Tag Archives: Gubernur

Kepekaan Sosial Sejumlah Bupati di Bali Dipuji Gubernur

Gaya merakyat Gubernur Bali Made Mangku Pastika pada suatu kunjungan kerja di Kabupaten Bangli.

Gaya merakyat Gubernur Bali Made Mangku Pastika pada suatu kunjungan kerja di Kabupaten Bangli.

inilahbali.com, DENPASAR – Kepekaan sosial yang ditunjukkan sejumlah bupati di Bali diapresiasi dan dipuji Gubernur Bali Made Mangku Pastika. Kepekaan itu dalam menangani berbagai permasalahan sosial yang tengah dihadapi warganya.

Apresiasi Gubernur Pastika itu disampaikan melalui Kepala Biro Humas Setda Provinsi Bali, I Dewa Gede Mahendra Putra, Rabu (24/9).
Seperti dikutip Dewa Mahendra, sikap empati yang ditunjukkan kepala daerah cukup menyita perhatian Gubernur Pastika. Misalnya yang ditunjukkan oleh Bupati Klungkung Nyoman Suwirta dengan cepat merespon masalah sosial. Gebrakan kepala daerah di bumi serombotan ini kerap menjadi sorotan sejumlah media beberapa waktu belakangan.

Dalam sejumlah kesempatan, Suwirta langsung mendatangi warganya yang tengah berjuang menghadapi kesulitan hidup. Seperti yang dilakukannya Minggu (7/9), Suwirta menyambangi kediaman Wayan Murta (30) yang terletak di Banjar Antapan, Desa Batukandik, Kecamatan Nusa Penida.

Kondisi keluarga Murta yang tinggal bersama ayam peliharaannya mengundang keprihatinan Bupati Suwirta. Dia pun minta jajarannya lebih responsif dan peka terhadap kondisi warga. Sebelumnya,
Suwirta juga beberapa kali menyambangi krama yang sedang kesusahan.
Sikap yang sama juga ditunjukkan oleh Bupati Gianyar, AA Gde Agung Bharata dalam merespon kematian tragis pasutri I Made Suwena alias Kitut, 46, dan Ni Komang Marini, 42. Pasutri asal Banjar Saraseda, Desa/Kecamatan Tampaksiring tersebut nekat bunuh diri bersama dengan cara menenggak cairan racun pembasmi rumpat, Jumat (19/9).

Bupati Agung Bharata pun langsung memerintahkan jajarannya mengecek ke rumah duka. Lebih dari itu, Agung Bharata juga berkomitmen membuka ruang seluas-luasnya untuk mencarikan solusi atas berbagai permasalahan sosial di wilayahnya.

Tak dapat mengurai satu persatu secara detail, gerakan yang sama juga sudah dilakukan oleh pimpinan daerah lainnya. Untuk itu, Pastika secara khusus menyampaikan terima kasih dan rasa bangga atas sikap responsif yang ditunjukkan oleh para kepala daerah.

Sikap seperti itu, kata dia, sudah selayaknya ditunjukkan seorang pemimpin dalam mengayomi dan membantu masyarakat untuk ke luar dari masalahnya. Dia berharap, rasa empati dan kepedulian mereka dapat menjadi teladan seluruh komponen agar upaya penuntasan berbagai masalah sosial dapat lebih dipercepat.

Tidak hanya para kepala daerah , Pastika menghimbau masyarakat yang memiliki kemampuan ekonomi lebih juga diharapkan ikut peduli dan terpanggil untuk membantu masyarakat kurang mampu di Bali. Pastika optimistis, berbagai permasalahan sosial akan lebih cepat tertangani jika seluruh komponen bahu membahu

“Sinergi positif seluruh kabupaten/kota dan seluruh komponen masyarakat akan mempercepat pelaksanaan berbagai program pembangunan untuk terwujudnya Bali yang Maju, Aman, Damai dan Sejahtera (Bali Mandara),” pungkasnya. (ana)

Gubernur Bali Minta RSJ Teliti Sebab Sakit Jiwa

inilahbali.com, BANGLI – Dari tahun ke tahun jumlah pasien gangguan jiwa yang dirawat di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Bangli, Bali cukup banyak yang mencapai ratusan orang. Kondisi ini rupanya sedikit mengusik Gubernur Bali Made Mangku Pastika, ingin tahu apa saja faktor penyebab terjadinya gangguan jiwa tersebut.

Terkait hal itu, Gubernur Bali Mangku Pastika meminta Direktur RSJ Bangli, dr. Bagus Darmayasa untuk melakukan penelitian kecil-kecilan mengenai penyebab terjadinya gangguan jiwa pada masyarakat.

“Dengan mengetahui faktor penyebab dari gangguan jiwa tersebut, maka akan bisa dicarikan cara perawatan yang lebih pas bagi pengidap, dan bahkan bisa dilakukan pencegahan sebelum gangguan itu terjadi,” ujar Pastika saat melakukan kunjungan ke RSJ Bangli, Senin (21/7).

Dengan penelitian itu nantinya bisa dikelompokkan pasien-pasien berdasarkan faktor penyebabnya,sehingga treatment pun akan bisa dilakukan dengan cara yang berbeda sesuai kondisi para pasien.
Melalui penelitian tersebut, RSJ ini diharapkan bisa berperan secara preventif dan promotif, tidak hanya melakukan treatment tetapi bisa ditangani lebih awal melalui fungsi-fungsi lain dari instansi yang terkait.

Kunjungan Gubernur ke RSJ tersebut adalah untuk me
ngecek pembangunan RSJ yang telah dilakukan sejak tahun 2012 dengan dana yang sangat besar yakni mencapai Rp 94 miliar. Hingga saat ini pembangunan sudah hampir rampung tinggal melengkapi dengan perlengkapan-perlengkapan seperti furnitur dan peralatan-peralatan lainnya.

RSJ Bangli adalah rumah sakit tipe A yang bisa menjadi rujukan bagi rumah sakit-rumah sakit lain di daerah-daerah Indonesia bagan timur selain juga bisa dijadikan tempat pelatihan. Gubernur juga tak lupa mengecek kondisi pasien, untuk memastikan bahwa rumah sakit ini telah mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat terutama penderita kelainan jiwa.

Selanjutnya pengelola bisa memelihara rumah sakit ini agar lebih baik, melakukan penataan-penataan terhadap taman-taman agar selalu tampak lebih indah, pungkasnya.

Menurut Direktur Rumah Sakit Jiwa Bangli, rumah sakit yang ia pimpin tersebut saat ini menampung 337 pasien dari total kapasitas 400 pasien yaitu sekitar 84,25%. Dari semua pasien tersebut sebanyak 233 pasien menggunakan fasilitas JKBM, sebanyak 53 orang menggunakan binsos, dan 53 orang menggunakan JKN.

Setelah melakukan kunjungan keliling rumah sakit, Gubernur Pastika menyempatkan diri berbincang-bincang dengan salah seorang pasien yang sudah dinyatakan sembuh, dengan menanyakan kondisi serta sebab musababnya bisa mengalami gangguan jiwa. (ana)

Bahas UU Desa, Gubernur Undang Bupati/Walikota se-Bali

inilahbali.com,DENPASAR – Keberadaan Undang – undang No 6/2014 tentang Desa terus menggelinding. Bali sendiri yang memiliki desa pakraman (adat) selain juga desa dinas kembali akan membahasnya dengan melibatkan bupati/walikota se-Bali untuk menyikapinya.

Gubernur Mangku Pastika melalui Kepala Biro Humas Pemprov Bali, Dewa Gede Mahendra Putra sangat berharap kehadiran seluruh bupati/walikota se-Bali langsung tanpa mewakilkan mengingat persoalan ini dinilai sangat penting bagi Bali dalam menyatukan persepsi menyikapi UU tersebut.

“Undangan resmi sudah kita sampaikan dan Bupati/Walikota sangat diharapkan kehadirannya,” ujar Dewa Mahendra, Rabu (16/7). Selain bupati/walikota, juga diundang pimpinan Majelis Utama Desa Pakraman (MUDP) Provinsi Bali serta komponen masyarakat lainnya dalam pertemuan yang dijadualkan berlangsung Kamis (17/7) di Gedung Wiswa Sabha kantor Gubernur.

Pembahasan kali ini adalah kali kedua dilakukan Gubernur Pastika dalam upaya menyatukan persepsi menyikapi penetapan UU Desa. Sebelumnya, tambah Dewa Mahendra, Pemprov Bali telah menggelar pertemuan serupa pada pertengahan Juni lalu.

Kehadiran Bupati/Walikota ini dinilai sangat penting, karena mereka yang nantinya bersentuhan langsung terkait pelaksanaan UU Desa. Dengan kehadiran langsung Bupati/Walikota, pertemuan kali ini diharapkan mampu melahirkan sebuah rumusan yang terbaik untuk masa depan Bali.

Sebagaimana yang disampaikan dalam sejumlah kesempatan, pada prinsipnya Gubernur Pastika mengharapkan agar desa dinas dan desa pakraman bisa tetap hidup berdampingan karena keduanya punya fungsi dan kewenangan yang saling melengkapi.

Di Bali saat ini ada 1.488 desa pakraman, yang keberadaannya menjadi ‘roh’-nya adat/budaya Bali dan menjadi bagian tak terpisahkan dari keunikan Pulau Dewata. Desa Pakraman juga punya sifat sakral serta otonomi sangat kuat dengan aturan pengikat yang disebut awig-awig. Dengan konsep Tri Hita Karana sebagai dasar filosofi pengaturan dan penataan wilayahnya, Desa Pakraman menjadi benteng adat dan budaya Bali.

Sebaliknya, desa dinas yang jumlahnya mencapai 716 juga mempunyai peran dalam mengatur urusan pemerintahan. Melihat keduanya punya fungsi dan peran yang saling melengkapi, maka keberadaan Desa Dinas dan Desa Pakraman di Bali bukanlah dualisme, melainkan dualitas.

Karena itu, Gubernur berpandangan pola ko-eksistensi dua desa ini dapat dipertahankan. Dengan demikian, keduanya akan berjalan berdampingan, saling isi dan melengkapi. (ana)

Tutup 2013, Gubernur Pastika Baca Kata Mutiara

Gubernur Bali Made Mangku Pastika saat membaca kata-kata mutiara. (foto: inilahbali.com)

Gubernur Bali Made Mangku Pastika saat membaca kata-kata mutiara. (foto: inilahbali.com)

inilahbali.com, DENPASAR – Di penghujung tahun 2013, Selasa (31/12) Gubernur Bali Made Mangku Pastika menggelar acara ramah tamah dengan pimpinan redaksi media massa dan jurnalis bertempat di press room Kantor Gubernur Bali. Di sela-sela acara yang penuh nuansa keakraban itu, mantan Kapolda Bali ini pun membaca puluhan kata mutiara yang ditulis tangan dalam sebuah buku tulis.

“Jika ingin menjadi orang besar, beradalah di lingkungan orang-orang kecil,” ujar Gubernur Pastika saat membaca satu per satu kata-kata mutiaranya. Saat itu Pastika didampingi Wakil Gubernur Ketut Sudikerta, Kepala Biro Humas, I Ketut Tenengdan staf lainnya.

Ada juga kata mutiara lainnya yang berbunyi, ”Bisikan orang besar jauh lebih dahsyat daripada teriakan orang kecil.” Yang lainnya ada juga, ”Satu musuh itu sudah banyak, tapi seribu teman masih kurang.” Bahkan istilah “AIDS” pun diartikan sebagai musuh yang harus dilawan dan kendalikan. Yakni (A) marah, I (ri hati), D (endam), dan S (ombong).

Gubernur mencatat semua kata mutiara yang ditulisnya berjumlah 219 buah, namun yang dibacakan pada acara itu puluhan saja. Semua kata-kata mutiara itu tercetus dan lahir sepanjang 2013.
Selain membacakan kata mutiara, di awal juga diputar rekaman peristiwa kegiatan selama 2013 termasuk Pilkada Bali yang menjadikannya kembali sebagai gubernur berpasangan dengan I Ketut Sudikerta untuk periode yang kedua kalinya.

Tekan Kemiskinan

Dari sejumlah program unggulan yang terkemas dalam ‘Bali Mandara’ (Bali yang maju, aman, damai, dan sejahtera), satu hal yang sangat dititikberatkan adalah pengentasan kemiskinan. Melalui program Bali Mandara, Pastika sudah mengklaim mampu menurunkan angka kemiskinan di Pulau Dewata hingga separuhnya sejak 2008. Yakni dari 6,17 persen kemiskinan pada 2008 turun drastis menjadi 3,19 persen pada 2013. Bahkan prestasi ini tercatat terbaik kedua setelah DKI Jakarta.

Dalam kurun waktu sejak 2008 hingga 2013 angka kemiskinan tinggal 3,19 persen,” papar Pastika. Hanya saja persentase tersebut diakui masih bersifat makro, artinya masih banyak di antara kalangan penduduk yang kesenjangan penghasilannya cukup tinggi.

Sebagai contoh, ada seseorang yang penghasilannya hanya Rp500 ribu/bulan dan bahkan untuk dibagi empat sampai lima orang keluarganya. Sementara di sisi lain ada satu orang bisa berpenghasilan hingga Rp1 miliar. Bagi Pastika, kondisi ini menjadi tantangan karena sebagai pemimpin harus mampu mengentaskan kemiskinan, dan optimistis akan mampu lebih baik pada akhir 2018.

“Adalah berdosa jika seorang pemimpin sampai membiarkan kemiskinan rakyatnya. Koruptor lebih berdosa lagi karena membuat rakyat lebih miskin,” ujar Pastika.

Salah satu program nyata yang dilakukan dalam pengentasan kemiskinan adalah membantu masyarakat dalam akses mendapatkan air bersih terutama di daerah tandus yang kesulitan air seperti di Nusa Penida, Kintamani, dan beberapa tempat lainnya. Untuk Nusa Penida tiap tahun digelontor dana bantuan keuangan khusus (BKK) sebesar Rp 1 miliar/tahun, dan untuk Kintamani sebesar Rp750 juta/tahun.

Gubernur Pastika bertekad memutus lingkaran yang menjadi sumber kemiskinan penduduk. Yang tak punya rumah dibantu bedah rumah, memberikan beasiswa agar anak miskin tetap bisa sekolah, memberikan layanan kesehatan gratis (jaminan kesehatan Bali Mandara/JKBM) bagi yang sakit, dan pemberdayaan ekonomi keluarga melalui program simantri (sistem pertanian terintegrasi) yang tiap unitnya senilai Rp 200 juta.

Daridana Rp200 juta tersebut, antara lain berupa pemberian sapi betina. Dari sapi-sapi ini kelompok keluarga pengelolanya bisa menikmati hasil mulai dari pemanfaatan urine maupun kotoran sapi yang bisa diolah menjadi bioenergi, dan pupuk organik, termasuk anak-anak sapi menjadi bonusnya.

Dalam kepemimpinannya sejak 2008, Mangku Pastika berhasil menggenjot pendapatan asli daerah (PAD) provinsi Bali dari Rp1,386 triliun pada 2008 menjajdi Rp 2,064 triliun pada akhir 2013. Sementara dana APBD pada 2008 yang besarnya Rp 1,51 triliun melonjak menjadi Rp 4,77 triliun pada 2014. (ana)