inilahbali.com, DENPASAR – Ajang Denpasar Film Festival (DFF) yang tahun ini memasuki yang ke-5 tampak semakin eksis. Walikota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra pun menyampaikan apresiasinya karena pelaksanaan DFF ini makin stabil.
Menurut orang nomor satu di Pemkot Denpasar ini, saat memikirkan cara mengembangkan ekonomi di Denpasar, maka perlu memajukan ekonomi budayanya. Pihaknya pun mencari akar budayanya hingga akhirnya ketemu dengan konsep kreatif berbasis budaya. Meski diakui banyak yang mengkritik dan banyak tantangan, namun pihaknya tetap mencari yang terbaik maupun jalan tengah.
”Bahwa visi ini sangat mulia sekali karena mampu memahami dan mengeksplorasi intelek ritual kita terhadap apa yang kita dimiliki akan mampu merevitalisasi, menguatkan dan mengembangkan,” kata Rai Mantra, saat penyerahan penghargaan kepada pemenang film terbaik pada Malam Penganugerahan DFF 2014, di Danes Art Veranda Denpasar, Sabtu (23/8).
Menurut Rai Mantra, dengan banyaknya kegiatan maupun kreator-kreator di Denpasar telah membantu keberlangsungan DFF hingga sudah menginjak tahun kelima. Hal ini merupakan hal yang terbaik dan semakin lama jumlah pesertanya juga semakin banyak bahkan semakin banyak yang memahami masalah perfilman.
Rai Mantra juga meminta agar anak-anak di Kota Denpasar terus berkreatif mulai dari tindakan hingga kebiasaan, karena hal itu juga akan ikut mengantarkan masa depan yang lebih baik. Sebab untuk menentukan nasib, bukan dengan otot besar maupun duit banyak, tapi perlu karakter yang bisa menjadikan orang itu baik dan berguna.
”Untuk itu saya ucapkan selamat kepada pemenang dan saya harapkan kreatif ini bisa ditularkan kepada teman-teman sehingga kegiatan ini bisa berlanjut,’’ kata Rai Mantra.
Sementara Direktur Denpasar Film Festival, Agung Bawantara mengatakan, Denpasar Film Festival merupakan sebuah ajang film dokumenter yang mengusung semangat kebersamaan di tengah keragaman. Kegiatan ini pertama kali diselenggarakan pada tahun 2010 pada Pesta Kesenian Bali dengan nama Festival Film Dokumenter Bali (FFDB).
Selain lomba festival juga menggelar pelatihan pameran, jumpa maestro dan pemutaran film. Untuk pelatihan diselenggarakan bergiliran di seluruh kota kabupaten di Bali.
Agung menjelaskan pada tahun 2012, FFDB disokong oleh Pemerintah Kota Denpasar dan Arti Foundation yang saat itu acaranya digelar di dua tempat, yakni Auditorium Stikom Bali dan Aerowisata Sanur Beach Hotel, Sanur Denpasar.
Namun dalamperjalannya, sejak 2013 FFDB berganti nama menjadi Denpasar Film Festival (DFF). Dan mulai tahun 2014 ini DFF juga menyelenggarakan lomba dengan dua katagori yakni umum dan pelajar. Katagori umum diperuntukkan bagi peserta di seluruh Indonesia, sedangkan katagori pelajar diperuntukkan hanya bagi para pelajar di Kota Denpasar dan delapan Kabupaten.
“Yang lebih menarik, dalam Denpasar Film Festival tahun ini juga digelar pameran foto,” ungkap Agung Bawantara. Jumlah peserta yang mengikuti Denpasar Film Festival tahun ini sebanyak 48 peserta dari seluruh Indonesia. (ana)