inilahbali.com, DENPASAR – Seni nyastra di Bali semestinya bisa dijadikan kearifan lokal Bali dalam membangun kesadaran membaca dalam kehidupan sehari-hari saat ini. Pasalnya budaya ini telah dilakukan masyarakat Bali khususnya yang tergabung dalam ‘sekaa – sekaa’ (kelompok) santi yang di dalam prosesnya tidak hanya membaca namun juga mengartikan dan memaknainya.
Demikian disampaikan Wakil Gubernur Bali, Ketut Sudikerta saat memperkenalkan tradisi nyastra yang tumbuh di masyarakat Bali yang digelar oleh Badan Perpustakaan Nasional di halaman depan Monumen Perjuangan Rakyat Bajra Sandhi, Denpasar, Rabu (15/10).
“Seni nyastra telah dilakukan oleh masyarakat Bali khususnya yang tergabung dalam sekaa – sekaa santi, dalam proses nyastra tersebut tidak hanya membaca namun juga mengartikan dan memaknai,”ujar Sudikerta.
Ketua Panitia Kegiatan yang juga Kepala Biro Hukum dan Perencanaan Badan Perpustakaan Nasional, Ovi Sofiana menyatakan kegiatan yang mengambil tema “Perpustakaan Cerdaskan Bangsa, Wujudkan Indonesia Gemar Membaca” ini merupakan tindak lanjut dari gerakan Indonesia Membaca. Tujuannya mempublikasikan eksistensi dari perpustakaan di seluruh Indonesia, menumbuhkan kegemaran membaca dan memberikan pemahaman tentang pentingnya perpustakaan.
Kegiatan ini, lanjut Ovi, telah dilaksanakan di 16 provinsi selama 2013 dan tahun 2014 ini Bali menjadi lokasi terakhir kegiatan setelah dilaksanakan di 6 provinsi sebelumnya.
Sementara itu, Kepala Badan Perpustakaan Nasional Dra. Hj. Sri Sularsih, M.Si juga mengatakan perpustakaan merupakan salah satu pendukung sistem pendidkan nasional dalam upaya mewujudkan masyarakat Indonesia yang gemar dan berbudaya membaca karena masyarakat yang selalu membaca akan menjadi masyarakat yang cerdas, inovatif dan kompetitif.
Pada acara pembukaan yang dilakukan Dra. Hj. Sri Sularsih, M.Si, didampingi Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta, Sekda Provinsi Bali Cokorda Ngurah Pemayun, Ketua Panitia Kegiatan dan Kepala Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Bali yang ditandai dengan pemukulan kulkul secara bersama – sama. (ana)