Author Archives: IGR. Suryana

Art Summit 2013: Naikkan Pendapatan tanpa Komersial!

Bale Agunginilahbali.com, Denpasar: Kemasan pertunjukan seni tradisional dari berbagai daerah di Indonesia bisa menjadi sebuah atraksi yang unik dan menarik bagi wisatawan. Saat ini tengah dicari kemasan seperti apa seharusnya seni pertunjukan itu dikelola sehingga mampu memberi nilai tambah namun bukan dengan cara komesialisasi.

Demikian terungkap dari wawancara sangat singkat dengan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu sesaat sebelum memulai acara bertajuk ‘Art Summit Indonesia VII’ di Kampus Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, Selasa (8/10) malam.

“Pementasan aneka jenis seni pertunjukan itu dapat memberi nilai tambah, tapi bukan burarti komersial. Untuk itu perlu bagaimana mengelola seni pertunjukan yang baik, agar bisa meningkatkan pendapatan yang layak bagi penyelenggara maupun pemerannya tanpa harus komersial,” papar Mari Pangestu.

Dalam rangkaian kegiatan ini pula diselenggarakan juga workshop yang melibatkan sejumlah pakar di bidang yang terkait. Dari workshop ini pula ingin diperoleh jawaban atas pertanyaan, antara lain: seperti apa sih “pasar” seni pertunjukan itu?

Bagi Mari, pengelolaan itu sangatlah penting, sehingga tidak hanya mampu mempertunjukkan keseniannya, tapi juga mampu memberikan pendapatan yang layak. Dengan begitu, ke depan diharapkan makin banyak orang yang tertarik untuk menggarap seni pertunjkan.

Kegiatan Art Summit VII ini melibatkan seniman pertunjukan dari sejumlah perguruan tinggi seni, yakni ISI Yogyakarta, Solo, Bandung, Jakarta dan Denpasar, serta juga termasuk dari 7 negara sebagai partisipan.
Rektor ISI Denpasar, Dr I Gede Arya Sugiartha mengatakan seni untuk menghibur pada delegasi itu menyuguhkan lima garapan seni tabuh dan tari yang terdiri atas tiga garapan ISI Denpasar dan dua garapan ISI Bandung.

Garapan seni itu antara lain karya I Wayan Sutirta dengan iringan musik yang dikemas oleh I Nyoman Kariyasa, musik Cakra Esa Galura dan Lorong Masa ciptaan Dody Satya dan karya musik Manihot karya Oya Yukarya, Demikian pula penampilan musik yang tidak kalah menarik lainnya berjudul “Ku tak Sabar” ciptaan Agus Teja Sentosa serta tari Jay Sita karya I Gede Oka Surya Nega. (der)

Ekowisata Sudaji Diminati Wisatawan

Bupati Agus touring ke Sudajiinilahbali.com, Buleleng: Desa Sudaji Kecamatan Sawan Kabupaten Buleleng, Bali belakangan ini kian menggeliat. Panorama alam yang asri ditambah lagi koleksi berbagai macam tumbuhan buah membuat desa ini makin memiliki nilai lebih.

Itulah yang tergambar ketika Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana melakukan acara touring bersama sejumlah pimpinan SKPD, Sabtu (5/10). Touring bersama ini dengan mengendarai sepeda motor yang menempuh jarak tempuh sekitar 10 km dari kantor bupati.

Begitu tiba di desa yang dikenal dengan produksi berasnya yang pulen dan lezat itu, bupati Suradnyana menyambangi padukuhan Omunity yang dikelola oleh Ketut Sansan, warga setempat yang dikenal seorang spritualis.

Di padukuhan ini pemandangan alam terhampar asri dan terlihat masih natural. Sejumlah bangunan beratap jerami bergaya pedesaan yang dinaungi berbagai pohon buah serta kolam yang alami menjadikan desa ini makin diminati wisatawan.

Menurut Ketut Sansan, tamu-tamu mancanegara yang berkunjung ke pedukuhannya biasanya melakukan berbagai kegiatan, mulai dari meditasi, mengunjungi sekolah dan menikmati pemandangan alam yang khas Sudaji.

Selain itu, pihaknya juga bekerja sama dengan penduduk yang berminat menyewakan kamarnya kepada tamu-tamu asing. Bagi Sansan, warga tak perlu sampai mengubah bentuk kamarnya menjadi sekelas hotel mewah, tapi cukup menjaga kebersihannya. “Kalau sudah bersih, tamu sudah senang,” ujar Sansan.

Dalam rangkaian touring itu, bupati juga melanjutkan meninjau persawahan yang ditanami padi Bali dan beras merah serta perkebunan cengkeh yang subur. Begitu juga meninjau pembibitan pohon wani unggulan, dan di tempat ini bupati tertarik dan langsung memesan sepuluh pohon untuk ditanam di kebunnya di desa Banyuatis. (der)

Ajang APEC Populerkan ‘Endek’ Bali ke Mancanegara

Endek Baliinilahbali.com, Badung: Ajang Konferensi Tingkat Tinggi Kerja Sama Ekonomi Asia pasifik (APEC) 2013 di Nusa Dua Bali menjadi momentum penting promosi kain ‘endek’ khas Bali. Betapa tidak, kain endek dikenakan para kepala negara dan pemerintahan anggota APEC pada acara gala dinner, Senin (7/10) .

Tidak hanya kepala negaranya, para istri pejabat negara pun memakai busana endek dalam agenda kunjungan spouse program yang digelar di sela-sela pelaksanaan APEC.

Di balik melejitnya kain endek Bali di dunia internasional ini tidak terlepas juga dari upaya yang dilakukan Ketua Dekranasda Bali, Ny. Ayu Pastika.
Melalui pembinaan yang tiada henti kepada perajin endek di Bali, serta juga arahan dari Ibu Negara Ani Yudhoyono, akhirnya kain endek bisa menjadi busana pemimpin APEC.

Tekad Ny. Ayu Pastika melalui Dekranasda Provinsi Bali akan terus berupaya mempromosikan kain endek dan kain songket Bali sebagai kain tradisional yang mampu menjadi bagian dari fesyen modern. Saat ini kain endek telah banyak digunakan untuk seragam para PNS dan pegawai swasta di pemprov Bali hingga kabupaten/kota se-Bali.

Gubernur Bali Made Mangku Pastika menyambut positif dengan mulai dikenalnya kain endek di dunia internasional. Seni kerajinan Bali diakui merupakan salah satu pilar pembangunan ekonomi Bali. Untuk itu Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Bali diminta terus mengembangkan program yang inovatif dan terus mendorong kualitas SDM perajin agar hasil karyanya dapat bersaing di pasar global.

“Sebab pada 2015 nanti, Indonesia yang menjadi bagian dari masyarakat ekonomi ASEAN akan terkena dampak pemberlakuan ASEAN Free Trade Agreement (AFTA). Semua produk bebas masuk ke mana saja,” ujar Pastika mengingatkan.

Untuk itu Pastika meminta agar para perajin mulai memperhatikan pentingnya penerapan hak kekayaan intelektual (HKI) bagi hasil karyanya agar tidak bisa ditiru dan diambil oleh pihak lain. (der)

Kemenpera Bangun Rusun Rp 9 M untuk Brimob Polda Bali

Rusun Rp 9 Minilahbali.com, Denpasar: Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) menggelontor dana Rp 9 miliar untuk pembangunan rumah susun (rusun) bagi anggota satuan brigade mobil (brimob) Polda Bali.

“Rusun yang dianggarkan dana Rp9 miliar ini nanti diserahkan dalam bentuk hibah,” ujar Menteri Perumahan Rakyat Djan Raridz di sela-sela meninjau rumah susun yang berlokasi di asrama brimob Polda Bali, Sabtu (5/10).

Faridz mengatakan, bantuan dalam bentuk hibah ini nantinya pemeliharaannya akan diserahkan kepada pihak penerima.

Menurut Fsaridz, dalam pengelolaan, pihak penerima bisa saja mengelolanya dengan dua cara, yakni menyewakan kembali kepada anggota dengan sewa yang terjangkau, atau digratiskan tapi wajib menyediakan dana pemeliharannya.

Rusun berlantai 3 yang dibangun di areal asrama mako brimob Polda Bali itu terdiri dari 59 unit, terbagi atas dua jenis yaitu untuk yang sudah berkeluarga sebanyak 53 unit dengan luas bangunan 30 M2, serta 6 unit untuk yang belum berkeluarga dengan luas 20 M2.

Sesuai rencana rusun ini akan rampung November tahun ini juga.

Secara nasional, Djan Faridz menyebutkan pembangunan rumah susun tahun ini pihaknya mengalokasikan dana Rp1,8 triliun tersebar di selueruh Indonesia.

Penerima rusun dalam bentuk hibah ini tidak hanya kalangan instansi pemerintah tapi juga lembaga swasta seperti perguruan tinggi dalam pembangunan asrama untuk mahasiswa yang kurang mampu. (der)

Dukung APEC di Bali, Telkom Hadirkan Konektivitas Handal

Telkom Konektivitas Handalinilahbali.com, Denpasar: Untuk ikut mendukung suksesnya kegiatan KTT APEC 2013 di Bali, PT Telkom menyiapkan layanan teknologi komunikasi berkelas dunia. Khusus untuk internet, Telkom menghadirkan konektivitas handal yang super cepat dengan bandwidth 2 x 10 Gbps, mobilebroadband Telkomsel dan wifi di seluruh lokasi APEC.

Demikian disampaikan Direktur Utama Telkom, Arief Yahya pada acara apel siaga APEC 2013 di halaman kantor Telkom di Renon Denpasar, Selasa (1/10).

Menurut Arief, infrastruktur yang tersedia pendukung APEC menghasilkan layanan yang dapat dikelompokkan dalam V – I – P (View – Internet – Phone). Untuk layanan View, Telkom telah menyiapkan TV Pool melalu penyediaan 7 unit Mobile Satellite News Gathering (SNG), video streaming dan Closed Circuit Television (CCTV). Sementara untuk layanan voice, Telkom hadirkan berbagai layanan 3G, live trial4G, SLI dan telepon.

Untuk kesiapan jaringan, Telkom telah membangun minimal 3 jalur transmisi broadband yang berbeda untuk menjamin ketersediaan dan kehandalan akses internet. Dengan demikian, apabila terjadi gangguan pada salah satu jalur, maka tetap tersedia cadangan untuk menjamin konektivitas.

Pada event internasional ini, kata Arief, Telkom sangat fokus untuk menghasilkan layanan yang berkualitas. Oleh karena itu semua infrastruktur dan layanan yang disediakan akan dikendalikan dan dimonitor di War Room Telkom Group yang berlokasi di Jakarta dan Bali. Telkom juga menempatkan tim operasi yang selalu siaga 24 jam untuk memantau dan melayani keluhan terkait layanan telekomunikasi.
Di Bali sendiri secara keseluruhan saat ini ada 1.344 BTS, dan untuk menambah kapasitas telah pula dibangun 181 BTS baru. Selain itu juga disiapkan 10 mobile BTS (Combat).

Speedy Instan

Sehari sebelumnya, di Kuta Bali, Telkom juga meluncurkan layanan postcard atau speedy instan untuk layanan akses internet wifi. Postcard akses wifi ini bias digunakan secara gratis dengan SSID APEC2013@wifi.id di seluruh lokasi pertemuan APEC, hotel tempat menginap delegasi mancanegara dan titik-titi penting lainnya.

“Postcard akses internet wifi ini yang pertama di Indonesia,” ujar Arief Yahya. Dalam postcard ini menampilkan sejumlah gambar objek wisata di Bali seperti Tanah Lot, Nusa Dua, Taman Ayun, dan gambar Barong.

Di Bali sendiri secara keseluruhan ada 8000 titik akses wifi, dan 1.500 titik di antaranya terfokus di sekitar lokasi pertemuan APEC. (der)

Keretakan Tebing Uluwatu Diatasi Beton Kedap Air

Uluwatuinilahbali.com, Denpasar: Setelah dilakukan kajian terhadap keretakan tebing di pura Uluwatu, akhirnya Pemprov Bali melalui Dinas PU merekomendasikan penggunaan beton kedap air untuk solusi jangka pendek. Sedangkan untuk solusi jangka panjang masih perlu dilakukan penelitian lebih komprehensif dari berbagai aspek yang melibatkan pihak berkompeten seperti Badan Geologi Kementerian ESDM, Kementerian PU dan instansi terkait di Provinsi dan Kabupaten yang mewilayahi.

Demikian disampaikan Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta menjawab kekhawatiran yang disampaikan Ketua KMHDI Badung, I Ketut Bagus Arjana Wira Putra saat menemuinya, Senin (30/9).

Wagub Sudikerta menjelaskan, sesuai dengan instruksi langsung dari Gubernur Mangku Pastika, Dinas PU Bali telah turun dan melakukan kajian. Hasil kajian Dinas PU antara lain menjelaskan bahwa batuan selatan Bali yang meliputi Jimbaran, Pecatu dan Unggasan masuk formasi gamping (kapur). Sifat dari formasi ini mudah menyerap air dan banyak rekahan yang dipicu tumbuk lempeng.

Rekahan ini berpotensi melebar jika ada gempa atau getaran akibat gempuran ombak dan aktifitas berat di dekatnya. Selain itu, proses pelapukan juga bisa terjadi akibat masuknya air, mengingat sifat gamping yang mudah larut. Dinas PU menyimpulkan, longsornya gamping di bagian utara Tebing Uluwatu dipicu pelepasan air hujan dari pelataran pura yang mengarah ke pinggir dinding.

Untuk mencegah makin meluasnya keretakan tebing Pura Uluwatu tersebut, Dinas PU Bali merekomendasikan sejumlah solusi jangka pendek. Guna mencegah masuknya air ke dalam rekahan, bisa dilakukan penutupan dengan beton kedan air dan pemasangan paving kapur di pelataran pura. Sedangkan untuk mencegah meluasnya longsor di dinding tebing, buangan air hujan dari pelataran pura harus dialihkan ke arah depan dengan sistem drainase atau instalasi pipa.

Sesuai arahan Gubernur Mangku Pastika, rekomendasi jangka pendek tersebut akan segera ditindaklanjuti. “Jangan khawatir, ini jadi fokus perhatian kami,” pungkas Wagub Sudikerta. (ana)

8 Ribu ODHA di Bali Belum Jelas Keberadaannya

Wagub Sudikertainilahbali.com, Denpasar: Saat ini di Bali diperkirakan jumlah ODHA (orang dengan HIV/AIDS) mencapai 26 ribu orang. Namun dari estimasi tersebut, yang baru terdata secara resmi hanya sekitar 8 ribu jiwa atau masih di bawah kisaran 30%, sedangkan sisanya yang lebih banyak belum diketahui secara pasti keberadaannya.

Adanya estimasi yang cukup banyak yang belum terdata itu menjadi fokus dalam penanggulangan penyakit mematikan tersebut. “Inilah yang menjadi fokus utama kita dalam penanggulangan HIV-AIDS di Bali, selain tetap memberi pengobatan bagi penderita yang telah terdata “, ujar Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta yang juga selaku Ketua Harian Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Bali, Senin (30/9) saat menerima audiensi dari AusAID dan HCPI yang didampingi sekretaris KPA Provinsi Bali, Drh. Made Suprapta, di ruang kerjanya.

Pemprov Bali, lanjut Sudikerta, akan mengintensifkan penanggulangan HIV/AIDS dengan tetap akan menjalin bekerja sama dan berharap adanya dukungan dari AusAID (Australia Agency for International Development) melalui HIV Cooperation Program for Indonesia.

Menanggapi harapan Wagub, pihak AusAID yang diwakili Fist Secretary HIV and Communicable Diseases Adrian Gilbert menjelaskan bahwa pihaknya telah membangun kerja sama dengan beberapa provinsi di Pulau Jawa, Bali, Papua dan Papua Barat. Sejumlah provinsi tersebut dinilai memiliki tingkat Evidemi HIV/AIDS sangat tinggi. Dikatakannya, program HCPI akan berakhir pada awal tahun 2016, sehingga kedepannya perlu merumuskan strategi dan program baru dalam rangka pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS khususnya di Bali.

Adrian yang didampingi perwakilan HCPI Chatrine Barker dan Abby Ruddick menambahkan, konsuling maupun pengobatan ODHA di Bali saat ini tidak hanya dilayani di RSUP Sanglah, namun sudah diperluas ke beberapa Puskesmas di Kota Denpasar. Hal ini merupakan sebuah langkah untuk mendekatkan pelayanan kepada ODHA.

Wabub Sudikerta mengucapkan terima kasih atas bantuan AusAID melalui HCPI yang sangat peduli terhadap Pencegahan dan Penanggulangan HIV/ AIDS di Provinsi Bali. Pemprov Bali, tambahnya, juga memberi perhatian yang cukup besar bagi upaya ini.

“Pada tahun anggaran berikutnya, kami menyiapkan anggaran sebesar Rp6 milyar dalam rangka pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS. Tapi kami tetap perlu bantuan dari AusAID terutama dari aspek teknis,” ujarnya. Melalui kerja sama ini, Wagub berharap laju perkembangan HIV/AIDS di Pulau Dewata bisa terus ditekan.(ana)

Wow.. Bali Kembali Dinobatkan Destinasi Terbaik

Bali Kembali Dinobatkan Terbaik di Duniainilahbali.com, Denpasar: Lagi-lagi Bali kembali dinobatkan sebagai destinasi wisata terbaik (Island Destination Of The Year) dalam ajang China Travel & Meeting Industry Awards 2013. Penghargaan diraih setelah Bali memperoleh nilai tertinggi dari dewan juri yang beranggotakan para pakar dan pengamat industri pariwisata di China dan diperkuat hasil voting online masyarakat China melalui website majalah tersebut.

Dalam hasil voting, Bali mengungguli dua kandidat lainnya yaitu Tahiti dan Mauritius. Penghargaan untuk Bali diterima oleh Dubes RI di Beijing, 4 September 2013. Informasi ini disampaikan Gubernur Bali Made Mangku Pastika melalui Kepala Biro Humas Setda Provinsi Bali Drs. I Ketut Teneng,SP,M.Si, Jumat (27/9).

Gubernur Mangku Pastika menyambut positif dan berterima kasih kepada masyarakat China yang menjatuhkan pilihan pada Pulau Dewata dalam ajang bergengsi tersebut. Penghargaan ini dipandang sebagai salah satu wujud pengakuan masyarakat internasional terhadap Bali yang berhasil mengelola industri pariwisata dan MICE (Meetings, Incentives, Conference and Exhibition) kelas dunia dengan sangat baik. Selain itu, keramahtamahan dan adat istiadat masyarakatnya menjadi daya tarik tersendiri yang sayang untuk dilewatkan.

Lebih lanjut Ketut Teneng mengurai, masyarakat Bali pantas berbangga atas diraihnya penghargaan tersebut. Kata Teneng, penghargaan ini sebagai wujud pengakuan masyarakat internasional terhadap Pulau Bali sebagai destinasi pariwisata dunia.

Namun hal ini jangan lantas membuat masyarakat Bali terlena dan lantas berdiam diri. Dia mengingatkan, tantangan yang akan dihadapi ke depan akan semakin kompleks. “Destinasi lain terus berlomba dan berbenah untuk menjadi yang terbaik, kita tak boleh diam,” imbuhnya.
Penghargaan ini harus menjadi spirit bagi Bali untuk terus berbenah dan meningkatkan kualitas sektor pariwisatanya. Lebih dari itu, Bali diharapkan mampu mempertahankan rasa aman, nyaman, sopan santun serta pelestarian adat dan budaya sehingga tetap tampil terdepan di kancah internasional.

Sekedar catatan, China Travel & Meetings Industry Awards 2013 merupakan kegiatan tahunan yang telah diselenggarakan sejak tahun 2002 oleh majalah pariwisata terkenal Tiongkok Travelweekly. Penghargaan dibagi dalam enam kategori yaitu perhotelan, daerah tujuan wisata, penerbangan dan penyewaan perjalanan mewah (luxury travel) dan pilihan editor.

Selain Pulau Bali, sejumlah tempat atau institusi di industri pariwisata dan MICE yang berhasil meraih penghargaan dalam ajang tersebut antara lain Le Royal Meridien Shanghai (Business Hotel of The Year), Afrika Selatan (Luxury MICE Destination of The Year), Australia (Golf Destination of The Year), Etihad (Airline of The Year First Class), Hongkong (Meeting & Incentive City of The Year (Mainland China).

Inilah 3 Alasan Bali Inginkan Otsus Asimetris

Otsus Asimetrisinilahbali.com, Denpasar: Aspirasi Bali untuk mendapatkan hak otonomi khusus belumlah pudar. Hanya saja, otsus yang diperjuangkan Bali bukanlah yang berlaku seperti di Nangro Aceh Darusalam ataupun yang di Papua, melainkan yang lebih dikenal dengan Otonomi Khusus Asimetris .

Inilah yang ditegaskan Gubernur Made Mangku Pastika saat menerima audiensi dari Riris Katharina, S.Sos, M.Si anggota Peneliti Politik Dalam Negeri dari Pusat Pengkajian Pengelolaan Data dan Informasi (P3DI) Sekretariat Jenderal DPR RI hari Kamis, (26/9).

Apa itu otsus asimetris? Menurut mantan Kapolda bali ini, otsus asimetris dimaksudkan suatu otonomi daerah dimana hanya ada beberapa hal tertentu yang perlu mendapat perhatian khusus. Dalam hal ini provinsi memiliki peran dan kewenangan yang lebih besar dalam beberapa hal seperti tata ruang wilayah dan perencanaan pembangunan. Tujuan audiensi ini adalah dalam rangka penelitian dengan tema “Relevansi Otonomi Khusus dalam Konteks Negara Kesatuan”.

Gubernur pun memaparkan 3 hal yang mendorong Bali memperjuangkan Otonomi Khusus. Pertama, Bali memiliki keunikan dalam adat budaya dan agama. Di desa-desa di Bali ada 2 sistem pemerintahan yaitu Desa Pekraman yang jumlahnya 1.480 dan Desa Dinas yang jumlahnya 706. Desa-desa Pekraman ini memiliki kewenangan dan otonomi yang sangat kuat di dalam mengatur wilayahnya sendiri.

“Mereka memiliki peraturan sendiri dan sistem keamanan sendiri. Hal ini merupakan warisan leluhur yang sudah mengakar secara turun temurun yang sekaligus juga menjadi salah satu daya tarik pariwisata. Disamping itu di Bali juga ada Subak suatu sistem pengairan tradisional yang sudah diakui di seluruh dunia dan menjadi salah satu warisan budaya dunia,” demikian urainya.

Kedua, Bali sangat kecil, diperlukan suatu sistem “One Island Management System” sehingga Bali tidak terkapling-kapling dan pembangunan bisa lebih merata. Dan, ketiga, Bali tidak memiliki sumber daya alam sehingga Bali tidak mendapatkan dana bagi hasil seperti daerah-daerah lain di Indonesia. Dengan kondisi ini diharapkan pemerintah pusat dapat memberikan dana perimbangan yang lebih adil kepada Bali, dari devisa yang sudah di kontribusikan Bali kepada pusat melaui pariwisata, tambahnya.

Dana perimbangan tersebut akan dipakai untuk melestarikan adat, budaya yang ada di Bali sehingga Bali sebagai Destinasi Pariwisata akan tetapi menjadi penyumbang devisa kepada negara. Bali Butuh dana yang cukup besar untuk itu agar masyarakat pelaku budaya tersebut tidak tereksploitasi dan meninggalkan pekerjaannnya karena pengaruh lingkungan.

Dengan adanya undang-undang Otonomi Khusus ini, pemerintah provinsi bali diharapkan memiliki kewenangan yang kuat untuk bisa mengatur pembangunan di Bali termasuk pengaturan tata ruang termasuk yang ada di kabupaten.

Dengan pengaturan tata ruang yang baik diharapkan bisa dibuat pemerataan pembangunan terutama di kabupaten yang memiliki PAD yang rendah, sehingga kesejahteraan masyarakat bisa cepat tercapai. Pastika juga sangat yakin bahwa para bupati/wali kota akan setuju dengan ide Otonomi Khusus ini, karena pemerintah provinsi tidak akan mengambil wewenang yang sudah dimiliki tetapi justru akan membantu kabupaten/kota dalam mempercepat pembangunan di daerahnya.

Mangku Pastika juga sangat tegas menyatakan bahwa otonomi Bali tidak akan merusak NKRI, justru dari penelitian Lemhanas Bali mendapat peringkat pertama dalam ketahanan nasional. Bagi Mangku Pastika, Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika adalah harga mati yang tidak boleh diganggu gugat. “Bali akan tetap menjadi bagian NKRI,” pungkas Pastika.

Sebelumnya ada sejumlah pertanyaan dari tim peneliti kepada Gubernur menyangkut masalah Otonomi Khusus antara lain, faktor apa yang mendorong Bali memperjuangkan Otonomi Khusus, bagaimana pelaksanaan UU No 32 tahun 2004 di Bali, bagaimana dengan dukungan para bupati, apa yang menjadi tuntutan Bali dari Otonomi khusus itu sendiri dan bagaimana hubungan Otonomi Khusus dengan konsep negara NKRI. (der)