Duta Besar Prancis Siap Bantu Program Pemkot

Dubes PrancisInilahbali.com, Denpasar: Duta Besar Prancis untuk Indonesia, Corinne Breuze berkunjung ke Pemkot Denpasar. Kunjungan kehormatan ini diterima langsung Walikota I.B Rai Dharmawijaya Mantra, Jumat (12/7) di Denpasar. Kunjungan Dubes Prancis ke Denpasar adalah untuk menjajaki kerja sama dan memberikan bantuan kepada Pemerintah Kota Denpasar. “Kami siap membantu program kerja Pemerintah Kota Denpasar dalam meningkatkan berbagai fasilitas dalam memberikan pelayanan kepada masayarakat,” ujar Corinne Breuze.

Kehadirannya yang kedua kali di Denpasar ini untuk bertukar informasi terkait dengan pembangunan di Kota Denpasar. Seperti terkait dengan pelayanan air bersih di Kota Denpasar, serta permasalahan limbah, sehingga kunjungan ini dapat lebih dekat mengetahui situasi dan beberapa program pelayanan air bersih, dan limbah di Kota Denpasar.

“Kunjungan ini diharapkan dapat menjalin kerja sama anatara Pemerintah Kota Denpasar dan negara Perancis dalam meningkatkan pembangunan khususnya dalam pengelolaan air bersih dan pengelolaan limbah,” ujarnya.
Sementara Walikota I.B. Ra Dharawijaya Mantra mengucapkan terimakasih atas kunjungan Duta Besar Perancis untuk kedua kalinya di Kota Denpasar. Propinsi Bali bersama Pemerintah Kota Denpasar dan kabupaten lain telah membentuk Sarbagita untuk menangani permasalahan air bersih di Kota Denpasar. Banyak yang mesti dibenahi di kota Denpasar untuk mewujudkan Kota Denpasar sebagai kota idaman seperti masalah perkotaan secara umum, termasuk inprastruktur dan keberadaan penduduk dengan tingkat heterogenitas yang tinggi.

Rai Mantra juga mengatakan di samping hal tersebut, limbah pun tetap menjadi perhatian utama dalam membangun kota Denpasar baik menyangkut penanganan bagi masyarakat maupun dari kalangan pengusaha. Sebagai perusahaan yang juga memberikan layanan jasa, kata Rai Mantra, PDAM Denpasar wajib memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat selaku konsumen. Begitu pula terhadap ketersediaan air dari PDAM yang mesti terpenuhi.

”Bagaimana juga, ketersedian air mesti tetap terjaga sehingga pelanggan tetap mendapatkan air bersih. Begitu pula dengan daftar tunggu yang belum terlayani,” tandasnya.. Sementara terkait pengolahan limbah menurut Rai Mantra telah ditangani lewat Denpasar Sewarage Development Program (DSDP) yang dikelola oleh Pemerintah Propinsi Bali. Dengan pusat pengelolan di daerah Suwung, saat ini sedang dilakukan pengolahan untuk menjadikan air bersih yang nantinya dapat dijadikan menyiram taman. Di samping itu Pemerintah Kota Denpasar juga telah melakukan program sanitasi berbasis masyarakat. Untuk mengetahui lebih dekat tentang pengelolaan limbah rumah tangga, Duta Besar Perancis Corinne Breuze diharapkan dapat mengunjungi langsung lokasi DSDP di kawasan Suwung. (ers)

 

“Taman Nusa”, Destinasi Wisata Baru di Gianyar

Taman Nusainilahbali.com, Gianyar: Satu lagi destinasi wisata berbasis budaya Indonesia hadir di Gianyar Bali, tepatnya di Banjar Blahpane Kelod Desa Sidan. Visi yang diusungnya adalah terwujudnya Taman Nusa sebagai pusat pelestarian dan riset beragam budaya Indonesia.

“Misi Taman Nusa selain melestarikan dan mengembangkan budaya bangsa Indonesia juga memperkenalkan budaya Indonesia secara menyeluruh kepada anak negeri dan bangsa lain,” ujar Direktur Taman Nusa, Borkat Timbulan Lubis,  di sela acara pre-soft operation di Taman Nusa, Sabtu (6/7).

Borkat menjelaskan, di Taman Nusa yang luasnya 15 hektare ini ada 8  kawasan, yakni ada kawasan masa Pra-Sejarah, Masa Perunggu, Masa Kerajaan, Kampung Budaya, Indonesia Awal, Indonesia Merdeka, Indonesia Masa Kini, dan Indonesia Masa Depan.

Di masing-masing kawasan ada sejumlah tampilan seperti di pra-sejarah terdapat goa, batu-batuan, dan batu megalitik. Di Masa Perunggu bisa dijumpai peralatan pertanian dan kehidupan manusia. Sementara di kawasan Masa Kerajaan akan dijumpai candi Borobudur dengan ukuran 400 M2 terdiri dari 3 lantai.

Sedangkan memasuki  kawasan Kampung Budaya, terdapat sekitar 40 rumah tradisional dari berbagai suku/etnis yang menonjol, seperti rumah tradisional Toraja Sulawesi Selatan, rumah tradisional Minangkabau, Mandailing, Maluku Utara, Betawi, Yogyakarta, Gorontalo, Jawa Barat, Minahasa,  Nusa Tenggara Barat termasuk Bali dan lainnya.

“Rumah-rumah tradisional ini hampir semuanya diboyong dari daerah asalnya. Nantinya tiap rumah itu ada penghuninya yang juga asli dari daerah tersebut menetap di Taman Nusa yang sekaligus statusnya sebagai karyawan,” jelas Borkat. Setelah beroperasi, di masing-masing rumah tradisional itu juga akan ada pementasan atraksi kesenian mereka yang dibawakan asli dari masyarakat bersangkutan.

Yang menarik untuk kawasan Indonesia Masa Depan dilengkapi sejumlah museum dan perpustakaan. Misalnya ada museum Kain, museum wayang, museum etnografi Indonesia, serta perpustakaan desain gedung menyerupai sapu lidi yang kini dalam proses pembangunan.

“Jadi Taman Wisata ini antara lain menampilkan panorama perjalanan waktu bangsa Indonesia dari masa ke masa,” ujar Borkat.

Fasilitas pendukung lain di destinasi baru ini  adalah adanya auditorium berkapasitas 250 kursi, restoran Dapur Nusa, cafetaria dan rest area lainnya. Dari tempat ini pengunjung juga bisa menyaksikan keagungan Gunung Agung, persawahan, jurang, hutan, serta sungai di sepanjang areal wisata ini. (ers)

Dr. I Wayan Rika, Pencetak Siswa Pintar

Wayan Rikainilahbali.com, Denpasar : Bagi praktisi ataupun pengamat pendidikan di Bali bahkan nasional khususnya untuk tingkat sekolah menengah, nama I Wayan Rika tentunya tak asing lagi. Nama sosok yang satu ini, setidaknya makin melesat awal Juni 2013 saat pengumuman hasil UN SMA/SMK. Betapa tidak, melalui  tangan ‘dinginnya’, peraih gelar doktor di Universitas Negeri Malang Jawa Timur pada 2011 ini mampu mengantarkan 5 siswa-siswinya masuk dalam 10 besar peraih nilai UN tertinggi tingkat nasional. Dialah I Wayan Rika, 54, Kepala SMA Negeri 4 Denpasar, Bali.

Rika yang berpenampilan rendah hati ini boleh jadi  menjadi satu-satunya kepala sekolah (setingkat SMA) yang memegang jabatan terlama, yakni tahun ini sudah menginjak 15 tahun sejak 1998.  Dalam perjalanan kariernya, Rika tidaklah selalu mulus. Bahkan ketika tahun pertama memegang tampuk kendali sekolah yang ‘bermarkas’ di areal perumahan nasional Munang Maning Denpasar, Rika malah menuai demo dan dihujat habis-habisan oleh ratusan orang tua dan wali siswa yang menentang kebijakannya yang dinilai ‘nyleneh’, yaitu menaikkan uang SPP hingga berlipat ganda.

“Saya masih ingat di awal kebijakan saya, massa melancarkan demo besar-besaran dan menghujat,” ujar Rika mengenang kejadian di awal tahun 2000, dalam perbincangan ringan di ruang kerjanya, pertengahan Juni 2013.Pemicunya gara-gara menaikkan besaran nominal SPP yang semula Rp12 ribu melonjak menjadi Rp40 ribu. Dengan kata lain, dari sekolah yang awalnya dikenal paling murah SPP-nya, mendadak menjadi paling mahal.

Menghadapi gelombang penolakan itu, Rika tak menyerah, malah suami dari Ni Made Rai Sukerti ini tetap kukuh pada obsesinya untuk menjadikan sekolahnya maju yang penuh dengan prestasi. Saat itu salah satu program yang dia canangkan adalah persiapan mengikuti berbagai olimpiade yang tentunya memerlukan biaya cukup tinggi. Dia bertekad  menjadikan sekolah ini memiliki nilai lebih dan berkelas, ibarat tempat makan ya menjadi restoran yang bergengsi.Alhasil, orang tua siswa pun meski terpaksa akhirnya menerima setelah Rika berjanji siap mundur kalau gagal dengan program yang dia canangkan. Tapi penerimaan orang tua saat itu setengah hati terbukti sebagian dari mereka tidak rela bayar SPP. “Bayangkan, sudah tidak mau bayar SPP, mereka  menghujat lagi,” ujar ayah dua putra ini  sambil tersenyum.

Masa pembuktian pun Rika lakukan dengan serius dan kerja keras. Dan pelan  namun pasti, Ketua Pemuda Banjar Semer Kerobokan Kabupaten Badung Bali ini  mencoba membangun ‘iklim’ kultur  kebersamaan di sekolahnya. Dalam kultur yang dia ciptakan itu, Rika mengajak semua guru agar selalu siaga di sekolah sepanjang jam pelajaran sekolah, termasuk dalam kondisi tidak ada jam mengajar.

“Tidak ada guru yang baru datang ke sekolah ketika mau mengajar saja, atau pulang mendahului saat sudah tidak ada jam pelajaran. Semua guru harus tetap bersama-sama di sekolah, ada atau tidak ada jam pelajaran,” ujar Rika.

Merintis kultur seperti ini, diakui Rika tidaklah mudah. Namun pihaknya senantiasa secara terus-menerus menyosialisasikan kepada guru-guru dan pegawainya, mulai dari hal-hal kecil yang menyenangkan seperti makan bersama-sama apapun jenis makannannya. Secara perlahan akhirnya sampai sekarang kultur kebersamaan itu terbentuk sedemikian rupa di sekolah ini. Dalam keseharian, suasana sekolah cenderung ramai hingga sore, apalagi ditunjang sarana seperti kantin yang juga bisa dipakai diskusi siswa atau tempat mengerjakan tugas.

Dalam pengelolaan lembaga pendidikan, menurut Rika, tetap diperlukan perubahan-perubahan yang disesuaikan dengan kondisi zaman. Guru sebagai pengelola sekolah haruslah jeli membaca situasi sesuai perkembangan zaman yang dikaitkan dengan sistem yang diterapkan pemerintah. Dalam hal ini, kata Rika, yg perlu dilakukan adalah bagaimana meningkatkan mutu pendidikan di sekolah. Ada banyak faktornya, antara lain terjalinnya kerja sama dengan pihak-pihak lain seperti orang tua siswa, masyarakat dan lembaga-lembaga lain.

Untuk pencapaian mutu itulah, Rika membuat program peningkatan mutu (quality improvement programme) guna meningkatkan daya saing sekolah melalui siswa baik bidang akademis maupun non akademis di berbagai tingkatan mulai tingkat kabupaten/kota, provinsi, nasional bahkan internasional.

Berangkat dari pijakan ini, lantas dibuatlah klasifikasi siswa berdasarkan bakat dan minat baik akademis maupun non akademis. Untuk mengintensifkan proses pada siswa, Rika merancang kelompok-kelompok yang dia sebut klub sesuai klasifikasi bakat dan minat. Maka lahirlah bermacam klub, seperti klub matematika, fisika, biologi, bahasa Inggris, astronomi, kebumian, komputer, dan bahasa asing (jepang). Untuk memaksimalkan prestasi, pihak sekolah bahkan membijaksanai guru-gurunya bila perlu untuk mengundang konsultan seperti dari kalangan dosen.  Prestasi ini diarahkan untuk merebut even-even olimpiade. Khusus klub-klub ini, guru sekolah
kadang-kadang

“Setelah diuji coba setahun hasilnya cukup bagus, siswa jadi juara baik tingkat kabupaten/kota, provinsi, nasional bahkan internasional. Ini harus terus berlanjut disertai inovasi-inovasi karena teman-teman sekolah lain juga mengejar target lebih tinggi,” ujar Rika yang juga guru bidang Biologi ini.

Selain membentuk model klub, Rika juga menerapkan sistem pengayaan dan remidi yang tujuannya sebagai persiapan bagi siswa dalam menghadapi UN. Program ini dinilai penting mengingat nilai UN mulai tahun ini diintegrasikan untuk masuk ke perguruan tinggi.

Kegiatan ini diselenggarakan sore hari sebanyak tiga kali dalam seminggu. Siswa yang dilibatkan mulai dari kelas X dan XII. Lama kegiatan setiap harinya selama 4 jam pelajaran, atau mulai pukul  pukul 15.00-16.00 wita. “Inilah yang terus kita lakukan inovasi, create agar dapat nilai tertinggi, sehingga kepercayaan pemerintah dan masyarakat makin meningkat,” papar Rika.

Adanya beban tambahan kegiatan mengajar, Rika mengatakan guru-gurunya diberikan insentif. Meski demikian, pihaknya tetap menanamkan nilai-nilai pengabdian, karena kebanggaan seorang guru adalah ketika melihat kesuksesan anak didiknya. “Kita beri pengertian bahwa kebanggan guru bukanlah pada uang, tapi pengabdian untuk kesuksesan siswanya,” kata pria berpenampilan sederhana ini.

Rika juga tak menampik kesuksesan dalam pengelolaan sekolahnya tidak lepas dari kerja sama dan partisipasi dengan orang tua maupun lembaga lainnya. Setelah mampu menunjukkan bukti program terobosannya menjuarai berbagai olimpiade, kepercayaan orang tua makin menguat. Itu sebabnya, kalangan orang tua melalui rapat komite sekolah tak keberatan merogoh uang Rp550 ribu per bulannya untuk anaknya. Ada juga anak-anak dari kalangan miskin tapi berprestasi juga diterima dengan menerapkan subsidi silang. “Kita tetap terbuka bagi siswa miskin yang berprestasi dengan menerapkan subsidi silang,” kata Rika.

Dalam hitung-hitungannya, biaya tiap anak mencapai rata-rata Rp6 juta per tahun. Sekilas terkesan mahal, tapi Rika menilai termasuk murah mengingat program-programnya sangat padat bahkan termasuk ada jalinan kerja sama dengan sekolah-sekolah terkenal di sejumlah negara, seperti India, Korea, Jerman, Singapura, dan dua sekolah di Australia. Program ini dikenal dengan nama ‘Student nad Teacher Exchange Program’ yang dilakukan tiap tahun.

“Saat ini yang masih aktif rutin ada tiga negara yaitu India, Korea, dan Australia, sedangkan Jerman dan Singapura sifatnya tentatif,” ujar Rika. Dalam setiap tahun, ke masing-masing negara dikirim 20 orang, kecuali ke Australia 40 orang karena ada dua sekolah. Selama di negara tersebut, rombongan diberikan layanan akomodasi gratis, kecuali tiket. Sebaliknya pada semester berbeda, pihak SMAN 4 yang jadi  tuan rumah menerima rombongan dari ketiga negara tersebut dan menanggung biaya akomodasinya.

“Program ini sudah berlangsung sejak delapan tahun,” ujar Rika. Kini sekolah yang sempat berlabel RSBI ini semakin diburu lulusan SMP. Padahal pada awal-awal dia memimpin, sekolah ini cenderung dijadikan pilihan terakhir, bahkan SMPN 7 yang tetangganya juga tak tertarik ke sini.

“Betul, dulu peringkatnya kisaran nomor 4 sampai 5 di antara SMA di Denpasar, tapi sekarang malah diburu lulusan dari SMP favorit,” papar Rika sembari tersenyum.

Kendala yang dihadapi dalam pengelolaan sekolah, Rika menyebutkan antara lain sumber daya manusia yang belum terpenuhi, seperti masih menggunakan guru honorer hingga 16 orang dari 70 guru keseluruhan, begitu juga tenaga administrasinya hanya 5 orang PNS. Belum lagi kondisi gedungnya yang lantai bagian terasnya  dari sepuluh kelas belum dikeramik sehingga terkesan kotor. Sementara dana BOS sendiri  dikeluhkan karena datangnya tidak tepat waktu, padahal operasional sekolah begitu siswa sudah mulai sekolah, ya langsung perlu dana saat itu juga. Dia berharap teknis pencairan dana BOS bisa tepat waktu sehingga tidak mengganggu kegiatan sekolah.

Meski demikian, Rika tetap berusaha mengfungsikan dan mengoptimalkan perangkat yang ada. Karena sesuai mottonya, “We are simple people”, dia senantiasa berusaha menyederhakan masalah-masalah yang seberat, sekompleks dan serumit apapun.

Berkat kepiawaiannya dalam memimpin, Rika yang pernah meraih penghargaan Wijaya Kusuma dari Gubernur Bali sebagai Kepala Sekolah Berdedikasi Sekolah Terbaik tingkat provinsi Bali ini mampu mengantarkan SMAN 4 Denpasar sebagai peringkat III dari 15 SMA terbaik di Indonesia versi Kemendikbud pada 2010.

Tidak itu saja, berbagai lomba tingkat internasional pun disabetnya, antara lain tampil sebagai “The Best Speaker English Debate Competition” di Turki  mewakili Indonesia pada 2012. (ers)

Wedakarna Terima Utusan Khusus Pendidikan AS

Arya Wedakarnainilahbali.com, Denpasar: Tidak banyak yang tahu, bahwa jika orang tua berani menyekolahkan putra putri mereka di jenjang SMA, seharusnya para orang tua harus mempunyai rencana jelas bahwa setamat SMA, putra putri mereka wajib untuk meneruskan ke perguruan tinggi. Mengingat lulusan SMA tidak memiliki skill dan kemampuan bekerja langsung. Hal itu berbeda dengan lulusan SMK, yang selama 3 tahun ditempa menjadi pekerja didunia industri.

Namun sayangnya, lulusan SMA/SMK didunia industri akan sulit mengandalkan ijazah SMK belaka, mengingat diperlukan promosi karir dan jenjang penghasilan yang lebih besar, dan itu bisa didapat jika SDM sudah mendapatkan gelar Sarjana (S1), belum lagi lulusan SMA/SMK disinyalir akan berjuang melawan sistem outsourcing ( Tenaga Kontrak ) yang merugikan masa depan. Namun solusi akan hal itu disampaikan oleh Dr. Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna Mahendradatta Wedasteraputra Suyasa III ( Rektor Univ.Mahendradatta Bali ) disela – sela menerima  Mr.Marshall S Smith ( Hon.Under Secretary of The US Department Of Education dibawah pemerintahan Presiden AS Obama), Senin (30/6).

Ia mengatakan bahwa lulusan SMK dapat dan sangat mungkin untuk kuliah S1, mengingat kebutuhan dunia global akan lulusan Bachelor – Undergaduate Degree (S1). ”Saya himbau kepada orang tua Bali dan para lulusan SMK baik negeri atau swasta, jika memungkinkan jangan menunda kuliah. Sebisa mungkin bekerjalah sambil kuliah,” tandas Wedakarna. .

Kata Wedakarnaa, dimanapun kuliah bagus, asalkan saya minta kuliah diprogram S1 ( Sarjana ), sesegera mungkin anak muda Bali harus menjadi sarjana, magister dan doktor. Bali perlu orang pintar untuk merebut pusat – pusat ekonomi yang sudah dikuasai oleh orang luar Bali. Dan tidak ada yang melarang, lulusan SMK bisa jadi sarjana, justru jika lulusan SMK bisa jadi sarjana ekonomi, sarjana teknik, sarjana hukum, sarjasna sosial Politik itu akan menghasilkan generasi yang hebat sekali. Begitu juga lulusan SMA, karena lulusan SMA menurut aturan seharusnya langsung ke perguruan tinggi karena tidak punya skill. Jadi rugi besar  jika lulus SMA tapi tidak ke PT, karena hanya akan diombang ambingkan oleh perusahaan. “Kasian generasi muda Bali, pakai ijazah SMA/SMK dari kampung, gaji tidak naik – naik, promosi karir terhambat dan status kerja kontrak. Saya tidak rela jika anak – anak  Bali menderita karena kurang cerdas berstrategi akan pendidikan,”  ungkap Dr. Arya Wedakarna yang juga Sekretaris Asosiasi Perguruan Tinggi Seluruh Indonesia (APTISI Bali) ini.

Lalu bagaimana solusinya ? ”Di Bali ini ada 60 perguruan tinggi. Dan jangan jadikan kemiskinan sebagai halangan untuk sekolah. Sebagian dari PTN / PTS di Bali sudah ada program beasiswa. Silakan datangi kampus dan tanya. Astungkara dengan gotong royong kita bisa saling membantu. Tahun ini Universitas Mahendradatta Bali menyediakan 1000 Beasiswa S1 di Fakultas Ekonomi, Hukum, Teknik, Sosial Politik untuk lulusan SMA/SMK.

“Anak muda bisa kuliah pagi / sore dengan bebas biaya hingga semester VIII. Manfaatkan kesempatan ini, anak desa harus bisa kuliah. Bangkitkan rasa jengah Bali, rasa jengah itu bisa dilawan dengan mencerdaskan diri sendiri. Kalau sudah cerdas, maka tidak akan tergantung lagi pada siapapun. Ini dinamakan Berdikari ala Bung Karno.”ungkap Direktur Eksekutif Asosiasi BP-PTSI Bali. (ers)

Unmar Kembali Programkan 1000 Beasiswa Senilai Rp25,6 M

Arya Wedakarnainilahbali.com, Denpasar: Universitas Mahendradatta (Unmar) Bali (d/h Marhaen) kembali meluncurkan 1000 beasiswa untuk Strata 1 ( S1 ) di 4 Fakultas yang dimilikinya, yakni Fakultas Hukum, Ilmu Sosial Politik, Ekonomi dan Fakultas Teknik Industri. Niilai beasiswa itu  mencapai Rp 25,6 juta per orang atau totalnya Rp 25,6 milyar selama setahun yang tersebar secara adil merata di 9 Kabupaen / Kota se-Bali.

Hal ini disampaikan oleh Rektor Unmar, Dr.Shri I Gst Ngrh Arya Wedakarna MWS III,SE (MTRU),M.Si di kampusnya di Denpasar, Rabu (26/6).

”Untuk kedua belas kalinya sejak 2001, Unmar meluncurkan program beasiswa untuk generasi muda di Bali agar dapat menikmati kuliah tanpa biaya sampai semester VIII. Selain itu kita subsidi juga pada saat program akhir yakni KKN, skripsi hingga wisuda. Ini hasil kerja sama Unmar dengan sejumlah tokoh dunia dan lembaga internasional yang bekerja sama baik dengan Unmar,” ungkap Dr. Arya Wedakarna.

Rektor termuda di Indonesia ini juga menekankan kepada civitas akademikanya khususnya Koodinator LP2M bahwa tugas utama mereka adalah menyosialisasikan pentingnya pendidikan tinggi setara S1 untuk generasi muda di daerah, dan mengubah karakter instan anak muda Bali.

”Saat ini didesa – desa, lulusan SMA/SMK terjangkit karakter instan untuk tidak kuliah S1. Tapi mereka hanya mengambil kuliah singkat Diploma atau semacam lembaga kursus dengan iming-iming cepat bekerja. Mereka tidak menyadari,bahwa mereka akan kesulitan mencari kerja di atas usia 30 tahun. Dunia kerja membutuhkan leader yang sarjana, karena ilmu manajemen itu didapat di universitas.

Tidak ada perusahaan atau institusi yang mengizinkan lulusan SMA/SMK atau diploma untuk memegang posisi kunci. Promosi karir itu bisa dicapai dengan gelar sarjana dan master. Dan Unmar ingin menyelamatkan anak muda Bali jadi sarjana,” tegas Wedakarna yang juga sebagai Sekretaris Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta (Aptisi) Bali ini.

Hal senada diungkap oleh Drs.Abdul Samad, SE,MM ( Wakil Rektor III Unmar ) yang menyatakan bahwa Unmar memberikan kesempatan pada anak muda sampai usia 25 tahun  baik yang sudah bekerja atau  belum bekerja untuk dapat bekerja sambil kuliah.

”Masyarakat dapat mencari informasi ini di kampus pusat atau kantor LP2M di seluruh Bali. Kuota 1000 Beasiswa ini diperuntukkan untuk lulusan SMA/SMK atau Kejar Paket C dari berbagai latar belakang. Manfaatkan kuliah tanpa biaya ini dengan maksimal, karena masa depan Bali terletak pada generasi cerdasnya. Apalagi sistem yang dipakai adalah sistem paket beasiswa yakni jaminan tamat dalam 3,5 – 4 tahun. Ayo jadi sarjana untuk Bali The Island of Science,” tandas Abdul Samad.

Unmar yang tercatat sebagai perguruan tinggi tertua di Bali ini sekarang  memiliki kurang lebih 242 dosen peneliti di seluruh Bali. Semua akan dimaksimalkan untuk kesuksesan target Jubileum 50 Tahun Emas 2013. Apalagi Unmar sudah terakreditasi, dan mendapat gelar APTISI Award serta  PTS Terbaik II dari Kopertis Wilayah VIII. (ers)

500 Pelanggan Terima BlackBerry Q10 AXIS

BB Q10 Pick up orderinilahbali.com:  AXIS, operator online terkemuka di Indonesia, hari ini menyerahkan BlackBerry Q10 baru kepada pelanggan yang telah melakukan pemesanan awal. Hari ini, 500 pelanggan pertama yang beruntung telah mengambil BlackBerry Q10 mereka di Menara AXIS, Jakarta (25/6).

“Kami menerima tanggapan luar biasa terhadap penawaran untuk pemesanan awal BlackBerry Q10 sejak pertama kali diluncurkan di pasar. Hari ini, kami senang dapat menyerahkan smartphone BlackBerry Q10 yang telah dinantikan kepada pelanggan kami dan memberikan kesempatan bagi mereka untuk menjadi pengguna BlackBerry Q10 pertama,” komentar Daniel Horan, Chief Marketing Officer AXIS.

Daniel menambahkan, dengan didukung oleh jaringan mobile broadband yang berkualitas dari AXIS, merasa yakin pelanggannya akan mendapatkan  pengalaman terbaik dari smartphone BlackBerry Q10 di jaringan AXIS dengan paket BlackBerry 10 unlimited.

Smartphone BlackBerry Q10 menggabungkan kekuatan dari platform BlackBerry® 10 dengan keyboard fisik dan layar sentuh. Perpaduan dari perangkat keras berteknologi tinggi, fitur komunikasi dan multimedia, BlackBerry Q10 dirancang untuk mendukung mobilitas pelanggan.

Bagi pengguna BlackBerry Q10, AXIS juga menyediakan paket layanan BlackBerry 10 yang paling terjangkau dengan keuntungan lain seperti GRATIS telepon dan SMS.

*123*010# dan memilih paket yang diinginkan dan sesuai dengan kebutuhan mereka

Informasi lebih lanjut tentang AXIS dan penawaran menarik lainnya dapat diakses di www.axisworld.co.id

 Tentang AXIS

AXIS meluncurkan layanannya pada April 2008 dan kini telah tersedia di pulau-pulau besar Indonesia, termasuk Jawa, Bali, Lombok, Sumatra Barat, Sumatra Utara dan Riau. Berkantor pusat di Jakarta, AXIS merupakan operator seluler 2G dan 3G dengan pertumbuhan tercepat di Indonesia, melayani lebih dari 17 juta pelanggan telepon seluler, didukung oleh lebih dari 800 pegawai yang berdedikasi.

Visi AXIS adalah menyediakan komunikasi yang terjangkau bagi semua orang di Indonesia. Sejalan dengan visi ini, perusahaan secara agresif melakukan ekspansi layanan dan jangkauannya ke seluruh wilayah negara. Layanan mobile broadband dengan kecepatan tinggi AXIS telah diluncurkan di berbagai kota besar di Indonesia  dan akan dilanjutkan ke wilayah lainnya. Informasi lebih rinci mengenai AXIS dapat diakses melalui www.axisworld.co.I’d. (ers/*)

Rayakan Ramadhan, Archipelago International Gratiskan 30 Ribu Kamar

Aston Kutainilahbali.com, Jakarta: Archipelago International merayakan bulan suci Ramadhan tahun ini dengan memberikan lebih dari 30 000 kamar gratis bermalam di lebih dari 50 hotel Grand Aston, Aston, Aston City, Quest, fave dan NEO di Indonesia.

Promosi kamar khusus ini adalah promosi “stay 2 pay 1” dan diluncurkan atas kerja sama dengan beberapa agen perjalanan Indonesia yang cukup bergengsi yaitu AntaVaya Tour, Bayu Buana, KAHA Tours, Haryono Tour dan Nusantara Tour yang akan menawar para pelanggan untuk menginap 2 malam dengan hanya membayar tarif 1 malam.

Promosi ini berlaku di 54 hotel yang dikelola Archipelago dimana masing-masing hotel mengalokasikan minimal 20 kamar setiap harinya yang diberikan secara cuma-cuma namun dengan ketentuan untuk pemesanan periode 1 Juni sampai dengan 31 Juli 2013 dan periode perjalanan dari 8 Juli hingga 4 Agustus 2013.

Terdapat syarat dan ketentuan yang berlaku dan promosi ini tidak dapat digunakan untuk vila Kamuela milik Archipelago di Bali serta Grand Aston City Hall Medan, Aston Marina Jakarta dan Aston Jayapura yang sering penuh dipesan.

Wakil Presiden Penjualan dan Pemasaran Archipelago International, Mr. Norbert Vas, mengatakan: “Dengan menawarkan promosi menginap 2 malam hanya membayar 1 malam dari harga kamar yang lebih murah dari harga paket Ramadhan, tujuan kami bukanlah mencari keuntungan, namun kami ingin mengucapkan terima kasih kepada para pelanggan setia, serta untuk menarik wisatawan yang mungkin belum pernah menginap di hotel kami untuk dapat memberikan kami kesempatan mendapatkan loyalitas mereka.”

Mengenai Archipelago International
Archipelago International (yang sebelumnya dikenal sebagai Aston International) merupakan salah satu operator hotel terkemuka di Indonesia dengan portofolio memiliki lebih dari 60 hotel dan 12.000 kamar serta lebih dari 90 properti sedang dalam pembangunan di Indonesia, Filipina dan Malaysia.

Archipelago International mengoperasikan beberapa Hotel dengan nama bran hotel Grand Aston, Aston, Aston City, Alana, Harper, Quest, favehotels, NEO dan Kamuela yang menawarkan pilihan dari vila mewah dengan kolam renang pribadi hingga apartemen dan hotel kelas ekonomi layanan terpilih. Dengan demikian para wisatawan Indonesia dapat menikmati jaringan hotel yang terbesar dan terlengkap. (ers/*)

Coca-Cola, Quiksilver, dan Garuda Indonesia Gelar “Bali’s Big Eco Weekend”

Bali’s Big Eco Weekend inilahbali.com, Kuta: Ribuan orang rela ‘mengotori’ tangan mereka untuk membersihkan pantai Kuta, Bali. Coca-Cola Amatil Indonesia, Quiksilver, dan Garuda Indonesia mengumpulkan karyawan, pelanggan, masyarakat, dan turis untuk mengikuti rangkaian aktivitas ramah lingkungan, seperti memungut sampah, menanam pohon, dan mengembalikan bayi penyu ke laut.

Dalam acara bertajuk “Bali’s Big Eco Weekend”, karyawan dan pelanggan dari ketiga perusahaan bergabung dengan warga setempat dan wisatawan untuk bersama-sama membersihkan sampah di pesisir pantai Kuta. Dalam satu jam saja, partisipan berhasil mengumpulkan total 220 kg sampah. Jumlah ini lebih sedikit dibandingkan total sampah yang berhasil dikumpulkan di acara Bali’s Big Eco Weekend tahun lalu, menunjukkan keberhasilan program Bali Beach Clean Up yang telah dijalankan dan diharapkan dapat semakin dikembangkan di tahun-tahun mendatang, menghasilkan pantai-pantai Bali yang bersih dan bebas sampah di masa depan.

Sesi ini kemudian dilanjutkan dengan mendonasikan 500 buah pohon kepada pemimpin masyarakat (Bendesa Adat)pantai Kuta, Seminyak, Legian, Jimbaran, dan Kedonganan, kemudian melepaskan 1.000 bayi penyu ke habitat asalnya.

“Kami sangat terinspirasi melihat masyarakat bekerja sama untuk membuat lingkungan menjadi lebih bersih, sehat, dan bahkan lebih indah dari sebelumnya,” kata Erich Rey, Presiden Direktur Coca-Cola Amatil Indonesia,

“Bali’s Big Eco Weekend memang didesain untuk mengumpulkan semua stakeholder, termasuk pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat untuk melestarikan keindahan pantai yang memiliki peran besar bagi pariwisata Indonesia dan pertumbuhan ekonomi masyarakatnya.”

Sarat akan reputasi internasional, Bali masih terus menjadi destinasi favorit bagi para turis lokal dan internasional, menarik 3 juta wisatawan pada tahun 2012. Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) Bali, negara pemasok turis terbesar ke Bali di tahun 2012 adalah Australia, berkontribusi 27% terhadap jumlah total wisawatan. Ini mengapa di tahun ini, Bali’s Big Eco Weekend spesifik mengundang juara dunia selancar asal Australia seperti Mark Richards dan Martin Potter, dan ikon selancar lainnya seperti Jake Paterson, Matt Hoy, Peter McCabe dan Simon Anderson, yang diharapkan bisa memberikan contoh serupa bagi penggemar di negara asal mereka.Musisi dan aktivis lingkungan, Melanie Subono, termasuk dari salah satu relawan yang turut berpartisipasi.

“Quiksilver Indonesia, sebagai perusahaan yang sejarahnya didirikan oleh para peselancar, telah lama memperhatikan dan berpartisipasi aktif dalam mewujudkan keberlanjutan lingkungan Pulau Bali, dan merasa bangga bisa mengundang para peselancar kancah dunia untuk acara ini. Partisipasi mereka tentu akan menyebarkan pesan lebih luas lagi, dan kesempatan bagi mereka bertanding melawan peselancar lokal di Uluwatu besok diharapkan bisa meningkatkan kepedulian komunitas surfing terhadap kebersihan pantai di Indonesia, selain pantai Kuta,” kata Paul Hutson, CEO Quiksilver Asia Tenggara.

Bali’s Big Eco Weekend pertama kali diselenggarakan di tahun 2010, sebagai aksi berkelanjutan dari Bali Beach Clean Up Program. Meski dibumbui dengan rangkaian aktivitas menyenangkan, agenda utama acara ini selalu difokuskan pada pesan serius—yakni membersihkan pantai dan melestarikan penyu laut. Tahun lalu, Bali’s Big Eco Weekend berhasil mengumpukan lebih dari 1 kg sampah dalam kurang dari 1 jam, serta mengembalikan 1,200 bayi penyu ke habitat asalnya. Tahun ini, PT. Garuda Indonesia, Tbk., menambah inisiatif penanaman 500 pohon untuk meningkatkan estetika area pantai, menambah ruang berteduh, dan yang terpenting, membantu memperlambat erosi pantai.

PT. Garuda Indonesia (Persero), Tbk. ikut berperan dalam program ini untuk pertama kalinya pada bulan Desember 2012, dengan mendonasikan dua (2) unit Beach Surf Rake yang dapat mengangkut berbagai jenis sampah dari pasir dengan cepat dan mudah, bahkan sampah-sampah kecil seperti puntung rokok. PT. Garuda Indonesia (Persero), Tbk. lalu memutuskan untuk bergabung sepenuhnya dalam program ini pada tahun 2013, sebagai bagian dari komitmennya untuk selalu mendukung kegiatan dan program yang bertujuan untuk pelestarian lingkungan.

Heriyanto, EVP Human Capital and Corporate Affairs Garuda Indonesia mengatakan bahwa sebagai sebuah badan usaha, selain fokus pada bisnis utamanya, Garuda Indonesia juga memiliki kepedulian tinggi terhadap isu-isu sosial dan lingkungan di abad 21 ini. “Bali Beach Clean Up Program merupakan salah satu upaya Garuda Indonesia untuk membantu perbaikan dan pelestarian alam Pulau Bali, terutama melihat dari semakin meningkatnya jumlah wisatawan yang bepergian dari dan menuju Bali, yang juga menjadi salah satu pasar utama Garuda,” Heriyanto menambahkan.
Di pagi harinya, sebuah workshop juga diselenggarakan khusus untuk membahas mengenai solusi manajemen sampah secara berkelanjutan. Mark Riddiford dari Greenenz Resources Ltd, New Zealand., melakukan presentasi di depan berbagai NGO lingkungan mengenai teknologi dan inovasi yang bisa diterapkan di Indonesia untuk menangani masalah sampah secara tuntas, sekaligus mampu memberikan dampak ekonomi kepada masyarakat sekitarnya.

“Kebersihan adalah aspek penting yang bisa meningkatkan daya saing destinasi pariwisata,” lanjut Erich Rey,
Coca-Cola, Quiksilver, dan Garuda Indonesia berkomitmen untuk mengidentifikasi solusi berkelanjutan bagi pelestarian lingkungan di mana bisnis kami beroperasi, karena kami percaya bahwa langkah-langkah kecil bisa mendatangkan perubahan yang besar, dan mengambil sebuah tindakan selalu lebih baik daripada tidak melakukan apa pun.

Tentang Bali Beach Clean Up

Bali Beach Clean Up (BBCU) pertama kali dibentuk pada tahun 2008 oleh Coca-Cola Amatil Indonesia dan Quiksilver untuk membantu menangani salah satu masalah utama di Bali, yaitu jumlah sampah yang terus meningkat. PT. Garuda Indonesia (Persero), Tbk. pertama kali mengambil bagian dalam program ini di tahun 2012, dengan mendonasikan dua unit Beach Surf Rake yang dapat mengangkat berbagai jenis sampah dari atas pasir dengan instan, termasuk sampah seperti puntung rokok dan plastik kecil lainnya.

Pada tahun 2013, PT. Garuda Indonesia (Persero), Tbk. menjadi partner penuh dalam program ini sebagai upaya dalam mendukung berbagai program pelestarian lingkungan.
Melalui kemitraan yang erat dengan Bendesa Adat Kuta, Legian, Seminyak, Jimbaran, dan Kedonganan, BBCU telah berkembang menjadi sebuah program harian, dengan 74 kru pembersih pantai yang setiap hari membersihkan 9,7 km garis pantai yang paling ramai di Bali. Program ini juga menginvestasikan 4 buah traktor, 3 buah truk, dan menempatkan lebih dari 300 buah tong sampah.

Di tahun 2013 saja, BBCU telah mengumpulkan kurang lebih 1 juta kg sampah dari lima pantai di Bali, Kuta, Jimbaran, Legian, Seminyak, dan Kedonganan, menambahkan total 14 juta kg sampah yang telah dikumpulkan sejak program ini dimulai.(ers/*)

 

Panghegar Group Ekspansi Bisnis Villa di Bali

Panghegar Groupinilahbali.com, Gianyar: Panghegar Group (PG), sebuah perusahaan properti yang berpusat di Bandung, tahun ini  mencoba ekspansi  ke Bali. Melalui anak perusahannya di bidang properti di Bali, PG menggarap pembangunan  villa tepatnya di kawasan pantai Purnama Desa Ketewel kabupaten Gianyar, Bali.

Pengembangan  bisnis villa ini sekaligus yang pertama dilakukan PG di luar pulau Jawa. Sebelumnya memang pernah di Pekanbaru
dan Makassar tapi sudah dijual.

“Bisnis villa di Bali ini merupakan ekspansi yang pertama  di
luar pulau Jawa,” kata  Presiden Direktur PT Panghegar Group, Cecep Rukmana, usai acara peletakan batu pertama Villa Purnama di Gianyar Bali, Rabu (12/6).

Cecep mengatakan, villa yang yang dibangun di atas lahan 1 hektare itu jumlahnya 30 unit dengan total investasi Rp60 miliar.  pembangunan villa ini ditargetkan rampung dalam 14 bulan ke depan dan direncanakan Juni 2013 sudah beroperasi. “Kami targetkan villa sudah rampung dan beroperasi pada Juni tahun depan,” ujarnya.

Dalam pemasarannya, Cecep mengatakan lebih fokus membidik pasar Korea, Jepang, China dan Eropa, yang lebih spesifik lagi pada konsep ‘honeymoon’.

“Kami optimistis konsep honeymoon ini akan diminati kalangan wisatawan
Korea, Jepang, China dan Eropa terutama bagi yang berwisata honeymoon,” papar  Cecep. Tarif per malam ditawarkan US $ 300 per unit, namun pada masa promosi ditawarkan US $ 200.

Dengan lokasi yang dinilai ‘istimewa’ karena berada di tengah-tengah sawah dan sekaligus di tepi pantai Purnama, maka diyakini akan sangat memuaskan tamu yang menginap. “Terus terang lokasi seperti ini jarang ditemukan, berada di tengah sawah dan sekaligus dipinggir pantai,” ujarnya.

Untuk itu pihaknya akan berusaha mempertahankan suasana villanya yang berada dalam perpaduan panorama sawah dan laut dengan menjalin kerja sama dengan petani. (ers)