Tag Archives: ekonomi

Pembangkit Listrik di Bali Beralih ke Gas

inilahbali.com, DENPASAR – Sebanyak tiga Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) di Bali segera diremajakan digantikan dengan Pembangkit Pusat Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG). Peremajaan ini akan dimulai awal tahun 2015 dengan kapasitas 200 mega watt (MW).

“Rencananya mulai Januari akan dilakukan tahap pertama di blok satu di PLTD Pesanggaran dengan kapasitas 50 mega watt, dan dilanjutkan pada Mei hingga mencapai 200 MW,” ujar General Manajer Indonesia Power Denpasar, IGNA Subawa Putra kepada wartawan di Sanur Bali, Jumat (25/7).

Menurut Subawa, kehadiran PLTMG ini nantinya jauh lebih efisien dibanding penggunaan PLTD karena didukung teknologi yang sekaligus bahan bakunya digantikan dengan gas. Penghematan biaya bahan baku bisa mencapai 40 hingga 60% dinading saat menggunakan BBM solar.

Subawa menyebutkan, dengan penggunaan bahan baku gas, biaya yang dibutuhkan untuk memroduksi 1 kwh energi listrik hanya kisaran di bawah Rp 2000. Sementara dengan pembangkit yang menggunakan BBM solar bisa menghabiskan Rp 3000 hingga Rp3.500 untuk menghasilkan 1 kwh listrik.

Dalam hitungan setahun, lanjut Subawa, biaya pembelian solar untuk tiga PLTD di Bali (Pesanggaran,Gilimanuk dan Pemaron) mencapai Rp 8 triliun. Dengan nantinya peremajaan beralih ke penggunaan gas maka bisa dihemat 40 hingga 60%.

Bahan gas rencananya dipasok dari Bontang dan Sengkang dalam bentuk gas alam cair (LNG). Sebelum didistribusikan dalam bentuk gas ke tiga pembangkit itu, terlabih dahulu gas alam cair diproses menjadi gas di Sanggaran. (ana)

Hardys Pesta Rakyat di Gianyar Dimeriahkan Undian Mobil

inilahbali.com, GIANYAR: Serangkaian memeriahkan perayaan HUT ke-17 pada 11 Juli 201 , Grup Hardys /GH Holdings menggelar Pesta Rakyat di Kabupaten Gianyar. Dalam Pesta Rakyat yang puncaknya diselenggarakan pada Sabtu (26/7) itu di lapangan Astina Gianyar itu, antara lain hiburan music, pementasan seni, dan pesta kembang api.

Corporate Secretary & Business Development Director GH Holdings, I Made Abdi Negara, S.Sos mengatakan selain pergelaran senijuga akan dilakukan pengundian Hardys Club Card (HCC) periode VII dengan hadiah utama berupa satu unit mobil Xenia,di samping juga ada sepeda motor, LED Tv dan lainnya.

“Jadi selain pagelaran seni juga ada pengundian sebuah untuk Hardys Club Card,” ujar Abdi Negara kepada wartawan di Balai Budaya Gianyar, Kamis (24/7).

Dalam acara hiburan serangkain HUT ke-17 yang mengambil tema “Dari Bali Membangun Negeri” ini, kata Abdi Negara, antara lain akan mementaskan lawak ‘Mahabharata’ berjudul “Dadu Korawa Sesatkan pandawa”. Selain itu juga masih ada tampilan music Mr Botak dan Band.

Abdi Negara menambahkan, pada acara itu kepada pengunjung juga akan dibagikan 15 ribu nasi jingo gratis, 45 ribu snack dan soft drink gratis, 8 ribu tas Go Green Hardys,serta susu dan bubur kacang hijau gratis, bahkan juga akan dibagikan 400 buku tulis kepada anak-anak.

“Acara Hardys Pesta Rakyat ini adalah bentuk apresiasi dari Grup Hardys kepada pelanggan setia. Rencananya acara seperti ini akan digelar rutin tiap enam bulan secara bergiliran di seluruh kota yang Hardysnya,” jelas Abdi Negara. Dalam setiap gelaran acara, Hardys menggandeng pemerintah kabupate/kota setempat.

Sementara itu, Ketua Harian Hardys Foundation, Putu Ari Widiarta mengatakan tiap tahun besaran CSR yang disalurkan terus bertambah. Misalnya pada 2013 besaran CSR tunainya mencapai Rp 345 juta, sedangkan untuk tahun 2014 ini hingga posisi semester pertama sudah mencapai Rp295 juta.

“Itu besaran CSR cash-nya, di luar dari yang berupa kegiatan-kegiatan lainnya,” ujar Widiarta. (ana)

Taman Nusa Gelar Pesamuan Budaya

Jaringan Kota Pusaka – ‘Taman Nusa’ Gelar Pesamuan Budaya

Taman Nusa Gelar Pesamuan Budayainilahbali.com, Gianyar: Daya tarik budaya yang disuguhkan Taman Nusa di Banjar Blahpane Kelod Desa Sidan Kabupaten Gianyar menuai pujian dari berbagai kalangan yang pernah berkunjung ke destinasi baru ini. Tak terkecuali rombongan dari Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) yang merupakan forum kerja sama para walikota dan bupati yang kotanya memiliki warisan budaya.

“Tempat ini sangat menarik dengan menghadirkan berbagai rumah tradisional di Indonesia,” ujar Ketua Jaringan Kota Pusaka Indonesia, Burhanudin di sela-sela acara Pesamuan Budaya yang terselenggara atas kerja sama JKPI dengan Taman Nusa, Sabtu (23/11).

Pesamuan Budaya yang dirangkaian dengan kegiatan World Culture Forum ini tercatat baru kali pertama digelar dan dinilai sangat positif untuk dijadikan sebagai ajang tukar-menukar informasi. Pasalnya, visi dan misi antar kedua lembaga ini tidakjauh berbeda yakni untuk konservasi dan pengembangan perkotaan secara berkelanjutan. Sementara Taman Nusa adalah taman wisata pendidikan yang menawarkan informasi budaya Indonesia.

“Kita harapkan nantinya diharapkan saling tukar informasi antara Jaringan Kota Pusaka Indonesia dan Taman Nusa,” harap Burhanudin yang juga Walikota Ternate ini.

Sekretaris Jenderal Kementerian Pariwisata Ekonomi Kreatif, Ukus Kuswara mengapresiasi keberadaan Taman Nusa yang konsepnya mirip Taman Mini Indonesia Indah di Jakarta. “Konsep Taman Nusa ini sangat jelas melestarikan budaya Nusantara,” komentarnya.

Taman Nusa Gelar Pesamuan Budaya

“Konsep Taman Nusa sangat jelas memberi gambaran tentang budaya Indonesia. Sangat tepat dibangun di Bali karena Bali selamaini dikenal sebagai corongnya informasi Indonesia,” kata Ukus Kuswara, di sela acara Pesamuan Budayadi Taman Nusa.

Adanya kesamaan visi dan konsep Taman Nusa dengan Jaringan Kota Pusaka Indonesia, Kuswara menyatakan siap akan menjalin hubungan saling tukar informasi terutama yang berkaitan dengan budaya, pariwisata, pendidikan dan sekaligus aspek ekonominya.

“Dengan adanya saling tukar-menukar informasi ini, Bali and Beyond juga akan bisa cepat terkenal. Indonesia memang sangat kaya dengan potensi budayanya,” ujar Kuswara.

Sementara itu pendiri sekaligus pemilik Taman Nusa, Santoso Senangsyah mengatakan dirinya akan tetap berkomitmen untuk menjadikan Taman Nusa sebagai jendela dunia dengan mengoleksi menampilkan aneka ragam rumah tradisional di Indonesia. Rumah-rumah tradisional yang merupakan rangkaian sejarah budaya Nusantara itu ingin dia jadikan sebagai media pendidikan bagi generasi muda.

“Ini mimpi saya mendirikan Taman Nusa, dan saya berkomitmen menjadikannya sebagai jendela dunia,” ujar Santoso Senangsyah. (ana)

Nusa Dua Fiesta 2013

Meriah, Pembukaan Nusa Dua Fiesta ke-16

 

Nusa Dua Fiesta 2013

inilahbali.com, Nusa Dua: Meriah! Itulah kesan acara pembukaan Nusa Dua Fiesta ke-16, Jumat (15/11) malam di areal Pulau Peninsula Nusa Dua. Pembukaan ditandai dengan membunyikan alat musik rebab dan fireworks serta pesta kembang api, yang dilanjutkan pementasan tarian kolosal Bali.

Sebelum dibuka, didahului dengan pawai dari masing-masing perwakilan hotel yang ada di kawasan Bali Tourism Development Coorporation (BTDC), bergerak dari depan the Bay Nusa Dua dan berakhir di titik acara pembukaan Pulau Peninsula. Materi pawai yang ditampilkan rata-rata lebih menonjolkan pada tema budaya tradisional Bali, mirip pada pawai Pesta Kesenian Bali.

Iring-iringan pawai ini cukup menyedot perhatian masyarakat pengunjung yang tampak antusias menyaksikannya, tak hanya masyarakat lokal tapi juga wisatawan mancanegara. “Good, good,” komentar seorang bule usai membidikkan kameranya ke salah satu peserta pawai.

Nusa Dua Fiesta yang dijadualkan akan berlangsung lima hari ini, tidak hanya menampilkan kesenian Bali, tapi juga kesenian modern luar negeri. Seperti penampilan Jim Larkins and Band (Blues and American Soul Music). Jim Larkins yang kelahiran San Fransisco ini telah menjadi duta internasional music aliran Blues, R & B dan Soul.

Seni kolosal yang ditampilkan pada malam pembukaan berkisah tentang peperangan dalam cerita Baratayudha. Arjuna dikisahkan sedih lantaran harus menghadapi para saudaranya, paman, kakek serta gurunya di medan laga, meski demi menegakkan kebenaran.

Mengetahui kesedihan Arjuna, Kresna memberi wejangan agar Arjuna selalu taat menjalankan kewajiban sebagai ksatria. Mendengar nasihat itu, Arjuna pun bangkit untuk memerangi keangkuhan, kesombongan dan kejahatan pada musuhnya.

Usai pembukaan, Kepala badan Pengembangan Sumber Daya Pariwisata Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Gde Pitana saat diminta komentarnya terkait pelaksanaan Nusa Dua Fiesta, menilai ajang Nusa Dua Fiesta sukses karena terbukti sudah terlaksana secara kontinyu hingga tahun ke-16.

Menurut Pitana, tak banyak even promosi yang bisa berlangsung lebih dari 10 kali. Tapi NDF mampu membuktikan sudah memasuki tahun ke-16. “Ini bukti pelaksanaan NDF oleh BTDC sukses,” ujar Pitana.

Dikatakan, NDF sebagai sebuah even promosi bukan hanya sekedar promosi. Namun even NDF ini juga mengemas dalam sebuah pertemuan bisnis. “NDF merupakan even yang sangat bagus untuk sebuah even promosi. Suatu even bukan hanya dilihat pada saat even, namun seberapa even tersebut dilaksanakan secara konsisten dan memberikan dampak pada pariwisata,” jelas Pitana.

Lanjut Pitana menyebutkan ada tiga indikator suatu even bisa dikatakan sukses, pertama memiliki karakter yang jelas, terlaksana secara berkesinambungan, dan jadual pelaksanaannya selalu tepat waktu.

Sementara itu, Direktur Utama PT BTDC, Ida Bagus Wirajaya mengatakan bagaimanapun juga, promosi suatu destinasi atau kawasan wisata tetap harus dilakukan meski citranya sudah bagus. Dan event Nusa Dua Fiesta ini dinilai tepat sebagai ajang promosi baik di dalam negeri maupun di mancanegara.

“Jadi, unsur promosi itu tetap perlu dilakukan untuk kawasan Nusa Dua,” ujar Ida Bagus Wirajaya. (ana)

 

Sarasehan KSPN

Pro Kontra KSPN, Gubernur Usul Larangan Wisatawan ke Pura

Sarasehan KSPNinilahbali.com, Denpasar: Ada yang sedikit mengejutkan pada acara sarasehan bertajuk “Pembangunan Pariwisata Bali ke Depan” yang digelar di Gedung Kertha Sabha Rumah Jabatan Gubernur Bali, Selasa (5/11).

Siapa nyana, di akhir acara, setelah terjadi pro dan kontra dari kalangan tokoh terhadap program KSPN (kawasan strategis pariwisata nasional), Gubernur Bali Made Mangku Pastika melontarkan gagasan atau usulan Pura dalam radius tertentu tidak boleh dikunjungi wisatawan.

“Kita wajib untuk menjaga semuanya (kesucian Pura) itu. Kalau perlu barangkali dan kami harus berbicara dengan kalangan pariwisata, pura itu dalam radius tertentu tidak boleh didatangi wisatawan,” ujar Pastika.

Dalam pandangan Pastika, mengeluarkan Pura sebagai daya tarik wisata itu dinilai cara paling aman untuk menjaga kesucian pura karena tidak ada yang bisa menjamin setiap wisatawan (wanita) yang datang itu sedang tidak datang bulan.

“Jadi kesimpulan saya, mungkin sudah saatnya Pura itu tidak boleh lagi dikunjungi wisatawan. Jadi stop saja Pura Besakih, Batur dan minimal Pura Sad Kahyangan sebagai daya tarik wisata, minimal lima tahun ke depan selama pemerintahan saya,” papar Gubernur Pastika.

Gubernur yang eks transmigran ini menyadari bahwa pura memang untuk kegiatan bersembahyang, dan jika didatangi banyak orang, maka mereka yang bersembahyang bisa terganggu.

Tidak hanya wisatawan, bahkan di sekitar Pura juga bermunculan pedagang dengan dagangan yang tak berhubungan langsung dengan kepentingan persembahyangan. Misalnya jualan sepatu, hingga pakaian dalam wanita yang tergantung. Ada juga pedagang yang memutar lagu-lagu bersuara keras yang semua ini bias menganggu kkekhusyukan umat bersembahyang.

Terkait berbagai masukan dalam sarasehan itu, Pastika sependapat akan segera membentuk tim pengkajian terhadap usulannya itu dan upaya terbaik menyikapi persoalan KSPN. Di sisi lain, akan dibentuk semacam lembaga otoritas yang mengurusi penataan pura selama tidak dijadikan daya tarik wisata.

Bahkan Gubernur Pastika segera akan melaporkan masalah KSPN ini kepada presiden untuk ditunda karena belum bisa dilaksanakan. “Besok (Rabu) Bapak Presiden ke Bali, saya akan laporkan PP No 50/2011 belum bias dilaksanakan di Bali,” ujar Mangku Pastika.

Seperti diketahui, pada sarasehan ini yang menjadi pokok bahasan adalah KSPN Besakih-Gunung Agung dari 11 KSPN di Bali yang belakangan ini menjadi polemik berkepanjangan. Di antara pendapat yang kontra mengusulkan agar khusus KSPN Besakih-Gunung Agung dan sekitarnya agar dikeluarkan atau direvisi karena dinilai nantinya ada celah untuk pembangunan faslitas pariwisata yang pada gilirannya berpotensi mengontaminasi kesucian Pura Besakih.

Sebelumnya, Kepala Badan Pengembangan SDM Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Prof I Gde Pitana yang tampil sebagai narasumber utama memaparkan, secara nasional KSPN yang diatur dalam PP No 50/2011 tentang Rencana Induk Pariwisata Nasional, menetapkan 88 KSPN, 222 kawasan pengembangan pariwsata nasional (KPPN), dan 50 destinasi pariwisata nasional (DPN).

“Sewaktu pembahasan, banyak daerah yang berebut agar daerahnya bisa masuk dalam KSPN,” ujar Pitana. (der)

Pura Besakih

Pro dan Kontra, KSPN di Bali Belum Bisa Dilaksanakan

Pura Besakihinilahbali.com, Denpasar: Masih adanya sikap pro dan kontra, Gubernur Bali Made Mangku Pastika meminta agar program pengembangan kawasan strategis pariwisata nasional (KSPN) ditunda karena belum bisa dilaksanakan.

“Tidak hanya untuk kawasan Besakih, tapi ke-11 KSPN belum bisa dilaksanakan,” tandas Gubernur Made Mangku Pastika di hadapan sekitar seratus peserta sarasehan bertajuk “Pembangunan Pariwisata Bali ke Depan” di Gedung Kertha Sabha Rumah Dinas Gubernur Bali, Selasa (5/11).

Belum bisa dilaksanakannya KSPN tersebut, setelah mendengar berbagai pandangan dan masukan dari berbagai tokoh peserta sarasehan. Mengapa ke-11 KSPN belum bisa dilaksanakan, karena hampir semua yang ditetapkan dalam 11 KSPN tersebut ada Pura (tempat suci agama Hindu), yang selama ini memicu sikap pro dan kontra seperti di kawasan Besakih Kabupaten karangasem.

Khusus untuk kawasan Besakih-Gunung Agung dan sekitarnya yang masuk sebagai salah satu KSPN di Bali telah menimbulkan pro dan kontra. Bahkan dari Sabha Pandita (kelompok sulinggih/pendeta) Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali juga sudah tegas menolaknya.

Dari hasil diskusi yang berkembang pada sarasehan itu, Gubernur Pastika pun menyatakan akan segera menyampaikan ke presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

“Kebetulan besok (Rabu, 6/11) Bapak Presiden dating ke Bali, saya akan laporkan KSPN di Bali belum bisa dilaksanakan,” ujar Gubernur Pastika.

Soal penolakan belum bisa melaksanakan, Gubernur Pastika mengaku juga pernah melakukan hal yang sama ketika diberlakukannya UU Anti Pornografi dan Anti Porno Aksi. “Dulu saya juga pernah mengatakan Bali tidak bisa melaksanakan UU Anti Pornografi,” ujar mantan Kapolda Bali ini.

Terhadap dana Rp5 miliar yang sudah dikucurkan pemerintah pusat dalam program KSPN, Gubernur minta agar dikembalikan dulu mengingat proyek KSPN belum bisa dilaksanakan.

I Gde Pitana, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, yang menjadi narasumber utama pada sarasehan itu mengatakan program KSPN itu bukanlah dimaksudkan untuk pembangunan fasilitas pariwisata seperti hotel.

Dalam program ini, Provinsi Bali mendapatkan jatah 11 KSPN yang tersebar di hampir seluruh kabupaten/kota di Bali, yang salah satunya adalah kawasan Besakih-Gunung Agung dan sekitarnya.

Penetapan 11 KSPN di Bali tersebut sesuai hasil rapat sinkronisasi dan harmonisasi pemerintah pusat dengan berbagai komponen masyarakat Bali yang dilakukan sejak tahun 2010 hingga pertengahan 2011.

“Pada saat pembahasan, banyak daerah yang berebut agar daerahnya bisa masuk dalam KSPN,” ujar Pitana. Semua hasil penetapan itu diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) No 50 Tahun 2011.

Pitana juga merinci di seluruh Indonesia ditetapkan 88 KSPN, 222 kawasan pengembangan pariwisata nasional (KPPN) dan 50 destinasi pariwisata nasional (DPN). (der)

Tri Hita Karana

‘Tri Hita Karana’ Antarkan Bali Jadi Referensi Event Dunia

Tri Hita Karanainilahbali.com, Denpasar: Gubernur Bali, Made Mangku Pastika memperkenalkan konsep Tri Hita Karana di hadapan para peserta seminar internasional tentang bisnis, manajemen dan lingkungan yang diselenggarakan oleh Universitas Mercu Buana Jakarta, di hotel Inna Kuta Beach, Kuta, Selasa (29/10).

Menurut Gubernur Pastika, seminar ini sejalan dengan seminar yang diselenggarakan pada saat pelaksanaan APEC Summit di Nusa Dua baru-baru ini yang bertema Sustainable Development based on Tri Hita Karana.

Tri Hita Karana adalah konsep hidup masyarakat Bali yang selalu menjaga keseimbangan hubungan antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, dan manusia dengan lingkungan. Konsep ini sudah diadopsi masyarakat dunia sebagai konsep pembangunan dunia.

“Tujuan pembangunan ekonomi yaitu kesejahteraan dan kebahagiaan masyarakat tidak akan bisa tercapai kalau hubungan ketiga unsur tersebut tidak seimbang dan tidak harmonis,” ujar Pastika yang mantan Kapolda Bali ini.

Kata Pastika, konsep ini terimplementasikan dalam segala aspek kehidupan sehari-hari di Pulau Dewata, sehingga Bali dijuluki dengan banyak nama, seperti ‘the Island of Paradise’, ‘The Island of God’, ‘The Island of Peace’ and ‘the Island of Love’.

“Situasi dan kondisi inilah yang membuat pulau Bali selalu dijadikan referensi untuk pelaksanaan event besar seperti Miss World, APEC Summit 2013, Bali Democracy Forum, Bali Culture Forum, WTO Summit dan lain-lain,” tandas Pastika.

Untuk itu, Gubernur Pastika mengharapkan dari seminar ini dapat dihasilkan sesuatu yang bermanfaat untuk pembangunan ekonomi dan lingkungan Bali.

Seminar yang bertajuk “A Comprehensive Study in Asian Ekonomi” ini menghadirkan beberapa pembicara internasional seperti Prof. Dr Edwardo Marzan Jr dari Philipina, Prof. Dr. Carmen Costea dari Rumania dan Prof. Dr. Saadiah Mohamad dari Malaysia.

Kegiatan yang berlangsung hingga 30 Oktober 2013 ini terselenggara atas kerja sama beberapa perguruan tinggi seperti Universitas Presiden Jakarta, Universitas Pancasila Jakarta, Universitas Pembangunan Nasional Jakarta, Unversitas Mahasaraswati, Denpasar, dan Universitas Dwijendra Denpasar.

Dalam seminar ini dibahas sebanyak 61 paper dan diikuti oleh 194 peserta yang terdiri dari para dosen, para pelaku bisnis, peneliti, mahasiswa dan lain-lain baik dari dalam negeri maupun luar negeri. (der)

Urban Outing Class

‘Urban Outing Farming’ di Denpasar Libatkan Siswa SMP

inilahbali.com, Denpasar: Salah satu dampak tingginya urbanisasi di Kota Denpasar adalah makin menyempitnya lahan pertanian. Akibatnya produk-produk yang bisa langsung bisa dinikmati langsung pun dalam kehidupan sehari-hari pun juga terbatas.

Kondisi ini mendorong Pemkot Denpasar untuk menggelar gerakan ‘Urban Outing Farming’. Yakni upaya semaksimal mungkin dalam memanfaatkan lahan yang terbatas dengan menanam bahan pahan untuk konsumsi sendiri.

Melalui tema gerakan tersebut, Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPM Pemdes) bersama Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar menggelar outing class yang mencoba menyosialisasikan dan merekonstruksi pemikiran khusunya generasi muda agar dapat menciptakan ketahan pangan masyarakat khususnya bagi keluarga. Acara outing class dilaksanakan Sabtu (12/10) di Banjar Cengkilung dengan melibatkan siswa SMPN 12 dan SMAN 8 Denpasar.

Kepala BPM Pemdes Kota Denpasar, Made Mertajaya mengatakan acara outing class ini sebagai upaya Pemkot Denpasar dengan slogan “Generation vegetable gardening is fun” untuk mengajak generasi muda kota secara bersama-sama memiliki tanggung jawab terhadap dinamika kota khusunya dalam hal ketahanan pangan.

Menurut Mertajaya, kegiatan berkebun dalam lahan yang terbatas akan menjadi kegiatan yang menyenangkan, dan hasil akhirnya diharapkan masing-masing rumah keluarga akan menjadi agen perubahan dalam hal urban farming sesuai semangat Hijau Kotaku Rumahku.

Kondisi akan menjadi tantangan ke depan Pemerintah Kota Denpasar untuk meningatkan pengetahuan dan ketrampilan khusunya kepada para siswa sebagai agen perubahan untuk dapat memaksimalkan potensi lahan pekarangan yang memiliki fungsi seperti menghasilkan beraneka ragam bahan pangan, sumber daya yang dapat memberikan sumbangan ekonomi yang berarti bagi kehidupan rumah tangga, serta manfaat ekologis yang sangat dibutuhkan sebagai akibat perubahan cuaca dan iklim.

“Seperti PKK Banjar Cengkilung yang telah mampu melaksanakan urban farming di masing-masing rumah tangga dengan menanam tomat, terong, dan sayur-sayuran yang berdampak pada pemenuhan kebutuhan pangan sehari-hari,” ujar Mertajaya sembari mengatakan kegiatan ini juga serangkaian peringatan Hari Pangan se-Dunia yang akan dilaksakan di Desa Budaya Kertalangu pada Novermber mendatang.

Sebelum melakukan outing class, para siswa juga diberikan pemahaman terkait urban farming oleh IGAN Anggreni dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar. Berkebun, kata dia, merupakan kegiatan yang mengasyikkan, apalagi pelajaran berkebun dulunya sangat dimintai para siswa.

Namun kondisinya kini jauh berbeda. Keterbatasan lahan membuat kegiatan berkebun semakin sulit ditemukan. Melalui gerakan urban farming para siswa dapat menanam bahan pangan sendiri seperti sayur-sayuran sehingga nantinya dapat dikonsumsi sendiri.

Walaupuan dengan lahan terbatas, para siswa dapat melakukan cara-cara kreatif untuk menyediakan tempat tumbuh bagi tanaman pangan selama ada udara dan cahaya matahari, tanaman pasti dapat tumbuh.

“Saya berharap kegiatan urban farming ini dapat menjadi pembelajaran di sekolah dengan mengguankan bahan bekas seperti tong sampah bekas dan bahan lainnya yang dimanfaatkan untuk menanam tanaman pangan,” ujar Anggreni. (der)

Bupati Geredeg Kecewa di “Rumah Pintar”

Geredeg kecewa di rumah pintarinilahbali.com, Karangasem: Bupati Karangasem I Wayan Geredeg tampak kecewa ketika mendapati kondisi gedung “Rumah Pintar” di Desa Munti Gunung yang tidak beres. Padahal baru saja selesai diupacarai pemlaspasan.

Ketidakberesan itu terlihat dari hasil pengerjaan akhir pada tembok penyengker, tangga, sebagian dinding ruangan retak dengan kualitas rendah. Padahal sesuai rencana, Rumah Pintar ini bakal ditinjau juga oleh Nyonya Ani Yudhoyono.

Terhadap kondisi tersebut, Geredeg meminta BPMPD selaku leading sector agar segera melakukan penanganan kelemahan kondisi fisik bangunan agar memenuhi syarat kualitas standar. Di samping itu agar menyiapkan pelaksanaan program sesuai misi awal pendirian Rumah Pintar. Dan juga diharapkan instansi terkait untuk melengkapi semua kelengkapan pengadaan bangku dan lainnya.

Seperti diketahui, Rumah Pintar berukuran 20 X 18 meter ini didanai Rp200 juta. Bangunan ini terdiri dari 5 jenis ruangan utama di antaranya 4 ruang untuk sentra dan 1 ruangan untuk administrasi.

Sarana Rumah Pintar berorientasi pada program pembelajaran mengoptimalkan potensi multiple inteligence dan lifeskill dengan pengelompokan sarana meliputi buku, CD interaktif, permainan edukatif dan panggung mini.

Sedangkan pegembangan 5 sentra terdiri dari sentra buku untuk menyediakan buku bacaan, sentra bermain merupakan permainan edukatif bagi tumbuh kembang anak, sentra panggung peyediaan ruang aktivitas dan kreasi anak, sentra komputer penyediaan sarana teknologi komunikasi dan sentra kriya untuk ketrampilan dan kecakapan hidup sesuai kebutuhan.

Pelaksanaan kegiatan yang difasilitasi di Rumah Pintar antara lain membaca buku, menonton secara interaktif melalui komputer, menonton VCD secara pasif, bermain peran, berkesenian dan berapresiasi menonton kegiatan panggung dan pengembangan kecakapan hidup ramaja dan ibu usia produktif.

Program Rumah Pintar dianggap berhasil apabila 80% peserta mampu memanfaatkan pengetahuan yang diperoleh untuk meningkatkan kualitas hidup dan perekonomian masyarakat. Program pendidikan keaksaraan wirausaha ini tidak menargetkan jumlah lulusan tetapi peserta memiliki ketrampilan hidup untuk menolong dirinya sendiri. (ana)