Author Archives: IGR. Suryana

Separuh Lebih Karya Tulis Pejabat Eselon III Pemprov Bali ‘Kandas’

inilahbali.com, DENPASAR – Gubernur Made Mangku Pastika seperti tak pernah habis ide membuat terobosan dalam upaya menajamkan aplikasi program-program unggulan ‘Bali Mandaranya’ (Mandara = maju, aman, damai dan sejahtera).

Terobosan teranyar yang dilakukan adalah giliran mengadakan lomba karya tulis tentang Bali Mandara yang pesertanya adalah pejabat eselon III di jajaran Pemprov Bali. Lomba ini bertujuan agar para pejabat mampu lebih mendalami visi dan misi program Bali Mandara.

“Dengan adanya lomba karya tulis ini, maka pemahaman para pejabat khususnya pejabat eselon 3 menjadi lebih dalam, karena dulu hanya mendengar tetapi sekarang harus turun langsung ke lapangan untuk mengadakan penelitian,” tandasnya usai acara pemaparan karya tulis, Senin (11/8).

Dari pemaparan itu, untuk sementara ada enam karya yang masuk nominasi terbaik, dan selanjutnya akan ‘diperas’ lagi hingga diperoleh tiga karya tulis terbaik untuk mendapatkan hadiah.

Menurut Pastika, meskipun karya tulis ini belum begitu sempurna, tetapi dinilai memiliki manfaat yang begitu signifikan dimana para pajabat yang sebelumnya tidak terlibat secara langsung dalam penanganan masalah kemiskinan, sekarang menjadi tahu dan mampu memberikan solusi bagi persoalan yang dihadapi masyarakat.

“Para pejabat eselon III diharapkan bisa menjadi inovator-inovator untuk perbaikian-perbaikan program ke depan dan eselon di bawahnya hanya sebagi pelaksana,” ujarnya.

Para eselon III juga diharapkan bisa berpikir sistemastis dalam melihat permasalahan dan menjabarkan visi dan misi ke dalam teknis pelaksanaan program sehingga sasaran dan tujuan dari program itu bisa cepat tercapai. Penelitian yang dilakukan juga harus mampu mencari dampak dari pelaksanan program terhadap pengentasan kemisikinan di daerah-daerah di mana program itu dilaksnakan.

Separuh Lebih Kandas’

Lomba karya tulis yang dilaksanakan dalam rangka rangka HUT Pemprov Bali ke-56 tahun 2014 ini melibatkan peserta seluruh pejabat eselon III di lingkungan Pemerintah Provinsi Bali yang berjumlah 242 orang. Dari semua peserta yang mengirimkan karya tulisnya hanya 101 peserta yang memenuhi persyaratan administrasi, atau separuh lebih ‘kandas’ tak penuhi syarat administrasi.

Setelah dinilai oleh tim penilai yang terdiri dari staf ahli bidang pemerintahan, staf ahli bidang ekonomi dan keuangan, staf alih bidang pembangunan, kelompok kerja Gubernur percepatan program Bali Mandara yang terdiri dari Ir. Inyoman Silanawa, MH, Drs A.A Ngurah Agus Sujaya, Ir. A.A Gede Alit Sastrawan dan dr Pande Srijoni, M.Kes serta beberapa Kepala SKPD terkait, dari 101 karya yang dinilai, hanya 19 karya tulis yang mendapat kesempatan untuk dipaparkan di depan tim penilai.

Dari enam karya tulis yang berhak dipaparkan di hadapan Gubernur Bali antara lain dr. I Nyoman Sukartha, M.Kes, Wakil Direktur Pelayanan Pada RS Jiwa Prov. Bali dengan judul ”Penyusunan Strategi Pengentasan Kemiskinan berdasarkan Analisa SWOT dan Tri Hita Karana di Desa Ringdikit, Seririt Singaraja”.

Sementara karya tulis dari Drs I Wayan Sumarjaya, M.Si, Kepala Bagian Pemanfaatan dan Penggunaan Aset pada Biro aset Setda Prov. Bali dengan judul “Upaya-upaya Pemantapan Program Pengentasan Kemiskinan Terpadu Bali Mandara di Desa Petemon Kecamatan Seririt Kabupaten Buleleng”.

Dari enam karya tersebut akan diseleksi lagi untuk mendapatkan tiga terbaik sebagai pemenang dan akan diumumkan pada peringatan HUT ke-56 Pemprov Bali, 14 Agustus 2014. (ana)

11 Siswa SMA Bali Mandara Tamat 2 Tahun

inilahbali.com, BULELENG – Dalam memasuki usianya yang ke 4 tahun, SMA Bali Mandara di Buleleng telah mampu menunjukkan kehebatannya. Sekolah unggulan milik Pemprov Bali ini terbukti sukses mencetak siswa berprestasi dari keluarga kurang mampu yakni 11 siswa mampu menamatkan studinya hanya dalam 2 tahun.

“Hingga memasuki usia ke-4 tahun, kami sudah berhasil mencetak sebelas siswa yang lulus dalam waktu dua tahun,” ujar Kepala SMA Bali Mandara, Drs Nyoman Darta, Sabtu (8/8).

Dari ke-11siswa tersebut, satu di antaranya pada angkatan pertama yang berhasil tamat dalam dua tahun,yakni atas nama Made Gita Narendra Kumara. Untuk jenjang pendidikan di perguruan tinggi, siswa ini pun berhasil menembus persaingan ketat di Institut Teknologi Bandung (ITB).

“Setelah sukses di sini (SAM Bali Mandara), dia juga berhasil lolos seleksi di ITB,” ujar Nyoman Darta bangga.

Sedangkan 10 siswa lainnya lulus dalam waktu 2 tahun pada 2014 ini. Mereka juga diterima di sejumlah perguruan tinggi ternama di Jawa, seperti Universitas Indonesia, Fakultas Kedokteran Udayana, ITB, ITS, STAN, dan Poltek.

Kelulusan siswa yang lebih ini dimungkinkan karena sekolah ini menerapkan sistem kredit. “Kalau siswanya pintar sangat memungkinkan lulus lebih cepat,tapi sebaliknya memungkinkan juga siswa tamatnya lebih lama kalau bodoh. Tapi sampai ini belum ada siswa yang tamat lebih dari tiga tahun,” papar Darta.

Seperti diketahui, SMA Bali Mandara ini memprioritaskan siswa berprestasi dari keluarga kurang mampu dari seluruh kabupaten/kota di Bali. Saat ini komposisi asl siswa dari 80 siswa yang diterima tahun ini, masing-masing dari kabupaten Buleleng sebanyak 28 siswa, Karangasem 12 siswa, Tabanan 11 siswa, Gianyar 9 siswa, Jembrana 10 siswa, Klungkung 5 siswa, Badung 1 siswa, Bangli 5 siswa dan Denpasar 4 siswa. Sedangkan total siswa secara keseluruhan sebanyak 225 orang.

Setiap penerimaan siswa baru dilakukan inagurasi atau pengukuhan yang tujuannya untuk memupuk rasa percaya diri para siswa dalam mempersiapkan diri mejadi siswa SMA Bali Mandara.
Gubernur Bali Made Mangku Pastika pada acara inagurasi berpesan kepada para siswa untuk melupakan keluarga sejenak untuk mengikuti pendidikan di SMA unggulan ini agar memiliki kemampuan yang bisa nantinya mengangkat harkat keluarga.

“Kalau mau jadi pemimpin, kalian harus memiliki kelebihan. Seorang leader harus memiliki extraordinary ability. Tanpa memiliki kelebihan, kalianhanya sebagai follower,” pungkasnya. (ana)

“Meskipun Langit Runtuh, Desa Pakraman Harus Tetap Ada”

inilahbali.com, DENPASAR – Ungkapan “Meskipun langit runtuh, Desa Pakraman harus tetap ada” yang pernah dilontarkan Gubernur Bali Made Mangku Pastika beberapa tahun lalu, belakangan bergema kembali. Setidaknya, lontaran itu muncul pada acara pembahasan Undang Undang No 6/2014 tentang Desa bersama bupati/walikota se-Bali, dan terakhir pada Paruman Agung III Majelis Utama Desa Pakraman Bali, di Gedung Wiswa Sabha Utama Kantor Gubernur Renon Denpasar,Jumat (8/8).

“Saya dulu pernah berkata meskipun langit runtuh, desa pakraman harus tetap ada, saya harap ini dibahas di Paruman Agung ini. Kita tidak cukup hanya dengan slogan, saya harapkan MUDP tetap menjaga sinkronisasi dan mengambil langkah supaya tetap survive”, tandas Pastika pada acara Paruman Agung III MUDP Bali.

Menurut Pastika yang turut membidani terbentuknya majelis desa pakraman (Desa Adat) di Bali ini, MUDP hendaknya melakukan inventarisasi masalah di desa pakraman dan terhadap permasalahan yang muncul agar ditangani melalui mediasi dengan mengedepankan musyawarah mufakat sehingga menguntungkan semua pihak.

Di sisi lain peningkatan kualitas individu prajuru desa pakraman juga akan mampu meningkatkan kualitas kelembagaan. Pastika juga menghimbau sesuatu akan bisa bertahan jika bisa disesuaikan dengan situasi, sedangkan kalau kaku maka dia akan musnah.

“Layaknya dinausaurus yang besar dan kuat kenapa dia bisa musnah, karena dia tidak bisa melihat situasi yang ada, dia tidak bisa mengecilkan tubuhnya sehingga makanannya habis dan dia akan punah. Itu suatu contoh, sehingga saya harapkan dari Paruman Agung ini dan saya yakin semua yang hadir sudah memiliki pemahaman yang lebih tinggi karena terkadang jika kita sudah berada pada zona nyaman, kita akan terbuai dengan situasi tersebut”, ujarnya.

Pastika menambahkan, orang yang berada pada zona nyaman adalah anti resistance terhadap perubahan. Ibarat kodok di air di dalam periuk, yang di bawahnya ada tungku menyala, yang awalnya rasa hangat membuat tumbuhnya merasa nyaman. Namun dia tidak menyadari di bawah periuk ada api tungku yang akan memhayakannya.

“Jika tidak segera disadari, maka dalam waktu singkat dia akan jadi ‘kodok rebus’. Saya tak ingin masyarakat Bali sampai menjadi kodok rebus,” ujar Pastika.

Selain itu, Pastika menyatakan Pemerintah Provinsi Bali selalu berkomitmen untuk menjaga adat dan budaya Bali yang sebagai pilar utama serta penyangga pembangunan daerah secara menyeluruh. Untuk itu diharapkan masyarakat harus mensinkronisasi antara adat, agama dan budaya.

Terkait peningkatan sumbangan untuk desa pakraman yang mulai tahun 2015 akan diberikan sebesar Rp 200 juta, Pastika berharap dengan peningkatan bantuan tersebut, agar sesuai potensi dan kondisi desa pakraman untuk mewujudkan ketentraman budaya Bali dan tentunya peningkatan kesejahteraan krama desa pakraman.

Paruman Agung III MUDP Provinsi Bali kali ini mengambil tema “Menuju Bali Shanti dengan Menjaga Kehormatan Desa Pakraman”.

Desa Pakraman atau Desa Adat di Bali sendiri sudah tertata sejak 10 abad lalu yakni pada abad XI oleh Epu Kuturan. Dalam rentang waktu itu, Desa Pakraman sudah terbukti teruji tetap mampu bertahan dengan mempertahankan jati diri adat dan budaya Bali yang dijiwai agama Hindu, meski perubahan demi perubahan yang dinamis menerpa silih berganti.

Semua itu berkat kelenturan yang dimiliki Desa Pakraman dalam beradaptasi dan mengadopsi dinamika perubahan dari zaman ke zaman baik internal maupun eksternal. (ana)

Satwa Bali Zoo Rutin Diupacarai ‘Tumpek Kandang’

inilahbali.com,GIANYAR – Ratusan satwa di Bali Zoo Singapadu Kabupaten Gianyar, Bali rutin diupacari ‘tumpek kandang’ dengan tujuan memohonkan keselamatan agar semua satwa diberikan kesehatan dan terhindar dari penyakit.

“Bali Zoo rutin menggelar ritual tumpek kandang dengan tujuan memohonkan agar sehat dan terhindar dari penyakit,” kata Emma Kristiana Chandra, Public Relations Executive Bali Zoo, di sela acara ritual Tumpek Kandang yang dipimpin seorang ‘pemangku’, Sabtu (9/8).

Bagi Emma, perayaan hari suci yang jatuh setiap 2010 hari ini juga berkaitan dengan konsep Tri Hita Karana terutama yang menyangkut keharmonisan hubungan antara manusia dengan lingkungannya terutama satwa.

Sebagai lembaga konservasi, Bali Zoo juga melakukan upaya perawatan dan pengembangbiakan terbaik dengan tujuan untukmenjamin keselamatan dan kesejahteraan satwa yang ada.

Adapun satwa yang diupacarai pada Sabtu (9/8) mulai dari satwa jinak seperti trenggiling, landak, kijang hingga satwa langka yakni gajah dan binturong.

Bali Zoo yang diresmikan pada 2002, saat ini memiliki 350 satwa dengan 75 spesies yang terdiri dari mamalia, reptil, dan burung. Keberadaan ratusan satwa di kebun binatang yang pertama di Bali ini mampu menarik kalangan wisatawan baik lokal maupun asing.

“Dalam keadaan normal, rata-rata jumlah pengunjung mencapai 500 hingga 600 orang per hari,” kata Emma. Bahkan kalau musim liburan seperti Idul Fitri yang baru lalu, pengunjung mencapai hingga 2000 per harinya.

Bali Zoo yang dibangun Anak Agung Gde Putra ini, awalnya hanya memiliki luas areal 3 hektare dan belakangan terus dikembangkan hingga menjadi sekitar 9 hektare saat ini. Selain daya tarik satwa, Bali Zoo juga tampak asri dengan taman tropisnya yang tertata rapi. (ana)

Siswa SMA ‘Bali Mandara’ Ditargetkan Lebih Banyak Tamat dalam 2 Tahun

inilahbali.com, BULELENG – Gubernur Bali Made Mangku Pastika menargetkan siswa SMA Bali Mandara bisa lebih banyak lagi yang menyelesaikan studinya lebih cepat dari tiga tahun, yakni hanya dalam waktu dua tahun.

“Untuk tahun-tahun ke depan, para siswa SMA Bali Mandara ditarget bisa menyelesaikan waktu studinya dalam dua tahun,” ujarnya saat meninjau SMA Bali Mandara di Kabupaten Buleleng, Rabu (6/8).

Dengan waktu yang lebih singkat, menurut Pastika, nantinya akan lebih banyak lagi siswa yang berasal dari keluarga kurang mampu namun berprestasi yang bisa ditampung di sekolah unggulan milik Pemerintah Provinsi Bali ini.

“Siswa yang tamat di sekolah ini harus cerdas dan berintegritas dan memiliki kemampuan lebih dari siswa-siswa di sekolah biasa,” pesan Pastika.

Pastika yakin dengan kualitas yang baik, sekolah ini akan mampu memberikan kontribusi yang maksimal. Karena menurutnya, investasi yang paling berharga dalam kehidupan suatu bangsa adalah investasi sumber daya manusia. “Tidak ada artinya yang lain-lain, kalau sumber daya manusianya tidak berkualitas,” tandasnya.

Dalam seleksi masuk sekolah ini, selain mempertimbangkan faktor dari keluarga kurang mampu juga kepintaran dan direkrut dari seluruh kabupaten/kota di Bali dengan seleksi objektif tanpa mengenal system koneksi ataupun “surat sakti”.

Dalam pesannya, Gubernur Pastika menekankan kepada siswa baru agar jangan berleha-leha karena bisa belajar dan hidup dari uang rakyat, namun harus belajar lebih keras dan kalau bisa tiga kali lebih pintar dari siswa di sekolah biasa, karena waktu belajar juga tiga kali lebih banyak di asrama sekolah.

Pastika juga meminta para siswa baru untuk melupakan sejenak orang tua dan kemiskinan, karena dengan cara ini mereka akan mampumengangkat harkat keluarga. “Kalau mau jadi pemimpin kalian harus memiliki kelebihan, seorang leader harus memiliki extraordinary ability. Tanpa kelebihan, kalian hanya sebagai follower,” pungkasnya.

Pada kesempatan itu, Gubenur juga menyampaikan apresiasinya karena salah satu siswa SMA Bali Mandara yang sekarang lagi duduk di kelas 12 yaitu Made Ayu Sulaningrat Dharmayanti mampu meraih runner up Jegeg Bali tahun 2004 yang menyingkirkan pesaing-pesaingnya yang sebagian besar adalah mahasiswa.

Sementara itu Kepala SMA Bali Mandara, Wayan Darta, tahun ini ada 10 siswa yang menamatkan studinya dalam wakru dua tahun. Bahkan sebelumnya pada angkatan pertama sejak berdiri empat tahun lalu, juga ada seorang siswa yang mampu menempuh waktu dua tahun, yakni atas nama Made Gita Narendra Kumara. Siswa ini diterima di ITB.

“Sekolah ini menerapkan sistem kredit, mungkin kalau di sekolah lain ada dikenal sekolah percepatan,” ujar Wayan Darta.

Jadi konsekuensi dari sistem kredit, selain ada siswa yang bisa tamat lebih cepat dari tiga tahun, sebaliknya bila kurang mampu bisa juga memungkinkan ada siswa yang perlu menempuh waktu lebih dari tiga tahun.

“Tapi sampai sekarang belum ada siswa di sini (SMA Bali Mandara) yang tamat di atas tiga tahun,” jelas Dartayang mantan Kepala SMAN 1 Singaraja ini. (ana)

Istri Pejabat Pemprov Bali Sukses Main Dramatari

inilahbali.com, DENPASAR – Pada era 1990-an, pernah ada tari Janger ‘spesial’ yang dipentaskan oleh jajaran pejabat Pemprov Bali, termasuk juga Ida Bagus Oka yang saat itu sebagai gubernur.

Nah kini ada juga pementasan seni untuk publik yang dimainkan kalangan istri pejabat, termasuk istri Gubernur, yakni Ny. Ayu Pastika tampil sebagai ‘tokoh sentral’ Ibu Kunti dalam lakon dramatari “Ibu Kunti Teguh”, di Gedung Ksirarnawa Taman Budaya Denpasar, Sabtu (2/8).

Pementasan dramatari “Ibu Kunti Teguh” ini didukung atas kolaborasi Dharma Wanita Persatuan Provinsi Bali, TP PKK Provinsi Bali, Dekranasda Provinsi Bali, YKI Cabang Bali, BK3S Provinsi Bali dan Sanggar Cahya Art Denpasar.

Dalam Dramatari “Ibu Kunti Teguh” yang merupakan penggalan salah satu parwa dalam epos besar Mahabharata ini mengisahkan sosok Ibu Kunti yang merupakan ibu dari Panca Pandawa yang membimbing para Putra Pandawa dalam membangun dan menyejahterakan rakyat kerajaan Indraprasta setelah mereka mendapatkan setengah dari kerajaan Hastinapura dari Raja Drestarata.

Dalam mewujudkan kerajaan Indraprasta yang dahulunya adalah Hutan Kandawaprasta yang dikuasi oleh para raksasa, kelima pandawa ini berjuang dan bekerja keras untuk membuat tanah ibu pertiwi yang dulunya sangat tandus menjadi kerajaan yang sangat indah bahkan menyamai kerajaan Indraloka atas bantuan dari Bhagawan Wiswakarma dan Bhatara Indra sendiri.

Kemajuan ini membuat Kurawa sangat iri sehingga berupaya untuk merebut Indraprasta dengan tipu muslihat. Dengan dibantu Sangkuni akhirnya Kurawa mengajak Pandawa untuk bermain judi dan akhirnya Pandawa kalah serta menyerahkan Indraprasta serta menerima hukuman diasingkan selama 12 tahun dan masa penyamaran selama 1 tahun.

Dalam setiap sketsa adegan, diselipkan pesan-pesan mengenai bagaimana seorang pemimpin yang harus mampu menyejahterakan masyarakatnya.Dalamhal ini membeberkan pesan-pesan program Bali Mandara seperti jaminan kesehatan Bali Mandara (JKBM), Bedah Rumah, Simantri (sistem pertanian terintegrasi), Gerbangsadu (gerakan pembangunan desa terpadu), program beasiswa pendidikan dan pesan-pesan lainnya.

Tak luput, dramatari ini juga diselingi dengan guyonan-guyonan kocak yang sangat menghibur penonton. Walaupun ibu-ibu ini jarang menari, namun dengan keterbatasannya itu mampu mengundang gelak tawa dan senyum penonton.

Sosok Ibu Kunti diperankan oleh Ny. Ayu Pastika sekaligus sebagai sang pencetus ide cerita, Yudhistira diperankan oleh Ny. Cok Pemayun, Arjuna oleh Ny. Dayu Sudikerta. Pragmentari didukung oleh Dalang Anom Ranuara, IB. Purwalaksana dan tim lainnya serta diiringi oleh Sekehe Gong Gurnita Praja Sasmitha Provinsi Bali.

Di akhir pagelaran dimeriahkan oleh Tari Kecak Dut yang dibawakan oleh para Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dilingkungan Pemerintah Provinsi Bali. Hadir pula pada kesempatan tersebut Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta, Wakil Ketua DPRD Provinsi Bali I Gusti Bagus Alit Putra, Sekretaris Daerah Provinsi Bali Cok. Pemayun beserta SKPD di lingkungan Pemprov Bali, pegawai di lingkungan Pemprov. Bali dan masyarakat umum lainnya.

Usai menyaksikan pementasan tersebut, Gubernur Bali Mangku Pastika mengapresiasi tampilan dramatari tersebut. Tujuan dari pementasan ini adalah agar para ibu memperoleh kesempatan untuk mengisi acara serangkaian gelaran seni dan budaya Bali Mandara Mahalango Tahun 2014 sebagai wujud kecintaannya terhadap seni dan budaya Bali serta sebagai ajang untuk mengisi kreativitasnya sehingga mampu menampilkan karya seni yang cukup baik dan menarik.

“Saya terkejut dengan penampilan ini, saya kira hanya lucu-lucuan saja, tetapi ada juga pesan-pesan tentang kepemimpinan dan program Bali Mandara yang disampaikan sehingga secara tidak langsung juga sebagai media untuk sosialisasi program pembangunan Provinsi Bali,” ujar Gubernur Pastika yang juga mantan Ketua Tim Investigas Bom Bali I ini. (ana)

Satpol PP Denpasar “Eksekusi” Ratusan Lapak dan Rombong

inilahbali.com,DENPASAR – Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Denpasar kembali menindak tegas ratusan lapak dan rombong Pedagang Kaki Lima (PKL) yang selama ini dipakai berjualan di atas trotoar dan telajakan toko.

Operasi penertiban yang dipimpin Kepala Bidang Ketertiban Umum dan Ketertiban Masyarakat Satpol PP Kota Denpasar Ketut Gede Gunawan ini diawali dengan menyisir kawasan sepanjang Jalan Gatot Subroto. Di tempat ini ratusan lapak dan rombong PKL di atas trotoar dan telajakan toko langsung diambil tindakan tegas diangkut ke atas truk.

Saat penertiban tersebut lapak dan rombong pedagang ini dibersihkan dan diangkut dengan tiga truk Satpol PP serta dibantu dari armada DKP Kota Denpasar.

Keberadaan ratusan rombong PKL ini dinilai sangat menggangu yang ditambah lagi dengan bangunan yang tidak permanen sehingga membuat wajah kota kumuh dan merusak keindahan kota.

“Kami melakukan tindakan tegas kepada para PKL yang membandel berjualan di atas trotoar dan telajakan toko, yang sangat merusak keindahan dan kebersihan wajah Kota Denpasar,” ujar Ketut Gede Gunawan seijin Kasat Pol PP IB. Alit Wiradana di sela-sela penertiban lapak dan rombong PKL, Kamis (31/7).

Ia juga mengatakan para pedagang PKL ini telah melanggar Perda No. 3 Tahun 2000 tentang Kebersihan dan Ketertiban Umum, yang ditambah dengan para PKL ini menggelar lapak dagangannya di atas trotoar yang sangat mengganggu para pejalan kaki. Ia juga menghimbau kepada seluruh masyarakat Kota Denpasar untuk selalu menjaga kebersihan Kota Denpasar terlebih dengan telah diraihnya Tropi Adipura saat ini, sehingga budaya hidup bersih dapat terus ditingkatkan.

“Kami sudah berulang kali memberi peringatan kepada PKL supaya tidak berjualan menggunakan telajakan toko, trotoar dan di atas aliran sungai. Namun apa yang dilakukan tidak mendapat respons dari PKL dan justru mereka membangun warung-warung kumuh tanpa memperhatikan estetika Kota Denpasar,” kata Gunawan.

Apalagi, barang dagangan seperti stiker, kulit sadel motor, dan kacamata yang dijual dipajang di dinding tembok, membuat lingkungan kumuh dan jorok yang dapat merusak wajah Kota Denpasar sebagai kota budaya.

“PKL yang kami tertibkan tidak lagi ada pembinaan, melainkan langsung menyita barang-barang dan tempat jualan mereka,” ucapnya. Disamping itu pihaknya akan terus melakukan koordinasi dan komunikasi dengan aparat lingkungan dan desa setempat untuk terlibat langsung dalam pengawasan PKL, sehingga dapat mewujudkan Denpasar bebas pelanggaran dari PKL.

Salah satu warga masyarakat Denpasar, Gde Baktiyasa yang kebetulan melintas di Jalan Gatot Subroto mendukung langkah tegas yang diambil Pemkot Denpasar untuk membersihkan jalan-jalan protokol dari serbuan PKL.

“Pemkot harus berani menindak tegas PKL yang berjualan sembarangan. Kalo pelanggaran ini dibiarkan tentu akan semakin banyak PKL dan warung-warung kumuh bertebaran. Sudah saatnya pemerintah mengambil tidakan tegas,” sarannya. (ana)

Liburan Idul Fitri,Objek Wisata di Bali ‘Diserbu’ Wisatawan

inilahbali.com, GIANYAR – Seperti sudah menjadi tradisi tahunan, saat memasuki masa liburan Idul Fitri, berbagai objek ataupun daya tarik wisata di Bali senantiasa ‘diserbu’ pengunjung, yang didominasi kalangan domestik. Lonjakan kunjungan di objek wisata ini bahkan bisa mencapai tiga kali lipat dibandingkan jumlah kunjungan pada kondisi normal.

Salah satu objek wisata andalan di Bali yakni kebun binatang ‘Bali Zoo’ di Desa Singapadu Kabupaten Gianyar mencatat lonjakan kunjungan yang fantastis baik wisatawan asing maupun domestiknya.

“Puncak lonjakan kunjungan terjadi pada saat Idul Fitri dan keesokan harinya yang menembus hingga 1.500 sampai 2.000 orang per harinya. Pengunjungnya benar-benar mix,” kata Emma Kristiana Chandra, Public Relation Executive Bali Zoo saat dikonfirmasi Jumat (1/8).

Dia membandingkan, dalam kondisi normal jumlah kunjungan berkisar antara 400 hingga 600 orang per hari sudah termasuk campuran domestik dan mancanegara. Kenaikan kunjungan sudah mulai terjadi sejak H-3 Idul Fitri.

“Sampai hari ini (Jumat) kunjungan masih ramai dan kami prediksi akan berlangsung sampai hari Minggu (3/8),” ujar Emma sambil menambahkan di Bali Zoo saat ini memiliki 350 berbagai jenis binatang dari 75 spesies.

Objek wisata burung yang lokasinya tak jauh dengan Bali Zoo di Singapadu juga diserbu pengunjung. “Pada masa liburan kali ini jumlah pengunjung mencapai seribu orang lebih per hari. Angka ini jauh di atas rata-rata kunjungan hari normal yang rata-rata 200 hingga 500 orang,” jelas Wira, Humas Bali Bird Park.

Tanah Lot
Tidak hanya objek wisata binatang menjadi daya tarik wisatawan, objek atau daya tarik yang berlatar pantai juga digandrungi. Salah satu contohnya daya tarik wisata (DTW) Tanah Lot di Kabupaten Tabanan.

Dalam dua hari pada hari Idul Fitri dan keesokan harinya, jumlah pengunjungnya meningkat hingga 50 persen. Yakni dari rata-rata berkisar 10 ribu orang melonjak menjadi hamper 15 ribu orang pengunjung.

Data yang tercatat di Manajemen Operasional DTW Tanah Lot, pada hari Idul Fitri (Senin , 28/7) jumlah kunjungan domestik mencapai 9.671 orang, sedangkan mancanegara 4.839 orang. Hari kedua, Selasa (29/7) jumlah kunjungan masih kisaran 14 ribu, hanya saja domestiknya lebih melonjak yakni 11.863 orang domestik, sedangkan wisatawan asingnya 2.127 orang.

“Kunjungan dalam dua hari itu ada kenaikan hamper lima puluh persen,” jelas Yuli, staf Manajemen Operasional Daya Tarik Wisata Tanah Lot, Rabu (30/7).

Daya tarik wisata yang sudah mendunia ini setiap harinya dibuka untuk umum mulai pukul 07.00 wita hingga pukul 19.00 wita. (ana)

Waspadalah! Langgar Kebersihan di Denpasar Bisa Denda Rp 1 Juta

inilahbali.com, DENPASAR – Hati-hati dan waspadalah! Peringatan ini barangkali tepat ditujukan kepada siapa saja di Kota Denpasar yang masih mengabaikan kedisiplinan dalam menjaga kebersihan dan ketertiban. Sebab dalam penegakan Perda tentang Kebersihan dan Ketertiban ini sudah terbukti “memakan korban” pelakunya didenda hingga Rp 1 juta.

Pada sidang tindak pidana ringan (tipiring) ini menyidangkan pelanggar yang terjadi di tiga kecamatan,yakni Denpasar Timur, Denpasar Selatan, dan Denpasar Barat,setelah sebelumnya menyidangkan kasus serupa di Denpasar Utara.

Tercatat ada enam orang pelanggar kebersihan menjalani sidang yang dilakukan di Banjar Tega, Jalan Ratna Denpasar,Kamis (24/7). Sidang ini bertujuan untuk menggugah kesadaran dan memberikan efek jera kepada masyarakat yang membuang sampah sembarangan.

Sidang yang dipimpin oleh hakim Beslin Sihombing dan jaksa IGN Ari Kesuma menjatuhkan sanksi denda antara Rp 400.000 sampai Rp 1.000.000 kepada para pelanggar. Semua pelanggar memilih membayar denda langsung di tempat, karena tidak ingin menjalani hukuman yang ditentukan maksimal tiga bulan kurungan.

Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Denpasar, I Ketut Wisada yang ditemui di sela-sela sidang tipiring mengatakan, sejak dilakukan sanksi berupa tipiring, jumlah kasus pelanggaran mengalami penurunan. Ini menunjukkan adanya kesadaran masyarakat untuk tertib dalam membuang sampah dan juga tepat pada waktu yang ditentukan.

Lebih lanjut Wisada mengatakan, adapun dasar yang menjadi acuan untuk menjatuhkan denda kepada pelanggar, yakni Peraturan Daerah No. 3 tahun 2000 tentang Kebersihan dan Ketertiban, serta Peraturan Wali Kota terkait dengan jadwal pembuangan sampah di Kota Denpasar.

Menurut Wisada, DKP secara rutin menggelar sidang tipiring di masing-masing kecamatan dan dilaksanakan di Bale Banjar. “Ini juga merupakan sosialisasi sehingga masyarakat semakin sadar akan pentingnya kebersihan,” kata wisada.

Dari denda yang dijatuhkan hakim pada sidang kali ini ada yang sampai Rp 1 juta, yakni I Made Juniastika warga asal Bukit Sari Denpasar. Dia dinyatakan terbukti ada unsur kesengajaan membuang sampah atau limbah bahan bangunan menggunakan kendaran roda empat di tempat larangan membuang sampah dan tidak pada waktunya.

Dalam catatan Kepala Bidang Operasi Kebersihan Kota Denpasar, Ketut Adi Wiguna, sebelumnya, sidang tipiring juga dijatuhkan kepada 14 orang pelanggar di Denpasar Selatan, 11 orang di Denpasar Timur dan 9 di Denpasar Barat.

Kasus pelanggaran kebersihan kali ini, kata dia bervariasi, seperti ada yang buang sampah bangunan secara sengaja, penyebaran brosur di jalanan sehingga menyebabkan kekotoran di jalan dan membuang sampah tidak pada waktunya. Hal ini sangat jelas bahwa mereka sudah melanggar Perwali No. 3 tahun 2012 tentang Penetapan Jadwal Pembuangan Sampah yang sudah ditentukan dari pukul 17.00 Wita hingga 19.00Wita.

Bahkan ada masyarakat yang sengaja membuang sampah di tempat yang ada larangan hingga mendapat teguran. Namun karena tidak dihiraukan, petugas DKP terpaksa mengambil tindakan tegas. Ke depan, sidak-sidak kebersihan akan terus dilaksanakan sampai masyarakat sadar betul akan arti kebesihan lingkungan. (ana)