Usung Tiga Tema, Perupa Sasya Pameran di Bali

Written by on January 5, 2014 in Ragam - No comments
Perupa Sasya Tranggono memeragakan dua tokoh wayang. (foto:inilahbali.com)

Perupa Sasya Tranggono memeragakan dua tokoh wayang. (foto:inilahbali.com)

inilahbali.com, BADUNG – Untuk ketiga kalinya, perupa Sasya Tranggono menggelar pameran di Bali. Pameran ketiga yang sekaligus lelang amal bertajuk “From Indonesia with Love” ini didedikasikan untuk Bali Pink Ribbon Foundation, sebuah organisasi nirlaba yang fokus melakukan kampanye kanker payudara di Bali.

“Pameran dan lelang amal ini saya didedikasikan kepada Bali Pink Ribbon Foundation, “ ujar Sasya sesaat sebelum acara pembukaan pameran di Seminyak, Kuta Bali, Sabtu (4/1).

Dalam pameran kali ini, Sasya mengusung tiga tema sekaligus yakni wayang, bunga dan kupu-kupu. Tema ini dinilai mewakili ranah keindonesiaan yang bagi dirinya dinilai sebagai bagian dari periodisasi penting kekaryaannya.

“Tema wayang, bunga, dan kupu-kupu cukup mewakili ranah keindonesiaan yang menjadi bagian dari periodisasi penting kekaryaan saya,” papar perupa kelahiran Jakarta 25 Desember 1963 ini.

Hampir semua sosok wayang karyayang ditampilkan itu merefleksikan narasi dan filosofi yang terkandung dari seni tradisi tersebut. Ini tak terlepas dari darah Jawa yang mengalir dalam dirinya sehingga dalam karya-karyanya yang dituangkan dalam kanvas tersirat jelas adanya pemahaman dan pendalaman karakter terhadap wayang itu sendiri.

Sementara dalam karyanya yang bertema bunga, terkesan cukup jelas ungkapan rasa sang pelukis yang menggambarkan berbagai emosi dan keindahan dalam hidup manusia. Dalam pemilihan kombinasi warna pun tampak warna-warni, mulai dari yang lembut hingga mencolok merah.

“Lukisan bunga juga merupakan ungkapan hati saya untuk berbagi kisah hidup,” ujar Sasya yang sudah melakukan pameran di sejumlah negara seperti Singapura, Kuala Lumpur.

Karya-karyanya pun cukup menyedot perhatian orang-orang besar baik di dalam negeri maunya,seperti mantan Presiden Megawati Soekarnoputri, Pramono Anung, Joop Ave, Fuad Hassan, Hary Tanoesoedibjo, Ciputra, Hashim Djojohadikusumo. Sementara tokoh mancanegara yang mengoleksi lukisannya antara lain presiden Corazon Aquino (Filipina), Dato Tony Fernandez (Malaysia), penyanyi Daniel Sahuleka (Belanda), dan Lopez da Cruz (Portugal).

“Saya kadang tak terpikirkan suatu ketika bisa duduk berdampingan dengan tokoh politisi,” ujarnya yang mencontohkan pertemuannya dengan Pramono Anung.

Bagi Sasya, keindahan karya-karya yang dihasilkannya itu dirasakan sebagai rahmat dan kasih Tuhan dalam menolong dirinya bermetamorfosis melewati masa-masa sulit dalam kehidupannya.

“Saya merasa kasih Tuhan begitu besar telah menolong dalam bermetamorfosis melewati masa-masa sulit dalam kehidupan saya,” ujarnya. Berkat besarnya kasih Tuhan itu pula, dia merasakan karya-karyanya memancarkan aura kebesaran Tuhan. Padahal ,kata Sasya, sebelumnya dirinya tak pernah bermimpi untuk jadi perupa.

Dia pun melukiskan kisah perjalanan hidupnya yang berwarna yang mirip warna-warni dalam karyanya. Sebab ketika keluarganya yang kedua orang tuanya adalah dokter mendorong menjadi dokter, dia malah memilih kuliah di Industrial Engineering & Operations Research di Syracuse University New York. Selanjutnya dia pun mengambil program MBA di Rotterdam School of Management di Erasmus Universiteit Belanda.

“Saya tidak jadi dokter karena tidak kuat melihat darah,” aku Sasya.

Kini, sejak menggeluti sebagai pelukis yang sudah berlangsung 20 tahun, Sasya sudah memiliki koleksi ratusan karya yang terfokus padatiga tema yakni bunga, wayang dan kupu-kupu. (ana)

Leave a Comment