankan dikhawatirkannya akan mengganggu produksi pangan di sana,” jelasnya.
Untuk memperdalam kajian dari Airport Kinesis Canada, Pastika meminta agar dipastikan survey tentang kedalaman laut disana, karena menurutnya perairan di sekitar Kubutambahan sangat dalam dan ombaknya cukup besar, agar tidak mengganggu pembangunan Bandara.
Lebih lanjut, Pastika meminta kepada pihak konsultan untuk mempersiapkan pemaparan yang lebih mendetail tentang dana, manajemen dan masa depan bandara jika dibangun. Sebab menurutnya pembangunan proyek ini harus benar-benar menguntungkan Bali.
“Saya minta kejelasan dari anda, nilai lebih apa yang bisa anda tawarkan kepada kami, karena selain Airport Kinesis Canada, masih akan ada dua konsultan lagi akan bersaing,” tambahnya.
Selain masalah teknis, Gubernur juga menyoroti masalah administrasi yaitu persetujuan dari Kementrian Perhubungan. Dia mengkhawatirkan dengan masa transisi politik sekarang ini berpengaruh terhadap kelancaran administrasi di kementrian terkait. “Jika sudah turun dari Kementrian Perhubungan, pasti saya terbitkan surat rekomendasi untuk anda dan konsultan lainnya,” tandasnya.
Sementara itu, perwakilan dari Airport Kinesis Canada, Shad Serroune, memaparkan penyempurnaan konsep pembangunan bandara di Bali Utara. Dengan mengusung nama “Dwijendra International Airport”, pembangunan bandara ini bertujun untuk mengatasi kekroditan di wilayah Balil Selatan.
Pembangunan bandara di lautan yang rencanya akan mereklamasi lautan ini, diperkirakan akan membutuhkan 134 juta kubik tanah dengan kedalaman tidak lebih dari 100 meter. Lebih lanjut dia menjelaskan selain membangun bandara, Airport Kinesis memberikan penawaran yang lebih, yaitu pembangunan rumah sakit, pusat pendidikan dan pelatihan tentang kedirgantaraan, dan pembangunan serta pengoperasian bandara akan mengusung konsep ramah lingkungan.
Selain itu, Shad Seraounne juga menjanjikan pembangunan bandara ini akan membuka banyak lowongan pekerjaan bagi tenaga kerja lokal. Rencananya selain melayani penerbangan domestik, bandara ini juga akan melayani penerbangan internasional. Dia meyakinkan jika surat ijin dari Kementrian Perhubungan bisa terbit bulan oktober 2014, maka jika terpilih pengerjaan bisa dilaksanakan awal tahun depan.
Mengenai masalah administrasi, Gubernur meminta pihak Airport Kinesis bekerja bersama dengan pemprov Bali memantau surat ijin di kementrian Perhubungan, agar bisa cepat terealisasi.
Pada pertemuan itu juga dihadiri Asisten Ketataprajaan Dewa Putu Eka Wijaya Wardana, SH, MH, Kepala Bappeda Prov Bali, Putu Astawa beserta Karo Humas prov Bali, Dewa Gede Mahendra Putra. (ana)