Category Archives: Ragam

Hari Suci ‘Tumpek Landep’ Pertajam Pikiran dan Hati Nurani

Gubernur Pastika saat memberikan dharma wacana pada hari suci Tumpek Landep.

Gubernur Pastika saat memberikan dharma wacana pada hari suci Tumpek Landep.

inilahbali.com, DENPASAR – Hari suci ‘Tumpek Landep’ khususnya di Bali selama ini identik dengan menyembahyangi perkakas atau benda-benda tajam, lazimnya senjata dan sejenisnya. Bahkan juga merambah pada kendaraan, maka tak heran kalau di jalanan baik sepeda motor maupun mobil terutama milik orang Hindu akan terlihat bergelantungan atribut persembahyangan misalnya gantungan, atau juga tamiang.

Bagi Gubernur Bali Made Mangku Pastika, Tumpek Landep tidaklah hanya menjadi perayaan bagi benda-benda tajam, namun hendaknya dimaknai sebagai momentum yang relevan untuk menajamkan pikiran, hati nurani serta kualitas spiritual agar benar-benar mampu melaksanakan tugas mengemban swadarma bagi seorang pemimpin.

“Menurut pendapat saya, Tumpek Landep tidak seperti jaman dahulu di jaman agraris dimana orang-orang mempertajam arit, cangkul ataupun keris yang digunakan untuk berperang. Namun saat ini yang perlu kita pertajam adalah pikiran dan hati nurani kita agar nurani dan otak kita tetap landep,” ujar Pastika ketika memberikan dharma wacana sekaligus melaksanakan pujawali serangkaian Piodalan Pura Penataran Agung Kerta Sabha yang jatuh pada Saniscara Kliwon Wuku Landep atau yang lebih dikenal sebagai hari Tumpek Landep, Sabtu (18/10).

Untuk itu, Gubernur Pastika berharap momen piodalan dan Tumpek Landep ini dimanfaatkan khususnya bagi seorang pemimpin untuk meneguhkan komitmen dalam melaksanakan swadharma sehingga dapat melaksanakan tugas-tugas dengan baik.

Menurutnya, ini hal yang paling penting bagi pemimpin. Karena pemimpin memberi arah kepada anak buah. Menajamkan emosi serta kualitas spiritual kita sehingga benar-benar dapat merespon segala permasalahan yang ada

Pastika juga menerangkan tentang filosofi yang mengandaikan seorang pemimpin laksana kartika (bintang), yang harus dapat memberi arah, harus bulat seperti bulan bisa memberi cahaya penerangan, harus laksana samudra bisa menampung semua masalah, harus sebagai pertiwi dan bumi memberi kesejahtraan tempat tinggal dan memberi makan, harus seperti bayu sebagai angin yang dapat masuk ke relung-relung kehidupan, harus bertenaga, kuat fisiknya, serta menjadi agni harus bisa menentukan ini benar ini salah, tidak peduli siapapun.

Upacara piodalan yang kali ini dipuput oleh Ida Peranda Istri Mayun dari Griya Tegal Denpasar diawali dengan mendak keris oleh Gubernur Pastika, Ny. Ayu Pastika dan Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta, dari tempat penyimpanannya di Jaya Sabha untuk distanakan di Pura Penataran Agung Kerta Sabha.

Acara dilanjutkan dengan tari rejang dan tari topeng. Usai prosesi mecaru, Gubernur dan Ny. Pastika serta jajaran SKPD di lingkungan Pemerintah Provinsi Bali melakukan persembahyangan bersama. (ana)

Ke-3 Kalinya, Dominic Brian Tampil di Guinness World Records TV Show

Brian diapit Darren (profesor spash-USA) dan Julia (contortionist-Rusia) studio CCTV.

Brian diapit Darren (profesor spash-USA) dan Julia (contortionist-Rusia) studio CCTV.

inilahbali.com, DENPASAR – CCTV (China Central Television) kembali mengundang Dominic Brian (17) asal Indonesia dan sejumlah pemecah rekor Guinness dari Amerika, Rusia, Jerman, Amerika Latin dan negara lain untuk tampil dalam acara Guinness World Records TV Show.

Hingga kini, TV Show tersebut tetap bertengger sebagai salah satu program televisi paling populer di banyak negera di dunia.

Beberapa yang akan tampil dalam pertunjukan itu seperti memecahkan kaca tempered dengan badan, membuka tutup botol dengan kaki, melompat dengan alas kepala, dan lainnya termasuk mengingat 270 angka binari 0 dan 1 dalam satu menit yang rencananya akan dilakukan Brian di studio kota Xiamen Tiongkok, Selasa (9/9).

“Bagi Brian dari Bali, keikutsertaan ini adalah kali ketiga mendapat kehormatan mewakili Indonesia di acara televisi bergengsi Guinness,” ujar Gidion Hindarto, ayah Brian melalui email, Senin (8/9) dari Tiongkok.

Menurut Gidion, sebelumnya Brian mendapat undangan acara yang sama dari CCTV, tampil Desember 2012 di Beijing, dan Juni 2014 dari Euro Produzione Television di Milan-Itali. Pada acara yang sama, di Tiongkok, baik di Beijing dan di Xiamen, Brian tampil sebagai pemegang rekor Guinness melawan penantangnya.

Di Beijing 2 tahun lalu, hadir dua penantang, yakni Boris Konrad pemegang rekor dunia Guinness memori wajah, dan Guan Mulin pengajar sekaligus pakar memori senior dari Tiongkok. Di akhir pertandingan tersebut, rekor Guinness Brian mengingat 76 angka dalam satu menit masih tetap bertahan.

Sementara di Milan, Brian tampil tunggal tanpa penantang, sayangnya rekor tidak berhasil dia pecahkan, tetapi setidaknya masih tetap ditangannya. Brian merasa bersyukur karena setelah Tiongkok, akhirnya berhasil go international di Eropa, di kota Milan, yang terwujud setelah tertunda tahun 2012.

Di Xiamen kali ini, lanjut Gidion, Brian akan memecahkan rekor mengingat angka binari, 0 dan 1. Seperti diketahui, pada 2009, rekor pertama kalinya diraih orang India, Nischal Narayanam, yakni mengingat 136 angka binari dalam satu menit. Selanjutnya tahun 2011, berhasil dipatahkan Brian menjadi 216 angka binari.

Dan berikutnya, pada 2013, giliran dokter asal India berhasil memecahkannya menjadi 260 angka binari. Untuk merebut kembali rekor yang pernah ada ditangannya, Brian kini mematok target 270 angka binari melawan penantang dari Tiongkok.

Acara spesial ini juga bisa disaksikan di televisi CCTV internasional mulai tanggal 1 hingga 7 Oktober 2014 (atau via YouTube setelah tayang televisi). Ini adalah TV Show spesial karena akan disiarkan setiap hari selama 7 hari berturut-turut mengisi liburan panjang perayaan hari kemerdekaan Republik Rakyat Tiongkok.

Sebagai catatan, pada 2011, Brian sempat berlaga di kota Guangzhou-China World Memori Championships. Saat itu Brian sukses membawa nama bangsa, sebagai atlet pertama Indonesia yang memperoleh medali, menyabet penghargaan ‘Top 10 Junior’ dan mendapat kesempatan interview dengan reporter CCTV.

“Ini kali pertama kemampuan memori Brian mendapat liputan media televisi luar negri,” kenang Gidion Hindarto.

Sebagai ayah, Gidion mengaku terus memberikan dukungan untuk Brian dengan menggembleng minat dan bakatnya sejak usia 5 tahun. Hasilnya pun membanggakan dengan prestasi dunia, yakni 3 kali masuk di stasiun TV di Tiongkok, dan satu kali di Eropa.

Tahun ini, Brian tercatat sebagai pemegang 3 rekor dunia, 2 MURI, dan sekaligus penulis buku judul DOMINIC BRIAN. Remaja penuh potensi ini berencana akan menerbitkan komiknya secara internet-online dan mendirikan training center dengan merk namanya sendiri ‘DOMINIC BRIAN’ – Character & Life Skills di Nusa Dua Bali, dengan website www.dominicbrian.com, yang saat ini masih dalam proses pembuatan. (ana)

UU Desa Berpeluang Kuatkan Desa Adat di Bali

SAMSUNG CAMERA PICTURES

inilahbali.com, BANGLI – Undang-undang (UU) No. 6 Tahun 2014 tentang Desa dinilai berpeluang untuk menguatkan keberadaan Desa Adat atau Desa Pakraman di Bali. Untuk itu, peluang ini harus diambil oleh masyarakat Bali agar Desa Adat mampu membentengi seni, adat dan budaya dari ancaman kehancuran.

Demikian yang terungkap pada acara sosialisasi tentang UU Desa di depan ratusan Perbekel dan Bendesa Adat yang menjadi prajuru Majelis Desa Adat se-Kabupaten Bangli, Sabtu, 6/9. Pada acara itu hadir anggota DPR RI, Dr. Ir. I Wayan Koster, M.M didampingi Bendesa Agung Majelis Utama Desa Pakraman (MUDP) Provinsi Bali, Jro Gede Suwena Putus Upadesa, Bupati Bangli, I Made Gianyar, unsur Muspida Bangli dan lainnya.

Pada acara itu, Wayan Koster menjelaskan secara detail pasal demi pasal UU Desa sekaligus menjawab berbagai pertanyaan dan silang pendapat terkait pelaksanaan UU Desa ini. Melalui UU Desa ini, pemerintah mengarahkan pembangunan mulai dari Desa. Pendekatan ini sangat berbeda dibandingkan dengan era sebelumnya.

Foto ilustrasi: Seni dramatari adalah salah satu bentuk dari  budaya Bali yang  erat kaitannya dengan keberadaan Desa Adat atau Desa Pakraman di Bali.

Foto ilustrasi: Seni dramatari adalah salah satu bentuk dari budaya Bali yang erat kaitannya dengan keberadaan Desa Adat atau Desa Pakraman di Bali.

Dalam penjelasannya, Koster menyinggung pasal 6 ayat 2 UU Desa yang mengharuskan Bali memilih salah satu dari dua jenis Desa yang ada di Bali. Jika harus memilih, maka menurut Koster mestinya pilih Desa Adat karena Desa Adat ini telah ada jauh sebelum diberlakukannya Desa Dinas.

Menurut politisi asal Bali Utara Buleleng ini, sejak diterbitkannya UU Nomor 5 Tahun 1979, eksistensi Desa Adat di Bali semakin terpinggirkan, padahal tugas-tugasnya sangat berat dalam memelihara adat dan budaya Bali. Dilihat dari kesejahteraannya, nasib para Bendesa Adat di Bali sangat memprihatinkan. Ini berbeda dengan kesejahteraan para Perbekel dan Lurah.

“Jadi Undang-undang Desa ini memberikan peluang kepada masyarakat Bali untuk menguatkan eksistensi Desa Adat sehingga peluang ini harusnya dimanfaatkan dengan baik,” tandas Koster.

Koster melihat telah terjadi ketidakadilan dalam memperlakukan Desa Adat di Bali saat ini. Kata dia, jika pun Desa Adat diberikan bantuan oleh pemerintah daerah, itu karena good will atau kebaikan pemerintah daerah, bukan karena desa adat memiliki hak sebagaimana diatur dalam UU Desa.

Ia menjelaskan, melalui UU Desa, seluruh Desa Adat memiliki peluang untuk menjadi subyek hukum yang selama ini tidak pernah diperolehnya. Dengan menjadi subyek hukum, maka Desa Adat berhak menerima anggaran pembangunan baik dari pemerintah pusat melalui DAU APBN dan ADD dari pemerintah daerah dan sumber pendapatan lain sehingga akan lebih mandiri, terhormat dan bermartabat.

Adanya anggapan dan kekhawatiran bahwa Desa Adat diitervensi oleh Pemerintah, Koster membantahnya. UU Desa Bab XIII ada Ketentuan Khusus tentang Desa Adat. Menurut Koster, Bab XIII mulai dari pasal 96 sampai dengan pasal 111 memberikan kewenangan dan otonomi kepada Desa Adat untuk mengatur wilayahnya sendiri.

“Saya berjuang keras untuk menggoalkan ketentuan tentang Desa Adat ini agar masuk dalam Undang-Undang Desa” , ujarnya.
Warisan Leluhur

Alasan mendasar kenapa Bali harus mendaftarkan Desa Adat adalah agar adat tradisi, seni dan budaya peninggalan tetua Bali tidak semakin luntur sehingga tetap akan lestari. Adat, tradisi, dan seni budaya Bali itu warisan para leuhur yang mesti dilestarikan sampai ke generasi berikutnya. Ia kawatir, jika Desa Adat tidak didaftarkan, maka adat, seni dan budaya Bali itu akan semakin terpinggirkan dan akhirnya hilang dari kehidupan orang Bali.
Ia menyayangkan pihak-pihak yang tidak setuju Desa Adat didaftarkan sebagai orang yang takut kehilangan pengaruhnya di desa dan kurang peduli terhadap upaya pelestarian adat Bali.

“Jika kita berpikir jangka panjang untuk kelestarian adat dan budaya Bali, maka kepentingan sempit yang bersifat jangka pendek semestinya disingkirkan dulu dan kepentingan umum Bali ke depan yang lebih diutamakan” ajaknya.

Di sela-sela sosialisasi itu, seorang tokoh dari Kabupaten Badung yang mengaku sangat cinta Bali menghimbau masyarakat Bali jangan memilih calon bupati atau calon gubernur yang punya tendensi tidak mendaftarkan Desa Adat.  Kata dia, jika Desa Adat berubah menjadi Desa Dinas, sesuai Pasal 100 UU Desa, maka seluruh aset dan kekayaan yang ada di desa tersebut akan beralih menjadi aset dan kekayaan desa dinas sedangkan Desa Adat hanya tinggal kenangan.

Dan pada gilirannya tidak diakui punya wilayah dan tidak diakui punya warga desa adat karena semua telah menjadi milik Desa Dinas. (ana)

RMHC Peduli Jawa-Bali Sukses Imuninasi 4 Ribu Anak

Anak-anak SD di Bali pada rangkaian acara RMHC Peduli Jawa-Bali di McD Kebo Iwa Denpasar.

Anak-anak SD di Bali pada rangkaian acara RMHC Peduli Jawa-Bali di McD Kebo Iwa Denpasar.

inilahbali.com, DENPASAR – Yayasan Ronald McDonald House Charities (YRMHC) melalui program Ronald McDonald Care Mobile (RMHC) Peduli Jawa-Bali akhirnya sukses mengimunisasi 4 ribu lebih anak yang tersebar di 11 kota yang berakhir di McDonald’s Jalan Kebo Iwa Denpasar, Selasa (2/9).

“Dari 4.000 anak yang kami targetkan ternyata realisasinya hingga 4. 250 orang anak,” sebut Marketing Communication Manager YRMHC, Rini T Wardani, di Denpasar.

Program RMHC Peduli Jawa-Bali ini, jelas Rini, diawali dari kota Cirebon, Semarang, Yogyakarta, Solo, Gresik,Sidoarjo yang berlanjut ke beberapa kabupaten di Bali seperti Tabanan, Badung yang berakhir di Denpasar.

Menurut Rini, program RMHC ini merupakan komitmen YRMHC untuk mengusahakan agar lebih banyak lagi anak-anak Indonesia yang menerima manfaat khususnya bantuan pelaksanaan imunisasi campak untuk mendukung kesehatannya di masa mendatang.

“Dengan tercapainya empat ribu lebih anak yang diimunisasi, kami mengucapkan terima kasih atas bantuan dan kerja sama berbagai pihak sehingga program yang bertepatan dengan Bulan Imunisasi Anak Sekolah selama Agustus 2014 ini dapat berjalan dengan baik,” ujar Rini.

Di Bali sendiri, program ini terlaksana di sejumlah SD di Tabanan, Badung dan Denpasar yang jumlahnya sekitar 600 orang anak. Total biaya program MRHC Peduli Jawa-Bali ini mencapai ratusan juta rupiah.

Program MRHC tahun ini, kata Rini, adalah yang kedua kalinya setelah dimulai tahun lalu. Hanya saja tahun 2013  menyasar beberapa kota/kabupaten di wilayah di Jawa saja yang saat itu berhasil mengimunisasi 2.771 orang anak.

Berbagai Program

Yayasan RMHC yang yang berdiri sejak 14 Februari 1974 adalah merupakan lembaga nirlaba ini memiliki manajemen terpisah dengan McDonald’s Indonesia. Dalam 3 hingga 5 tahun ke depan, program Yayasan RMHC akan difokuskan kepada imunisasi dan program-program lain yang berkaitan dengan kesehatan anak-anak.

Saat ini programyang diimplementasikan oleh Yayasan RMHC adalah Ronald McDonald Care Mobile, Ronald McDonald Family Room,dan Ronald McDonald House,yakni rumah singgah sementara bagi pasien anak penyakit kritis yang berada di kompleks rumah sakit dan ditinggali pasien dengan biaya sangat murah.

Rumah singgah saat ini tengah dibangun atas bantuan hibah bangunan oleh donatur di Jakarta. Dengan luas lahannya 400 M2 dua lantai berkapasitas 8 kamar, ditarget rampung November tahun ini.

“Rumah singgah ini hanya diperuntukkan bagi pasien anak di RS Fatmawati yang memerlukannya,” ujar Rini. Rencananya pengguna kamar hanya dipungut Rp10 ribu per hari.

Biaya pembangunan dan perlengkapan rumah singgah ini, diluar biaya operasional dan lahan mencapai Rp1,5 hingga Rp2miliar. (ana)

“Meskipun Langit Runtuh, Desa Pakraman Harus Tetap Ada”

inilahbali.com, DENPASAR – Ungkapan “Meskipun langit runtuh, Desa Pakraman harus tetap ada” yang pernah dilontarkan Gubernur Bali Made Mangku Pastika beberapa tahun lalu, belakangan bergema kembali. Setidaknya, lontaran itu muncul pada acara pembahasan Undang Undang No 6/2014 tentang Desa bersama bupati/walikota se-Bali, dan terakhir pada Paruman Agung III Majelis Utama Desa Pakraman Bali, di Gedung Wiswa Sabha Utama Kantor Gubernur Renon Denpasar,Jumat (8/8).

“Saya dulu pernah berkata meskipun langit runtuh, desa pakraman harus tetap ada, saya harap ini dibahas di Paruman Agung ini. Kita tidak cukup hanya dengan slogan, saya harapkan MUDP tetap menjaga sinkronisasi dan mengambil langkah supaya tetap survive”, tandas Pastika pada acara Paruman Agung III MUDP Bali.

Menurut Pastika yang turut membidani terbentuknya majelis desa pakraman (Desa Adat) di Bali ini, MUDP hendaknya melakukan inventarisasi masalah di desa pakraman dan terhadap permasalahan yang muncul agar ditangani melalui mediasi dengan mengedepankan musyawarah mufakat sehingga menguntungkan semua pihak.

Di sisi lain peningkatan kualitas individu prajuru desa pakraman juga akan mampu meningkatkan kualitas kelembagaan. Pastika juga menghimbau sesuatu akan bisa bertahan jika bisa disesuaikan dengan situasi, sedangkan kalau kaku maka dia akan musnah.

“Layaknya dinausaurus yang besar dan kuat kenapa dia bisa musnah, karena dia tidak bisa melihat situasi yang ada, dia tidak bisa mengecilkan tubuhnya sehingga makanannya habis dan dia akan punah. Itu suatu contoh, sehingga saya harapkan dari Paruman Agung ini dan saya yakin semua yang hadir sudah memiliki pemahaman yang lebih tinggi karena terkadang jika kita sudah berada pada zona nyaman, kita akan terbuai dengan situasi tersebut”, ujarnya.

Pastika menambahkan, orang yang berada pada zona nyaman adalah anti resistance terhadap perubahan. Ibarat kodok di air di dalam periuk, yang di bawahnya ada tungku menyala, yang awalnya rasa hangat membuat tumbuhnya merasa nyaman. Namun dia tidak menyadari di bawah periuk ada api tungku yang akan memhayakannya.

“Jika tidak segera disadari, maka dalam waktu singkat dia akan jadi ‘kodok rebus’. Saya tak ingin masyarakat Bali sampai menjadi kodok rebus,” ujar Pastika.

Selain itu, Pastika menyatakan Pemerintah Provinsi Bali selalu berkomitmen untuk menjaga adat dan budaya Bali yang sebagai pilar utama serta penyangga pembangunan daerah secara menyeluruh. Untuk itu diharapkan masyarakat harus mensinkronisasi antara adat, agama dan budaya.

Terkait peningkatan sumbangan untuk desa pakraman yang mulai tahun 2015 akan diberikan sebesar Rp 200 juta, Pastika berharap dengan peningkatan bantuan tersebut, agar sesuai potensi dan kondisi desa pakraman untuk mewujudkan ketentraman budaya Bali dan tentunya peningkatan kesejahteraan krama desa pakraman.

Paruman Agung III MUDP Provinsi Bali kali ini mengambil tema “Menuju Bali Shanti dengan Menjaga Kehormatan Desa Pakraman”.

Desa Pakraman atau Desa Adat di Bali sendiri sudah tertata sejak 10 abad lalu yakni pada abad XI oleh Epu Kuturan. Dalam rentang waktu itu, Desa Pakraman sudah terbukti teruji tetap mampu bertahan dengan mempertahankan jati diri adat dan budaya Bali yang dijiwai agama Hindu, meski perubahan demi perubahan yang dinamis menerpa silih berganti.

Semua itu berkat kelenturan yang dimiliki Desa Pakraman dalam beradaptasi dan mengadopsi dinamika perubahan dari zaman ke zaman baik internal maupun eksternal. (ana)

Satwa Bali Zoo Rutin Diupacarai ‘Tumpek Kandang’

inilahbali.com,GIANYAR – Ratusan satwa di Bali Zoo Singapadu Kabupaten Gianyar, Bali rutin diupacari ‘tumpek kandang’ dengan tujuan memohonkan keselamatan agar semua satwa diberikan kesehatan dan terhindar dari penyakit.

“Bali Zoo rutin menggelar ritual tumpek kandang dengan tujuan memohonkan agar sehat dan terhindar dari penyakit,” kata Emma Kristiana Chandra, Public Relations Executive Bali Zoo, di sela acara ritual Tumpek Kandang yang dipimpin seorang ‘pemangku’, Sabtu (9/8).

Bagi Emma, perayaan hari suci yang jatuh setiap 2010 hari ini juga berkaitan dengan konsep Tri Hita Karana terutama yang menyangkut keharmonisan hubungan antara manusia dengan lingkungannya terutama satwa.

Sebagai lembaga konservasi, Bali Zoo juga melakukan upaya perawatan dan pengembangbiakan terbaik dengan tujuan untukmenjamin keselamatan dan kesejahteraan satwa yang ada.

Adapun satwa yang diupacarai pada Sabtu (9/8) mulai dari satwa jinak seperti trenggiling, landak, kijang hingga satwa langka yakni gajah dan binturong.

Bali Zoo yang diresmikan pada 2002, saat ini memiliki 350 satwa dengan 75 spesies yang terdiri dari mamalia, reptil, dan burung. Keberadaan ratusan satwa di kebun binatang yang pertama di Bali ini mampu menarik kalangan wisatawan baik lokal maupun asing.

“Dalam keadaan normal, rata-rata jumlah pengunjung mencapai 500 hingga 600 orang per hari,” kata Emma. Bahkan kalau musim liburan seperti Idul Fitri yang baru lalu, pengunjung mencapai hingga 2000 per harinya.

Bali Zoo yang dibangun Anak Agung Gde Putra ini, awalnya hanya memiliki luas areal 3 hektare dan belakangan terus dikembangkan hingga menjadi sekitar 9 hektare saat ini. Selain daya tarik satwa, Bali Zoo juga tampak asri dengan taman tropisnya yang tertata rapi. (ana)

Siswa SMA ‘Bali Mandara’ Ditargetkan Lebih Banyak Tamat dalam 2 Tahun

inilahbali.com, BULELENG – Gubernur Bali Made Mangku Pastika menargetkan siswa SMA Bali Mandara bisa lebih banyak lagi yang menyelesaikan studinya lebih cepat dari tiga tahun, yakni hanya dalam waktu dua tahun.

“Untuk tahun-tahun ke depan, para siswa SMA Bali Mandara ditarget bisa menyelesaikan waktu studinya dalam dua tahun,” ujarnya saat meninjau SMA Bali Mandara di Kabupaten Buleleng, Rabu (6/8).

Dengan waktu yang lebih singkat, menurut Pastika, nantinya akan lebih banyak lagi siswa yang berasal dari keluarga kurang mampu namun berprestasi yang bisa ditampung di sekolah unggulan milik Pemerintah Provinsi Bali ini.

“Siswa yang tamat di sekolah ini harus cerdas dan berintegritas dan memiliki kemampuan lebih dari siswa-siswa di sekolah biasa,” pesan Pastika.

Pastika yakin dengan kualitas yang baik, sekolah ini akan mampu memberikan kontribusi yang maksimal. Karena menurutnya, investasi yang paling berharga dalam kehidupan suatu bangsa adalah investasi sumber daya manusia. “Tidak ada artinya yang lain-lain, kalau sumber daya manusianya tidak berkualitas,” tandasnya.

Dalam seleksi masuk sekolah ini, selain mempertimbangkan faktor dari keluarga kurang mampu juga kepintaran dan direkrut dari seluruh kabupaten/kota di Bali dengan seleksi objektif tanpa mengenal system koneksi ataupun “surat sakti”.

Dalam pesannya, Gubernur Pastika menekankan kepada siswa baru agar jangan berleha-leha karena bisa belajar dan hidup dari uang rakyat, namun harus belajar lebih keras dan kalau bisa tiga kali lebih pintar dari siswa di sekolah biasa, karena waktu belajar juga tiga kali lebih banyak di asrama sekolah.

Pastika juga meminta para siswa baru untuk melupakan sejenak orang tua dan kemiskinan, karena dengan cara ini mereka akan mampumengangkat harkat keluarga. “Kalau mau jadi pemimpin kalian harus memiliki kelebihan, seorang leader harus memiliki extraordinary ability. Tanpa kelebihan, kalian hanya sebagai follower,” pungkasnya.

Pada kesempatan itu, Gubenur juga menyampaikan apresiasinya karena salah satu siswa SMA Bali Mandara yang sekarang lagi duduk di kelas 12 yaitu Made Ayu Sulaningrat Dharmayanti mampu meraih runner up Jegeg Bali tahun 2004 yang menyingkirkan pesaing-pesaingnya yang sebagian besar adalah mahasiswa.

Sementara itu Kepala SMA Bali Mandara, Wayan Darta, tahun ini ada 10 siswa yang menamatkan studinya dalam wakru dua tahun. Bahkan sebelumnya pada angkatan pertama sejak berdiri empat tahun lalu, juga ada seorang siswa yang mampu menempuh waktu dua tahun, yakni atas nama Made Gita Narendra Kumara. Siswa ini diterima di ITB.

“Sekolah ini menerapkan sistem kredit, mungkin kalau di sekolah lain ada dikenal sekolah percepatan,” ujar Wayan Darta.

Jadi konsekuensi dari sistem kredit, selain ada siswa yang bisa tamat lebih cepat dari tiga tahun, sebaliknya bila kurang mampu bisa juga memungkinkan ada siswa yang perlu menempuh waktu lebih dari tiga tahun.

“Tapi sampai sekarang belum ada siswa di sini (SMA Bali Mandara) yang tamat di atas tiga tahun,” jelas Dartayang mantan Kepala SMAN 1 Singaraja ini. (ana)

Istri Pejabat Pemprov Bali Sukses Main Dramatari

inilahbali.com, DENPASAR – Pada era 1990-an, pernah ada tari Janger ‘spesial’ yang dipentaskan oleh jajaran pejabat Pemprov Bali, termasuk juga Ida Bagus Oka yang saat itu sebagai gubernur.

Nah kini ada juga pementasan seni untuk publik yang dimainkan kalangan istri pejabat, termasuk istri Gubernur, yakni Ny. Ayu Pastika tampil sebagai ‘tokoh sentral’ Ibu Kunti dalam lakon dramatari “Ibu Kunti Teguh”, di Gedung Ksirarnawa Taman Budaya Denpasar, Sabtu (2/8).

Pementasan dramatari “Ibu Kunti Teguh” ini didukung atas kolaborasi Dharma Wanita Persatuan Provinsi Bali, TP PKK Provinsi Bali, Dekranasda Provinsi Bali, YKI Cabang Bali, BK3S Provinsi Bali dan Sanggar Cahya Art Denpasar.

Dalam Dramatari “Ibu Kunti Teguh” yang merupakan penggalan salah satu parwa dalam epos besar Mahabharata ini mengisahkan sosok Ibu Kunti yang merupakan ibu dari Panca Pandawa yang membimbing para Putra Pandawa dalam membangun dan menyejahterakan rakyat kerajaan Indraprasta setelah mereka mendapatkan setengah dari kerajaan Hastinapura dari Raja Drestarata.

Dalam mewujudkan kerajaan Indraprasta yang dahulunya adalah Hutan Kandawaprasta yang dikuasi oleh para raksasa, kelima pandawa ini berjuang dan bekerja keras untuk membuat tanah ibu pertiwi yang dulunya sangat tandus menjadi kerajaan yang sangat indah bahkan menyamai kerajaan Indraloka atas bantuan dari Bhagawan Wiswakarma dan Bhatara Indra sendiri.

Kemajuan ini membuat Kurawa sangat iri sehingga berupaya untuk merebut Indraprasta dengan tipu muslihat. Dengan dibantu Sangkuni akhirnya Kurawa mengajak Pandawa untuk bermain judi dan akhirnya Pandawa kalah serta menyerahkan Indraprasta serta menerima hukuman diasingkan selama 12 tahun dan masa penyamaran selama 1 tahun.

Dalam setiap sketsa adegan, diselipkan pesan-pesan mengenai bagaimana seorang pemimpin yang harus mampu menyejahterakan masyarakatnya.Dalamhal ini membeberkan pesan-pesan program Bali Mandara seperti jaminan kesehatan Bali Mandara (JKBM), Bedah Rumah, Simantri (sistem pertanian terintegrasi), Gerbangsadu (gerakan pembangunan desa terpadu), program beasiswa pendidikan dan pesan-pesan lainnya.

Tak luput, dramatari ini juga diselingi dengan guyonan-guyonan kocak yang sangat menghibur penonton. Walaupun ibu-ibu ini jarang menari, namun dengan keterbatasannya itu mampu mengundang gelak tawa dan senyum penonton.

Sosok Ibu Kunti diperankan oleh Ny. Ayu Pastika sekaligus sebagai sang pencetus ide cerita, Yudhistira diperankan oleh Ny. Cok Pemayun, Arjuna oleh Ny. Dayu Sudikerta. Pragmentari didukung oleh Dalang Anom Ranuara, IB. Purwalaksana dan tim lainnya serta diiringi oleh Sekehe Gong Gurnita Praja Sasmitha Provinsi Bali.

Di akhir pagelaran dimeriahkan oleh Tari Kecak Dut yang dibawakan oleh para Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dilingkungan Pemerintah Provinsi Bali. Hadir pula pada kesempatan tersebut Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta, Wakil Ketua DPRD Provinsi Bali I Gusti Bagus Alit Putra, Sekretaris Daerah Provinsi Bali Cok. Pemayun beserta SKPD di lingkungan Pemprov Bali, pegawai di lingkungan Pemprov. Bali dan masyarakat umum lainnya.

Usai menyaksikan pementasan tersebut, Gubernur Bali Mangku Pastika mengapresiasi tampilan dramatari tersebut. Tujuan dari pementasan ini adalah agar para ibu memperoleh kesempatan untuk mengisi acara serangkaian gelaran seni dan budaya Bali Mandara Mahalango Tahun 2014 sebagai wujud kecintaannya terhadap seni dan budaya Bali serta sebagai ajang untuk mengisi kreativitasnya sehingga mampu menampilkan karya seni yang cukup baik dan menarik.

“Saya terkejut dengan penampilan ini, saya kira hanya lucu-lucuan saja, tetapi ada juga pesan-pesan tentang kepemimpinan dan program Bali Mandara yang disampaikan sehingga secara tidak langsung juga sebagai media untuk sosialisasi program pembangunan Provinsi Bali,” ujar Gubernur Pastika yang juga mantan Ketua Tim Investigas Bom Bali I ini. (ana)

Waspadalah! Langgar Kebersihan di Denpasar Bisa Denda Rp 1 Juta

inilahbali.com, DENPASAR – Hati-hati dan waspadalah! Peringatan ini barangkali tepat ditujukan kepada siapa saja di Kota Denpasar yang masih mengabaikan kedisiplinan dalam menjaga kebersihan dan ketertiban. Sebab dalam penegakan Perda tentang Kebersihan dan Ketertiban ini sudah terbukti “memakan korban” pelakunya didenda hingga Rp 1 juta.

Pada sidang tindak pidana ringan (tipiring) ini menyidangkan pelanggar yang terjadi di tiga kecamatan,yakni Denpasar Timur, Denpasar Selatan, dan Denpasar Barat,setelah sebelumnya menyidangkan kasus serupa di Denpasar Utara.

Tercatat ada enam orang pelanggar kebersihan menjalani sidang yang dilakukan di Banjar Tega, Jalan Ratna Denpasar,Kamis (24/7). Sidang ini bertujuan untuk menggugah kesadaran dan memberikan efek jera kepada masyarakat yang membuang sampah sembarangan.

Sidang yang dipimpin oleh hakim Beslin Sihombing dan jaksa IGN Ari Kesuma menjatuhkan sanksi denda antara Rp 400.000 sampai Rp 1.000.000 kepada para pelanggar. Semua pelanggar memilih membayar denda langsung di tempat, karena tidak ingin menjalani hukuman yang ditentukan maksimal tiga bulan kurungan.

Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Denpasar, I Ketut Wisada yang ditemui di sela-sela sidang tipiring mengatakan, sejak dilakukan sanksi berupa tipiring, jumlah kasus pelanggaran mengalami penurunan. Ini menunjukkan adanya kesadaran masyarakat untuk tertib dalam membuang sampah dan juga tepat pada waktu yang ditentukan.

Lebih lanjut Wisada mengatakan, adapun dasar yang menjadi acuan untuk menjatuhkan denda kepada pelanggar, yakni Peraturan Daerah No. 3 tahun 2000 tentang Kebersihan dan Ketertiban, serta Peraturan Wali Kota terkait dengan jadwal pembuangan sampah di Kota Denpasar.

Menurut Wisada, DKP secara rutin menggelar sidang tipiring di masing-masing kecamatan dan dilaksanakan di Bale Banjar. “Ini juga merupakan sosialisasi sehingga masyarakat semakin sadar akan pentingnya kebersihan,” kata wisada.

Dari denda yang dijatuhkan hakim pada sidang kali ini ada yang sampai Rp 1 juta, yakni I Made Juniastika warga asal Bukit Sari Denpasar. Dia dinyatakan terbukti ada unsur kesengajaan membuang sampah atau limbah bahan bangunan menggunakan kendaran roda empat di tempat larangan membuang sampah dan tidak pada waktunya.

Dalam catatan Kepala Bidang Operasi Kebersihan Kota Denpasar, Ketut Adi Wiguna, sebelumnya, sidang tipiring juga dijatuhkan kepada 14 orang pelanggar di Denpasar Selatan, 11 orang di Denpasar Timur dan 9 di Denpasar Barat.

Kasus pelanggaran kebersihan kali ini, kata dia bervariasi, seperti ada yang buang sampah bangunan secara sengaja, penyebaran brosur di jalanan sehingga menyebabkan kekotoran di jalan dan membuang sampah tidak pada waktunya. Hal ini sangat jelas bahwa mereka sudah melanggar Perwali No. 3 tahun 2012 tentang Penetapan Jadwal Pembuangan Sampah yang sudah ditentukan dari pukul 17.00 Wita hingga 19.00Wita.

Bahkan ada masyarakat yang sengaja membuang sampah di tempat yang ada larangan hingga mendapat teguran. Namun karena tidak dihiraukan, petugas DKP terpaksa mengambil tindakan tegas. Ke depan, sidak-sidak kebersihan akan terus dilaksanakan sampai masyarakat sadar betul akan arti kebesihan lingkungan. (ana)