Category Archives: Ragam

Kursi Singgasana Wiss World Dibuat Perajin Bangli

Singgasana Miss Worldinilahbali.com, Bangli: Ajang Miss World 2013 atau Pemilihan Ratu Sejagat yang digelar di Bali memberi arti tersendiri bagi A.A Gede Adi Semara. Betapa tidak, pengrajin asal Puri Dencarik Bangli ini mendapat kesempatan membuat kursi singgasana yang akan dipakai bagi ‘sang jawara’ dalam malam grand final Miss World 2013, yang dijadualkan berlangsung Sabtu, 28 september 2013 di Nusa Dua Bali.

Ditemui di bengkel kerjanya yang beralamat di LC Uma Bukal Bangli, Kamis (26/9), Adi Semara mengatakan, kursi singgasana yang akan diduduki pememang miss world dibuat sedemikian megah dengan memadukan tiga ornamen, yakni ornamen Bali, Jawa dan Irian.

Selain itu, pada bagian depan dihiasi dengan ukiran dua ekor angsa yang merupakan kendaraan Dewi Saraswati. Dengan harapan pemenang Miss Wold nantinya merupakan sosok yang bijaksana, cerdas dan berwawasan luas seperti Dewi Saraswati yang dalam keyakinan umat Hindu sebagai Dewi Pengetahuan.

Menurut Adi Semara, singgasana dengan tinggi satu meter, lebar sekitar setengah meter dan panjang satu meter serta berat mencapai 60 kg tersebut, ia kerjakan hanya dalam kurun waktu lima hari bersama sembilan pekerja lainnya. Ia mengaku proses pembuatan singasana tidak terlalu rumit karena pekerjaan seperti ini sudah ia lakoni belasan tahun. Untuk mempercantik tampilan, singasana ini dibaluti dengan warna putih dikombinasikan dengan warna keemasan.

Selain dipercaya membuat kursi singgasana, Adi Semara juga dipercaya membuat podium yang juga akan dipergunakan dalam grand final Miss World.

“Kita berharap pemenang Miss World nantinya adalah wanita cerdas, bijaksana dan berwawasan luas sehingga mampu mewakili sosok angsa dalam singgasana,” harapnya. (hba)

‘Sanur Village Festival’ Revitalisasi Destinasi Sanur

Pembukaan SVFinilahbali.com, Denpasar: Sanur Village Festival (SVF) tahun 2013 ini sudah memasuki tahun kedelapan. Event yang senantiasa disambut hangat kalangan wisatawan mancanegara maupun warga lokal Sanur ini dibuka Walikota Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra, Selasa (249).

Acara pembukaan yang ditandai dengan penancapan ‘kayonan’ ini juga dihadiri mantan menteri pariwisata Gde Ardika, Ketua PHRI Bali, Cokorda Oka Atha Ardana Sukawati dan sejumlah pejabat serta tokoh masyarakat.

“Saya memberikan apresiasi dari sewindu (8 tahun) pelaksanaan SVF sebagai komitmen dan konsistensi dalam merevitalisasi kepariwisataan Sanur sebagai produk kreatif dengan pemikiran The New Spirit of Heritage,” ujar Walikota Rai Mantra.

Bagi orang nomor satu di Pemkot Denpasar ini, SVF VIII ini tidak hanya dinilai sebagai potensi pariwisata yang ditempatkan sebagai subjek, namun juga “The New Spirit of Heritage” yang selalu menjaga kebudayaan di Desa Sanur.

Rai Mantra mengatakan, gelaran SVF ini tidak hanya ditunggu oleh wisatawan mancanegara, namun juga sangat ditunggu masyarakat Sanur. Hal ini sangat penting karena masyarakat Sanur yang langsung terlibat dalam pelaksanaan dan juga penguatan serta pengembangan Sanur sebagai kawasan destinasi wisata di Kota Denpasar dan Bali.

Saat ini Sanur telah ditetapkan menjadi Kawasan Strategis Pariwisata Nasional dari Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Ini artinya destinasi, perilaku dan karakteristik masyarakat perlu ada improvisasi serta terus melakukan sosialisasi branding Sanur *Morning Of The World*.

“Tata kawasan ini menjadi suatu destinasi yang layak dan baik dari konsep pemikiran masyarakat itu sendiri, tidak saja dari pemerintah yang mengatur namun dari masyarakat seperti SVF yang merupakan ide dari masyarakat,” ujar Rai Mantra.

Ketua Yayasan Pembangunan Sanur, Ida Bagus Gede Sidharta Putra mengatakan kegiatan ini telah memberikan manfaat nyata bagi kepariwisataan Sanur dan mendorong inovasi, kreasi, dan prakarsa di segala aktivitas keseharian masyarakat Sanur.

Di samping itu, sewindu SVF semakin memperkokoh peran masyarakat terhadap upaya promosi pariwisata secara mandiri dengan mendorong seluruh potensi mulai dari seni budaya, sport, lingkungan, hingga keterlibatan industri kreatif yang ada.

SVF VIII yang mengangkat tema “Segara Giri” diharapkan mampu memberikan roh festival yang tetap berpijak di bumi dengan keinginan setinggi langit untuk mewujudkan Sanur yang tetap lestari, damai, dan terjaga lingkungannya. Ajang festival ini sesuai rencana akan berlangsung hingga Sabtu (28/9).
(ana)

Ibu PKK Denpasar Dilatih Membuat “Banten”

Pelatihan Banteninilahbali.com, Denpasar: Bagi umat Hindu khususnya di Bali, ‘banten’ merupakan sarana utama yang menyertai setiap kegiatan keagamaan maupun setiap upacara (yadnya). Banten banyak mengandung makna dan filosofi yang dalam sehingga banten disakralkan dan diupayakan kelestariannya.

Demikian dikatakan Sukerti, salah seorang pakar banten dari Wanita Hindu Dharma Indonesia (WHDI) Kota Denpasar saat memberikan pelatihan membuat canang sari dan kewangen kepada kaum ibu PKK di lingkungan Banjar Tulangampiang Denpasar Utara, Minggu (22/9). Hadir pada acara itu Ketua WHDI Kecamatan Denpasar Utara, Nyonya Made Lodra, Kelian adat Br. Tulangampiang, Nasib Arnawa dan parajuru banjar setempat.

Menurut Nyonya Made Lodra, tujuan pelatihan ini adalah dalam rangka untuk membentuk keder-kader banten atau tukang banten di wilayah Kecamatan Denpasar Utara.

“Saat ini yang mengerti tentang bebantenan kebanyakan dari kalangan pengelingsir atau orang tua. Sedangkan generasi muda banyak yang kurang paham apalagi menyangkut makna dan arti banten itu sendiri,” paparnya.

Dengan adanya program pelatihan membuat banten ini nantinya diharapkan peserta yang telah mengikuti pelatihan dapat menularkan kemampuannya kepada keluarga di lingkungan tempat tinggal atau masyarakat lainnya.

Sukerti mengatakan, saat ini banyak masyarakat dalam membuat banten lebih berdasarkan pada rasa saja dan kurang memperhatikan sisi aturan yang bersumber pada sastra. Akibatnya terkesan banten asal buat dan bahkan terkesan ngabehin alias berlebihan yang sebenarnya tak perlu menjadi ada yang pada gilirannya banyak pengeluaran biaya karena tidak efektif.

Pada dasarnya banten itu adalah lambang dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa, manusia, dan alam itu sendiri. Oleh karena itu, lanjut Sukerti, banten menjadi alat bantu atau sarana bagi umat Hindu dalam mewujudkan keinginan, bhakti dan cinta kasihnya kepada Ida Sanghyang Widhi Wasa.

Dalam pelatihan itu Sukerti mencontohkan bagaimana cara membuat banten seperti canang sari dan kewangen. Dalam pembuatannya tidak hanya memperhatikan keindahan namun penataan warna harus sesuai dengan pengider-ider.

“Selama ini masyarakat hanya memperhatikan keindahan canang semata namun tidak seuai dengan pengider-ider atau Ista Dewata terutama dalam menata bunga pada canang sari,” pungkas pakar banten ini. (der)

Di Balik Magnet Abadi Pura Besakih

Pura Besakihinilahbali.com, Karangasem: Berabad-abad Pura Besakih sudah tersohor sebagai tempat pemujaan umat Hindu Nusantara yang memiliki kisah unik dan tak pernah kehilangan pamornya. Tak terhitung entah berapa wisatawan yang sudah datang ke Besakih, untuk melihat dari dekat kharisma tempat suci krama Bali yang senantiasa dijaga dan dibela mati.

Menurut Jro Mangku Jana, salah satu pemangku di Pura Besakih, Rabu (11/9), konsep yang melatarbelakangi pendirian Pura Agung Besakih adalah tradisi megalithikum dan ajaran Hindu Siwa Siddhanta. Konsep tradisi megalit dapat dilihat dari penataan pura berteras merupakan kelanjutan dari bangunan mpunden berundak, sebagai simbol gunung, bumi, dan alam semesta yang berfungsi untuk tempat pemujaan kekuatan alam yang dahsyat ( super natural power).

Pura Besakih sebagai Pura Pusat ( mother temple) terdiri dari beberapa kelompok pura, antara lain pura inti terdiri dari 18 pura. Kelompok pura inti yang terdiri dari 18 kelompok adalah satu kesatuan Pura yang mempunyai keterikatan fungsi masing – masing dalam Prabhawa Asta Iswarya ( kemahakuasaan ) Tuhan. Pada mulanya merupakan tanggung jawab pembangunan, pemeliharaan dan penyelenggaraan upacara oleh Raja Bali di masa lalu, yang dibebankan kepada raja yang tergabung dalam Asta Negara, yaitu ( 8 ) kelompok kerajaan yang lebih kecil.

Mengingat tidak ada lagi kerajaan, maka tanggung jawab pembangunan, pemeliharaan dan penyelenggaraan upacara selanjutnya menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten / Kota se Bali. Antara lain pembagian ‘emponan’ pura meliputi Pemerintah Daerah Provinsi Bali dan Pemerintah Daerah Kabupaten /Kota mempunyai beban tanggung jawab terhadap Pura Penataran Agung. Pemerintah Daerah Kabupaten Karangasem mempunyai beban tanggung jawab terhadap Pura Kiduling Kreteg dan Pura Prajapathi Hyangaluh.

Sementara Pemerintah Daerah Kabupaten Gianyar mempunyai beban tanggung jawab terhadap Pura Ulun Kulkul dan Pura Bangun Sakti. Pemerintah Kabupaten Bangli mempunyai beban tanggung jawab terhadap Pura Batu Madeg dan Pura Peninjauan. Pemerintah Kabupaten Klungkung mempunyai beban tanggung jawab terhadap Pura Gelap dan Pura Tirta Pingit. Pemerintah Kabupaten Jembrana mempunyai beban tanggung jawab terhadap Pura Manik Mas dan Pura Pesimpangan. Pemerintah Kabupaten Badung mempunyi beban tanggung jawab terhadap Pura Dalem Puri dan Pura Pasar Agung. Pemerintah Kabupaten Buleleng mempunyai beban tanggung jawab terhadap Pura Banua dan Pura Merajan Kanginan, serta Pemerintah Kota Denpasar mempunyai beban tanggung jawab terhadap Pura Pengubengan dan Pura Merajan Selonding

Sedangkan kelompok pura lainnya adalah Pura Catur Lawa meliputi Pura Ratu Pasek, Pura Ratu Dukuh, Pura Ratu Penyarikandan Pura Ratu Pande. Sementara Pura Pedharman meliputi Pura Pedharman I Gusti Ngurah Sidemen, Pura Pedharman I Gusti Ngurah Dauh, Pura Pedharman Sukawati, Pura Pedharman Kaba Kaba, Pura Pedharman Mengwi, Pura Pedharman Ida Dalem Klungkung, Pura Pedharman Blahbatuh, Pura Pedharman Sukahet, Pura Pedharman Bhujangga Sakti, Pura Pedharman Telabah, Pura Pedharman Telabah Apit Yeh, Pura Pedharman Arya Kanuruhandan Pura Pedharman Arya Kenceng.

Jro Mangku BesakihUntuk pelaksanaan upacara di Pura Besakih dilaksanakan hampir setiap saat, yang pelaksanaannya berdasarkan perhitungan sasih ( bulan ) pawukon (pertemuan Pancawara dengan Saptawara ) yang dapat diklasifikasikan sebagai upacara setiap tahun yang terdiri dari upacara piodalan dan upacara ngusaba.

Upacara piodalan berlangsung tiap tahun berdasarkan waktu yang telah ditentukan pada setiap pura, sedangkan upacara ngusabha, terkait upacara penghormatan atas limpahan anugerah kesuburan. Adapun nama-nama upacara tersebut meluputi Pura Batu Madeg disebut Usabha Siram, Pura Bangun Sakti Usabha Penema, Pura Dalem Puri Usabha Gede, Pura Kiduling Kreteg Usabha Nyungsung, Pura Banua Usabha Buluh, Pura Banua Usabha Ngeed.

Disamping itu ada pula pelaksanaan upacara aci nyatur yang bertujuan untuk memohon keharmonisan alam semesta atas ancaman bencana alam. Diantaranya Aci Pengenteg Jagat di Pura Gelap, Aci Penyeheb Brahma di Pura Kiduling Kreteg, Aci Pengurip Gumi di Pura Ulun Kulku, Aci Penaung Bayu di Pura Batu Madeg.Upacara lain yang juga dilaksanakan adalah Aci Betara Turun Kabehyang dilaksanakan setiap tahun pada Purnama Kedasa bulan April, bertujuan untuk memohon kemakmuran alam semesta beserta isinya ( sarwa prani hitang karah ).

Sementara upacara setiap 10 tahun dilaksanakan pada saat Purnama sasih Kedasa setiap sepuluh tahun sekali upacaranya disebut Panca Wali Krama bertujuan untuk mengembalikan keharmonisan alam semesta mikrokosmos dan makrokosmo, serta upacara setiap seratus tahun dilaksanakan pada saat Purnama sasih Kedasa setiap seratus tahun sekali upacaranya disebut dengan Eka Dasa Rudra juga bertujuan untuk mengembalikan keharmonisan alam semesta makrokosmos dan mokrokosmos dalam lingkup yang lebih besar.

Banyaknya proses dan rangkaian upacara agama agar berlangsung terus yang bertujuan untuk menjaga harmonisasi dan keseimbangan makrokosmos dan mikrokosmos, maka dipandang perlu untuk mendapat perhatian yang seksama dari Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota se-Bali. (hms)

 

Bali Rintis Miss Internet, 20 Finalis Terpilih

Foto Finalis 20 Besar
inilahbali.com, Denpasar: Sepanjang bulan September 2013, di Bali ada dua gelaran ‘Miss’. Selain kontes Miss World, ada juga gelaran Miss Internet. Kedua event eksklusif ini sama-sama pertama kali dilangsungkan di Bali. Bahkan Miss Internet ini juga pertama kali di Indonesia. Dari rangkaian proses seleksi yang sudah berlangsung, kini sudah terpilih 20 perempuan melek internet sebagai finalis. Lewat event rintisan ini, Bali nantinya akan mendapatkan duta internet yang akan membantu kampanye pemanfaatan internet yang produktif.

“Indonesia akan memiliki duta internet yang menargetkan kelompok muda untuk lebih melek internet, dan itu dari Bali,” kata Wahid Juniarto, Ketua Panitia Miss Internet 2013, di Denpasar. Pria ini mengatakan inisiatif dari Bali ini sangat diapresiasi dan didukung oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pusat dan daerah.

Miss Internet terpilih akan mengemban sejumlah misi selama bertugas yang didukung sepenuhnya oleh APJII. Di antaranya menjadi peserta sejumlah pertemuan berkaitan dnegan teknologi dan informasi, menyosialisasikan kebijakan internet yang sehat, dan lainnya.

Menurut Wahid, Bali mencari satu icon mewakili kecerdasan dan kecantikan yang mewakili Internet di Bali. “Miss internet terpilih akan menggali sisi positif dari internet, sehingga kekhawatiran orang tua saat anaknya mengonsumsi internet lebih ringan,” jelasnya.

Selain itu mengarahkan masyarakat untuk memproduksi tidak hanya mengonsumsi. Sebanyak 20 finalis yang akan di karantina. Yang akan dilatih pada saat karantina antara lain public speaking, internet sehat, talent mapping, filed trip dan lainnya dari sejumlah pakar.

Saat Grand Final pada 14 September ini, akan dipilih 3 terbaik yang akan mendapat dukungan dana, fasilitas, dan kontrak kerja. Arnold Makasau, stering comitte Miss Internet mengatakan pada tahun depan event ini akan lebih luas jangkauannya karena melibatkan perempuan dari seluruh Indonesia tak hanya domisili Bali seperti saat ini. “Kami mengajak pihak lain ikut bekerja sama tahun depan. Namun host-nya tetap di Bali. Dari Bali untuk Indonesia,” ujar Arnold.

Para finalis dan sejumlah peserta lainnya akan juga berkesempatan mengikuti konferensi tata kelola internet atau Internet Governance Forum (IGF) pada Oktober nanti di Bali. Forum tata kelola internet ini menjadi forum bersama masyarakat sipil dan pemerintah untuk kebijakan internet di masa depan.
Foto Finalis 20 besar-002-002

Untuk di Bali, menurut survey APJII 2012, jumlah pengguna internet 1,4 juta atau 34% dari hampir 4 juta penduduknya.

Menurut Zulfadly Syam, Ketua APJII Bali, pengguna internet tertinggi di Bali adalah mereka yang berpenghasilan Rp 2-3 juta per bulan. APJII Bali menargetkan penetrasi internet di Bali akan mencapai 60%.

Konferensi Tata Kelola Internet di Bali
Sapto Anggoro, Sekjen APJII pusat pada jumpa pers mengatakan inisiatif Bali dalam menyelenggarakan event perdana ini mendapat dukungan penuh karena menjadi terobosan untuk menjembatani penyedia jasa internet dan penggunanya.

“Usulan ini muncul saat Rakernas APJII dan sangat diapresiasi karena bisa mengurangi gap antara hal teknis istilah internet,” kata Sapto. Ia mengatakan para finalis juga akan dilibatkan langsung dalam event mengenai internet. Salah satunya event internasional Internet Governance Forum (IGF) yang akan dihelat pada Oktober di Bali. Sapto menyebut event ini akan diikuti sekitar 2000 orang yang mendiskusikan banyak hal terkait tata kelola internet.

“Pengguna internet di Indonesia saat ini sekitar 63 juta. Pada 2015 akan digenjot sampai setengah dari penduduk Indonesia sekitar 120 juta orang,” kata Sapto. Peluang inilah yang menurutnya harus diisi dengan kampanye pemanfaatan internet yang lebih produktif.

Menurut id-igf.or.id, laju penetrasi Internet di Indonesia masih sangat rendah disebabkan oleh berbagai hambatan. Di antaranya belum terbangunnya infrastruktur telekomunikasi pendukung yang memadai utamanya untuk wilayah timur Indonesia; Masih mahalnya biaya pemakaian Internet karena masih tingginya biaya interkoneksi internasional sampai dengan interkoneksi lokal (last mile); Masih kecilnya bandwith saluran Internet di Indonesia; Masih kecilnya penetrasi komputer di Indonesia.

Hasil kesepakatan Konferensi Tingkat Tinggi Dunia mengenai Masyarakat Informasi (World Summit on the Information Society – WSIS) tahun 2003 dan 2005, diharapkan seluruh negara di dunia menindak lanjuti Rencana Aksi (Action Plan) pembangunan dunia menuju masyarakat informasi yang menitik beratkan kepada kesejahteraan manusia dengan mendayagunakan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Rencana aksi tersebut menyatakan di antaranya pada tahun 2015 diharapkan minimal separuh penduduk dunia harus sudah bisa mengakses informasi dengan menggunakan fasilitas TIK. Kunci utamanya adalah terletak pada kesiapan infrastruktur TIK yang dipergunakan untuk mengakses informasi yaitu fasilitas akses informasi yang didukung oleh teknologi Internet.

Dalam pertemuan Forum Pengelolaan Internet (Internet Governance Forum – IGF), sejumlah pihak yang terkait adalah Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), Kementerian Kominfo, Kementerian Hukum dan HAM, Kementerian Parekraf, Kementerian Perdagangan, Dewan TIK Nasional, ICT Watch, PANDI, Asosiasi Penyelenggara Internet Teleponi (APITI), Air Putih, Federasi Teknologi Informasi Indonesia, Asosiasi Perguruan Tinggi Ilmu Komputer (APTIKOM), dan lain-lain. (ana)

 

Kontestan Miss World di Indonesia Pecahkan Rekor Terbanyak

Opening Show Miss World 2013inilahbali.com, Badung: Meski kehadirannya dihadang sikap pro dan kontra, tapi ternyata ajang Miss World 2013 di Indonesia rupanya tak menyurutkan kontestan untuk ikut unjuk kebolehan. Terbukti jumlah pesertanya mencapai 129 orang, yang sekaligus angka terbanyak melampaui jumlah peserta tahun lalu yang mencapai 112 kontestan.

“Ini rekor dengan kontestan terbanyak dalam 63 tahun penyelenggaraan penyelenggaraan Miss World,” kata Nana Putra, Ketua Pelaksana Penyelenggaraan Miss World Indonesia 2013 dalam acara jumpa wartawan di Hotel Westin Nusa Dua Bali, Sabtu (7/9).

Yang akan lebih membuat even besar ini lebih menggema, kata Nana, jangkauan siaran even ini pada malam finalnya yang diajdualkan berlangsung di Bogor Jawa Barat juga akan lebih luas yakni menjangkau lebih dari 160 negara secara serentak. Jangkauan siaran ini juga melampaui tahun lalu yang menjangkau wilayah 120 negara.

“Acara itu akan ditayangkan serentak di lebih dari 160 negara. Ini rekor. Sebab, dulu hanya 120 negara,” tambah Nana yang juga menghadirkan Miss World 2012 dari China Miss Wenxia Yu dalam keterangan pers di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Sabtu (7/9).

Sementara itu Liliana Tanoesoedibjo, Chaiwomen of Miss Indonesia Organization mengungkapkan pihaknya tak ada keraguan untuk menyelenggarakan even berskala dunia yang pertama kalinya di Indonesia. Pasalnya ajang ini dinilai sebagai sebuah kendaraan untuk berbicara pada dunia tentang Indonesia yang aman, damai, indah, subur, menghormati perbedaan serta menjaga kearifan lokal. Bahkan juga tidak bermaksud mempermalukan Indonesia di mata internasional, malah sebaliknya untuk menjunjung nama Indonesia.

“Penyelenggaraan ini bukan untuk mempermalukan Indonesia tapi malah menjunjung Indonesia di tingkat dunia,” ujar Liliana. Pada acara ini dipastikan akan sesuai dengan budaya dan norma yang ada di Indonesia.

Sesuai jadual, acara pembukaan Miss World 2013 akan berlangsung pada Minggu (8/9) pukul 20.00 wita di Hotel Westin Nusa Dua. Pada acara pembukaan akan ditampilkan tari Kecak oleh Ketut Rina dkk sekitar 150 penari. Puncak malam final dijadualkan berlangsung di Bogor pada Sabtu (28/9).

Di Pulau Dewata, wanita cantik dari hampir seluruh penjuru dunia itu akan dikarantina dan diperkenalkan berbagai budaya Indonesia seperti tari-tarian, pakaian tradisional, makanan, hingga mengunjungi sejumlah objek wisata. (ana)

‘APEC Women’ Bahas Peningkatan Peranan Wanita

APEC Womeninilahbali.com, Badung: Salah satu agenda penting yang dibahas pada pertemuan APEC Women and The Economic Forum 2013 di Nusa Dua, Bali, yang berlangsung mulai Jumat (6/9) akan akan berakhir hingga Minggu (8/9) adalah peningkatan peranan wanita terutama dalam perekonomian global.

Acara yang bertema ‘Women as Economic Drivers’ ini dilakukan bersamaan dengan APEC Small Medium Enterprises Working Group (SMEWG) yang dihadiri 805 anggota delegasi dari 20 negara ekonomi APEC dan empat Negara pengamat.

“Pertemuan ini sangat strategis dalam rangka mensinergikan kebijakan di kedua kementeris mengingat lebih dari 60 persen pelaku usaha kecil dan menengah adalah perempuan, “ ujar Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan perlindungan Anak, Linda Amalia Sari Gumelar, usai membuka acara.

Kata Linda Indonesia berkomitmen untuk meningkatkan pemberdayaan perempuan dan peningkatan kesetaraan gender di setiap aspek pembangunan, termasuk aspek ekonomi.

“Sinergitas kedua bidang ini diharapkan dapat meningkatkan daya ungkit program dan kegiatan pemerintah maupun swasta untuk meningkatkan partisipasi dan perempuan dalam usaha kecil dan menengah,” katanya.

Menurut Linda, Indonesia mencatat keberhasilan dalam ranah peningkatan peranan perempuan. Banyak negara di Asia dan Pasifik terinspirasi dan mengajak bekerja sama. Jepang, Australia, dan Taiwan sudah lakukan pembicaraan khusus dengan kementerian PPPA terkait program pemberdayaan perempuan dan perlindungan.

Linda berharap ajang ini bisa memberikan kesempatan semakin luas kepada perempuan pelaku industri UKM. Hadirnya para CEO berbagai perusahaan nasional maupun internasional jadi ajang kesempatan yang sangat potensial kepada pelaku bisnis UKM untuk mengembangkan diri. Selain kalangan swasta, hadir dalam acara ini Menteri Koperasi dan UKM Syarifudin Hasan, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu, serta Dirut Pertamina Karen Agustiawan.

Menurutnya, APEC Women and the Economy Forum akan membahas tiga tema utama, yaitu reformasi struktural, teknologi informasi bagi perempuan, dan infrastruktur serta sumber daya manusia. Hal ini selaras dengan salah satu bahasan dalam pertemuan pemimpin negara dalam APEC 2010 yang menyebut bahwa kaum wanita memegang kunci strategis dalam pembangunan.

Menurut Linda, baik di negara maju maupun di negara berkembang, wanita berperan dalam ekonomi, dengan menciptakan peluang bisnis yang menyerap banyak lapangan pekerjaan.

Satu hal yang tak boleh dilupakan, kata Linda, adalah perang kaum muda yang berkreasi dan berinovasi dalam ekonomi, misalnya dengan bisnis start up.

“Mereka tak hanya berkontribusi dalam ekonomi, tetapi juga meningkatkan kemampuan SDM sebagai aset utama dalam pembangunan,” katanya.

Capaian yang diharapkan dari WEF adalah peningkatan komitmen dan kerjasama antar pemerintah dan swasta dalam perberdayaan perempuan di bidang ekonomi, khususnya UKM. Selain itu adalah meningkatkan sinergitas dan kerjasama antar forum APEC, dalam hal ini yang terkait dengan UKM, serta menyepakati rencana strategis pemberdayaan perempuan dalam lima tahun ke depan. (ana)

Microsoft Dukung UKM di Bidang TI

Microsoftinilahbali.com, Badung: Microsoft punya komitmen kuat dalam mendukung pengembangan UKM di Indonesia. Pada acara APEC SME Exhibition “Locally Connected Globally Competitive” di Nusa Dua Bali yang berlangsung sejak 2 September 2013 Microsoft memberikan pelatihan teknologi kepada 160 UKM per hari selama 4 hari. Materi pelatihan teknologi yang diberikan adalah tentang Office365, Windows8. Office2013, OneNote, WindowsPhone8, dan termasuk materi tentang kewirausahaan perempuan.

“Microsoft siap mendukung program kerja Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) dalam pengembangan UKM di Indonesia dengan dukungan teknologi terbaru dari Microsoft,” ujar Presiden Direktur Microsoft Indonesia, Andreas Diantoro di Nusa Dua Bali, Jumat (6/9).
Andreas Diantoro mengungkapkan penerapan teknologi informasi dan komunikasi adalah hal yang penting terutama agar Indonesia bisa berkompetisi dengan negara lain, dan bisa masuk ke dalam 12 besar negara dengan ekonomi terbesar di dunia pada tahun 2025.
Kata Andreas, teknologi terbaru dari Microsoft yaitu Microsoft Office365 dan Microsoft Windows Azure, yang berbasis komputasi awan sangat sesuai untuk digunakan UKM di Indonesia, terutama bagi UKM yang belum mempunyai infrastruktur teknologi informasi.

“Microsoft memiliki visi untuk menjadikan Indonesia sebagai negara dengan perekonomian yang berbasis pengetahuan (Knowledge Based Economy) melalui transformasi pendidikan, kewirausahaan, dan mendorong transparansi dan tata kelola pemerintahan yang baik. Transformasi ekonomi bisa dilakukan melalui pemberdayaan Komputasi Awan pada segmen Kecil dan Menengah dari UKM,” jelas Andreas.

Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Syarifuddin Hasan menyambut baik dukungan dari Microsoft dalam memajukan dan mengembangkan UKM berbasi pengetahuan dan teknologi.
“Kami menyambut baik komitmen Microsoft untuk mendukung pengembangan UKM di Indonesia. Peluang ini harus dimanfaatkan seluas-luasnya bagi para UKM dengan mengembangkan usahanya melalui pemanfaatan TI sehingga usaha mereka bisa berkembang baik dan cepat dengan dukungan TI yang maju,” ujar Syarifuddin.

Sementara itu, Clair Deevy, Citizenship Lead, Microsoft Asia Pacific mengatakan Microsoft memiliki program YouthSpark yang merupakan inisiatif perusahaan yang dirancang untuk menciptakan peluang bagi ratusan juta pemuda di seluruh dunia.

“Melalui kemitraan dengan pemerintah, organisasi nirlaba dan bisnis, kami bertujuan untuk memberdayakan kaum muda untuk maju dan mewujudkan potensi mereka dengan menghubungkan mereka dengan pendidikan yang lebih besar, pekerjaan, dan peluang kewirausahaan. Kami ingin memberdayakan kaum muda untuk mengubah dunia mereka,” jelas Clair Deevy.

Salah satu wujud nyata dari program YouthSpark adalah kemitraan Microsoft dan Kementerian Koperasi dan UKM, karena kedua belah pihak memiliki perhatian besar pada pengembangan kewirausahaan bagi kaum muda.
“Kami berharap program yang dimiliki oleh kedua belah pihak dapat disinergikan dalam kerangka kerja sama, dengan tujuannya adalah untuk memaksimalkan dampak positif dari program yang dilakukan oleh kedua lembaga,” ungkap Clair Deevy.

Format kemitraan yang dilakukan adalah kedua pihak menyempurnakan setiap sumber daya yang ada dan program yang telah berjalan untuk memberdayakan kaum muda sebagai pengusaha, terutama di sektor TI.

“Program YouthSpark yang saat ini sudah dijalankan di Indonesia antara lain adalah Kompetisi Imagine Cup bagi mahasiswa, Microsoft Innovation Center, Microsoft User Group Indonesia (MUGI) & student partners, Student To Business (STB), BizSpark, Office365 for Education dan beberapa program lain,” tambah Clair Deevy.

Microsoft akan terus berkomitmen untuk mendukung program kerja Kementerian Negara Koperasi & UKM melalui aksi yang lebih besar dengan mengajak generasi muda menjadi digital entrepeneur (wirausaha digital). (ana)

Pasraman Gurukula Bangli Sering Dikunjungi Wisatawan

Yayasan Gurukulainilahbali.com, Bangli: Keberadaan Pasraman Gurukula (mirip pesantren di Islam) di Desa dan kecamatan Kubu Kabupaten Bangli, Bali belakangan makin eksis. Sejak dirintis mantan Bupati Bangli, Nengah Arnawa pada 2006, jumlah peserta didik yang berminat masuk ke sekolah ini makin meningkat.

Seperti diakui Kepala SMP/SMA Pasraman Gurukula Bangli, Wayan Arsada, S.Pd, M.Ag, belakangan ini peminat siswa untuk bias diterima makin meningkat. Namun pihaknya masih membatasi maksimal 20 orang setiap penerimaan siswa baru. Kecuali ada siswa yang benar-benar terancam sampai tidak bisa sekolah di tempat lain, maka yang bersangkutan masih ditoleransi untuk diterima.

“Kami di sini juga menerapkan seleksi melalui tes tulis dan administrasi dan diutamakan yang berasal dari keluarga tak mampu,” jelas Wayan Arsada menjawab peserta press tour yang dikoordinir Biro Humas Pemerintah Provinsi Bali, Jumat (23/8).

Saat ini sekolah yang memiliki jenjang mulai Taman Kanak Kanan hingga SMA ini memiliki anak didik 139 siswa. Bahkan untuk SMA sudah menamatkan dua angkatan sebanyak 49 orang, beberapa di antaranya sudah terserap bekerja di kapal pesiar.

Kelebihan dari pasraman ini, kata Arsada, selain menerapkan penuh kurikulum formal juga diajarkan tambahan materi tentang budaya Bali, seperti seni tari, upakara, yoga, nyastra, dharma gita termasuk juga diajarkan tentang pertanian dan cara beternak sapi dan babi. Untuk mendukung kegiatan ini, sekolah menyediakan lahan pertanian dan kandang sapi dalam areal sekolah yang luasnya 2 hektare tersebut. “Kami bukan bermaksud menjadikan siswa jadi petani atau peternak, tapi mengajarkan ilmunya,” ujar Arsada.

Berkat nilai tambah ini, peminat pun tidak hanya berasal dari lokal Bali melainkan juga dari sejumlah daerah/kota di Indonesia seperti dari Jember, Banyuwangi, Malang (Jawa Timur) dan terakhir bahkan ada dari Toraja Sulawesi Selatan. Seluruh siswa di sekolah ini ditampung dalam asrama di 6 ruang besar lengkap dengan tempat tidur bertingkat, dengan tetap ada pemisahan kelompok laki-laki dan perempuan.

Seperti diakui salah seorang siswa asal Desa Bulurejo Kecamatan Purworejo Banyuwangi Jawa Timur,
Niski Aprilian,16, mengaku tertarik sekolah di sini karena kakak kelas yang memberikan informasi sudah sukses bekerja di kapal pesiar. “Saya tertarik mengikuti jejaknya untuk bekerja di kapal pesiar,” aku Niski siswa kelas II SMA yang mengaku serius mengikuti pelajaran bahasa Inggris untuk menunjang keinginannya bekerja di kapal pesiar.

Menurut Arsada, sumber dana selain menggunakan dana BOS untuk kegiatan pendidikan, juga dari kalangan donatur seperti pengusaha biro perjalanan, perbankan, termasuk gubernur Made Mangku Pastika hingga wisatawan asing yang kerap berkunjung ke sekolah ini.

“Banyak wisatawan asing terutama Perancis yang berkunjung ke sekolah ini dan simpati memberikan donasi bervariasi hingga Rp 1,5 juta,” papar Arsada yang guru PNS diperbantukan di sekolah ini.

Arsada mengakui rata-rata biaya operasional baik untuk pendidikan hingga makan serta lainnya mencapai Rp20 juta per bulan. Diakuinya, selama ini kebutuhan itu sudah tercukupi. Memang sebelumnya, diakui sempat dana yang masuk minim hingga siswa hanya mendapatkan jatah makan dua kali sehari siang dan malam, tapi untungnya tidak sampai berlangsung lama.

Kerja Sama

Yayasan Gurukula
Belakangan sekolah ini mulai merintis menjalin kerja sama dengan sejumlah yayasan atau lembaga sejenis yang ada di beberapa kota besar di Jawa. Misalnya dengan Rumah Piatu Muslimah Jakarta, Yayasan Hati Suci Jakarta, dan Yayasan Eklasia Semarang. Semuanya itu dimaksudkan saling kunjung-mengunjungi dan bertukar pengalaman. Bahkan untuk di Yayasan Eklasia Semarang, pihaknya diminta untuk melatih tari Bali.

“Kami nanti diundang untuk melatih tari di Semarang,” kata Arsada yang juga Ketua I Yayasan Pasraman Gurukula ini.

Pasraman Gurukula yang belakangan makin eksis ini, kata Arsada pernah juga dikunjungi mantan Ketua DPR/MPR Hidayat Nurwahid, bahkan dari luar negeri juga tercatat Menteri Kesejahteraan Sosial Negara bagian Prancis, termasuk utusan menteri Kebudayaan India yang melakukan kegiatan syuting selama seminggu, Kebudayaan.

Meski demikian Arsada mengakui kendala yang masih dihadapi adalah keterbatasan guru yang saat ini berjumlah 26 guru, sebagian besar guru pengabdi dan honorer dan hanya tiga orang berstatus PNS yang diperbantukan.

Sementara itu Ida Bagus Ludra mewakili Kepala Biro Humas Pemprov Bali yang memimpin press tour selama dua hari ini mengatakan Pemprov Bali menaruh perhatian dan mengapresiasi kiprah yang dilakukan Pasraman Gurukula di kabupaten berhawa sejuk ini. Pada kesempatan itu juga, Ida Bagus Lodra mewakili Pemprov Bali menyerahkan bingkisan kepada yang diterima Kepala Sekolah SMP/SMA Gurukula, Wayan Arsada. (ana)