Monthly Archives: November 2013

Sarasehan KSPN

Pro Kontra KSPN, Gubernur Usul Larangan Wisatawan ke Pura

Sarasehan KSPNinilahbali.com, Denpasar: Ada yang sedikit mengejutkan pada acara sarasehan bertajuk “Pembangunan Pariwisata Bali ke Depan” yang digelar di Gedung Kertha Sabha Rumah Jabatan Gubernur Bali, Selasa (5/11).

Siapa nyana, di akhir acara, setelah terjadi pro dan kontra dari kalangan tokoh terhadap program KSPN (kawasan strategis pariwisata nasional), Gubernur Bali Made Mangku Pastika melontarkan gagasan atau usulan Pura dalam radius tertentu tidak boleh dikunjungi wisatawan.

“Kita wajib untuk menjaga semuanya (kesucian Pura) itu. Kalau perlu barangkali dan kami harus berbicara dengan kalangan pariwisata, pura itu dalam radius tertentu tidak boleh didatangi wisatawan,” ujar Pastika.

Dalam pandangan Pastika, mengeluarkan Pura sebagai daya tarik wisata itu dinilai cara paling aman untuk menjaga kesucian pura karena tidak ada yang bisa menjamin setiap wisatawan (wanita) yang datang itu sedang tidak datang bulan.

“Jadi kesimpulan saya, mungkin sudah saatnya Pura itu tidak boleh lagi dikunjungi wisatawan. Jadi stop saja Pura Besakih, Batur dan minimal Pura Sad Kahyangan sebagai daya tarik wisata, minimal lima tahun ke depan selama pemerintahan saya,” papar Gubernur Pastika.

Gubernur yang eks transmigran ini menyadari bahwa pura memang untuk kegiatan bersembahyang, dan jika didatangi banyak orang, maka mereka yang bersembahyang bisa terganggu.

Tidak hanya wisatawan, bahkan di sekitar Pura juga bermunculan pedagang dengan dagangan yang tak berhubungan langsung dengan kepentingan persembahyangan. Misalnya jualan sepatu, hingga pakaian dalam wanita yang tergantung. Ada juga pedagang yang memutar lagu-lagu bersuara keras yang semua ini bias menganggu kkekhusyukan umat bersembahyang.

Terkait berbagai masukan dalam sarasehan itu, Pastika sependapat akan segera membentuk tim pengkajian terhadap usulannya itu dan upaya terbaik menyikapi persoalan KSPN. Di sisi lain, akan dibentuk semacam lembaga otoritas yang mengurusi penataan pura selama tidak dijadikan daya tarik wisata.

Bahkan Gubernur Pastika segera akan melaporkan masalah KSPN ini kepada presiden untuk ditunda karena belum bisa dilaksanakan. “Besok (Rabu) Bapak Presiden ke Bali, saya akan laporkan PP No 50/2011 belum bias dilaksanakan di Bali,” ujar Mangku Pastika.

Seperti diketahui, pada sarasehan ini yang menjadi pokok bahasan adalah KSPN Besakih-Gunung Agung dari 11 KSPN di Bali yang belakangan ini menjadi polemik berkepanjangan. Di antara pendapat yang kontra mengusulkan agar khusus KSPN Besakih-Gunung Agung dan sekitarnya agar dikeluarkan atau direvisi karena dinilai nantinya ada celah untuk pembangunan faslitas pariwisata yang pada gilirannya berpotensi mengontaminasi kesucian Pura Besakih.

Sebelumnya, Kepala Badan Pengembangan SDM Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Prof I Gde Pitana yang tampil sebagai narasumber utama memaparkan, secara nasional KSPN yang diatur dalam PP No 50/2011 tentang Rencana Induk Pariwisata Nasional, menetapkan 88 KSPN, 222 kawasan pengembangan pariwsata nasional (KPPN), dan 50 destinasi pariwisata nasional (DPN).

“Sewaktu pembahasan, banyak daerah yang berebut agar daerahnya bisa masuk dalam KSPN,” ujar Pitana. (der)

Pura Besakih

Pro dan Kontra, KSPN di Bali Belum Bisa Dilaksanakan

Pura Besakihinilahbali.com, Denpasar: Masih adanya sikap pro dan kontra, Gubernur Bali Made Mangku Pastika meminta agar program pengembangan kawasan strategis pariwisata nasional (KSPN) ditunda karena belum bisa dilaksanakan.

“Tidak hanya untuk kawasan Besakih, tapi ke-11 KSPN belum bisa dilaksanakan,” tandas Gubernur Made Mangku Pastika di hadapan sekitar seratus peserta sarasehan bertajuk “Pembangunan Pariwisata Bali ke Depan” di Gedung Kertha Sabha Rumah Dinas Gubernur Bali, Selasa (5/11).

Belum bisa dilaksanakannya KSPN tersebut, setelah mendengar berbagai pandangan dan masukan dari berbagai tokoh peserta sarasehan. Mengapa ke-11 KSPN belum bisa dilaksanakan, karena hampir semua yang ditetapkan dalam 11 KSPN tersebut ada Pura (tempat suci agama Hindu), yang selama ini memicu sikap pro dan kontra seperti di kawasan Besakih Kabupaten karangasem.

Khusus untuk kawasan Besakih-Gunung Agung dan sekitarnya yang masuk sebagai salah satu KSPN di Bali telah menimbulkan pro dan kontra. Bahkan dari Sabha Pandita (kelompok sulinggih/pendeta) Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali juga sudah tegas menolaknya.

Dari hasil diskusi yang berkembang pada sarasehan itu, Gubernur Pastika pun menyatakan akan segera menyampaikan ke presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

“Kebetulan besok (Rabu, 6/11) Bapak Presiden dating ke Bali, saya akan laporkan KSPN di Bali belum bisa dilaksanakan,” ujar Gubernur Pastika.

Soal penolakan belum bisa melaksanakan, Gubernur Pastika mengaku juga pernah melakukan hal yang sama ketika diberlakukannya UU Anti Pornografi dan Anti Porno Aksi. “Dulu saya juga pernah mengatakan Bali tidak bisa melaksanakan UU Anti Pornografi,” ujar mantan Kapolda Bali ini.

Terhadap dana Rp5 miliar yang sudah dikucurkan pemerintah pusat dalam program KSPN, Gubernur minta agar dikembalikan dulu mengingat proyek KSPN belum bisa dilaksanakan.

I Gde Pitana, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, yang menjadi narasumber utama pada sarasehan itu mengatakan program KSPN itu bukanlah dimaksudkan untuk pembangunan fasilitas pariwisata seperti hotel.

Dalam program ini, Provinsi Bali mendapatkan jatah 11 KSPN yang tersebar di hampir seluruh kabupaten/kota di Bali, yang salah satunya adalah kawasan Besakih-Gunung Agung dan sekitarnya.

Penetapan 11 KSPN di Bali tersebut sesuai hasil rapat sinkronisasi dan harmonisasi pemerintah pusat dengan berbagai komponen masyarakat Bali yang dilakukan sejak tahun 2010 hingga pertengahan 2011.

“Pada saat pembahasan, banyak daerah yang berebut agar daerahnya bisa masuk dalam KSPN,” ujar Pitana. Semua hasil penetapan itu diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) No 50 Tahun 2011.

Pitana juga merinci di seluruh Indonesia ditetapkan 88 KSPN, 222 kawasan pengembangan pariwisata nasional (KPPN) dan 50 destinasi pariwisata nasional (DPN). (der)

Rumah Pintar ditinjau Ny Menokesra

Rumah Pintar di Karangasem Akan Diresmikan Ani Yudhoyono

Rumah Pintar ditinjau Ny Menokesrainilahbali.com, Karangasem: Rumah Pintar di Kabupaten Karangasem, Bali sesuai jadwal akan diresmikan Ibu Negara Ani Yudhoyono pada 24 November 2013 serangkaian kunjungan kerja Presiden SB Yudhoyono di kabupaten ujung timur pulau Bali tersebut.

Serangkaian agenda tersebut, segala persiapan pun telah dilakukan jajaran Pemkab karangasem. Bahkan guna memastikan kesiapan di Rumah Pintar yang merupakan satu-satunya di Karangasem ini, Nyonya Menko Kesra Agung Laksono didampingi sejumlah pengurus Solidaritas Ibu-Ibu Kabinet Indonesia Bersatu (Sikib II), Rabu (30/10) turut turun ke lokasi melakukan pengecekan.

Ketika tiba di lokasi Dusun Muntigunung, Desa Tianyar Barat, Kecamatan Kubu, Nyonya Menko Kesra yang diterima Nyonya Sujani Geredeg dan Nyonya Sumawati Sukerana, langsung memeriksa perlengkapan rumah pintar.

Yang menjadi perhatian utama antara lain masalah kekurangan buku, foto kepala negara, an ketersediaan aliran listrik. Sementara persiapan fisik gedung sejak selesai sudah disempurnakan antara lain bagian anak tangga yang sebelumnya tidak ideal, cat tembok sudah dilukis, fasilitas permainan, sarana rak buku dan mobuler lainnya.

Untuk kegiatan proses belajar di rumah pintar ini nantinya diikuti oleh anak-anak TK, siswa-siswi SD putus sekolah, remaja dan kalangan orang dewasa (umum). Kegiatan pameran yang dipersiapkan seperti anyaman ate, pembuatan ingka, serobong daksina, kerajinan dodol mete dan kacang mete, pembuatan klatkat, belajar nabuh gamelan gong, belajar menari Bali, membuat saab tutup banten, pembuatan kotak souvenir daun lontar, pembuatan aksesoris lukisan dan kap lampu dari buah Bila yang difinishing di pengepul daerah seni Gianyar.

Ketua Rumah Pintar, Ni Nengah Sari, S.Pd, M.Ag, menambahkan, kegiatan rumah pintar berlangsung semenjak pagi hari dengan aktivitas murid – murid TK, disusul kegiatan belajar kejar paket baik A, B maupu C, kegiatan mengayam, belajar kriya komputer, kriya panggung setiap sore hari.

Sumber dana kegiatan rumah pintar dibantu pemeritah pusat, sedangkan dari daerah ada di leading sektor ditangani Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa (BPMPD). Sedagkan pameran hasil produksi seputar desa Muntigunung yang dipersiapkan meliputi hasil bidang pertanian dalam arti luas, kerajinan maupun ketrampilan.

Kegiatan Kejar Paket A, B dan C adalah merupakan anak-anak dari kalangan kurang mampu dan gelandangan pengemis (gepeng) dngan mengutamakan menyasar anak-anak miskin putus sekolah. Sejumlah instansi yang terlibat secara terpadu antara lain Disprindag, Disdikpora, Diskominfo, Dinas Sosial, Kantor Arsip Daerah dan Perpustakaan (KPAD), Disbudpar, Bagian Kesra dengan difasilitasi PKK Kab. Karangasem.

Rumah pintar yang lebih dikhususkan bagi anak-anak kurang mampu di Muntigunung ini sumber dananya dari pemerintah pusat yang seluruhya mencapai sekitar Rp 500 juta. (der)

Kantor KPU Bali

DPT Perbaikan di Bali Menyusut Jadi 2.941.157 Orang

Kantor KPU Baliinilahbali.com, Denpasar: Setelah dilakukan perbaikan melalui verfikasi faktual ulang, akhirnya DPT Pemilu 2014 di Bali menyusut lagi. Dalam plenonya, KPU Bali menetapkan DPT Pemilu 2014 di Bali menjadi 2.941.157 pemilih atau berkurang 1.028 pemilih dibandingkan yang ditetapkan pada 20 Oktober sebanyak 2.942.185 pemilih.

“Setelah dilakukan verifikasi faktual ulang, DPT Pemilu 2014 di Bali menjadi 2.941.157 pemilih atau berkurang 1.028 pemilih,” ujar Ketua KPU Bali, Dewa Kade Wiarsa Raka Sandi, usai rapat pleno KPU Bali, Senin (2/11).

Menurut Raka Sandi, temuan pada verifikasi faktual tersebut, memang ada yang benar-benar pemilih ganda, sehingga dihapus. Namun sebaliknya ada juga pemilih yang benar-benar ada walaupun seblumnya tanpa NIK maupun NKK.

Semua pemilih yang tercatat dalam DPT tersebut tersebar di 8.094 unit tempat pemungutan suara (TPS) di seluruh Bali. Pemilih terbanyak berdasarkan kabupaten/kota tercatat Buleleng yakni mencapai 532.619 pemilih yang disusul Kota Denpasar 407.552 pemilih, dan peringkat ketiga di Kabupaten Karangasem sebanyak 378.663 orang.

Perbaikan DPT ini, kata Dewa Sandi, adalah sebagai tindak lanjut atas terbitnya SE dari KPU yang ditengarai masih ada pemilih yang tercatat ganda maupun sebaliknya tercecer.

Seperti diketahui, data DPT perbaikan ini merupakan data yang ketiga kalinya yang pernah dikeluarkan KPU Bali, setelah yang pertama pada 13 Oktober muncul angka 2.943.901 pemilih, kemudian melalui pleno pada 20 Oktober berkurang menjadi 2.942.185 orang, dan terakhir bmenyusut lagi menjadi 2.941.157 pemilih. (der)

Panen Melon Jembrana

Jembrana Panen ‘Melon Kotak’

Panen Melon Jembranainilahbali.com, Jembrana: Panen melon kotak kini dinikmati sejumlah kelompok tani di Kabupaten Jembrana, Bali. Setidaknya panen melon itu sudah terjadi di dua lokasi, yakni Subak Tibu Beleng Kelurahan Tegalcangkring, Mendoyo, dan petani yang tergabung dalam kelompok tani Guna karya Desa Nusasari Kecamatan Melaya.

Bahkan Kelompok Guna Karya mampu menjawab tantangan dengan menanam tanaman holtikultura (melon) pada lahan kritis terlebih di saat musim kemarau yang melanda sebagian besar Kabupaten Jembrana dalam beberapa bulan belakangan ini.

Lahan kering dan sangat kritis seluas satu hektar yang berdekatan dengan Gedung Olahraga Kecamatan Melaya tersebut sebelumnya merupakan lahan persawahan yang ditanami padi dengan kondisi lahan yang sangat kering, kemudian oleh Kelompok Guna Karya digarap untuk menanam melon yang beberapa di antaranya buahnya berbentuk kotak.

Ketua Kelompok Guna Karya, I Wayan Sudargama, awalnya ia bersama anggotanya merasa ragu dengan lahan yang digarapnya, lantaran sangat kering dan kesulitan air. Namun dengan tekad, keberanian dan saling memotivasi diantara anggota kelompok termasuk bimbingan dari PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan), dalam jangka waktu tiga bulan, kelompoknya memetik hasil jerih payahnya.

Sudargama mengakui kendala yang dihadapinya adalah ketersediaan air. “Kami gunakan air yang efektif dan tidak boros, tanaman melon sesungguhnya tidak memerlukan air terlalu banyak, yang penting selalu ada, “ ungkap Sudargama.

Hal ini menjadi bukti, karena lahan kritis yang diolah dengan semangat dan kerja keras terbukti bisa diubah menjadi lahan produktif, seperti yang dilakukan oleh Kelompok Tani Guna Karya. Selain berbentuk kotak, melon yang dipanen bersama Bupati Jembrana I Putu Artha, Sekda Jembrana I Gede Gunadnya, Asisten Ketataprajaan I Made Sudiada dan Kadis Pertanian Perkebunan dan Peternakan I Ketut Wiratma, daging melonnya berwarna oranye yang mampu meningkatkan selera penikmatnya.

Buah melon boleh dibilang lebih mudah dipasarkan, sehingga saat panen dilakukan, pembeli sudah menunggu di lokasi. Dalam panen melon di atas lahan seluas satu hektar tersebut, mampu menghasilkan hingga 22,5 ton.

Buah melon yang dipanennya itu memiliki berat dan kualitas yang berbeda. Untuk melon seberat 1,7 kg ke atas termasuk melon kualitas A, sedangkan yang memiliki berat 1,6 kg sampai 1,4 kg termasuk kualitas B, sedangkan di bawah 1,4 kg dikategorikan sebagai kualitas C, dengan harga per kilonya mencapai Rp. 5.000. Kalau dalam satu hektar mencapai produksi 22 ton saja, itu berarti harganya sudah mencapai Rp. 110 juta.

Selain itu Sudargama mengungkapkan dalam penggarapannya, Bupati Jembrana I Putu Artha memberikan bantuan modal kerja kepada kelompoknya sebesar Rp. 25 juta. Modal tersebut menurut Sudargama sangat memotivasi kelompoknya untuk lebih semangat dalam menggarap tanaman melon.

“Kami sangat berterima kasih kepada Pak Bupati Jembrana dan PPL termasuk penyuluh kecamatan yang telah membantu, kami berharap perhatian ini terus bisa berkelanjutan, “ pungkas Sudargama. (der)

E-voting Jembrana

Pemilihan Perbekel E-Voting di Jembrana Dipantau Pengamat Luar Negeri

E-voting Jembranainilahbali.com, Jembrana: Setelah sukses penyelenggaraan pemilihan perbekel (pilkel) dengan sistem e-voting di Mendoyo Dangin Tukad Kabupaten Jembrana, Bali beberapa bulan lalu, kini kembali dilangsungkan di Desa Yehembang Kauh Kecamatan Mendoyo Jembrana, Selasa (29/10). Istimewanya, Pilkel kali kedua sistem e-voting di Bumi Mekepung ini dipantau pengamat demokrasi dari luar negeri.

Mereka adalah Peter Garside selaku General Manager Innovating Democracy Asia Facific asal Spanyol, dan pengamat demokrasi asal Malaysia Allan Tan, serta staf Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Jakarta.

Di sela-sela pemantauannya, Allan Tan mengaku, kedatangannya ke Jembrana karena teratik melihat pelaksanaan demokrasi yang menggunakan sistim e-voting.

“Saya sengaja datang dari Kualalumpur ke Jembrana hanya untuk melihat secara langsung proses demokrasi pemilihan perbekel yang merupakan satu-satunya pemilihan yang menggunakan cara e-voting. Metode pemilihan dengan cara ini sungguh menjadi ketertarikan bagi saya untuk datang ke Jembrana, “ aku Allan.

Selain ketertarikan terhadap pelaksanaan sistem demokrasi Pilkel yang menggunakan e-voting, Allan yang juga Direktur Regional Innovating Democracy Asia Pasific yang berkantor di Kualalumpur, Malaysia mengatakan, Kabupaten Jembrana bisa disebut sebagai kabupaten pencetus sejarah untuk pelaksanaan sistem penyelenggaraan demokrasi yang menggunakan teknologi.

“Ini sebagai sejarah baru salam penyelenggaraan sistem demokrasi di Indonesia,” ujarnya.

Menurut Allan, banyak keunggulan yang dimiliki oleh sistem ini. Selain keakuratan data pemilih, kecepatan dan ketepatannya bisa lebih terjamin. Ini disebabkan saat pemilih berada di bilik suara mereka cukup menyetorkan surat panggilan kepada panitia dan saat berada di bilik suara pemilih cukup mencolek salah satu pilihannya, “ ujarnya.

Sementara itu General Manager Innovating Democracy Asia Fasific, Peter Garside, demokrasi dengan e-voting dinilai lebih sederhana dan tranpasaran. Selain itu Peter juga mengungkapkan pemilihan pemimpin sebuah daerah dengan mengimplementasikan teknologi seperti e-voting ini langkahnya sangat sederhana dibanding dengan cara mencoblos.

“Langkahnya sangat sederhana, efisien dan mudah dimengerti, “ ujar Peter.

Hasil dari Pilkel sistem e- voting tersebut, mncul nomor urut 2 yakni, I Ketut Mustika meraih suara terbanyak perolehan 1.304 suara yang disusul nomor urut 3 yakni Dewa Gede Taman Bawa diperingkat 2 dengan raihan 627 suara. Sedangkan di posisi 3 dan 4 masing-masing diraih I Nyoman Suarbawa dengan 601 suara, serta I Ketut Nember sebanyak 267 suara. (der).

Universitas Mahendradatta

Universitas Mahendradatta Kian Merambah Dunia

Universitas Mahendradattainilahbali.com, Denpasar: Universitas Mahendradatta (d/h Marhaen) Bali yang didirikan proklamator RI, Ir. Soekarno belakangan ini semakin terus mengembangkan kiprahnya di mancanegara. Setelah mendapatkan Quality Assurance (QA) Certification untuk Penjaminan Mutu dari Asean University Network ( AUN ) pada 2012, kini universitas swasta tertua di Bali ini mengukuhkan dirinya sebagai perguruan tinggi unggulan bervisi internasional.

”Hal ini dibuktikan dengan bergabungnya Unmar (Universitas Mahendradatta) sebagai anggota dari Confedeation Mundial De Ensenanza Privada (World Confederation Of Privae Education),” ujar Dr. Arya Wedakarna yang juga tercatat sebagai rektor termuda di Indonesia ini, Kamis (31/10).

Pengukuhan Unmar sebagai COMEP Member disampaikan kepada Dr.Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna MWS III dalam World Education Congres X yang diadakan atas kerja sama sejumlah lembaga COMEP, FAEPLA, Confederation Of Associations Of Independant Schools Of The European Communities ( CADEICE ), Embajada De Indonesia Buenos Aires yang didukung oleh UNESCO.

Dengan pengukuhan tersebut, Dr. Arya Wedakarna menyatakan rasa optimistisnya bahwa Unmar sebagai perguruan tinggi bersejarah di Pulau Dewata ini telah mewakili wajah perguruan tinggi swasta Indonesia dalam hal keaktifan bergaul di kancah internasional.

”Sejak kita mendapatkan Quality Assurance (QA) Certification untuk Penjaminan Mutu Unmar (Universitas Mahendradatta) dari Asean University Network ( AUN ) pada 2012, maka cukup banyak lembaga internasional yang mengulurkan kerjasama mutual. Unmar telah berada di jalur yang tepat untuk menjadi leading university dalam hal kualitas dan kesetaraan dengan perguruan diluar negeri,” lontar Arya Wedakarna yang juga pernah meraih rekor MURI sebagai penyandang gelar doktor termuda di Indonesia ini.

Dengan adanya status keanggotaan internasional ini, kata Wedakarna, berarti akan lebih memudahkan mahasiswa dan alumni Unmar untuk dapat meniti karir di kawasan Eropa, Asia, Amerika Latin termasuk di Amerika Serikat.

”Nantinya saat mahasiswa S1 dan S2 Unmar diwisuda, mereka berhak akan ijazah dan sertifikat internasional ini. Hal ini akan membantu alumni Unmar untuk bekerja di dunia global,” ujar Wedakarna yang juga Sekretaris Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) Bali ini.

Untuk menguatkan ke arah sana, kurikulum yang ada di fakultas – fakultas ini harus disesuaikan dengan kurikulum internasional, walau tidak harus meninggalkan jati diri dan idelogi Indonesia. Ini sangat membantu alumni Unmar terutama yang akan diwisuda tahun 2013.

Ia juga berharap agar prestasi Unmar ini dapat memberikan semangat kepada seluruh civitas akademika Unmar di seluruh Bali. Kemajuan sekaligus sebagai kado 50 Tahun Jubileum Emas Unmar 2013, berkat kerja sama yang baik antara yayasan, rektorat, fakultas, lembaga sayap dan juga unit – unit lainya.

Seperti diketahui, universitas yang dikukuhkan dalam COMEP Congress X selain Universitas Mahendradatta Bali, yakni University San Ignacio De Loyola Peru, Bilingo-China International Education, Fatih University Turkey, Gediz University Turkey dan University Of Central Arkansas, USA. (der)