Tag Archives: dewata

Bank Papua di Bali

Ekspansi ke Bali, Bank Papua Salurkan Dana Rp260 M Lebih

Bank Papua di Baliinilahbali.com, Denpasar: Bank Papua semakin melebarkan sayap bisnisnya termasuk ke Bali. Di Pulau Dewata, bank yang kini memiliki asset Rp19,4 triliun ini menyalurkan dana pembiayaan melalui Grup Hardys Holdings senilai Rp260 miliar lebih untuk bidang ritail dan properti.

Dana pembiayaan ratusan miliar itu terbagi untuk bisnis ritail melalui PT Hardys Retailindo (Hardys Retail) senilai Rp224.900.000.000, dan untuk pembiayaan bisnis properti melalui PT Hardys Global Invesindo senilai Rp35.517.100.000.

“Bagi kami kerja sama pembiayaan bersama Grup Hardys Holdings ini menjadi langkah besar dalam mengembangkan bisnis Bank Papua di Bali,” kata Direktur Utama Bank Papua, Johan Kafiar dalam keterangannya kepada pers di Denpasar, Rabu (20/11).

Pengembangan bisnis di Bali, menurut Johan, dinilainya sangat menjanjikan karena Bali sangat maju industry pariwisata. Bahkan untuk lebih mendekatkan pelayanan, pihaknya menargetkan akan membuka kantor cabang di Bali tahun depan.

“Sebenarnya kami buka cabang di Bali tahun ini, tapi belum bisa dan kami targetkan tahun depan,” ujar Johan. Saat ini, Bank Papua sudah memiliki 114 kantor cabang dan kantor cabang pembantu di sejumlah kota provinsi dan kabupaten seperti Jakarta, Makassar, Manado, Surabaya, Yogyakarta, termasuk juga di Palopo dan Malang.

Dalam perkembangannya, Johan menyebut Bank Papua tumbuh luar biasa karena pertumbuhannya tahun ini (hingga posisi Oktober) mencapai 50%, yakni dari nilai asset Rp14,7 triliun lebih pada 2012, meningkat menjadi Rp19,4triliun lebih.

Sementara itu Presiden Direktur yang sekaligus pendiri Grup Hardys Holdings, Gede Agus Hardiawan mengatakan untuk bisnis propertinya, saat ini pihaknya memiliki 15 lots premium di sejumlah daerah di Bali maupun di luar Bali seperti Jember, Banyuwangi, dan Mataram.

Dengan luas lahan 83 hektare land bank, kata Hardiawan, GH Holdongs sudah memulai proses cut & fill untukproyek pembangunan Jimbarwana Green Villas di lahan 30 hektare di Jembrana. Selain itu juga akan disusul Nusa Dua Green Villas (12 ha),Batubulan Green Vilaas (5,8 ha),Ketewel Green (6,8 ha) dan Keramas Green Vilaas (20 ha) dengan total unit yang akan dibangun sebanyak 3000 unit.

“Dengan kerja sama dengan Bank Papua, kami segera akan bisa membangunnya, karena selama ini kami hanya wait and see, jadi telah didahului oleh investor-investor luar Bali,” ujar Hardiawan.
Menjawab pertanyaanmengapa harus menjalin kerja sama dengan Bank Papua, Hardiawan mengaku sebenarnya sudah pernah mengajukan proposal tiga tahun lalu ke bank yang ada di Bali seperti BPD Bali.

Namun selain prosesnya dinilai lambat, juga besaran dananya agak terbatas sehingga tidak cukup untuk menangani proyeknya. Sedangkan di Bank Papua bias lebih besar dananya dan sangat cepat pemutusan persetujuannya.

“Jadi hanya dengan waktu dua minggu sejak pengajuan sudah ada keputusan persetujuannya,”ujar Hardiawan. (ana)

Bedah Rumah

Bedah Rumah KK Miskin di Bali Dianggarkan Rp30 Juta/Unit

Bedah Rumahinilahbali.com, Denpasar: Anggaran bedah rumah di Bali mulai 2014 dinaikkan menjadi Rp30 juta/unit. Besaran ini naik Rp5 juta dibandingkan pada 2013 yang dianggarkan Rp25 juta/unit.

Adanya kenaikan anggaran tersebut, menurut Wakil Gubernur Bali, Ketut Sudikerta karena adanya kenaikan harga BBM yang secara idak langsung juga ikut mengangkat harga komponen bahan bangunan.

Program bedah rumah ini merupakan salah satu dari program unggulan Bali Mandara dalam rangka mempercepat pengentasan kemiskinan di Pulau Dewata. Hingga kini dalam kurun waktu sejak 2009 sudah berhasil dibangun 6000 unit rumah untuk KK miskin di seluruh Bali.

Saat ini, kata Sudikerta, KK miskin yang masih memerlukan bedah rumah sebanyak 14.135 unit, karena sebelumnya berjumlah 20.135 KK miskin.

Untuk mempercepat pemenuhan rumah layak huni bagi KK miskin tersebut, pihak Pemprov Bali menjalin kerja sama dengan kalangan perusahaan BUMN/swasta, mulai dari kalangan perbankan, perhotelan, kontraktor hingga perusahaan minuman melalui dana tanggung jawab sosialnya (CSR)- nya. Saat ini ada 300 perusahaan yang diharapkan ikut berpartisipasi.

Dari 6000 unit rumah layak huni yang dibangun untuk KK miskin itu, 705 di antaranya merupakan partisipasi dari kalangan perusahaan BUMN/swasta. Ke depannya diharapkan akan lebih banyak lagi kalangan swasta yang ikut ambil bagian dalam pengentasan kemiskinan di Bali.

Sudikerta juga menjelaskan, KK miskin yang terbanyak memerlukan bedah rumah ada di Buleleng yakni mencapai 7.600 unit, disusul karangasem, Tabanan, bahkan Kabupaten yang dikenal sebagai kabupaten kaya juga membutuhkan 386 unit rumah layak huni untuk KK miskin.

Selain bedah rumah, cara lain dalam upaya mempercepat pengentasan kemiskinan di Bali, lanjut Ketua DPD Partai Golkar Bali ini, adalah memberikan dana pendidikan beasiswa bagi anak-anak terutama dari kalangan KK miskin. (der)

Universitas Mahendradatta

Universitas Mahendradatta Kian Merambah Dunia

Universitas Mahendradattainilahbali.com, Denpasar: Universitas Mahendradatta (d/h Marhaen) Bali yang didirikan proklamator RI, Ir. Soekarno belakangan ini semakin terus mengembangkan kiprahnya di mancanegara. Setelah mendapatkan Quality Assurance (QA) Certification untuk Penjaminan Mutu dari Asean University Network ( AUN ) pada 2012, kini universitas swasta tertua di Bali ini mengukuhkan dirinya sebagai perguruan tinggi unggulan bervisi internasional.

”Hal ini dibuktikan dengan bergabungnya Unmar (Universitas Mahendradatta) sebagai anggota dari Confedeation Mundial De Ensenanza Privada (World Confederation Of Privae Education),” ujar Dr. Arya Wedakarna yang juga tercatat sebagai rektor termuda di Indonesia ini, Kamis (31/10).

Pengukuhan Unmar sebagai COMEP Member disampaikan kepada Dr.Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna MWS III dalam World Education Congres X yang diadakan atas kerja sama sejumlah lembaga COMEP, FAEPLA, Confederation Of Associations Of Independant Schools Of The European Communities ( CADEICE ), Embajada De Indonesia Buenos Aires yang didukung oleh UNESCO.

Dengan pengukuhan tersebut, Dr. Arya Wedakarna menyatakan rasa optimistisnya bahwa Unmar sebagai perguruan tinggi bersejarah di Pulau Dewata ini telah mewakili wajah perguruan tinggi swasta Indonesia dalam hal keaktifan bergaul di kancah internasional.

”Sejak kita mendapatkan Quality Assurance (QA) Certification untuk Penjaminan Mutu Unmar (Universitas Mahendradatta) dari Asean University Network ( AUN ) pada 2012, maka cukup banyak lembaga internasional yang mengulurkan kerjasama mutual. Unmar telah berada di jalur yang tepat untuk menjadi leading university dalam hal kualitas dan kesetaraan dengan perguruan diluar negeri,” lontar Arya Wedakarna yang juga pernah meraih rekor MURI sebagai penyandang gelar doktor termuda di Indonesia ini.

Dengan adanya status keanggotaan internasional ini, kata Wedakarna, berarti akan lebih memudahkan mahasiswa dan alumni Unmar untuk dapat meniti karir di kawasan Eropa, Asia, Amerika Latin termasuk di Amerika Serikat.

”Nantinya saat mahasiswa S1 dan S2 Unmar diwisuda, mereka berhak akan ijazah dan sertifikat internasional ini. Hal ini akan membantu alumni Unmar untuk bekerja di dunia global,” ujar Wedakarna yang juga Sekretaris Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) Bali ini.

Untuk menguatkan ke arah sana, kurikulum yang ada di fakultas – fakultas ini harus disesuaikan dengan kurikulum internasional, walau tidak harus meninggalkan jati diri dan idelogi Indonesia. Ini sangat membantu alumni Unmar terutama yang akan diwisuda tahun 2013.

Ia juga berharap agar prestasi Unmar ini dapat memberikan semangat kepada seluruh civitas akademika Unmar di seluruh Bali. Kemajuan sekaligus sebagai kado 50 Tahun Jubileum Emas Unmar 2013, berkat kerja sama yang baik antara yayasan, rektorat, fakultas, lembaga sayap dan juga unit – unit lainya.

Seperti diketahui, universitas yang dikukuhkan dalam COMEP Congress X selain Universitas Mahendradatta Bali, yakni University San Ignacio De Loyola Peru, Bilingo-China International Education, Fatih University Turkey, Gediz University Turkey dan University Of Central Arkansas, USA. (der)

Tri Hita Karana

‘Tri Hita Karana’ Antarkan Bali Jadi Referensi Event Dunia

Tri Hita Karanainilahbali.com, Denpasar: Gubernur Bali, Made Mangku Pastika memperkenalkan konsep Tri Hita Karana di hadapan para peserta seminar internasional tentang bisnis, manajemen dan lingkungan yang diselenggarakan oleh Universitas Mercu Buana Jakarta, di hotel Inna Kuta Beach, Kuta, Selasa (29/10).

Menurut Gubernur Pastika, seminar ini sejalan dengan seminar yang diselenggarakan pada saat pelaksanaan APEC Summit di Nusa Dua baru-baru ini yang bertema Sustainable Development based on Tri Hita Karana.

Tri Hita Karana adalah konsep hidup masyarakat Bali yang selalu menjaga keseimbangan hubungan antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, dan manusia dengan lingkungan. Konsep ini sudah diadopsi masyarakat dunia sebagai konsep pembangunan dunia.

“Tujuan pembangunan ekonomi yaitu kesejahteraan dan kebahagiaan masyarakat tidak akan bisa tercapai kalau hubungan ketiga unsur tersebut tidak seimbang dan tidak harmonis,” ujar Pastika yang mantan Kapolda Bali ini.

Kata Pastika, konsep ini terimplementasikan dalam segala aspek kehidupan sehari-hari di Pulau Dewata, sehingga Bali dijuluki dengan banyak nama, seperti ‘the Island of Paradise’, ‘The Island of God’, ‘The Island of Peace’ and ‘the Island of Love’.

“Situasi dan kondisi inilah yang membuat pulau Bali selalu dijadikan referensi untuk pelaksanaan event besar seperti Miss World, APEC Summit 2013, Bali Democracy Forum, Bali Culture Forum, WTO Summit dan lain-lain,” tandas Pastika.

Untuk itu, Gubernur Pastika mengharapkan dari seminar ini dapat dihasilkan sesuatu yang bermanfaat untuk pembangunan ekonomi dan lingkungan Bali.

Seminar yang bertajuk “A Comprehensive Study in Asian Ekonomi” ini menghadirkan beberapa pembicara internasional seperti Prof. Dr Edwardo Marzan Jr dari Philipina, Prof. Dr. Carmen Costea dari Rumania dan Prof. Dr. Saadiah Mohamad dari Malaysia.

Kegiatan yang berlangsung hingga 30 Oktober 2013 ini terselenggara atas kerja sama beberapa perguruan tinggi seperti Universitas Presiden Jakarta, Universitas Pancasila Jakarta, Universitas Pembangunan Nasional Jakarta, Unversitas Mahasaraswati, Denpasar, dan Universitas Dwijendra Denpasar.

Dalam seminar ini dibahas sebanyak 61 paper dan diikuti oleh 194 peserta yang terdiri dari para dosen, para pelaku bisnis, peneliti, mahasiswa dan lain-lain baik dari dalam negeri maupun luar negeri. (der)

8 Ribu ODHA di Bali Belum Jelas Keberadaannya

Wagub Sudikertainilahbali.com, Denpasar: Saat ini di Bali diperkirakan jumlah ODHA (orang dengan HIV/AIDS) mencapai 26 ribu orang. Namun dari estimasi tersebut, yang baru terdata secara resmi hanya sekitar 8 ribu jiwa atau masih di bawah kisaran 30%, sedangkan sisanya yang lebih banyak belum diketahui secara pasti keberadaannya.

Adanya estimasi yang cukup banyak yang belum terdata itu menjadi fokus dalam penanggulangan penyakit mematikan tersebut. “Inilah yang menjadi fokus utama kita dalam penanggulangan HIV-AIDS di Bali, selain tetap memberi pengobatan bagi penderita yang telah terdata “, ujar Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta yang juga selaku Ketua Harian Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Bali, Senin (30/9) saat menerima audiensi dari AusAID dan HCPI yang didampingi sekretaris KPA Provinsi Bali, Drh. Made Suprapta, di ruang kerjanya.

Pemprov Bali, lanjut Sudikerta, akan mengintensifkan penanggulangan HIV/AIDS dengan tetap akan menjalin bekerja sama dan berharap adanya dukungan dari AusAID (Australia Agency for International Development) melalui HIV Cooperation Program for Indonesia.

Menanggapi harapan Wagub, pihak AusAID yang diwakili Fist Secretary HIV and Communicable Diseases Adrian Gilbert menjelaskan bahwa pihaknya telah membangun kerja sama dengan beberapa provinsi di Pulau Jawa, Bali, Papua dan Papua Barat. Sejumlah provinsi tersebut dinilai memiliki tingkat Evidemi HIV/AIDS sangat tinggi. Dikatakannya, program HCPI akan berakhir pada awal tahun 2016, sehingga kedepannya perlu merumuskan strategi dan program baru dalam rangka pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS khususnya di Bali.

Adrian yang didampingi perwakilan HCPI Chatrine Barker dan Abby Ruddick menambahkan, konsuling maupun pengobatan ODHA di Bali saat ini tidak hanya dilayani di RSUP Sanglah, namun sudah diperluas ke beberapa Puskesmas di Kota Denpasar. Hal ini merupakan sebuah langkah untuk mendekatkan pelayanan kepada ODHA.

Wabub Sudikerta mengucapkan terima kasih atas bantuan AusAID melalui HCPI yang sangat peduli terhadap Pencegahan dan Penanggulangan HIV/ AIDS di Provinsi Bali. Pemprov Bali, tambahnya, juga memberi perhatian yang cukup besar bagi upaya ini.

“Pada tahun anggaran berikutnya, kami menyiapkan anggaran sebesar Rp6 milyar dalam rangka pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS. Tapi kami tetap perlu bantuan dari AusAID terutama dari aspek teknis,” ujarnya. Melalui kerja sama ini, Wagub berharap laju perkembangan HIV/AIDS di Pulau Dewata bisa terus ditekan.(ana)

Wow.. Bali Kembali Dinobatkan Destinasi Terbaik

Bali Kembali Dinobatkan Terbaik di Duniainilahbali.com, Denpasar: Lagi-lagi Bali kembali dinobatkan sebagai destinasi wisata terbaik (Island Destination Of The Year) dalam ajang China Travel & Meeting Industry Awards 2013. Penghargaan diraih setelah Bali memperoleh nilai tertinggi dari dewan juri yang beranggotakan para pakar dan pengamat industri pariwisata di China dan diperkuat hasil voting online masyarakat China melalui website majalah tersebut.

Dalam hasil voting, Bali mengungguli dua kandidat lainnya yaitu Tahiti dan Mauritius. Penghargaan untuk Bali diterima oleh Dubes RI di Beijing, 4 September 2013. Informasi ini disampaikan Gubernur Bali Made Mangku Pastika melalui Kepala Biro Humas Setda Provinsi Bali Drs. I Ketut Teneng,SP,M.Si, Jumat (27/9).

Gubernur Mangku Pastika menyambut positif dan berterima kasih kepada masyarakat China yang menjatuhkan pilihan pada Pulau Dewata dalam ajang bergengsi tersebut. Penghargaan ini dipandang sebagai salah satu wujud pengakuan masyarakat internasional terhadap Bali yang berhasil mengelola industri pariwisata dan MICE (Meetings, Incentives, Conference and Exhibition) kelas dunia dengan sangat baik. Selain itu, keramahtamahan dan adat istiadat masyarakatnya menjadi daya tarik tersendiri yang sayang untuk dilewatkan.

Lebih lanjut Ketut Teneng mengurai, masyarakat Bali pantas berbangga atas diraihnya penghargaan tersebut. Kata Teneng, penghargaan ini sebagai wujud pengakuan masyarakat internasional terhadap Pulau Bali sebagai destinasi pariwisata dunia.

Namun hal ini jangan lantas membuat masyarakat Bali terlena dan lantas berdiam diri. Dia mengingatkan, tantangan yang akan dihadapi ke depan akan semakin kompleks. “Destinasi lain terus berlomba dan berbenah untuk menjadi yang terbaik, kita tak boleh diam,” imbuhnya.
Penghargaan ini harus menjadi spirit bagi Bali untuk terus berbenah dan meningkatkan kualitas sektor pariwisatanya. Lebih dari itu, Bali diharapkan mampu mempertahankan rasa aman, nyaman, sopan santun serta pelestarian adat dan budaya sehingga tetap tampil terdepan di kancah internasional.

Sekedar catatan, China Travel & Meetings Industry Awards 2013 merupakan kegiatan tahunan yang telah diselenggarakan sejak tahun 2002 oleh majalah pariwisata terkenal Tiongkok Travelweekly. Penghargaan dibagi dalam enam kategori yaitu perhotelan, daerah tujuan wisata, penerbangan dan penyewaan perjalanan mewah (luxury travel) dan pilihan editor.

Selain Pulau Bali, sejumlah tempat atau institusi di industri pariwisata dan MICE yang berhasil meraih penghargaan dalam ajang tersebut antara lain Le Royal Meridien Shanghai (Business Hotel of The Year), Afrika Selatan (Luxury MICE Destination of The Year), Australia (Golf Destination of The Year), Etihad (Airline of The Year First Class), Hongkong (Meeting & Incentive City of The Year (Mainland China).

Ibu PKK Denpasar Dilatih Membuat “Banten”

Pelatihan Banteninilahbali.com, Denpasar: Bagi umat Hindu khususnya di Bali, ‘banten’ merupakan sarana utama yang menyertai setiap kegiatan keagamaan maupun setiap upacara (yadnya). Banten banyak mengandung makna dan filosofi yang dalam sehingga banten disakralkan dan diupayakan kelestariannya.

Demikian dikatakan Sukerti, salah seorang pakar banten dari Wanita Hindu Dharma Indonesia (WHDI) Kota Denpasar saat memberikan pelatihan membuat canang sari dan kewangen kepada kaum ibu PKK di lingkungan Banjar Tulangampiang Denpasar Utara, Minggu (22/9). Hadir pada acara itu Ketua WHDI Kecamatan Denpasar Utara, Nyonya Made Lodra, Kelian adat Br. Tulangampiang, Nasib Arnawa dan parajuru banjar setempat.

Menurut Nyonya Made Lodra, tujuan pelatihan ini adalah dalam rangka untuk membentuk keder-kader banten atau tukang banten di wilayah Kecamatan Denpasar Utara.

“Saat ini yang mengerti tentang bebantenan kebanyakan dari kalangan pengelingsir atau orang tua. Sedangkan generasi muda banyak yang kurang paham apalagi menyangkut makna dan arti banten itu sendiri,” paparnya.

Dengan adanya program pelatihan membuat banten ini nantinya diharapkan peserta yang telah mengikuti pelatihan dapat menularkan kemampuannya kepada keluarga di lingkungan tempat tinggal atau masyarakat lainnya.

Sukerti mengatakan, saat ini banyak masyarakat dalam membuat banten lebih berdasarkan pada rasa saja dan kurang memperhatikan sisi aturan yang bersumber pada sastra. Akibatnya terkesan banten asal buat dan bahkan terkesan ngabehin alias berlebihan yang sebenarnya tak perlu menjadi ada yang pada gilirannya banyak pengeluaran biaya karena tidak efektif.

Pada dasarnya banten itu adalah lambang dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa, manusia, dan alam itu sendiri. Oleh karena itu, lanjut Sukerti, banten menjadi alat bantu atau sarana bagi umat Hindu dalam mewujudkan keinginan, bhakti dan cinta kasihnya kepada Ida Sanghyang Widhi Wasa.

Dalam pelatihan itu Sukerti mencontohkan bagaimana cara membuat banten seperti canang sari dan kewangen. Dalam pembuatannya tidak hanya memperhatikan keindahan namun penataan warna harus sesuai dengan pengider-ider.

“Selama ini masyarakat hanya memperhatikan keindahan canang semata namun tidak seuai dengan pengider-ider atau Ista Dewata terutama dalam menata bunga pada canang sari,” pungkas pakar banten ini. (der)

Kontestan Miss World di Indonesia Pecahkan Rekor Terbanyak

Opening Show Miss World 2013inilahbali.com, Badung: Meski kehadirannya dihadang sikap pro dan kontra, tapi ternyata ajang Miss World 2013 di Indonesia rupanya tak menyurutkan kontestan untuk ikut unjuk kebolehan. Terbukti jumlah pesertanya mencapai 129 orang, yang sekaligus angka terbanyak melampaui jumlah peserta tahun lalu yang mencapai 112 kontestan.

“Ini rekor dengan kontestan terbanyak dalam 63 tahun penyelenggaraan penyelenggaraan Miss World,” kata Nana Putra, Ketua Pelaksana Penyelenggaraan Miss World Indonesia 2013 dalam acara jumpa wartawan di Hotel Westin Nusa Dua Bali, Sabtu (7/9).

Yang akan lebih membuat even besar ini lebih menggema, kata Nana, jangkauan siaran even ini pada malam finalnya yang diajdualkan berlangsung di Bogor Jawa Barat juga akan lebih luas yakni menjangkau lebih dari 160 negara secara serentak. Jangkauan siaran ini juga melampaui tahun lalu yang menjangkau wilayah 120 negara.

“Acara itu akan ditayangkan serentak di lebih dari 160 negara. Ini rekor. Sebab, dulu hanya 120 negara,” tambah Nana yang juga menghadirkan Miss World 2012 dari China Miss Wenxia Yu dalam keterangan pers di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Sabtu (7/9).

Sementara itu Liliana Tanoesoedibjo, Chaiwomen of Miss Indonesia Organization mengungkapkan pihaknya tak ada keraguan untuk menyelenggarakan even berskala dunia yang pertama kalinya di Indonesia. Pasalnya ajang ini dinilai sebagai sebuah kendaraan untuk berbicara pada dunia tentang Indonesia yang aman, damai, indah, subur, menghormati perbedaan serta menjaga kearifan lokal. Bahkan juga tidak bermaksud mempermalukan Indonesia di mata internasional, malah sebaliknya untuk menjunjung nama Indonesia.

“Penyelenggaraan ini bukan untuk mempermalukan Indonesia tapi malah menjunjung Indonesia di tingkat dunia,” ujar Liliana. Pada acara ini dipastikan akan sesuai dengan budaya dan norma yang ada di Indonesia.

Sesuai jadual, acara pembukaan Miss World 2013 akan berlangsung pada Minggu (8/9) pukul 20.00 wita di Hotel Westin Nusa Dua. Pada acara pembukaan akan ditampilkan tari Kecak oleh Ketut Rina dkk sekitar 150 penari. Puncak malam final dijadualkan berlangsung di Bogor pada Sabtu (28/9).

Di Pulau Dewata, wanita cantik dari hampir seluruh penjuru dunia itu akan dikarantina dan diperkenalkan berbagai budaya Indonesia seperti tari-tarian, pakaian tradisional, makanan, hingga mengunjungi sejumlah objek wisata. (ana)

‘Bali Mandara’ Jilid II Fokus Garap Pertanian

Simakrama Bulelenginilahbali.com, Buleleng: Gubernur Bali Made Mangku Pastika menegaskan akan memfokuskan program Bali Mandara jilid II pada sektor pertanian yang selama ini mulai ditinggalkan. Padahal sektor tersebut menjadi tumpuan ekonomi masyarakat Pulau Dewata selain pariwisata.

“Program Bali Mandara II ini, perhatian pemerintah provinsi dan kabupaten
kembali ke pertanian. Karena pertanian merupakan sektor tumpuan ekonomi
masyarakat Bali, selain pariwisara,” kata Gubernur Pastika saat menyerap
aspirasi masyarakat dalam Simakrama Gubernur di GOR Sangga Ulangun, Desa Sanggalangit, Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Sabtu (31/8).

Menurut Pastika yang dalam kesempatyan tersebut didampingi Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta, bahwa Buleleng punya potensi besar di bidang pertanian khususnya di Gerokgak karena masih memiliki lahan yang luas tapi belum dikembangkan secara optimal, terpadu dan terarah sehingga masih tertinggal dari daerah lain.

“Buleleng punya potensi besar di bidang pertanian. Melalui kerja sama kita harap ada sinergi yang baik dari desa, kecamatan, kabupaten dan provinsi,” jelas Pastika di hadapan ribuan masyarakat Buleleng yang hadir dalam simakrama tersebut.

Pastika berharap generasi muda saat ini mau untuk menjadi petani sehingga
mampu untuk mengembangkan sektor pertanian ini menjadi pertanian yang maju dan modern guna mendukung Bali sabagai pintu koridor 5 program MP3EI (Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia) yakni di bidang pariwisata dan ketahanan pangan.

“Kita harus dukung program pemerintah tersebut, jadi kita harus kembangkan pertanian dan optimalkan penggarapan lahan yang ada khususnya di Gerokgak ini,” imbuh Pastika yang juga putra asli Desa Sanggalangit ini.

Dalam simakrama yang juga dihadiri Ketua Komisi I DPRD Bali I Made Arjaya
dan Ketua Komisi II DPRD Bali Tuti Kusuma Wardhani serta selruh SKPD
Provinsi Bali, juga muncul keinginan dari masyarakat Gerokgak untuk segera merealisasikan rencana pembangunan bandara.baru di Buleleng. Hal ini disampaikan oleh IB Oka Susrama yang juga menyampaikan mengenai
pengembalian fungsi dari pelabuhan Celukan Bawang.

Menanggapi penyampaian tersebut, Pastika mengatakan bahwa sudah ada dua. tempat alternatif yang merupakan hasil kajian yang dilakukan oleh
pemerintah yang bekerja sama dangan pihak swasta. Semuanya itu saat ini
sedang dikaji lebih lanjut mengingat dua tempat ini harus dipertimbangkan
masalah sosial dan teknis ekonominya yang nantinya kesimpulan oleh Pemprov dan pemkab yang kemudian disampaikan kepada pusat untuk menentukan aternatif pola pembangunan dan investasinya.

“Oleh karena itu mari kita dukung dan kaji bersama sehingga kedepannya
tidak berbenturan dengan masalah sosial, adat serta budaya yang ada karena saya sangat berharap harus ada bandara di Buleleng ini,” urai Pastika.

Mengenai pelabuhan Celukan Bawang, Pastika berkeinginan untuk mengubah
citra buruk yang ada di pelabuhan tersebut, sehingga kapal-kapal mau
kembali merapat di pelabuhan tersebut.

“Kalau mau mengembangkan Buleleng, harus mengubah mindset dengan membuat kesan yang baik di pelabuhan tersebut,” tegas mantan Kapolda Bali ini.

Dalam simakrama kali ini, Gubernur Pastika juga menyerahkan bantuan bibit jeruk keprok serta bantuan ternak serta sarana prasarana peternakan kepada kelompok tani yang ada di Gerokgak.

Acara dilanjutkan dengan menginap di salah satu warga desa Sanggalangit yang memperoleh bantuan bedah rumah anti gempa. (ana)