Tag Archives: bali

Program ‘Bali Mandara’ Sabet Dua Penghargaan MDGs Nasional

inilahbali.com, DENPASAR – Pemprov Bali melalui program ‘Bali Mandara’(maju, aman, damai, sejahtera)-nya berhasil meraih penghargaan Millenium Development Goals (MDGs) dari pemerintah pusat. Predikat yang diraih yaitu sebagai provinsi terbaik kedua untuk kategori pencapaian MDGs, dan juga sebagai provinsi terbaik kedua untuk kategori indikator MDGs.

Penghargaan ini diserahkan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Kepala Bappenas), Sofyan Djalil kepada Kepala Badan Perencanaan dan Pembanguan Daerah (Bappeda) Provinsi Bali , I Putu Astawa, mewakili Gubernur Bali Made Mangku Pastika pada acara pembukaan Musyawar Perncanaan Pembangunan Nasional ( Musrenbangnas) 2016 di Hotel Bidakara Jakarta, Rabu (20/4).

Putu Astawa menjelaskan penghargaan ini merupakan bentuk pencapaian Pemprov Bali atas beberapa program unggulan dalam mewujudkan masyarakat Bali yang maju, aman, damai dan sejahtera (Mandara).

“Ini penghargaan atas capaian Pemprov Bali yang menunjukkan program Bali Mandara sudah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat terutama dalam mengentaskan kemiskinan,” ujar Astawa.

Menurut Astawa, visi pembangunan Bali melalui program Bali Mandara sangat sejalan dengan sasaran yang ingin dicapai MDGs itu sendiri. Ia mencontohkan dari ketujuh sasaran yang menjadi target MDGs, yakni di bidang kesehatan, Pemprov Bali sudah memiliki program Jaminan Kesehatan Bali Mandara (JKBM), di bidang pendidikan Pemprov Bali juga sudah menggelontorkan program bea siswa bagi siswa miskin, dan pendirian SMA dan SMK Bali Mandara.

Begitu juga dari segi kepedulian terhadap lingkungan hidup, Pemprov juga memiliki program Green Province dan Sistem Pertanian Teritegrasi (Simantri) yang saling mendukung. (der)

Sikapi UU Desa, Pilihan Desa Adat Segera Disimulasikan

Suasana pembahasan UU Desa di rumah dinas Gubernur Bali Kertha Sabha yang dipimpin Made Mangku Pastika.

Suasana pembahasan UU Desa di rumah dinas Gubernur Bali Kertha Sabha yang dipimpin Made Mangku Pastika.

inilahbali.com, DENPASAR – Setelah terjadi pembahasan dan perdebatan panjang dan alot dalam menyikapi pilihan ‘desa adat’ atau ‘desa dinas’ sebagaimana diatur dalam Undang Undang No 6 Tahun 2014 tentang Desa, akhirnya pilihan Bali mengerucut ke pilihan desa adat. Bahkan segera akan simulasikan dengan berbagai konsekuensinya.

Hal itu terungkap dalam pembahasan lanjutan di rumah dinas Gubernur Bali Gedung Kertahsabha Denpasar,Jumat (17/10). Pertemuan ini menindaklanjuti arahan Dirjen Pemberdayaan Masyarakat Desa Kemendagri, Tamrizi A. Karim, yang dilakukan Kamis (16/10) di Gedung Wiswa Sabha kantor Gubernur Bali Renon.

Hadir dalam pertemuan di Kerthasabha itu seperti anggota DPR RI dan DPD RI daerah pemilihan Bali, anggota DPRD Bali, Bendesa Agung MUDP Provinsi Bali, Sabha Purohito serta Kepala SKPD Provinsi Bali.

Dalam pertemuan intern yang dipimpin Gubernur Pastika didampingi Wagub Ketut Sudikerta dan Sekda Provinsi Bali Cok Ngurah Pemayun, menyampaikan bahwa selama ini telah banyak lembaga dan pihak melakukan kajian tentang pilihan pendaftaran desa adat atau desa dinas dengan segala argumentasi. Begitu pula dengan diskursus dan rapat yang telah berkali-kali dilakukan di Pemprov Bali namun belum juga menemukan kata sepakat.

“Selama ini saya sudah memberikan waktu pihak-pihak untuk berargumentasi dan semua memiliki pendapat yang berbeda-beda. Saya yakin semua pihak menunggu pendapat Gubernur sehingga pertemuan ini merupakan momentum yang baik untuk itu,” ujarnya.

Lebih jauh Pastika mengurai bahwa dari beberapa pihak yang sudah menemuinya seperti MUDP, Sabha Purohito, serta anggota DPR RI, I Wayan Koster sepakat untuk mendaftarkan desa adat (desa pakraman).

“Setelah saya menerima laporan dari beberapa pihak, agar tidak berlarut-larut sekarang sudah saatnya menentukan masa depan Bali, yakni opsi untuk mendaftarkan desa dinas kita simpan dulu. Kita simulasikan desa adat dengan segala konsekuensinya, namun saya minta Tim Provinsi untuk membuat daftar pertanyaan yang nantinya akan dibuat naskah akademiknya,” papar Pastika.

Pastika juga menghimbau DPRD Prov. Bali yang dibantu oleh semua pihak yang hadir untuk segera membentuk pansus dan menyusun Ranperda yang akan disahkan bersama. Bahkan Pastika juga menegaskan, semua pihak harus bisa menjamin bahwa 1.488 desa adat yang ada di Bali bisa terdaftar semuanya di pusat.

Pasalnya karena Pastika yang bersama MUDP Tahun 2004 lalu mengesahkan desa pakraman di Pura Samuan Tiga yang selalu komit menyatakan bahwa “walaupun langit runtuh, desa pakraman harus tetap ada”. Serta ia berharap hendaknya perda tersebut juga yang nantinya bisa menjawab kekhawatiran masyarakat selama ini akan hilangnya otonominya jika desa adat didaftarkan.

Sementara itu, anggota DPD RI, Gede Pasek Suardika menyampaikan bahwa ini merupakan momentum serta pilihan yang luar biasa untuk menyelamatkan Bali ke depan, karena selama ini aturan cenderung pada kelompok mayoritas sehingga sudah saatnya mengambil keputusan strategis.

“Dalam Bab XIII UU Desa tentang ketentuan khusus desa, jelas tersirat bahwa semua diturunkan ke perda sehingga saya setuju untuk segera dibentuk pansus dan kami di DPD RI siap menyimulasikan problem teknisnya ,” tegasnya.

Sejalan dengan Gede Pasek semua yang hadir seperti MUDP Provinsi Bali dan anggota DPR RI, DPD RI serta DPRD Provinsi Bali yang hadir seperti A.A Oka Ratmadi, Kadek Arimbawa, Arya Wedakarna, Kusuma Putra serta Nyoman Parta menyatakan siap untuk membentuk pansus dan menyusun Ranperda yang nantinya akan disahkan menjadi Perda.
Dalam kesempatan tersebut, Arya Wedakarna juga menyerahkan dukungan dari perguruan tinggi negeri maupun swasta di Bali yang sepakat mendukung untuk mendaftarkan desa adat.

Menanggapi hal tersebut, Gubernur Pastika meminta agar semua bentuk dukungan dibukukan serta dijadikan lampiran dalam perda yang nantinya akan disusun agar bisa menjadi bukti. “Ini merupakan pertanggungjawaban kita kepada anak cucu sehingga perlu ada bukti agar menjadi sejarah bagi mereka,” pungkasnya.

Di akhir pertemuan tersebut, Pastika meminta hendaknya setelah diadakan pertemuan ini tidak akan ada lagi diskursus , sehingga perda bisa disahkan akhir tahun 2014 ini. (ana)

Seni ‘Nyastra’ di Bali Bangun Kesadaran Membaca

Wagub Ketut Sudikerta saat  memperkenalkan tradisi nyastra yang digelar Badan Perpustakaan Nasional di depan Monumen Perjuangan Rakyat Bajra Sandhi.

Wagub Ketut Sudikerta (pegang kertas putih) saat memperkenalkan tradisi nyastra yang digelar Badan Perpustakaan Nasional di depan Monumen Perjuangan Rakyat Bajra Sandhi.

inilahbali.com, DENPASAR – Seni nyastra di Bali semestinya bisa dijadikan kearifan lokal Bali dalam membangun kesadaran membaca dalam kehidupan sehari-hari saat ini. Pasalnya budaya ini telah dilakukan masyarakat Bali khususnya yang tergabung dalam ‘sekaa – sekaa’ (kelompok) santi yang di dalam prosesnya tidak hanya membaca namun juga mengartikan dan memaknainya.

Demikian disampaikan Wakil Gubernur Bali, Ketut Sudikerta saat memperkenalkan tradisi nyastra yang tumbuh di masyarakat Bali yang digelar oleh Badan Perpustakaan Nasional di halaman depan Monumen Perjuangan Rakyat Bajra Sandhi, Denpasar, Rabu (15/10).

“Seni nyastra telah dilakukan oleh masyarakat Bali khususnya yang tergabung dalam sekaa – sekaa santi, dalam proses nyastra tersebut tidak hanya membaca namun juga mengartikan dan memaknai,”ujar Sudikerta.

Ketua Panitia Kegiatan yang juga Kepala Biro Hukum dan Perencanaan Badan Perpustakaan Nasional, Ovi Sofiana menyatakan kegiatan yang mengambil tema “Perpustakaan Cerdaskan Bangsa, Wujudkan Indonesia Gemar Membaca” ini merupakan tindak lanjut dari gerakan Indonesia Membaca. Tujuannya mempublikasikan eksistensi dari perpustakaan di seluruh Indonesia, menumbuhkan kegemaran membaca dan memberikan pemahaman tentang pentingnya perpustakaan.

Kegiatan ini, lanjut Ovi, telah dilaksanakan di 16 provinsi selama 2013 dan tahun 2014 ini Bali menjadi lokasi terakhir kegiatan setelah dilaksanakan di 6 provinsi sebelumnya.

Sementara itu, Kepala Badan Perpustakaan Nasional Dra. Hj. Sri Sularsih, M.Si juga mengatakan perpustakaan merupakan salah satu pendukung sistem pendidkan nasional dalam upaya mewujudkan masyarakat Indonesia yang gemar dan berbudaya membaca karena masyarakat yang selalu membaca akan menjadi masyarakat yang cerdas, inovatif dan kompetitif.

Pada acara pembukaan yang dilakukan Dra. Hj. Sri Sularsih, M.Si, didampingi Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta, Sekda Provinsi Bali Cokorda Ngurah Pemayun, Ketua Panitia Kegiatan dan Kepala Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Bali yang ditandai dengan pemukulan kulkul secara bersama – sama. (ana)

Peringatan 12 Tahun Bom Bali Diisi Pembacaan Puisi

Gubernur Made Mangku Pastika berdoa sebelum tabur bunga di Ground Zero pada peringatan 12 tahun bom Bali I, Minggu (12/10) 2014.

Gubernur Made Mangku Pastika berdoa sebelum tabur bunga di Ground Zero pada peringatan 12 tahun bom Bali I, Minggu (12/10) 2014.

inilahbali.com, KUTA – Peringatan 12 tahun tragedi Bom Bali I, Minggu, 12 Oktober 2014 di Ground Zero Legian Kuta Bali salah satunya diisi dengan pembacaan puisi oleh Ni Kadek Winapawani,17, siswi kelas II SMK TI Global Denpasar, yang merupakan putri kedua dari I Ketut Sumarawat, korban meninggal pada saat ledakan bom Bali I.

Di tengah acara seremonial yang diwarnai sedikit haru, inilah sekelumit puisi yang dibawakan Winapawani.

‘Kenangan yang pedih
yang membuat dunia
hanya memberi warna hitam
dalam hidupku
pedih yang membuat tangisan
tak sanggup mengeluarkan air mata lagi
kupikir kenangan ini
akan menyelimuti seumur hidupku
tapi saat ku bertemu
dengan mereka semua
yang memiliki kenangan yang sama denganku…
mereka dapat mengganti tangisku dengan tawa
mereka memberi kasih sayang dan cinta
yang dulu kupikir takkan kudapatkan lagi…’

Bagi Winapawani, kenangan pedih di awal-awal peristiwa itu sulit dilupakan, namun dengan adanya kebersamaan dengan mereka yang punya pengalaman yang sama telah membuatnya kembali bisa menjalani hidup seperti biasa.

“Bersama mereka, saya dapatkan kembali warna dalam hidup. Mereka dapat mengganti tangisan dengan tawa,” ujar Wina, putri kedua dari tiga bersaudara ini.

Saat kejadian bom Bali I, Wina masih berusia lima tahun. Saat itu hidupnya dirasakan begitu pedih. Namun seiring perjalanan waktu, dia pun bersyukur karena biaya pendidikannya mendapat tanggungan dari yayasan hingga kini. Begitu juga dua saudaranya, kakaknya yang tengah kuliah di LP3I dan adiknya di SMP juga mendapatkan tanggung biaya pendidikan. Ibunya, Ni Nyoman Rencini saat ini bekerja di bidang usaha kerajinan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.

Ketua Yayasan Isana Dewata, Ni Luh Erniati mengatakan di yayasan yang dipimpinnya ada terhimpun 43 KK keluarga korban bom Bali I, yang di dalamnya juga ada seratusan anak. Dari jumlah itu,baru sebagian anak yang mendapatkan tanggunagn biaya pendidikan dari Yayasan Kebangsaan Ibu Pertiwi, sedangkan yang belum sedang akan diperjuangkan.

Ditanya soal peristiwa bom Bali, Erni masih mengaku agak berat bisa memaafkan pelakunya kehilangan suami tercintanya, Gede Badrawan.
“Saya masih agak berat memaafkan, walau sudah bisa menerima sebagai suatu kenyataan,” kata Erniati.

Bagi ibu dua anak ini, pada saat-saat tertentu perasaannya masih sulit dikuasai dan dikendalikan apalagi memasuki bulan Oktober seperti saat ini. Bahkan teman-temannya sesama keluarga korban yang tergabung dalam Yayasan Isana Dewata masih ada yang trauma melihat asap maupun keramaian. Untuk itu sesama temannya masih sering mengikuti bimbingan dari seorang psikiater.

“Untuk penyembuhan rasa trauma kami masih sering dibimbing dokter Nyoman Nyandra,” papar Erniati yang kini menggeluti pekerjaan menjahit bersama sejumlah temannya.

Sementara itu Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengajak keluarga para korban untuk bisa memaafkan pelaku peristiwa bom Bali itu meski sulit untuk dilupakan. “Hidup terus bergerak. Untuk dapat melanjutkan hidup yang lebih baik, mari berusaha memaafkan, meski tak mungkin melupakan,” ujar Pastika.

Mantan Ketua Tim Investigasi Bom Bali I ini juga berharap perbedaan pendapat atau ideologi jangan dijadikan alasan pembenar untuk melakukan kekerasan terhadap sesama. “Sekecil apapun bentuk kekerasan hanya akan menimbulkan penderitaan,” ujarnya.

Bagi mantan Kapolda Bali ini, kita semua adalah bersaudara, apapun warna kulit, agama dan profesi. Jika semua sepakat dengan semangat damai, maka diyakiini aksi-aksi terorisme tidak akan sampai terjadi.
“Mari kita gunakan semangat damai dan toleransi untuk melawan aksi kekerasan semacam itu,” pesannya.

Peringatan bom Bali ini, menurut  Pastika adalah untuk mengenang peristiwanya tapi  bukan untuk membangkitkan amarah maupun  dendam.

Pada acara itu juga dilakukan tabur bunga yang didahului doa.  Selain oleh  Gubernur Pastika juga oleh Wakil Bupati Badung Made Sudiana, Konjen Australia, Majell Maree Hind, dan juga Haji Bambang.

Seperti diketahui dalam tragedi bom Bali 12 Oktober 2002 menewaskan 202 orang dari berbagai negara dan 209 orang luka-luka. (ana)

7 Aktor Serial Mahabharata Siap Sapa Warga Bali

Pengurus Kerobokan Community saat menggelarj umpa pers di Denpasar.

Acara jumpa pers yang digelar pengurus Kerobokan Community  di Denpasar.

inilahbali.com, DENPASAR – Tujuh aktor utama dalam serial Mahabharata yang kini tengah ditayangkan di salah satu televisi swasta nasional dijadualkan pada Minggu 5 Oktober mendatang akan tampil dan siap bertemu masyarakat Bali.

Karena antusiasnya warga Bali yang begitu tinggi untuk bisa bertemu langsung dengan sang idolanya itu, maka tempat pelaksanaan acaranya pun dipindahkan ke yang lebih luas yaitu Garuda Wisnu Kencana (GWK).

“Karena tingginya antusiasme masyarakat Bali, maka venue-nya dipindahkan ke GWK,” ujar Yulia Sukanta, pengurus Keroboan Community, yang merupakan salah satu pencetus acara ini, pada acara jumpa pers di Denpasar, Senin (29/9).

Alasan mendatangkan sejumlah pemain serial Mahabharata dalam pagelaran yang bertajuk “Bollywood Bombastic” ini, menurut Yulia karena terdorong oleh kesuksesan dari Festival Bollywood yang pernah diselenggarakan pada 30 November 2013 di 3V Kerobokan.

Beranjak dari hanya mengundang Shaheer Sheikh (pemeranArjuna) dan menggunakan venue yang sama, ternyata sambutan dari ANTV Jakarta sangat positif dan mereka mendukung untuk membawa bukan saja Arjuna, tapi juga pemeran Yudisthira, Bima, Nakula, Sahadewa, Duryodhana, dan Karna ke Bali sebagai bintang tamu pada acara tahun ini.

Yang unik, pada acara ini panitia akan menentukan ‘dress code’ bertemakan India bagi penonton. Bahkan penonton yang dinilai tampil terbaik akan diberikan hadiah dari pemain Mahabharata tersebut.

CEO Gallery Kohinoor, Amir Hamzah yang ikut mendukung acara ini mengatakan ingin mendekatkan dan memuaskan masyarakat Bali yang antusiasmenya sangat tinggi terhadap serial Mahabharata ini.

Sementara Konsulat Jenderal India, Amarjeet Singh Takhi menyambut baik pagelaran ini yang diisi dengan tari-tarian, nyanyian, serta drama pendek. Dia punmengakui, serial Mahabharata tak hanya disuka di negaranta tapi juga di Indonesia khususnya Bali yang memiliki kedekatan kultur dengan India. (ana)

Pulau Dewata Bali Sabet penghargaan ‘World’s Best Awards 2014’

Daya tarik Tanah Lot di Tabanan masih menjadi primadona pariwisata Bali.

Daya tarik Tanah Lot di Tabanan masih menjadi primadona pariwisata Bali.

inilahbali.com, DENPASAR – Pulau Dewata Bali kembali menyabet penghargaan “World’s Best Awards 2014” nomor 1 dalam kategori ‘Best Island in Asia’ yang diberikan oleh majalah Travel + Leisure.

Penghargaan ini sebagai bentuk apresiasi dan pengakuan masyarakat internasional maupun kalangan profesional di bidang industri pariwisata atas pengelolaan industri pariwisata di Bali.

Wakil Gubernur Bali, Ketut Sudikerta mengakui penghargaan ini tak terlepas dari komitmen dari pemerintah, stakeholder pariwisata serta masyarakat Bali dalam memajukan pariwisata dan budaya di Pulau Dewata.

“ Kami Pemprov Bali sangat mengapresiasi usaha dari stakeholder pariwisata serta masyarakat Bali sehingga Pariwisata Bali mendapatkan kepercayaan dari dunia yang diwujudkan dalam award terbesar di dunia”, ujar Sudikerta saatmenerima audiensi Gabungan Industri Pariwisata Indonesia Daerah Bali, Selasa (23/9) di ruang kerjanya.

Semenatara itu Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Provinsi Bali, Ida Bagus Ngurah Wijaya menyampaikan penghargaan World’s Best Awards 2014 sebagai nomor 1 dalam kategori The Best Island in Asia yang diberikan oleh majalah Travel + Leisure yang merupakan majalah terbesar di New York, Amerika yang plakatnya diterima langsung oleh Konjen RI New York mewakili Bali Tourism Board (GIPI) pada Kamis, 24 Juli 2014 lalu.

Penghargaan lain Bali yang juga diterima Bali yakni urutan ke-5 untuk The Best Island in The World setelah Santorini (Yunani), Maui (Hawaii), Kaual (Hawaii) dan Hawaii (the Big Island).
Seperti diketahui dalam kategori Asia, sebelumnya Bali secara berturut-turut meraih peringkat 1 pada 2009, 2010 dan 2011. Urutan kedua pada tahun 2012 dan urutan ketiga di tahun 2013. Sementara dalam kategori dunia, Bali selalu masuk 10 besar dan pada tahun 2009 mendapat urutan pertama.

Situs Travel + Leisure menempatakan Bali pada Bali of Fame World’s Best Awards karena masuk dalam 10 besar dunia selama 6 tahun berturut-turut. World’s Best Awards diberikan berdasarkan hasil survei tahunan pembaca majalah dan situs Travel + Leisure.

Majalah yang terbit di New York 12 kali dalam setahun dan memiliki 4,8 juta pembaca ini sering mempublikasikan artikel yang ditulis oleh novelis, penyair, seniman, perancang, dan jurnalis non-perjalanan. (ana)

Yayasan Korban Bom Bali ‘Isana Dewata’ Didaftarkan di Dinsos Bali

yayasan bom bali isana dewata

inilahbali.com, DENPASAR – Sebanyak 43 keluarga korban bom Bali rencananya akan diberikan santunan pada acara peringatan 12 Oktober 2014 mendatang di Kuta. Besarnya santunan Rp 1,8 juta untuk masing-masing keluarga.

Hal itu terungkap pada acara audiensi Ketua Yayasan Isana Dewata – keluraga korban bom Bali, Ni Luh Erniati kepada Gubernur Made Mangku Pastika, di ruang kerjanya, Selasa (2/9).

Sesuai jadual, peringatan bom Bali oleh Yayasan Isana Dewata itu akan diselenggarakan di Hotel Wite Rose Legian Kuta pada 12 Oktober mendatang, dan Gubernur pun dimohon hadir.

Dari 43 keluarga korban bom Bali yang akan menerima santunan itu, terdiri dari 39 keluarga berasal dari Bali, 3 keluarga dari Jawa, dan satu keluarga berasal dari Kalimantan.

Menurut Erniati, yayasan ini sebenarnya sudah berdiri pada tahun 2004 berlokasi di Jalan Pulau Belitung, Perum Babakan, Gg VII no 5 Denpasar dan juga sudah mendapatkan Akte Pendirian. Namun karena kekurangtahuan administrasi hukum, yayasan ini tidak pernah terdaftarkan di Dinas Sosial Provinsi Bali dan Kementerian Hukum dan Ham sehingga yayasan ini belum bisa beroprasi karena masalah legalitas.

Terkait hal itu, Erniati dan kawan kawan akhirnya terpaksa harus mencari akte pendirian baru karena akte pendiriannya yang terdahulu sudah habis masa berlakunya. Selanjutnya ia mohon bantuan agar pemerintah Provinsi Bali membantu agar yayasan yang dipimpinnya segera bisa terdaftar di Dinas Sosial Provinsi Bali agar yayasan ini bisa menjalankan kegiatan secara legal untuk membantu korban bom.

“Saya akan ajak teman-teman yang lain untuk ikut sebagai penyandang dana agar kegiatan yayasan ini segera bisa berjalan”, kata Erniati yang suaminya juga menjadi korban bom Bali.

Gubernur Bali, Made Mangku Pastika, mendukung upaya para keluarga korban Bom Bali untuk mendirikan yayasan guna membantu sesama korban bom baik untuk melanjutkan kehidupan sehari-hari dan pendidikan bagi anak-anaknya. Pastika menginstruksikan Kepala Dinas Sosial Provinsi Bali, Nyoman Wenten, untuk membantu mempercepat proses administrasi agar yayasan tersebut bisa terdaftar di Dinas Sosial Provinsi Bali.

Ia juga berjanji akan membantu secara pribadi dana awal agar yayasan tersebut cepat bisa beroperasi untuk bisa cepat membantu para korban. (ana)

Bantuan ke Desa Pakraman Rp200 Juta, Operasional Prajuru Diplot Rp25 Juta

foto karo adat 1

inilahbali.com, DENPASAR – Seiring akan meningkatnya bantuan untuk Desa Pakraman di Bali mulai tahun 2015 sebesar Rp 200 juta/ desa, maka dana operasional untuk operasional para prajuru pun dinaikkan menjadi Rp25 juta.

“Dengan bertambahnya dana bantuan menjadi Rp 200 juta, maka dana operasional prajuru mencapai Rp 25 juta,” ujar Kepala Biro Humas Setda Provinsi Bali I Dewa Gede Mahendra Putra, Kamis (4/9).

Peningkatan bantuan ke Desa Pakraman dari Rp 100 juta/desa ini tak terlepas dari upaya memperkuat keberadaannya dengan fungsi strategisnya sebagai benteng adat dan budaya Bali.

Selain dalam bentuk bantuan dana juga telah direalisasikan bantuan sepeda motor bagi 1.480 Desa Pakraman tahun 2014 yang tersebar di kabupaten/kota se-Bali.

Terkait bantuan sepeda motor, Karo Humas Dewa Mahendra meminta para bendesa segera melakukan proses balik nama agar nantinya bisa menjadi milik Desa Pakraman. Hal ini penting karena terkait dengan beban bahan bakarminyak (BBM). Karena jika sudah balik nama menjadi milik desa pakraman, sepeda motor tersebut nantinya dapat memanfaatkan BBM bersubsidi.

“Tentunya hal ini akan meringankan biaya operasional para bendesa,” tambahnya. Lagipula, kata dia, biaya balik nama sudah dibantu secara pribadi oleh Wagub Ketut Sudikerta.

Dewa Mahendra memahami bahwa bantuan dana sebesar itu belum bisa menutupi seluruh pengeluaran Desa Pakraman yang punya fungsi dan peran sangat kompleks. “Kita akan terus berupaya meningkatkan bantuan menyesuaikan dengan kondisi APBD,” imbuhnya.

Yang jelas, kata Dewa Mahendra, bahwa upaya untuk memperkuat keberadaan Desa Pakraman bukan semata menjadi tanggung jawab pemerintah provinsi. Sinergi dengan pemerintah kabupaten/kota juga sangat dibutuhkan untuk dapat memperkokoh keberadaan lembaga yang menjadi ‘roh’nya adat dan budaya Bali ini. (ana)

Forkom Perbekel/Lurah se-Bali Tunggu Pengukuhan

Suasana audiensi Forkom Perbekel/Lurah se-Bali dengan Wakil Gubernur Bali, Ketut Sudikerta.

Suasana audiensi Forum Komunikasi Perbekel/Lurah se-Bali dengan Wakil Gubernur Bali, Ketut Sudikerta.

inilahbali.com, DENPASAR – Forum Komunikasi (Forkom) Perbekel/Lurah se-Bali yang telah terbentuk sejak 17 Juli 2014 kini tinggal menunggu pengukuhannya. Pengurus Forkom yang berjumlah 27 orang ini berharap pengukuhannya bisa segera dilakukan sehingga bisa bekerja sesegera mungkin.

Ketua Forkom Perbekel/Lurah se-Bali, I Gede Pawana mengatakan dibentuknya Forkom ini sebagai wadah untuk berkoordinasi dan mempercepat penyelesaian masalah-masalah yang dihadapi di masing-masing desa.
“Forkom ini sebagai wadah untuk berkoordinasi dan mempercepat penyelesaian masalah yang dihadapi di masing-masing desa,” ujar Gede Pawana yang juga penasihat Forkom Perbekel/Lurah se-Kabupaten Karangasem ini. Forkom ini beranggotakan 706 perbekel dan lurah di seluruh Bali.

Terkait keinginan untuk segera bisa dikukuhkan, Forkom ini melakukan audiensi kepada Wakil Gubernur Bali, Ketut Sudikerta di rumah jabatan Wakil Gubernur Bali Denpasar, Minggu (31/8). Segenap pengurus dan anggota Forkom berkomitmen Forkom ini akan siap mendukung seluruh program pembangunan yang dijalankan Pemerintah Provinsi Bali untuk menuju masyarakat Bali yang maju, aman, damai dan sejahtera.

Pada audiensi itu, WakilGubernur Ketut Sudikerta menyatakan sangat apresisi atas berdirinya forkom ini, karena dengan adanya forum seperti ini akan cepat bisa dilakukan koordinasi antar perbekel kalau terjadi hal-hal yang harus didiskusikan.

Sudikerta juga mengatakan peran para perbekel dan lurah sangat penting dalam mempercepat di terimanya program Bali Mandara oleh masyarakat di daerahnya. Untuk itu diperlukan sinergitas antara program yang dibuat oleh para perbekel dan lurah yang ada diseluruh Bali dengan semua program yang dijalankan oleh Pemerintah Provinsi Bali khususnya yang dalam visi Bali Mandara.

Sudikerta juga menginstruksikan agar para perbekel tidak membeda-bedakan perhatian kepada masyarakat, meskipun pada saat pemilihan perbekel, masyarakat tersebut tidak memilihnya, karena perbekel adalah milik seluruh rakyat yang dipimpin.

Selain itu, Wagub juga mengingatkan agar dalam melaksanakan pembangunan, para perbekel diharapkan memahami aturan pengelolaan keuangan agar tidak tersandung kasus hukum. Juga secara khusus diingatkan para perbekel untuk waspada dan mengantisipasi masalah yang timbul dari pendudk pendatang, dan tetap berpegang pada aturan. (ana)