Tag Archives: denpasar

Satpol PP Denpasar “Eksekusi” Ratusan Lapak dan Rombong

inilahbali.com,DENPASAR – Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Denpasar kembali menindak tegas ratusan lapak dan rombong Pedagang Kaki Lima (PKL) yang selama ini dipakai berjualan di atas trotoar dan telajakan toko.

Operasi penertiban yang dipimpin Kepala Bidang Ketertiban Umum dan Ketertiban Masyarakat Satpol PP Kota Denpasar Ketut Gede Gunawan ini diawali dengan menyisir kawasan sepanjang Jalan Gatot Subroto. Di tempat ini ratusan lapak dan rombong PKL di atas trotoar dan telajakan toko langsung diambil tindakan tegas diangkut ke atas truk.

Saat penertiban tersebut lapak dan rombong pedagang ini dibersihkan dan diangkut dengan tiga truk Satpol PP serta dibantu dari armada DKP Kota Denpasar.

Keberadaan ratusan rombong PKL ini dinilai sangat menggangu yang ditambah lagi dengan bangunan yang tidak permanen sehingga membuat wajah kota kumuh dan merusak keindahan kota.

“Kami melakukan tindakan tegas kepada para PKL yang membandel berjualan di atas trotoar dan telajakan toko, yang sangat merusak keindahan dan kebersihan wajah Kota Denpasar,” ujar Ketut Gede Gunawan seijin Kasat Pol PP IB. Alit Wiradana di sela-sela penertiban lapak dan rombong PKL, Kamis (31/7).

Ia juga mengatakan para pedagang PKL ini telah melanggar Perda No. 3 Tahun 2000 tentang Kebersihan dan Ketertiban Umum, yang ditambah dengan para PKL ini menggelar lapak dagangannya di atas trotoar yang sangat mengganggu para pejalan kaki. Ia juga menghimbau kepada seluruh masyarakat Kota Denpasar untuk selalu menjaga kebersihan Kota Denpasar terlebih dengan telah diraihnya Tropi Adipura saat ini, sehingga budaya hidup bersih dapat terus ditingkatkan.

“Kami sudah berulang kali memberi peringatan kepada PKL supaya tidak berjualan menggunakan telajakan toko, trotoar dan di atas aliran sungai. Namun apa yang dilakukan tidak mendapat respons dari PKL dan justru mereka membangun warung-warung kumuh tanpa memperhatikan estetika Kota Denpasar,” kata Gunawan.

Apalagi, barang dagangan seperti stiker, kulit sadel motor, dan kacamata yang dijual dipajang di dinding tembok, membuat lingkungan kumuh dan jorok yang dapat merusak wajah Kota Denpasar sebagai kota budaya.

“PKL yang kami tertibkan tidak lagi ada pembinaan, melainkan langsung menyita barang-barang dan tempat jualan mereka,” ucapnya. Disamping itu pihaknya akan terus melakukan koordinasi dan komunikasi dengan aparat lingkungan dan desa setempat untuk terlibat langsung dalam pengawasan PKL, sehingga dapat mewujudkan Denpasar bebas pelanggaran dari PKL.

Salah satu warga masyarakat Denpasar, Gde Baktiyasa yang kebetulan melintas di Jalan Gatot Subroto mendukung langkah tegas yang diambil Pemkot Denpasar untuk membersihkan jalan-jalan protokol dari serbuan PKL.

“Pemkot harus berani menindak tegas PKL yang berjualan sembarangan. Kalo pelanggaran ini dibiarkan tentu akan semakin banyak PKL dan warung-warung kumuh bertebaran. Sudah saatnya pemerintah mengambil tidakan tegas,” sarannya. (ana)

Pemkot Denpasar Masih Sisakan 844 KK Miskin

inilahbali.com, DENPASAR – Kota Denpasar sebagai ibukota Provinsi Bali hingga kini belum berhasil terbebas dari keberadaan keluarga miskin (rumah tangga miskin) atau yang istilah terbarunya disebut masyarakat bengpenghasilan rendah (MBR). Data terbaru 2014, jumlah MBR di jantung ‘Pulau Surga’ Bali masih tercatat sebanyak 844 KK.

Jumlah tersebut ternyata sudah banyak berkurang sejak dilancarkannya program perbaikan rumah bagi keluarga MBR pada 2009. Sebab data sebelumnya jumlah MBR pada 2009 tercatat 2016 KK.

Guna semakin mengikis jumlah MBR, Pemkot Denpasar kembali menganggarkan dana dari APBD untuk program perbaikan 40 unit rumah MBR. Jumlah itu tersemar secara merata di empat kecamatan (Denpasar Utara, Timur, Barat dan Selatan) masing-masing 10 unit rumah.

Kepala Bidang Dinas Tata Ruang dan Perumahan, I Nyoman Suarjana mengatakan dalam rentang waktu sejak 2009 sampai dengan 2014 tercatat ada sebanyak 850 unit bantuan perbaikan rumah. Dengan rincian pada tahun 2009 dibantu sebanyak 350 unit, tahun 2010 sebanyak 190 unit, tahun 2011 sebanyak 106 unit, tahun 2012 sebanyak 56 unit, tahun 2013 sebanyak 107 unit dan pada tahun 2014 ini sebanyak 40 unit.

“Jadi ada 850 unit rumah yang mendapat program perbaikan sejak 2009,” ujar Suarjana saat acara Sosialisai Pelaksanaan Pengerjaan Perbaikan Rumah MRB/RTM, Jumat (11/7) di Kantor Kelurahan Sesetan Denpasar Selatan.

Menurut Suarjana, proses pelaksanaan kegiatan pekerjaan bantuan perbaikan rumah bagi MBR ini dilakukan melalui proses lelang pengadaan barang dan jasa yang dilakukan oleh Unit Layanan Pengadaan (ULP) Barang Jasa Kota Denpasar.

Adapun kriteria bagi masyarakat penerima bantuan perbaikan rumah MBR,yakni status tanah harus hak milik pribadi dengan bukti sertfikat, pipil dan pernyataan ahli waris, kondisi bangunan rusak berat dengan luas maksimal 36 m2 dan dengan status ekonomi masyarakat kurang mampu serta belum pernah mendapat bantuan serupa dari pemerintah.

Selanjutnya penerima bantuan menandatangani surat pernyataan persetujuan perbaikan rumah yang diketahui oleh Kadus/Kaling dan Kades/Lurah setempat dan setiap rumah yang akan diperbaiki harus melakukan pemindahan barang-barang oleh pemiliknya terlebih dahulu. (ana)

‘Denpasar Festival’ ke-6 Ajang Gelaran Kreativitas

Ajang Denpasar Festival ke-6 mampu menyedot perhatian wisatawan asing. (foto: inilahbali.com)

Ajang Denpasar Festival ke-6 mampu menyedot perhatian wisatawan asing. (foto: inilahbali.com)

inilahbali.com, Denpasar – Pemerintah Kota Denpasar terus berupaya menggali dan mengembangkan serta mengkreasi berbagai potensi yang dimilikinya. Mulai dari kuliner, tekstil, ekonomi kreatif, seni-seni tradisional bahkan juga teknologi informasi. Capaian-capaian puncak dari kreativitas pengembangan ini selanjutnya digelar dalam kemasan bertajuk “Denpasar Festival” pada setiap momen tutup tahun.

“Even Denpasar Festival tahun ini sudah yang keenam kalinya sejak digelar tahun 2008,” ujar Sekretaris Panitia Denpasar Festival, Made Saryawan, di sela-sela acara,Minggu (29/12).

Saryawan menjelaskan, pada Denpasar Festival ke-6 ini menyertakan 80 usaha kecil menengah bidang tekstil yang didominasi kain khas ‘Endek’. Selain itu juga dimeriahkan 100 UKM sektor kuliner. Stan-stan mereka gelar di sejumlah ruas jalan seperti sebagian ruas Jalan Gajah Mada, Jalan Veteran serta seputaran perempatan Patung Catur Muka, titik 0 kota Denpasar.

Dari berbagai produk hasil kreativitas masyarakat yang ditampilkan sudah terbukti mampu menembus pasar nasional bahkan internasional. Sebut saja salah satunya adalah sosis dan nugget berbahan daging lele produk UKM yang pernah tampilsebagai juara nasional. Bahkan produk UKM ini sudah memenuhi standar hotel bintang lima.

“Produk kami sudah dinilai memenuhi syarat dikonsumsi di hotel bintang lima,” ujar Made Sanjaya, Ketua Kelompok Pengolahan Ikan Mina Sari Nadi mengutip ucapan Presiden Asosiasi Chef Indonesia (ICA) Henry Alexie Bloem.

Di bidang kuliner, kata Saryawan, antara lain juga sudah dilangsungkan lebih awal menjelang puncak Denpasar Festival yakni Lomba Masakan Cita Rasa Khas Bali yang dikemas dalam even Balinese Rijztaffel Cooking Festival. Selain itu juga digelar sarasehan bertajuk ”Arsitektur Kreatif Berbasis Budaya Unggulan” untuk menguatkan visi dan misi Denpasar sebagai kota budaya.

Kegiatan lainnya yang mengawali rangkaian Denpasar Festivalke-6 ini juga lomba merangkai bunga dan membuat gebogan dengan memadukan produk lokal baik bunga maupun buah. Begitu juga kegiatan yang berkaitan dengan teknologi juga sudah digelar Denpasar Teknologi Informasi Teknologi Komunikasi (DTIK) Festival.

“Jadi pada pra puncak Denpasar Festival juga sudah digelar berbagai acara termasuk Pet’s dan Hortikultura Festival serta lomba wirausaha muda, ” jelas Saryawan.

Pengunjung Denpasar Festivalke-6 dimanjakan berbagai pilihan sajian kuliner. (foto: inilahbali.com).

Pengunjung Denpasar Festivalke-6 dimanjakan berbagai pilihan sajian kuliner. (foto: inilahbali.com).

Sementara Walikota Denpasar, Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra di sela-sela pembukaan Denpasar Festival berharap perhelatan yang menjadi agenda tahunan multi acara yang penuh kreativitas ini bisa menghasilakan nilai tambah terhadap perkembangan Kota Denpasar ke depan.

“Kami berharap ke depan kegiatan ini bisa menghasilkan value added yang lebih matang. Kreativitas berbasis keunggulan ini harus terus dikembangkan secara intelektual,” ujar Rai Mantra.

Rai Mantra juga berharap pada pesta rakyat yang digelar hingga 31 Desember mendatang ini dapat mempengaruhi sumber daya manusia yang selama ini dominan dilakoni oleh tenaga dari luar Bali terutama luar kota Denpasar, sehingga terjadi kebocoran ekonomi.

“Kegiatan ini merupakan salah satu upaya untuk mengurangi kebocoran ekonomi yang terjadi di Kota Denpasar. Kalau tidak mau kebocoran ekonomi, kita harus bersama-sama paham dan mendukung produksi lokal yang kita gunakan,” harapnya.

Pelaksanaan Denpasar Festival yang awal dirintisnya diberi nama “Gajah Mada Town Festival’ pada 2008 ini selalu mengambil tema yang berbeda yang disesuaikan dengan kondisinya. Tahun ini mengangkat tema ”Creative in Motion”, sebuah tematik yang menggambarkan bahwa kreativitas di Denpasar tak hanya sebatas bergulir, namun juga mempunyai kapasitas untuk menggelorakan dan menerapkan kreasi sebagai solusi dalam kehidupan sehari-hari.

Ajang Denpasar Festival ini sekaligus menjadi momentum tutup tahun, melepas matahari 2013 dan menyongsong matahari 2014. (ana)