Tag Archives: wawancara

11 Tahun Bom Bali I: Gubernur Bali dan PM Australia Doa di ‘GZ’

PM Australia dan Gubernur Baliinilahbali.com, Kuta: Mengenang kembali tragedi Bom Bali I yang terjadi pada 12 Oktober sebelas tahun silam, Gubernur Bali Made Mangku Pastika dan Perdana Menteri Australia Tony Abbott melakukan doa bagi para korban di Bali Memorial Site, Ground Zero (GZ), Rabu (910).

Pada acara tersebut, kedua pemimpin meletakkan karangan bunga di tugu GZ untuk memberikan penghormatan dan mendoakan para korban.

Gubernur Pastika yang pada sebelas tahun silam bertindak selaku Ketua Tim Investigasi bom Bali, sempat menunjukkan sejumlah lokasi di sekitar monumen yang mengalami kerusakan cukup parah dan memaprkan kronologis dari kejadian tersebut.

Dalam wawancaranya Perdana Menteri Australia Tony Abbott yang didampingi istrinya, Margie, menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasinya terhadap masyarakat Bali dan warga Australia yang telah membantu penanggulangan bencana yang sebagian besar menelan korban dari benua Kangguru tersebut.

Abbot juga memuji Gubernur Pastika karena telah berhasil mengungkap kasus tersebut dengan dukungan Polisi Federal Australia. “Saya pikir ini momen tepat bahwa Perdana Menteri Australia selama berada di Bali untuk APEC harus menyempatkan menghadiri tempat suci ini untuk mengenang banyak orang, menghormati mereka yang tewas, memberikan simpati kepada mereka yang terluka malam itu, dan yang masih menanggung bekas luka, fisik dan mental,” kata Abbott.

Sementara itu Gubernur Pastika menyatakan Bali akan selalu berusaha menjadi tuan rumah bagi warga Australia yang berkunjung ke Bali.

“Kita tetap berusaha menjadi tuan rumah yang baik bagi warga Australia apapun yang terjadi, kita tetap menganggap warga Australia tersebut sebagai saudara kita dan Bali tetap sebagai second home mereka,” ujar Pastika. Dengan jalinan hubungan baik ini, menurut Pastika, jika terjadi sesuatu bisa sharing dalam menyelesaikannya secara bersama-sama. (der)

Art Summit 2013: Naikkan Pendapatan tanpa Komersial!

Bale Agunginilahbali.com, Denpasar: Kemasan pertunjukan seni tradisional dari berbagai daerah di Indonesia bisa menjadi sebuah atraksi yang unik dan menarik bagi wisatawan. Saat ini tengah dicari kemasan seperti apa seharusnya seni pertunjukan itu dikelola sehingga mampu memberi nilai tambah namun bukan dengan cara komesialisasi.

Demikian terungkap dari wawancara sangat singkat dengan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu sesaat sebelum memulai acara bertajuk ‘Art Summit Indonesia VII’ di Kampus Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, Selasa (8/10) malam.

“Pementasan aneka jenis seni pertunjukan itu dapat memberi nilai tambah, tapi bukan burarti komersial. Untuk itu perlu bagaimana mengelola seni pertunjukan yang baik, agar bisa meningkatkan pendapatan yang layak bagi penyelenggara maupun pemerannya tanpa harus komersial,” papar Mari Pangestu.

Dalam rangkaian kegiatan ini pula diselenggarakan juga workshop yang melibatkan sejumlah pakar di bidang yang terkait. Dari workshop ini pula ingin diperoleh jawaban atas pertanyaan, antara lain: seperti apa sih “pasar” seni pertunjukan itu?

Bagi Mari, pengelolaan itu sangatlah penting, sehingga tidak hanya mampu mempertunjukkan keseniannya, tapi juga mampu memberikan pendapatan yang layak. Dengan begitu, ke depan diharapkan makin banyak orang yang tertarik untuk menggarap seni pertunjkan.

Kegiatan Art Summit VII ini melibatkan seniman pertunjukan dari sejumlah perguruan tinggi seni, yakni ISI Yogyakarta, Solo, Bandung, Jakarta dan Denpasar, serta juga termasuk dari 7 negara sebagai partisipan.
Rektor ISI Denpasar, Dr I Gede Arya Sugiartha mengatakan seni untuk menghibur pada delegasi itu menyuguhkan lima garapan seni tabuh dan tari yang terdiri atas tiga garapan ISI Denpasar dan dua garapan ISI Bandung.

Garapan seni itu antara lain karya I Wayan Sutirta dengan iringan musik yang dikemas oleh I Nyoman Kariyasa, musik Cakra Esa Galura dan Lorong Masa ciptaan Dody Satya dan karya musik Manihot karya Oya Yukarya, Demikian pula penampilan musik yang tidak kalah menarik lainnya berjudul “Ku tak Sabar” ciptaan Agus Teja Sentosa serta tari Jay Sita karya I Gede Oka Surya Nega. (der)

Pasien Sering Antre, RSUD Buleleng Siap Layanan ‘Prisma’

RSUD Bulelenginilahbali.com, Buleleng: Sebagai rumah sakit kelas B, RSUD Kabupaten Buleleng terus berupaya untuk meningkatkan kualitas dan kwantitas pada sisi pelayanan, sarana prasarana serta SDM. Dengan motto Prisma (Peduli, Responsif, Integritas, Sentuhan, Mudah dan Aman), selalu diterapkan dalam memberikan pelayanan.

Demikian disampaikan Direktur RSUD Buleleng, dr. Gede Wiartana, M.Kes saat diwawancarai Tim Kominfo Buleleng di ruang kerjanya (24/9).

Dokter yang mempunyai hobi olahraga dan membaca ini juga tidak menyangkal sampai saat ini sering terjadi antrean panjang pasien yang berobat setiap harinya, karena terdapat sekitar 400 orang lebih pasien rawat jalan yang dilayani setiap hari.

“Saya sering mengecek ke tempat-tempat pelayanan baik itu loket, poli, dan juga di apotek. Petugas sudah bekerja secara maksimal untuk memberikan pelayanan terbaik. Mereka itu cepat dan sigap, sampai-sampai untuk berbicara dengan teman sebelahnya saja tidak sempat, apalagi untuk santai-santai,” tuturnya.

Upaya yang sudah dilakukan untuk mengatasinya adalah dengan penambahan loket dan petugas. Saat ini juga sedang dikerjakan pembangunan ruang perawatan kelas III. Terkait keluhan masyarakat tentang dokter yang sering datang terlambat, Gede Wiartana mengatakan bahwa saat ini RSUD Kab. Buleleng masih kekurangan tenaga medis baik itu dokter umum maupun dokter spesialis, disamping juga ruang perawatan yang masih kurang.

RSUD Kabupaten Buleleng yang beralamat di Jl. Ngurah Rai No. 30 Singaraja, saat ini sudah dilengkapi dengan IBS (Instalasi Bedah Sentral), yang setiap harinya bisa melayani 10-15 orang pasien operasi. Didampingi Wakil Direktur Pelayanan dr. I Komang Gunawan Landra, Sp. Kj dan Kepala Bagian PPI Hari Sujadi, S.Kep.Ns, Gede Wiartana juga berharap kepada pasien yang berkunjung agar senantiasa bersabar serta mengikuti peraturan yang berlaku di RSUD Buleleng agar pelayanan prima yang diharapkan bersama bisa tercapai. (tim)