Pasraman Gurukula Bangli Sering Dikunjungi Wisatawan

Written by on August 28, 2013 in Ragam - 2 Comments

Yayasan Gurukulainilahbali.com, Bangli: Keberadaan Pasraman Gurukula (mirip pesantren di Islam) di Desa dan kecamatan Kubu Kabupaten Bangli, Bali belakangan makin eksis. Sejak dirintis mantan Bupati Bangli, Nengah Arnawa pada 2006, jumlah peserta didik yang berminat masuk ke sekolah ini makin meningkat.

Seperti diakui Kepala SMP/SMA Pasraman Gurukula Bangli, Wayan Arsada, S.Pd, M.Ag, belakangan ini peminat siswa untuk bias diterima makin meningkat. Namun pihaknya masih membatasi maksimal 20 orang setiap penerimaan siswa baru. Kecuali ada siswa yang benar-benar terancam sampai tidak bisa sekolah di tempat lain, maka yang bersangkutan masih ditoleransi untuk diterima.

“Kami di sini juga menerapkan seleksi melalui tes tulis dan administrasi dan diutamakan yang berasal dari keluarga tak mampu,” jelas Wayan Arsada menjawab peserta press tour yang dikoordinir Biro Humas Pemerintah Provinsi Bali, Jumat (23/8).

Saat ini sekolah yang memiliki jenjang mulai Taman Kanak Kanan hingga SMA ini memiliki anak didik 139 siswa. Bahkan untuk SMA sudah menamatkan dua angkatan sebanyak 49 orang, beberapa di antaranya sudah terserap bekerja di kapal pesiar.

Kelebihan dari pasraman ini, kata Arsada, selain menerapkan penuh kurikulum formal juga diajarkan tambahan materi tentang budaya Bali, seperti seni tari, upakara, yoga, nyastra, dharma gita termasuk juga diajarkan tentang pertanian dan cara beternak sapi dan babi. Untuk mendukung kegiatan ini, sekolah menyediakan lahan pertanian dan kandang sapi dalam areal sekolah yang luasnya 2 hektare tersebut. “Kami bukan bermaksud menjadikan siswa jadi petani atau peternak, tapi mengajarkan ilmunya,” ujar Arsada.

Berkat nilai tambah ini, peminat pun tidak hanya berasal dari lokal Bali melainkan juga dari sejumlah daerah/kota di Indonesia seperti dari Jember, Banyuwangi, Malang (Jawa Timur) dan terakhir bahkan ada dari Toraja Sulawesi Selatan. Seluruh siswa di sekolah ini ditampung dalam asrama di 6 ruang besar lengkap dengan tempat tidur bertingkat, dengan tetap ada pemisahan kelompok laki-laki dan perempuan.

Seperti diakui salah seorang siswa asal Desa Bulurejo Kecamatan Purworejo Banyuwangi Jawa Timur,
Niski Aprilian,16, mengaku tertarik sekolah di sini karena kakak kelas yang memberikan informasi sudah sukses bekerja di kapal pesiar. “Saya tertarik mengikuti jejaknya untuk bekerja di kapal pesiar,” aku Niski siswa kelas II SMA yang mengaku serius mengikuti pelajaran bahasa Inggris untuk menunjang keinginannya bekerja di kapal pesiar.

Menurut Arsada, sumber dana selain menggunakan dana BOS untuk kegiatan pendidikan, juga dari kalangan donatur seperti pengusaha biro perjalanan, perbankan, termasuk gubernur Made Mangku Pastika hingga wisatawan asing yang kerap berkunjung ke sekolah ini.

“Banyak wisatawan asing terutama Perancis yang berkunjung ke sekolah ini dan simpati memberikan donasi bervariasi hingga Rp 1,5 juta,” papar Arsada yang guru PNS diperbantukan di sekolah ini.

Arsada mengakui rata-rata biaya operasional baik untuk pendidikan hingga makan serta lainnya mencapai Rp20 juta per bulan. Diakuinya, selama ini kebutuhan itu sudah tercukupi. Memang sebelumnya, diakui sempat dana yang masuk minim hingga siswa hanya mendapatkan jatah makan dua kali sehari siang dan malam, tapi untungnya tidak sampai berlangsung lama.

Kerja Sama

Yayasan Gurukula
Belakangan sekolah ini mulai merintis menjalin kerja sama dengan sejumlah yayasan atau lembaga sejenis yang ada di beberapa kota besar di Jawa. Misalnya dengan Rumah Piatu Muslimah Jakarta, Yayasan Hati Suci Jakarta, dan Yayasan Eklasia Semarang. Semuanya itu dimaksudkan saling kunjung-mengunjungi dan bertukar pengalaman. Bahkan untuk di Yayasan Eklasia Semarang, pihaknya diminta untuk melatih tari Bali.

“Kami nanti diundang untuk melatih tari di Semarang,” kata Arsada yang juga Ketua I Yayasan Pasraman Gurukula ini.

Pasraman Gurukula yang belakangan makin eksis ini, kata Arsada pernah juga dikunjungi mantan Ketua DPR/MPR Hidayat Nurwahid, bahkan dari luar negeri juga tercatat Menteri Kesejahteraan Sosial Negara bagian Prancis, termasuk utusan menteri Kebudayaan India yang melakukan kegiatan syuting selama seminggu, Kebudayaan.

Meski demikian Arsada mengakui kendala yang masih dihadapi adalah keterbatasan guru yang saat ini berjumlah 26 guru, sebagian besar guru pengabdi dan honorer dan hanya tiga orang berstatus PNS yang diperbantukan.

Sementara itu Ida Bagus Ludra mewakili Kepala Biro Humas Pemprov Bali yang memimpin press tour selama dua hari ini mengatakan Pemprov Bali menaruh perhatian dan mengapresiasi kiprah yang dilakukan Pasraman Gurukula di kabupaten berhawa sejuk ini. Pada kesempatan itu juga, Ida Bagus Lodra mewakili Pemprov Bali menyerahkan bingkisan kepada yang diterima Kepala Sekolah SMP/SMA Gurukula, Wayan Arsada. (ana)

2 Comments on "Pasraman Gurukula Bangli Sering Dikunjungi Wisatawan"

  1. suantara i ketut May 13, 2014 at 6:00 am · Reply

    Saya mengakui keberadaan pasraman gurukula, pasraman gurukula yang menggunakan dua kurikulum yaitu kurikulum pasraman dan kurikulum pendidikan pormal, karena berkat didikan para guru dan semanga kepala sekolah “I Wayan Arsada.S.Pd.,M.Ag saya sebagai mantan siswa SMP dan SMA gurukula bangli sangat berbangga. Terimakasih yang terdalam untuk keluargabesar pasraman gurukula bangli. Dan takan terlupa disiplin yang telah diberikan untuk saya demi masadepan yang cerah. Sekarang saya telah memasuki bangku perkuliahan di PDD Gianyar dan semsngst bekerja di BALEKA HOTEL. Astunkara ada rejeki untuk pasraman telah saya sisihkan. Suksme

  2. Wilaba Rota August 27, 2014 at 1:07 am · Reply

    materi apa saja yang didapat di pesraman? saya suda 60 tahun tapi lebih ingin memperdalam Hindu Bali, bolehkah, terimakasih.

Leave a Comment