Wedakarna Terima Utusan Khusus Pendidikan AS

Written by on July 1, 2013 in Kabar Bali - 1 Comment

Arya Wedakarnainilahbali.com, Denpasar: Tidak banyak yang tahu, bahwa jika orang tua berani menyekolahkan putra putri mereka di jenjang SMA, seharusnya para orang tua harus mempunyai rencana jelas bahwa setamat SMA, putra putri mereka wajib untuk meneruskan ke perguruan tinggi. Mengingat lulusan SMA tidak memiliki skill dan kemampuan bekerja langsung. Hal itu berbeda dengan lulusan SMK, yang selama 3 tahun ditempa menjadi pekerja didunia industri.

Namun sayangnya, lulusan SMA/SMK didunia industri akan sulit mengandalkan ijazah SMK belaka, mengingat diperlukan promosi karir dan jenjang penghasilan yang lebih besar, dan itu bisa didapat jika SDM sudah mendapatkan gelar Sarjana (S1), belum lagi lulusan SMA/SMK disinyalir akan berjuang melawan sistem outsourcing ( Tenaga Kontrak ) yang merugikan masa depan. Namun solusi akan hal itu disampaikan oleh Dr. Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna Mahendradatta Wedasteraputra Suyasa III ( Rektor Univ.Mahendradatta Bali ) disela – sela menerima  Mr.Marshall S Smith ( Hon.Under Secretary of The US Department Of Education dibawah pemerintahan Presiden AS Obama), Senin (30/6).

Ia mengatakan bahwa lulusan SMK dapat dan sangat mungkin untuk kuliah S1, mengingat kebutuhan dunia global akan lulusan Bachelor – Undergaduate Degree (S1). ”Saya himbau kepada orang tua Bali dan para lulusan SMK baik negeri atau swasta, jika memungkinkan jangan menunda kuliah. Sebisa mungkin bekerjalah sambil kuliah,” tandas Wedakarna. .

Kata Wedakarnaa, dimanapun kuliah bagus, asalkan saya minta kuliah diprogram S1 ( Sarjana ), sesegera mungkin anak muda Bali harus menjadi sarjana, magister dan doktor. Bali perlu orang pintar untuk merebut pusat – pusat ekonomi yang sudah dikuasai oleh orang luar Bali. Dan tidak ada yang melarang, lulusan SMK bisa jadi sarjana, justru jika lulusan SMK bisa jadi sarjana ekonomi, sarjana teknik, sarjana hukum, sarjasna sosial Politik itu akan menghasilkan generasi yang hebat sekali. Begitu juga lulusan SMA, karena lulusan SMA menurut aturan seharusnya langsung ke perguruan tinggi karena tidak punya skill. Jadi rugi besar  jika lulus SMA tapi tidak ke PT, karena hanya akan diombang ambingkan oleh perusahaan. “Kasian generasi muda Bali, pakai ijazah SMA/SMK dari kampung, gaji tidak naik – naik, promosi karir terhambat dan status kerja kontrak. Saya tidak rela jika anak – anak  Bali menderita karena kurang cerdas berstrategi akan pendidikan,”  ungkap Dr. Arya Wedakarna yang juga Sekretaris Asosiasi Perguruan Tinggi Seluruh Indonesia (APTISI Bali) ini.

Lalu bagaimana solusinya ? ”Di Bali ini ada 60 perguruan tinggi. Dan jangan jadikan kemiskinan sebagai halangan untuk sekolah. Sebagian dari PTN / PTS di Bali sudah ada program beasiswa. Silakan datangi kampus dan tanya. Astungkara dengan gotong royong kita bisa saling membantu. Tahun ini Universitas Mahendradatta Bali menyediakan 1000 Beasiswa S1 di Fakultas Ekonomi, Hukum, Teknik, Sosial Politik untuk lulusan SMA/SMK.

“Anak muda bisa kuliah pagi / sore dengan bebas biaya hingga semester VIII. Manfaatkan kesempatan ini, anak desa harus bisa kuliah. Bangkitkan rasa jengah Bali, rasa jengah itu bisa dilawan dengan mencerdaskan diri sendiri. Kalau sudah cerdas, maka tidak akan tergantung lagi pada siapapun. Ini dinamakan Berdikari ala Bung Karno.”ungkap Direktur Eksekutif Asosiasi BP-PTSI Bali. (ers)

One Comment on "Wedakarna Terima Utusan Khusus Pendidikan AS"

  1. anita November 28, 2018 at 12:53 am · Reply

    tulisan yang bagus

Leave a Comment