“Taman Nusa”, Destinasi Wisata Baru di Gianyar

Written by on July 9, 2013 in Khas - No comments

Taman Nusainilahbali.com, Gianyar: Satu lagi destinasi wisata berbasis budaya Indonesia hadir di Gianyar Bali, tepatnya di Banjar Blahpane Kelod Desa Sidan. Visi yang diusungnya adalah terwujudnya Taman Nusa sebagai pusat pelestarian dan riset beragam budaya Indonesia.

“Misi Taman Nusa selain melestarikan dan mengembangkan budaya bangsa Indonesia juga memperkenalkan budaya Indonesia secara menyeluruh kepada anak negeri dan bangsa lain,” ujar Direktur Taman Nusa, Borkat Timbulan Lubis,  di sela acara pre-soft operation di Taman Nusa, Sabtu (6/7).

Borkat menjelaskan, di Taman Nusa yang luasnya 15 hektare ini ada 8  kawasan, yakni ada kawasan masa Pra-Sejarah, Masa Perunggu, Masa Kerajaan, Kampung Budaya, Indonesia Awal, Indonesia Merdeka, Indonesia Masa Kini, dan Indonesia Masa Depan.

Di masing-masing kawasan ada sejumlah tampilan seperti di pra-sejarah terdapat goa, batu-batuan, dan batu megalitik. Di Masa Perunggu bisa dijumpai peralatan pertanian dan kehidupan manusia. Sementara di kawasan Masa Kerajaan akan dijumpai candi Borobudur dengan ukuran 400 M2 terdiri dari 3 lantai.

Sedangkan memasuki  kawasan Kampung Budaya, terdapat sekitar 40 rumah tradisional dari berbagai suku/etnis yang menonjol, seperti rumah tradisional Toraja Sulawesi Selatan, rumah tradisional Minangkabau, Mandailing, Maluku Utara, Betawi, Yogyakarta, Gorontalo, Jawa Barat, Minahasa,  Nusa Tenggara Barat termasuk Bali dan lainnya.

“Rumah-rumah tradisional ini hampir semuanya diboyong dari daerah asalnya. Nantinya tiap rumah itu ada penghuninya yang juga asli dari daerah tersebut menetap di Taman Nusa yang sekaligus statusnya sebagai karyawan,” jelas Borkat. Setelah beroperasi, di masing-masing rumah tradisional itu juga akan ada pementasan atraksi kesenian mereka yang dibawakan asli dari masyarakat bersangkutan.

Yang menarik untuk kawasan Indonesia Masa Depan dilengkapi sejumlah museum dan perpustakaan. Misalnya ada museum Kain, museum wayang, museum etnografi Indonesia, serta perpustakaan desain gedung menyerupai sapu lidi yang kini dalam proses pembangunan.

“Jadi Taman Wisata ini antara lain menampilkan panorama perjalanan waktu bangsa Indonesia dari masa ke masa,” ujar Borkat.

Fasilitas pendukung lain di destinasi baru ini  adalah adanya auditorium berkapasitas 250 kursi, restoran Dapur Nusa, cafetaria dan rest area lainnya. Dari tempat ini pengunjung juga bisa menyaksikan keagungan Gunung Agung, persawahan, jurang, hutan, serta sungai di sepanjang areal wisata ini. (ers)

Leave a Comment