Author Archives: IGR. Suryana

Ke-3 Kalinya, Dominic Brian Tampil di Guinness World Records TV Show

Brian diapit Darren (profesor spash-USA) dan Julia (contortionist-Rusia) studio CCTV.

Brian diapit Darren (profesor spash-USA) dan Julia (contortionist-Rusia) studio CCTV.

inilahbali.com, DENPASAR – CCTV (China Central Television) kembali mengundang Dominic Brian (17) asal Indonesia dan sejumlah pemecah rekor Guinness dari Amerika, Rusia, Jerman, Amerika Latin dan negara lain untuk tampil dalam acara Guinness World Records TV Show.

Hingga kini, TV Show tersebut tetap bertengger sebagai salah satu program televisi paling populer di banyak negera di dunia.

Beberapa yang akan tampil dalam pertunjukan itu seperti memecahkan kaca tempered dengan badan, membuka tutup botol dengan kaki, melompat dengan alas kepala, dan lainnya termasuk mengingat 270 angka binari 0 dan 1 dalam satu menit yang rencananya akan dilakukan Brian di studio kota Xiamen Tiongkok, Selasa (9/9).

“Bagi Brian dari Bali, keikutsertaan ini adalah kali ketiga mendapat kehormatan mewakili Indonesia di acara televisi bergengsi Guinness,” ujar Gidion Hindarto, ayah Brian melalui email, Senin (8/9) dari Tiongkok.

Menurut Gidion, sebelumnya Brian mendapat undangan acara yang sama dari CCTV, tampil Desember 2012 di Beijing, dan Juni 2014 dari Euro Produzione Television di Milan-Itali. Pada acara yang sama, di Tiongkok, baik di Beijing dan di Xiamen, Brian tampil sebagai pemegang rekor Guinness melawan penantangnya.

Di Beijing 2 tahun lalu, hadir dua penantang, yakni Boris Konrad pemegang rekor dunia Guinness memori wajah, dan Guan Mulin pengajar sekaligus pakar memori senior dari Tiongkok. Di akhir pertandingan tersebut, rekor Guinness Brian mengingat 76 angka dalam satu menit masih tetap bertahan.

Sementara di Milan, Brian tampil tunggal tanpa penantang, sayangnya rekor tidak berhasil dia pecahkan, tetapi setidaknya masih tetap ditangannya. Brian merasa bersyukur karena setelah Tiongkok, akhirnya berhasil go international di Eropa, di kota Milan, yang terwujud setelah tertunda tahun 2012.

Di Xiamen kali ini, lanjut Gidion, Brian akan memecahkan rekor mengingat angka binari, 0 dan 1. Seperti diketahui, pada 2009, rekor pertama kalinya diraih orang India, Nischal Narayanam, yakni mengingat 136 angka binari dalam satu menit. Selanjutnya tahun 2011, berhasil dipatahkan Brian menjadi 216 angka binari.

Dan berikutnya, pada 2013, giliran dokter asal India berhasil memecahkannya menjadi 260 angka binari. Untuk merebut kembali rekor yang pernah ada ditangannya, Brian kini mematok target 270 angka binari melawan penantang dari Tiongkok.

Acara spesial ini juga bisa disaksikan di televisi CCTV internasional mulai tanggal 1 hingga 7 Oktober 2014 (atau via YouTube setelah tayang televisi). Ini adalah TV Show spesial karena akan disiarkan setiap hari selama 7 hari berturut-turut mengisi liburan panjang perayaan hari kemerdekaan Republik Rakyat Tiongkok.

Sebagai catatan, pada 2011, Brian sempat berlaga di kota Guangzhou-China World Memori Championships. Saat itu Brian sukses membawa nama bangsa, sebagai atlet pertama Indonesia yang memperoleh medali, menyabet penghargaan ‘Top 10 Junior’ dan mendapat kesempatan interview dengan reporter CCTV.

“Ini kali pertama kemampuan memori Brian mendapat liputan media televisi luar negri,” kenang Gidion Hindarto.

Sebagai ayah, Gidion mengaku terus memberikan dukungan untuk Brian dengan menggembleng minat dan bakatnya sejak usia 5 tahun. Hasilnya pun membanggakan dengan prestasi dunia, yakni 3 kali masuk di stasiun TV di Tiongkok, dan satu kali di Eropa.

Tahun ini, Brian tercatat sebagai pemegang 3 rekor dunia, 2 MURI, dan sekaligus penulis buku judul DOMINIC BRIAN. Remaja penuh potensi ini berencana akan menerbitkan komiknya secara internet-online dan mendirikan training center dengan merk namanya sendiri ‘DOMINIC BRIAN’ – Character & Life Skills di Nusa Dua Bali, dengan website www.dominicbrian.com, yang saat ini masih dalam proses pembuatan. (ana)

UU Desa Berpeluang Kuatkan Desa Adat di Bali

SAMSUNG CAMERA PICTURES

inilahbali.com, BANGLI – Undang-undang (UU) No. 6 Tahun 2014 tentang Desa dinilai berpeluang untuk menguatkan keberadaan Desa Adat atau Desa Pakraman di Bali. Untuk itu, peluang ini harus diambil oleh masyarakat Bali agar Desa Adat mampu membentengi seni, adat dan budaya dari ancaman kehancuran.

Demikian yang terungkap pada acara sosialisasi tentang UU Desa di depan ratusan Perbekel dan Bendesa Adat yang menjadi prajuru Majelis Desa Adat se-Kabupaten Bangli, Sabtu, 6/9. Pada acara itu hadir anggota DPR RI, Dr. Ir. I Wayan Koster, M.M didampingi Bendesa Agung Majelis Utama Desa Pakraman (MUDP) Provinsi Bali, Jro Gede Suwena Putus Upadesa, Bupati Bangli, I Made Gianyar, unsur Muspida Bangli dan lainnya.

Pada acara itu, Wayan Koster menjelaskan secara detail pasal demi pasal UU Desa sekaligus menjawab berbagai pertanyaan dan silang pendapat terkait pelaksanaan UU Desa ini. Melalui UU Desa ini, pemerintah mengarahkan pembangunan mulai dari Desa. Pendekatan ini sangat berbeda dibandingkan dengan era sebelumnya.

Foto ilustrasi: Seni dramatari adalah salah satu bentuk dari  budaya Bali yang  erat kaitannya dengan keberadaan Desa Adat atau Desa Pakraman di Bali.

Foto ilustrasi: Seni dramatari adalah salah satu bentuk dari budaya Bali yang erat kaitannya dengan keberadaan Desa Adat atau Desa Pakraman di Bali.

Dalam penjelasannya, Koster menyinggung pasal 6 ayat 2 UU Desa yang mengharuskan Bali memilih salah satu dari dua jenis Desa yang ada di Bali. Jika harus memilih, maka menurut Koster mestinya pilih Desa Adat karena Desa Adat ini telah ada jauh sebelum diberlakukannya Desa Dinas.

Menurut politisi asal Bali Utara Buleleng ini, sejak diterbitkannya UU Nomor 5 Tahun 1979, eksistensi Desa Adat di Bali semakin terpinggirkan, padahal tugas-tugasnya sangat berat dalam memelihara adat dan budaya Bali. Dilihat dari kesejahteraannya, nasib para Bendesa Adat di Bali sangat memprihatinkan. Ini berbeda dengan kesejahteraan para Perbekel dan Lurah.

“Jadi Undang-undang Desa ini memberikan peluang kepada masyarakat Bali untuk menguatkan eksistensi Desa Adat sehingga peluang ini harusnya dimanfaatkan dengan baik,” tandas Koster.

Koster melihat telah terjadi ketidakadilan dalam memperlakukan Desa Adat di Bali saat ini. Kata dia, jika pun Desa Adat diberikan bantuan oleh pemerintah daerah, itu karena good will atau kebaikan pemerintah daerah, bukan karena desa adat memiliki hak sebagaimana diatur dalam UU Desa.

Ia menjelaskan, melalui UU Desa, seluruh Desa Adat memiliki peluang untuk menjadi subyek hukum yang selama ini tidak pernah diperolehnya. Dengan menjadi subyek hukum, maka Desa Adat berhak menerima anggaran pembangunan baik dari pemerintah pusat melalui DAU APBN dan ADD dari pemerintah daerah dan sumber pendapatan lain sehingga akan lebih mandiri, terhormat dan bermartabat.

Adanya anggapan dan kekhawatiran bahwa Desa Adat diitervensi oleh Pemerintah, Koster membantahnya. UU Desa Bab XIII ada Ketentuan Khusus tentang Desa Adat. Menurut Koster, Bab XIII mulai dari pasal 96 sampai dengan pasal 111 memberikan kewenangan dan otonomi kepada Desa Adat untuk mengatur wilayahnya sendiri.

“Saya berjuang keras untuk menggoalkan ketentuan tentang Desa Adat ini agar masuk dalam Undang-Undang Desa” , ujarnya.
Warisan Leluhur

Alasan mendasar kenapa Bali harus mendaftarkan Desa Adat adalah agar adat tradisi, seni dan budaya peninggalan tetua Bali tidak semakin luntur sehingga tetap akan lestari. Adat, tradisi, dan seni budaya Bali itu warisan para leuhur yang mesti dilestarikan sampai ke generasi berikutnya. Ia kawatir, jika Desa Adat tidak didaftarkan, maka adat, seni dan budaya Bali itu akan semakin terpinggirkan dan akhirnya hilang dari kehidupan orang Bali.
Ia menyayangkan pihak-pihak yang tidak setuju Desa Adat didaftarkan sebagai orang yang takut kehilangan pengaruhnya di desa dan kurang peduli terhadap upaya pelestarian adat Bali.

“Jika kita berpikir jangka panjang untuk kelestarian adat dan budaya Bali, maka kepentingan sempit yang bersifat jangka pendek semestinya disingkirkan dulu dan kepentingan umum Bali ke depan yang lebih diutamakan” ajaknya.

Di sela-sela sosialisasi itu, seorang tokoh dari Kabupaten Badung yang mengaku sangat cinta Bali menghimbau masyarakat Bali jangan memilih calon bupati atau calon gubernur yang punya tendensi tidak mendaftarkan Desa Adat.  Kata dia, jika Desa Adat berubah menjadi Desa Dinas, sesuai Pasal 100 UU Desa, maka seluruh aset dan kekayaan yang ada di desa tersebut akan beralih menjadi aset dan kekayaan desa dinas sedangkan Desa Adat hanya tinggal kenangan.

Dan pada gilirannya tidak diakui punya wilayah dan tidak diakui punya warga desa adat karena semua telah menjadi milik Desa Dinas. (ana)

Bantuan ke Desa Pakraman Rp200 Juta, Operasional Prajuru Diplot Rp25 Juta

foto karo adat 1

inilahbali.com, DENPASAR – Seiring akan meningkatnya bantuan untuk Desa Pakraman di Bali mulai tahun 2015 sebesar Rp 200 juta/ desa, maka dana operasional untuk operasional para prajuru pun dinaikkan menjadi Rp25 juta.

“Dengan bertambahnya dana bantuan menjadi Rp 200 juta, maka dana operasional prajuru mencapai Rp 25 juta,” ujar Kepala Biro Humas Setda Provinsi Bali I Dewa Gede Mahendra Putra, Kamis (4/9).

Peningkatan bantuan ke Desa Pakraman dari Rp 100 juta/desa ini tak terlepas dari upaya memperkuat keberadaannya dengan fungsi strategisnya sebagai benteng adat dan budaya Bali.

Selain dalam bentuk bantuan dana juga telah direalisasikan bantuan sepeda motor bagi 1.480 Desa Pakraman tahun 2014 yang tersebar di kabupaten/kota se-Bali.

Terkait bantuan sepeda motor, Karo Humas Dewa Mahendra meminta para bendesa segera melakukan proses balik nama agar nantinya bisa menjadi milik Desa Pakraman. Hal ini penting karena terkait dengan beban bahan bakarminyak (BBM). Karena jika sudah balik nama menjadi milik desa pakraman, sepeda motor tersebut nantinya dapat memanfaatkan BBM bersubsidi.

“Tentunya hal ini akan meringankan biaya operasional para bendesa,” tambahnya. Lagipula, kata dia, biaya balik nama sudah dibantu secara pribadi oleh Wagub Ketut Sudikerta.

Dewa Mahendra memahami bahwa bantuan dana sebesar itu belum bisa menutupi seluruh pengeluaran Desa Pakraman yang punya fungsi dan peran sangat kompleks. “Kita akan terus berupaya meningkatkan bantuan menyesuaikan dengan kondisi APBD,” imbuhnya.

Yang jelas, kata Dewa Mahendra, bahwa upaya untuk memperkuat keberadaan Desa Pakraman bukan semata menjadi tanggung jawab pemerintah provinsi. Sinergi dengan pemerintah kabupaten/kota juga sangat dibutuhkan untuk dapat memperkokoh keberadaan lembaga yang menjadi ‘roh’nya adat dan budaya Bali ini. (ana)

Satpol PP Denpasar Bongkar Rumah Kumuh di Sempadan Sungai

Bangunan rumah kumuh di sempadan sungai di kawasan Renon saat ditertibkan.

Bangunan rumah kumuh di sempadan sungai di kawasan Renon saat ditertibkan.

inilahbali.com, DENPASAR – Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Denpasar belakangan ini terus gencar menindak pelanggar Perda No. 3 Tahun 2000 tentang Kebersihan dan Ketertiban Umum. Setelah memberangus ratusan lapak dan rombong PKL di sejumlah kawasan, Jumat (5/9) giliran membongkar rumah kumuh di sempadan sungai di kawasan perkantoran Renon.

Operasi penertiban rumah-rumah kumuh yang melanggar aturan itu dipimpin langsung Kepala Satpol PP Kota Denpasar, IB Alit Wiradana, S.Sos.,M.Si disertai petugas dari kantor desa/kelurahan.

“Kami terus melakukan tindakan tegas kepada yang melanggar Perda No. 3 Tahun 2000 tentang Kebersihan dan Ketertiban Umum,” tegas Alit Wiradana disela-sela penertiban.

Menurut Alit Wiradana, keberadaan bangunan rumah dan warung semi permanen di pinggir sungai dinilai kumuh dan sangat menganggu kehindahan wajah Kota Denpasar, sehingga perlu ditertibkan dengan tegas karena jelas-jelas melanggar Perda.

Namun untuk penertiban kali ini, pihaknya masih memberikan kesempatan kepada pemilik untuk membongkar sendiri bangunan semi permanen yang berada di sepanjang sempadan sungai Renon. Jika pemilik rumah dan warung kumuh itu belum juga membongkar hingga tenggat waktu yang ditentukan, maka Tim Satpol PP yang akan membongkar paksa.

“Itu harus kami lakukan demi keindahan dan penegakan Perda Kota,apalagimereka tidak memiliki izin,” tandasnya.
Pihaknya selama ini mengaku sudah sering melakukan pembinaan baik yang dilakukan melalui Kepala Lingkungan, Kepala Dusun, maupun dari petugas kantor desa/lurah. Karena upaya pembinaan yang telah dilakukan tidak diindahkan, maka pihaknya melakukan tindakan tegas penertiban.

“Kami harapkan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan sekitarnya semakin meningkat, karena semua ini untuk kepentingan bersama,” harap Wiradana.

Kedepannya pihaknya akan terus melakukan penertiban dengan menyasar daerah-daerah lain yang ada di Kota Denpasar dengan menyertakan unsur dari TNI/Polri.

Salah seorang pedagang yang kena penertiban, Mudaham asal Kabupaten Karangasem mengaku akan mengikuti aturan yang berlaku.
Namun dirinya masih meminta kebijakan agar diberikan waktu hingga mendapat tempat yang layak untuk berjualan. Di sepanjang sungai di kawasan Renon itu, dia akui beberapa yang berjualan itu masih kerabatnya. (ana)

Forkom Perbekel/Lurah se-Bali Tunggu Pengukuhan

Suasana audiensi Forkom Perbekel/Lurah se-Bali dengan Wakil Gubernur Bali, Ketut Sudikerta.

Suasana audiensi Forum Komunikasi Perbekel/Lurah se-Bali dengan Wakil Gubernur Bali, Ketut Sudikerta.

inilahbali.com, DENPASAR – Forum Komunikasi (Forkom) Perbekel/Lurah se-Bali yang telah terbentuk sejak 17 Juli 2014 kini tinggal menunggu pengukuhannya. Pengurus Forkom yang berjumlah 27 orang ini berharap pengukuhannya bisa segera dilakukan sehingga bisa bekerja sesegera mungkin.

Ketua Forkom Perbekel/Lurah se-Bali, I Gede Pawana mengatakan dibentuknya Forkom ini sebagai wadah untuk berkoordinasi dan mempercepat penyelesaian masalah-masalah yang dihadapi di masing-masing desa.
“Forkom ini sebagai wadah untuk berkoordinasi dan mempercepat penyelesaian masalah yang dihadapi di masing-masing desa,” ujar Gede Pawana yang juga penasihat Forkom Perbekel/Lurah se-Kabupaten Karangasem ini. Forkom ini beranggotakan 706 perbekel dan lurah di seluruh Bali.

Terkait keinginan untuk segera bisa dikukuhkan, Forkom ini melakukan audiensi kepada Wakil Gubernur Bali, Ketut Sudikerta di rumah jabatan Wakil Gubernur Bali Denpasar, Minggu (31/8). Segenap pengurus dan anggota Forkom berkomitmen Forkom ini akan siap mendukung seluruh program pembangunan yang dijalankan Pemerintah Provinsi Bali untuk menuju masyarakat Bali yang maju, aman, damai dan sejahtera.

Pada audiensi itu, WakilGubernur Ketut Sudikerta menyatakan sangat apresisi atas berdirinya forkom ini, karena dengan adanya forum seperti ini akan cepat bisa dilakukan koordinasi antar perbekel kalau terjadi hal-hal yang harus didiskusikan.

Sudikerta juga mengatakan peran para perbekel dan lurah sangat penting dalam mempercepat di terimanya program Bali Mandara oleh masyarakat di daerahnya. Untuk itu diperlukan sinergitas antara program yang dibuat oleh para perbekel dan lurah yang ada diseluruh Bali dengan semua program yang dijalankan oleh Pemerintah Provinsi Bali khususnya yang dalam visi Bali Mandara.

Sudikerta juga menginstruksikan agar para perbekel tidak membeda-bedakan perhatian kepada masyarakat, meskipun pada saat pemilihan perbekel, masyarakat tersebut tidak memilihnya, karena perbekel adalah milik seluruh rakyat yang dipimpin.

Selain itu, Wagub juga mengingatkan agar dalam melaksanakan pembangunan, para perbekel diharapkan memahami aturan pengelolaan keuangan agar tidak tersandung kasus hukum. Juga secara khusus diingatkan para perbekel untuk waspada dan mengantisipasi masalah yang timbul dari pendudk pendatang, dan tetap berpegang pada aturan. (ana)

Lagi, Satpol PP Denpasar Tertibkan Ratusan Lapak dan Rombong PKL

Satpol PP Kota Denpasar tengah menertibkan lapak dan rombong PKL.

Satpol PP Kota Denpasar tengah menertibkan lapak dan rombong PKL.

inilahbali.com, DENPASAR – Seperti tak mengenal kata lelah. Ya itulah kinerja Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Denpasar dalammenegakkan Perda No. 3 Tahun 2000 tentang Kebersihan dan Ketertiban Umum.

Kali ini, Rabu (3/9) operasi penertiban yang dipimpin langsung Kepala Satpol PP,Ida Bagus Alit Wiradana menyasar ratusan lapak dan rombong Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berjualan di atas trotoar dan telajakan toko di kawasan Sanggaran, Pegok dan sepanjang Jalan Raya Sesetan Denpasar Selatan.

“Lapak dan rombong pedagang kaki lima yang berjualan di atas trotoar sangat mengganggu para pejalan kaki, sehingga harus ditertibkan,” tandasnya di sela-sela penertiban.

Menurut Wiradana, keberadaan rombong dan lapak PKL di atas trotoar dinilai sangat menggangu pejalan kaki. Selain itu banyak terdapat bangunan yang tidak permanen menyerobot badan trotoar sehingga membuat wajah kota kumuh dan merusak keindahan yang jelas-jelas melanggar Perda No. 3 Tahun 2000 tentang Kebersihan dan Ketertiban Umum.

Dalam penertiban kali ini berjalan lancar karena melibatkan anggota TNI, Polri, Desa/Kelurahan terkait. Dari operasi ini, Tim penertiban berhasil mengangkut empat truk lapak dan rombong dagangan yang berjualan di atas trotoar dan di pinggir jalan untuk dibawa ke kantor Dinas Satpol PP Kota Denpasar sebagai barang bukti tindak pidana ringan.

Guna mempersempit celah terjadinya pelanggaran kembali, pihak Satpol PP juga akan melakukan penertiban di malam hari, agar para pedagang memiliki rasa jera. Ia juga mengimbau kepada para PKL agar tidak berjualan di atas trotoar, karena penertiban ini akan dilakukan secara berkelanjutan hingga Kota Denpasar menjadi bersih, dan indah.

Lurah Sesetan, Nyoman Agus Marhardika mengaku sebelumnya telah melakukan pembinaan kepada para pelaku PKL, namun tetap saja membandel. Untuk itu pihaknya meminta bantuan Satpol PP Kota Denpasar untuk menindak tegas. (ana)

RMHC Peduli Jawa-Bali Sukses Imuninasi 4 Ribu Anak

Anak-anak SD di Bali pada rangkaian acara RMHC Peduli Jawa-Bali di McD Kebo Iwa Denpasar.

Anak-anak SD di Bali pada rangkaian acara RMHC Peduli Jawa-Bali di McD Kebo Iwa Denpasar.

inilahbali.com, DENPASAR – Yayasan Ronald McDonald House Charities (YRMHC) melalui program Ronald McDonald Care Mobile (RMHC) Peduli Jawa-Bali akhirnya sukses mengimunisasi 4 ribu lebih anak yang tersebar di 11 kota yang berakhir di McDonald’s Jalan Kebo Iwa Denpasar, Selasa (2/9).

“Dari 4.000 anak yang kami targetkan ternyata realisasinya hingga 4. 250 orang anak,” sebut Marketing Communication Manager YRMHC, Rini T Wardani, di Denpasar.

Program RMHC Peduli Jawa-Bali ini, jelas Rini, diawali dari kota Cirebon, Semarang, Yogyakarta, Solo, Gresik,Sidoarjo yang berlanjut ke beberapa kabupaten di Bali seperti Tabanan, Badung yang berakhir di Denpasar.

Menurut Rini, program RMHC ini merupakan komitmen YRMHC untuk mengusahakan agar lebih banyak lagi anak-anak Indonesia yang menerima manfaat khususnya bantuan pelaksanaan imunisasi campak untuk mendukung kesehatannya di masa mendatang.

“Dengan tercapainya empat ribu lebih anak yang diimunisasi, kami mengucapkan terima kasih atas bantuan dan kerja sama berbagai pihak sehingga program yang bertepatan dengan Bulan Imunisasi Anak Sekolah selama Agustus 2014 ini dapat berjalan dengan baik,” ujar Rini.

Di Bali sendiri, program ini terlaksana di sejumlah SD di Tabanan, Badung dan Denpasar yang jumlahnya sekitar 600 orang anak. Total biaya program MRHC Peduli Jawa-Bali ini mencapai ratusan juta rupiah.

Program MRHC tahun ini, kata Rini, adalah yang kedua kalinya setelah dimulai tahun lalu. Hanya saja tahun 2013  menyasar beberapa kota/kabupaten di wilayah di Jawa saja yang saat itu berhasil mengimunisasi 2.771 orang anak.

Berbagai Program

Yayasan RMHC yang yang berdiri sejak 14 Februari 1974 adalah merupakan lembaga nirlaba ini memiliki manajemen terpisah dengan McDonald’s Indonesia. Dalam 3 hingga 5 tahun ke depan, program Yayasan RMHC akan difokuskan kepada imunisasi dan program-program lain yang berkaitan dengan kesehatan anak-anak.

Saat ini programyang diimplementasikan oleh Yayasan RMHC adalah Ronald McDonald Care Mobile, Ronald McDonald Family Room,dan Ronald McDonald House,yakni rumah singgah sementara bagi pasien anak penyakit kritis yang berada di kompleks rumah sakit dan ditinggali pasien dengan biaya sangat murah.

Rumah singgah saat ini tengah dibangun atas bantuan hibah bangunan oleh donatur di Jakarta. Dengan luas lahannya 400 M2 dua lantai berkapasitas 8 kamar, ditarget rampung November tahun ini.

“Rumah singgah ini hanya diperuntukkan bagi pasien anak di RS Fatmawati yang memerlukannya,” ujar Rini. Rencananya pengguna kamar hanya dipungut Rp10 ribu per hari.

Biaya pembangunan dan perlengkapan rumah singgah ini, diluar biaya operasional dan lahan mencapai Rp1,5 hingga Rp2miliar. (ana)

Angka Kematian Ibu Melahirkan di Bali Jauh di Bawah Nasional

dr. Made Suyasa Jaya,Sp.OG, Ketua Panitia Pelaksana PIT XXI POGI di Bali.

dr. Made Suyasa Jaya,Sp.OG, Ketua Panitia Pelaksana PIT XXI POGI di Bali.

inilahbali.com, DENPASAR – Jumlah kasus kematian ibu melahirkan di wilayah Bali rata-rata 80 hingga 90 orang per tahun. Angka ini jauh di bawah nasional yang mencapai rata-rata 200 an orang per tahunnya.

“Jika dibandingkan dengan rata-rata nasional, jumlah kematian ibu melahirkan di Bali jauh lebih rendah yakni berkisar 80 sampai 90 orang per tahun,” ujar Ketua Panitia Pelaksana Pertemuan Ilmiah Tahunan XXI Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI), dr. Made Suyasa Jaya, Sp.OG (K) di sela-sela acara bersih-bersih di pantai Sanur Bali, Rabu (27/8).

Menurut Suyasa yang juga Ketua POGI Cabang Denpasar ini, rendahnya kasus kematian ibu melahirkan di Bali antara lain karena wilayah Bali sangat memungkinkan dijangkau hingga ke pelosok, selain juga faktor kondisi puskesmas yang sudah bagus.

Meski capaian angka kematian ibu melahirkan jauh di bawah nasional, namun pihak POGI di Bali khususnya Denpasar terus gencar melakukan berbagai langkah agar kasus kematian ibu melahirkan bisa lebih ditekan lagi. Salah satunya programnya adalah “Peduli Remaja” yakni melakukan ceramah dan penyuluhan tentang kesehatan alat reproduksi khususnya menyasar kalangan remaja putri.

Bahkan terkait dengan program ‘Peduli Remaja’ itu, lanjut Suyasa, pihak POGI Denpasar mengusulkan agar materi pelajaran tentang kesehatan alat reproduksi bisa dimasukkan ke dalam kurikulum SMP dan SMA, yang di dalamnya juga mengajarkan tentang moral dan etika.

“Jadi bagi kami di POGI, di sekolah perlu juga diajarkan tentang pendidikan kesehatan reproduksi yang berkaitan juga dengan moral dan etika,” ujar Suyasa.

Pihak pemerintah yang punya dana dan program juga diharapkan mampu menciptakan iklim yang sehat bagi perkembangan remaja seperti dibuat taman-taman bacaan, rekreasi yang positif sehingga mampu menghindarkan remaja putri dari pergaulan bebas.

“Pemerintah yang punya dana dan program diharapkan mampu jadi komando dalam menciptakan iklim yang sehat bagi remaja,” harap Suyasa Jaya. Sedangkan POGI sebagai organisasi sosial tetap akan melangkah walau biasanya hanya selangkah.

Dalam pertemuan ilmiah tahunan ini, selain membahas berbagai keilmuan obstetri dan penyakit kandungan juga membuat anggaran dasar dan rumah tangga (AD/ART) guna menghadapi pasar bebas yang nantinya membolehkan dokter kandungan asing bekerja di Indonesia.

Sekilas POGI
POGI didirikan di Jakarta pada 5 Juli 1954, dengan ketua pertamanya Prof. Dr. Sarwono Prawirohardjo, Sp.OG (1954-1963). Hingga kini POGI menjadi satu-satunya organisasi profesi yang menghimpun dokter spesialis obstetric dan ginekologi di Indonesia.

Dalam visinya, POGI ingin menjadi organisasi pelopor dalammemperjuangkan hak-hak kesehatan reproduksi untukmencapai taraf kesehatan yang optimal di Indonesia. (ana)

“Jaka Tuak Bali” Akan Gelar Lomba Pidato Bahasa Bali

Sekkot Denpasar, AAN Iswara saat menerima audiensi Jaka Tuak Bali.

Sekkot Denpasar, AAN Iswara saat menerima audiensi Jaka Tuak Bali.

inilahbali.com, DENPASAR – Salah sau cara untukmendukung program Pemerintah Kota Denpasar dan melestarikan kebudayaan Bali, Kelompok “Jaka Tuak Bali” berencana menggelar Lomba Pidato Bahasa Bali.  Selain itu juga melaksanakan penghijauan dengan menanam berbagai jenis tanaman.

Hal itu terungkap ketika Ketua Jaka Tuak Bali, Anak Agung Oka Gunawan saat audiensi dengan Sekkot Denpasar, AAN Iswara, Senin (25/8) di kantor Walikota. Sesuai jadual, kegiatan Lomba Pidato Bahasa Bali itu akan digelar pada 30 Agustus mendatang,dan penghijauan dilanjutkan keesokan harinya.

Menurut Oka,  kegiatan ini juga dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa lingkungan bersih itu sangat bermanfaat bagi kesehatan. Sejumlah jenis pohonn yang akan ditanam seperti sawo kecik, mahoni, jati mas di masing-masing dusun di lingkungan Pemogan Denpasar.

“Yang kami lakukan adalah untuk mendukung program Pemerintah Kota Denpasar dan kami hanya sebagai wadah  pelaksana program tersebut,” ungkap Oka.

Kegiatan ini tercatat yang ketiga kalinya dan tanaman yang telah ditanam sudah banyak dimanfaatkan baik bunga maupun buahnya. Untuk itu pihaknya mohon kehadirian Walikota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra, Wakil Walikota Denpasar IGN Jaya Negara dan Sekkot Kota Denpasar AAN Rai Iswara pada penanaman pohon itu untuk membuka secara simbolis.

Selain itu pihaknya memohon bimbingan dan motivasi  agar kegiatan tersebut bisa berjalan dengan lancar serta memberikan semangat kepada warga masyarakat Denpasar khususnya Br. Pitik Pemogan Denpasar.

“Agar mereka sadar terhadap lingkungan dan penanaman pohon dapat bermanfaat untuk perekonomian baik secara langsung maupun tidak langsung kepada masyarakat. Dengan kegiatan ini saya harapkan Kota Denpasar benar-benar menjadi kota yang kreatif dan berwawasan budaya,” katanya.

Sementara, Sekda Kota Denpasar AAN Rai Iswara sangat mengapresiasi kegiatan ini, karena dinilai sebagai penghubung untuk menciptakan kebersihan.  Rai Iswara juga mengatakan, kebersihan merupakan hal yang ringan kalau mau diperingan dan sangat susah kalau dipersusah.

Untuk melaksanakan kebersihan perlu adanya gotong royong mengunakan konsep Trikaya Parisuda. Untuk melaksanakan itu dalam kehidupan ini perlu manacika (berpikir) yang baik, wanacika (berbicara) dengan baik dan baru kayika (berbuat) yang baik. (ana)