inilahbali.com, Denpasar: Kemasan pertunjukan seni tradisional dari berbagai daerah di Indonesia bisa menjadi sebuah atraksi yang unik dan menarik bagi wisatawan. Saat ini tengah dicari kemasan seperti apa seharusnya seni pertunjukan itu dikelola sehingga mampu memberi nilai tambah namun bukan dengan cara komesialisasi.
Demikian terungkap dari wawancara sangat singkat dengan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu sesaat sebelum memulai acara bertajuk ‘Art Summit Indonesia VII’ di Kampus Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, Selasa (8/10) malam.
“Pementasan aneka jenis seni pertunjukan itu dapat memberi nilai tambah, tapi bukan burarti komersial. Untuk itu perlu bagaimana mengelola seni pertunjukan yang baik, agar bisa meningkatkan pendapatan yang layak bagi penyelenggara maupun pemerannya tanpa harus komersial,” papar Mari Pangestu.
Dalam rangkaian kegiatan ini pula diselenggarakan juga workshop yang melibatkan sejumlah pakar di bidang yang terkait. Dari workshop ini pula ingin diperoleh jawaban atas pertanyaan, antara lain: seperti apa sih “pasar” seni pertunjukan itu?
Bagi Mari, pengelolaan itu sangatlah penting, sehingga tidak hanya mampu mempertunjukkan keseniannya, tapi juga mampu memberikan pendapatan yang layak. Dengan begitu, ke depan diharapkan makin banyak orang yang tertarik untuk menggarap seni pertunjkan.
Kegiatan Art Summit VII ini melibatkan seniman pertunjukan dari sejumlah perguruan tinggi seni, yakni ISI Yogyakarta, Solo, Bandung, Jakarta dan Denpasar, serta juga termasuk dari 7 negara sebagai partisipan.
Rektor ISI Denpasar, Dr I Gede Arya Sugiartha mengatakan seni untuk menghibur pada delegasi itu menyuguhkan lima garapan seni tabuh dan tari yang terdiri atas tiga garapan ISI Denpasar dan dua garapan ISI Bandung.
Garapan seni itu antara lain karya I Wayan Sutirta dengan iringan musik yang dikemas oleh I Nyoman Kariyasa, musik Cakra Esa Galura dan Lorong Masa ciptaan Dody Satya dan karya musik Manihot karya Oya Yukarya, Demikian pula penampilan musik yang tidak kalah menarik lainnya berjudul “Ku tak Sabar” ciptaan Agus Teja Sentosa serta tari Jay Sita karya I Gede Oka Surya Nega. (der)


inilahbali.com, Badung: Salah satu agenda penting yang dibahas pada pertemuan APEC Women and The Economic Forum 2013 di Nusa Dua, Bali, yang berlangsung mulai Jumat (6/9) akan akan berakhir hingga Minggu (8/9) adalah peningkatan peranan wanita terutama dalam perekonomian global.
inilahbali.com, Badung: Microsoft punya komitmen kuat dalam mendukung pengembangan UKM di Indonesia. Pada acara APEC SME Exhibition “Locally Connected Globally Competitive” di Nusa Dua Bali yang berlangsung sejak 2 September 2013 Microsoft memberikan pelatihan teknologi kepada 160 UKM per hari selama 4 hari. Materi pelatihan teknologi yang diberikan adalah tentang Office365, Windows8. Office2013, OneNote, WindowsPhone8, dan termasuk materi tentang kewirausahaan perempuan.
inilahbali.com, Buleleng: Masih ingat kejayaan jeruk keprok khas Desa Tejakula? Jeruk yang pernah berjaya di era 1970 hingga 1980 an ini tidak hanya disuka warga lokal Bali tapi juga tingkat nasional bahkan juga menembus pasar mancanegara. Namun lantaran terserang hama CVPD (Citrus Vean Phloem Degeneration) jeruk ini pun terpuruk bahkan lenyap seperti ditelan bumi. Nah setelah beberapa dekade menghilang, belakangan muncul tanda-tanda akan munculnya kembali kejayaan jeruk keprok yang dikenal manis itu.
inilahbali.com, Buleleng: Gubernur Bali Made Mangku Pastika menegaskan akan memfokuskan program Bali Mandara jilid II pada sektor pertanian yang selama ini mulai ditinggalkan. Padahal sektor tersebut menjadi tumpuan ekonomi masyarakat Pulau Dewata selain pariwisata.