Tag Archives: seni

Kantor KPU Bali

DPT Perbaikan di Bali Menyusut Jadi 2.941.157 Orang

Kantor KPU Baliinilahbali.com, Denpasar: Setelah dilakukan perbaikan melalui verfikasi faktual ulang, akhirnya DPT Pemilu 2014 di Bali menyusut lagi. Dalam plenonya, KPU Bali menetapkan DPT Pemilu 2014 di Bali menjadi 2.941.157 pemilih atau berkurang 1.028 pemilih dibandingkan yang ditetapkan pada 20 Oktober sebanyak 2.942.185 pemilih.

“Setelah dilakukan verifikasi faktual ulang, DPT Pemilu 2014 di Bali menjadi 2.941.157 pemilih atau berkurang 1.028 pemilih,” ujar Ketua KPU Bali, Dewa Kade Wiarsa Raka Sandi, usai rapat pleno KPU Bali, Senin (2/11).

Menurut Raka Sandi, temuan pada verifikasi faktual tersebut, memang ada yang benar-benar pemilih ganda, sehingga dihapus. Namun sebaliknya ada juga pemilih yang benar-benar ada walaupun seblumnya tanpa NIK maupun NKK.

Semua pemilih yang tercatat dalam DPT tersebut tersebar di 8.094 unit tempat pemungutan suara (TPS) di seluruh Bali. Pemilih terbanyak berdasarkan kabupaten/kota tercatat Buleleng yakni mencapai 532.619 pemilih yang disusul Kota Denpasar 407.552 pemilih, dan peringkat ketiga di Kabupaten Karangasem sebanyak 378.663 orang.

Perbaikan DPT ini, kata Dewa Sandi, adalah sebagai tindak lanjut atas terbitnya SE dari KPU yang ditengarai masih ada pemilih yang tercatat ganda maupun sebaliknya tercecer.

Seperti diketahui, data DPT perbaikan ini merupakan data yang ketiga kalinya yang pernah dikeluarkan KPU Bali, setelah yang pertama pada 13 Oktober muncul angka 2.943.901 pemilih, kemudian melalui pleno pada 20 Oktober berkurang menjadi 2.942.185 orang, dan terakhir bmenyusut lagi menjadi 2.941.157 pemilih. (der)

Lomba ‘Bapang Barong’ di Denpasar

Baronginilahbali.com, Denpasar: Pemkot Denpasar melalui Dinas Kebudayaan menggelar acara ‘Lomba Bapang Barong’ di lapangan Puputan I Gusti Ngurah Made Agung, Sabtu (12/10). Acara yang terbuka untuk umum ini berlangsung meriah yang menyedot perhatian masyarakat.

Lomba ini tidaklah mudah dilakukan. Terbukti salah seorang peserta jatuh sempoyongan usai mapang barong yang beratnya sekitar 75 kg hingga 90 kg.

Seperti yang dikatakan budayawan Prof Wayan Dibia, bahwa mapang barong tidklah gampang. Menurut guru besar di Institut Seni Indonesia Denpasar ini, diperlukan teknik dasar menari yang baik di samping syarat fisik harus kuat.

“Mapang barong itu diperlukan teknik dasar menari di samping juga didukung fisik yang kuat,” papar Dibia.

Dalam lomba tersebut, 11 orang dari 21 peserta yang ambil bagian bergiliran menunjukkan kebolehannya di hadapan para juri, pengamat maupun masyarakat penonton. Barong yang memiliki bobot antara 75 kg hingga 90 kg mampu dimainkan dengan lincah oleh beberapa penari bapang.

Masing-masing penari bapang barong diwajibkan melakukan gerakan bapang sesuai durasi waktu yang ditentukan dan ditambah kreativitasnya. Unsur-unsur yang dinilai meliputi gerakan, kreativitas, dinamisasi, tempo, penguasaan panggung, penjiwaan dan lain-lain.

Para peserta pun secara bergantian melakoninya dengan diiringi penabuh dari Sekeha Gong “Tirta Udiyana Sari” Sanur Denpasar Selatan dan Sekeha Gong “Pura Jurit” Pagan Klod Denpasar Timur.

Kepala Dinas Kebudayaan Denpasar, Made Mudra mengatakan, digelarnya lomba bapang barong kali ini bertujuan untuk menggali, melestarikan sekaligus mengembangkan seni bapang barong di kalangan generasi muda. Di samping itu juga sebagai upaya untuk mendukung Denpasar sebagai Kota Kreatif Berbasis Budaya Unggulan.

Pada lomba itu, selain hadir pengamat juga sejumlah juri antara lain Prof Wayan Dibia, Komang Astita, Gusti Ngurah Artha, Surya Negara, Muliana, Arini, Gusti Ngurah padang dan lainnya. (der)

Bupati Geredeg Kecewa di “Rumah Pintar”

Geredeg kecewa di rumah pintarinilahbali.com, Karangasem: Bupati Karangasem I Wayan Geredeg tampak kecewa ketika mendapati kondisi gedung “Rumah Pintar” di Desa Munti Gunung yang tidak beres. Padahal baru saja selesai diupacarai pemlaspasan.

Ketidakberesan itu terlihat dari hasil pengerjaan akhir pada tembok penyengker, tangga, sebagian dinding ruangan retak dengan kualitas rendah. Padahal sesuai rencana, Rumah Pintar ini bakal ditinjau juga oleh Nyonya Ani Yudhoyono.

Terhadap kondisi tersebut, Geredeg meminta BPMPD selaku leading sector agar segera melakukan penanganan kelemahan kondisi fisik bangunan agar memenuhi syarat kualitas standar. Di samping itu agar menyiapkan pelaksanaan program sesuai misi awal pendirian Rumah Pintar. Dan juga diharapkan instansi terkait untuk melengkapi semua kelengkapan pengadaan bangku dan lainnya.

Seperti diketahui, Rumah Pintar berukuran 20 X 18 meter ini didanai Rp200 juta. Bangunan ini terdiri dari 5 jenis ruangan utama di antaranya 4 ruang untuk sentra dan 1 ruangan untuk administrasi.

Sarana Rumah Pintar berorientasi pada program pembelajaran mengoptimalkan potensi multiple inteligence dan lifeskill dengan pengelompokan sarana meliputi buku, CD interaktif, permainan edukatif dan panggung mini.

Sedangkan pegembangan 5 sentra terdiri dari sentra buku untuk menyediakan buku bacaan, sentra bermain merupakan permainan edukatif bagi tumbuh kembang anak, sentra panggung peyediaan ruang aktivitas dan kreasi anak, sentra komputer penyediaan sarana teknologi komunikasi dan sentra kriya untuk ketrampilan dan kecakapan hidup sesuai kebutuhan.

Pelaksanaan kegiatan yang difasilitasi di Rumah Pintar antara lain membaca buku, menonton secara interaktif melalui komputer, menonton VCD secara pasif, bermain peran, berkesenian dan berapresiasi menonton kegiatan panggung dan pengembangan kecakapan hidup ramaja dan ibu usia produktif.

Program Rumah Pintar dianggap berhasil apabila 80% peserta mampu memanfaatkan pengetahuan yang diperoleh untuk meningkatkan kualitas hidup dan perekonomian masyarakat. Program pendidikan keaksaraan wirausaha ini tidak menargetkan jumlah lulusan tetapi peserta memiliki ketrampilan hidup untuk menolong dirinya sendiri. (ana)

Art Summit 2013: Naikkan Pendapatan tanpa Komersial!

Bale Agunginilahbali.com, Denpasar: Kemasan pertunjukan seni tradisional dari berbagai daerah di Indonesia bisa menjadi sebuah atraksi yang unik dan menarik bagi wisatawan. Saat ini tengah dicari kemasan seperti apa seharusnya seni pertunjukan itu dikelola sehingga mampu memberi nilai tambah namun bukan dengan cara komesialisasi.

Demikian terungkap dari wawancara sangat singkat dengan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu sesaat sebelum memulai acara bertajuk ‘Art Summit Indonesia VII’ di Kampus Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, Selasa (8/10) malam.

“Pementasan aneka jenis seni pertunjukan itu dapat memberi nilai tambah, tapi bukan burarti komersial. Untuk itu perlu bagaimana mengelola seni pertunjukan yang baik, agar bisa meningkatkan pendapatan yang layak bagi penyelenggara maupun pemerannya tanpa harus komersial,” papar Mari Pangestu.

Dalam rangkaian kegiatan ini pula diselenggarakan juga workshop yang melibatkan sejumlah pakar di bidang yang terkait. Dari workshop ini pula ingin diperoleh jawaban atas pertanyaan, antara lain: seperti apa sih “pasar” seni pertunjukan itu?

Bagi Mari, pengelolaan itu sangatlah penting, sehingga tidak hanya mampu mempertunjukkan keseniannya, tapi juga mampu memberikan pendapatan yang layak. Dengan begitu, ke depan diharapkan makin banyak orang yang tertarik untuk menggarap seni pertunjkan.

Kegiatan Art Summit VII ini melibatkan seniman pertunjukan dari sejumlah perguruan tinggi seni, yakni ISI Yogyakarta, Solo, Bandung, Jakarta dan Denpasar, serta juga termasuk dari 7 negara sebagai partisipan.
Rektor ISI Denpasar, Dr I Gede Arya Sugiartha mengatakan seni untuk menghibur pada delegasi itu menyuguhkan lima garapan seni tabuh dan tari yang terdiri atas tiga garapan ISI Denpasar dan dua garapan ISI Bandung.

Garapan seni itu antara lain karya I Wayan Sutirta dengan iringan musik yang dikemas oleh I Nyoman Kariyasa, musik Cakra Esa Galura dan Lorong Masa ciptaan Dody Satya dan karya musik Manihot karya Oya Yukarya, Demikian pula penampilan musik yang tidak kalah menarik lainnya berjudul “Ku tak Sabar” ciptaan Agus Teja Sentosa serta tari Jay Sita karya I Gede Oka Surya Nega. (der)

Ajang APEC Populerkan ‘Endek’ Bali ke Mancanegara

Endek Baliinilahbali.com, Badung: Ajang Konferensi Tingkat Tinggi Kerja Sama Ekonomi Asia pasifik (APEC) 2013 di Nusa Dua Bali menjadi momentum penting promosi kain ‘endek’ khas Bali. Betapa tidak, kain endek dikenakan para kepala negara dan pemerintahan anggota APEC pada acara gala dinner, Senin (7/10) .

Tidak hanya kepala negaranya, para istri pejabat negara pun memakai busana endek dalam agenda kunjungan spouse program yang digelar di sela-sela pelaksanaan APEC.

Di balik melejitnya kain endek Bali di dunia internasional ini tidak terlepas juga dari upaya yang dilakukan Ketua Dekranasda Bali, Ny. Ayu Pastika.
Melalui pembinaan yang tiada henti kepada perajin endek di Bali, serta juga arahan dari Ibu Negara Ani Yudhoyono, akhirnya kain endek bisa menjadi busana pemimpin APEC.

Tekad Ny. Ayu Pastika melalui Dekranasda Provinsi Bali akan terus berupaya mempromosikan kain endek dan kain songket Bali sebagai kain tradisional yang mampu menjadi bagian dari fesyen modern. Saat ini kain endek telah banyak digunakan untuk seragam para PNS dan pegawai swasta di pemprov Bali hingga kabupaten/kota se-Bali.

Gubernur Bali Made Mangku Pastika menyambut positif dengan mulai dikenalnya kain endek di dunia internasional. Seni kerajinan Bali diakui merupakan salah satu pilar pembangunan ekonomi Bali. Untuk itu Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Bali diminta terus mengembangkan program yang inovatif dan terus mendorong kualitas SDM perajin agar hasil karyanya dapat bersaing di pasar global.

“Sebab pada 2015 nanti, Indonesia yang menjadi bagian dari masyarakat ekonomi ASEAN akan terkena dampak pemberlakuan ASEAN Free Trade Agreement (AFTA). Semua produk bebas masuk ke mana saja,” ujar Pastika mengingatkan.

Untuk itu Pastika meminta agar para perajin mulai memperhatikan pentingnya penerapan hak kekayaan intelektual (HKI) bagi hasil karyanya agar tidak bisa ditiru dan diambil oleh pihak lain. (der)

Keretakan Tebing Uluwatu Diatasi Beton Kedap Air

Uluwatuinilahbali.com, Denpasar: Setelah dilakukan kajian terhadap keretakan tebing di pura Uluwatu, akhirnya Pemprov Bali melalui Dinas PU merekomendasikan penggunaan beton kedap air untuk solusi jangka pendek. Sedangkan untuk solusi jangka panjang masih perlu dilakukan penelitian lebih komprehensif dari berbagai aspek yang melibatkan pihak berkompeten seperti Badan Geologi Kementerian ESDM, Kementerian PU dan instansi terkait di Provinsi dan Kabupaten yang mewilayahi.

Demikian disampaikan Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta menjawab kekhawatiran yang disampaikan Ketua KMHDI Badung, I Ketut Bagus Arjana Wira Putra saat menemuinya, Senin (30/9).

Wagub Sudikerta menjelaskan, sesuai dengan instruksi langsung dari Gubernur Mangku Pastika, Dinas PU Bali telah turun dan melakukan kajian. Hasil kajian Dinas PU antara lain menjelaskan bahwa batuan selatan Bali yang meliputi Jimbaran, Pecatu dan Unggasan masuk formasi gamping (kapur). Sifat dari formasi ini mudah menyerap air dan banyak rekahan yang dipicu tumbuk lempeng.

Rekahan ini berpotensi melebar jika ada gempa atau getaran akibat gempuran ombak dan aktifitas berat di dekatnya. Selain itu, proses pelapukan juga bisa terjadi akibat masuknya air, mengingat sifat gamping yang mudah larut. Dinas PU menyimpulkan, longsornya gamping di bagian utara Tebing Uluwatu dipicu pelepasan air hujan dari pelataran pura yang mengarah ke pinggir dinding.

Untuk mencegah makin meluasnya keretakan tebing Pura Uluwatu tersebut, Dinas PU Bali merekomendasikan sejumlah solusi jangka pendek. Guna mencegah masuknya air ke dalam rekahan, bisa dilakukan penutupan dengan beton kedan air dan pemasangan paving kapur di pelataran pura. Sedangkan untuk mencegah meluasnya longsor di dinding tebing, buangan air hujan dari pelataran pura harus dialihkan ke arah depan dengan sistem drainase atau instalasi pipa.

Sesuai arahan Gubernur Mangku Pastika, rekomendasi jangka pendek tersebut akan segera ditindaklanjuti. “Jangan khawatir, ini jadi fokus perhatian kami,” pungkas Wagub Sudikerta. (ana)

8 Ribu ODHA di Bali Belum Jelas Keberadaannya

Wagub Sudikertainilahbali.com, Denpasar: Saat ini di Bali diperkirakan jumlah ODHA (orang dengan HIV/AIDS) mencapai 26 ribu orang. Namun dari estimasi tersebut, yang baru terdata secara resmi hanya sekitar 8 ribu jiwa atau masih di bawah kisaran 30%, sedangkan sisanya yang lebih banyak belum diketahui secara pasti keberadaannya.

Adanya estimasi yang cukup banyak yang belum terdata itu menjadi fokus dalam penanggulangan penyakit mematikan tersebut. “Inilah yang menjadi fokus utama kita dalam penanggulangan HIV-AIDS di Bali, selain tetap memberi pengobatan bagi penderita yang telah terdata “, ujar Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta yang juga selaku Ketua Harian Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Bali, Senin (30/9) saat menerima audiensi dari AusAID dan HCPI yang didampingi sekretaris KPA Provinsi Bali, Drh. Made Suprapta, di ruang kerjanya.

Pemprov Bali, lanjut Sudikerta, akan mengintensifkan penanggulangan HIV/AIDS dengan tetap akan menjalin bekerja sama dan berharap adanya dukungan dari AusAID (Australia Agency for International Development) melalui HIV Cooperation Program for Indonesia.

Menanggapi harapan Wagub, pihak AusAID yang diwakili Fist Secretary HIV and Communicable Diseases Adrian Gilbert menjelaskan bahwa pihaknya telah membangun kerja sama dengan beberapa provinsi di Pulau Jawa, Bali, Papua dan Papua Barat. Sejumlah provinsi tersebut dinilai memiliki tingkat Evidemi HIV/AIDS sangat tinggi. Dikatakannya, program HCPI akan berakhir pada awal tahun 2016, sehingga kedepannya perlu merumuskan strategi dan program baru dalam rangka pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS khususnya di Bali.

Adrian yang didampingi perwakilan HCPI Chatrine Barker dan Abby Ruddick menambahkan, konsuling maupun pengobatan ODHA di Bali saat ini tidak hanya dilayani di RSUP Sanglah, namun sudah diperluas ke beberapa Puskesmas di Kota Denpasar. Hal ini merupakan sebuah langkah untuk mendekatkan pelayanan kepada ODHA.

Wabub Sudikerta mengucapkan terima kasih atas bantuan AusAID melalui HCPI yang sangat peduli terhadap Pencegahan dan Penanggulangan HIV/ AIDS di Provinsi Bali. Pemprov Bali, tambahnya, juga memberi perhatian yang cukup besar bagi upaya ini.

“Pada tahun anggaran berikutnya, kami menyiapkan anggaran sebesar Rp6 milyar dalam rangka pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS. Tapi kami tetap perlu bantuan dari AusAID terutama dari aspek teknis,” ujarnya. Melalui kerja sama ini, Wagub berharap laju perkembangan HIV/AIDS di Pulau Dewata bisa terus ditekan.(ana)

Tol ‘Bali Mandara’ Adopsi Konsep Green, Strong and Beautiful

Tol diresmikan SBYinilahbali.com, Badung: Jalan tol di Bali yang diberi nama ‘Bali Mandara’ itu akhirnya rampung sesuai rencana. Tol ini pun tercatat yang pertama dibangun di atas perairan yang mengubungkan Nusa Dua-pelabuhan Benoa dan bandara Ngurah Rai. Setelah diresmikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Senin (23/9), tol ini pun digratiskan kepada masyarakat selama seminggu.

Menurut Presiden Yudhoyono, jalan tol Bali Mandara ini sangat bersejarah bagi Bangsa Indonesia, karena pembangunannya murni dari karya anak bangsa. “Setelah 68 tahun akhirnya bangsa Indonesia bisa menghasilkan karya monumental,” ujar Yudhoyono bangga.
Presiden berharap jalan tol Bali Mandara dan perluasan bandara Ngurah Rai yang sebentar lagi akan rampung mampu memacu pertumbuhan ekonomi khususnya bagi masyarakat Bali dan daerah lainnya. Dengan pembangunan fasilitas ini sebagai pintu masuk (koridor) V MP3EI, kawasan Bali dan Nusa Tenggara dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan daerah lainnya.

Sementara Gubernur Made Mangku Pastika berharap dengan beroperasinya jalan tol sepanjang 12,7 km iyu nantinya dapat mengurai kemacetan khususnya kawasan Denpasar-Nusa Dua yang selama ini sangat krodit, di samping juga sebagai fasilitas penunjang kegiatan kepariwisataan dan sekaligus sebagai fasilitas pendungkung dalam rangka KTT APEC yang akan berlangsung mulai awal Oktober tahun ini.
Pastika juga mengungkapkan bahwa jalan tol pertama di atas perairan di Indonesia ini merupakan jalan tol yang sangat indah, karena dari awal pembangunannya mengadopsi konsep green, strong and beautiful.

“Tol ini saya yakin akan menjadi salah satu destinasi baru di kawasan Bali selatan karena dari atas jalan bisa melihat sun set, pemandangan hutan mangrove yang sangat hijau dan pemandangan aktivitas nelayan di malam hari, sangat indah,” ujar mantan Kapolda Bali ini.

Usai peresmian, presiden beserta ibu negara Ani Yudhoyono mencoba e-Tol dan langsung berkendara di tol dengan diikuti sejumlah menteri Kabinet Indonesia Bersatu II, Gubernur Bali dan Ny. Ayu Pastika, Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta dan Ny. Dayu Sudikerta serta undangan lainnya.
Setelah masa pemakaian gratis habis, selanjutnya tol Bali Mandara menetapkan tarif Rp10 ribu untuk golongan I roda empat (sedan, minibus dan sejenisnya), dan golongan IV sepeda motor Rp 4.000. (der)

‘Sanur Village Festival’ Revitalisasi Destinasi Sanur

Pembukaan SVFinilahbali.com, Denpasar: Sanur Village Festival (SVF) tahun 2013 ini sudah memasuki tahun kedelapan. Event yang senantiasa disambut hangat kalangan wisatawan mancanegara maupun warga lokal Sanur ini dibuka Walikota Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra, Selasa (249).

Acara pembukaan yang ditandai dengan penancapan ‘kayonan’ ini juga dihadiri mantan menteri pariwisata Gde Ardika, Ketua PHRI Bali, Cokorda Oka Atha Ardana Sukawati dan sejumlah pejabat serta tokoh masyarakat.

“Saya memberikan apresiasi dari sewindu (8 tahun) pelaksanaan SVF sebagai komitmen dan konsistensi dalam merevitalisasi kepariwisataan Sanur sebagai produk kreatif dengan pemikiran The New Spirit of Heritage,” ujar Walikota Rai Mantra.

Bagi orang nomor satu di Pemkot Denpasar ini, SVF VIII ini tidak hanya dinilai sebagai potensi pariwisata yang ditempatkan sebagai subjek, namun juga “The New Spirit of Heritage” yang selalu menjaga kebudayaan di Desa Sanur.

Rai Mantra mengatakan, gelaran SVF ini tidak hanya ditunggu oleh wisatawan mancanegara, namun juga sangat ditunggu masyarakat Sanur. Hal ini sangat penting karena masyarakat Sanur yang langsung terlibat dalam pelaksanaan dan juga penguatan serta pengembangan Sanur sebagai kawasan destinasi wisata di Kota Denpasar dan Bali.

Saat ini Sanur telah ditetapkan menjadi Kawasan Strategis Pariwisata Nasional dari Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Ini artinya destinasi, perilaku dan karakteristik masyarakat perlu ada improvisasi serta terus melakukan sosialisasi branding Sanur *Morning Of The World*.

“Tata kawasan ini menjadi suatu destinasi yang layak dan baik dari konsep pemikiran masyarakat itu sendiri, tidak saja dari pemerintah yang mengatur namun dari masyarakat seperti SVF yang merupakan ide dari masyarakat,” ujar Rai Mantra.

Ketua Yayasan Pembangunan Sanur, Ida Bagus Gede Sidharta Putra mengatakan kegiatan ini telah memberikan manfaat nyata bagi kepariwisataan Sanur dan mendorong inovasi, kreasi, dan prakarsa di segala aktivitas keseharian masyarakat Sanur.

Di samping itu, sewindu SVF semakin memperkokoh peran masyarakat terhadap upaya promosi pariwisata secara mandiri dengan mendorong seluruh potensi mulai dari seni budaya, sport, lingkungan, hingga keterlibatan industri kreatif yang ada.

SVF VIII yang mengangkat tema “Segara Giri” diharapkan mampu memberikan roh festival yang tetap berpijak di bumi dengan keinginan setinggi langit untuk mewujudkan Sanur yang tetap lestari, damai, dan terjaga lingkungannya. Ajang festival ini sesuai rencana akan berlangsung hingga Sabtu (28/9).
(ana)