Tag Archives: slider

UU Desa Berpeluang Kuatkan Desa Adat di Bali

SAMSUNG CAMERA PICTURES

inilahbali.com, BANGLI – Undang-undang (UU) No. 6 Tahun 2014 tentang Desa dinilai berpeluang untuk menguatkan keberadaan Desa Adat atau Desa Pakraman di Bali. Untuk itu, peluang ini harus diambil oleh masyarakat Bali agar Desa Adat mampu membentengi seni, adat dan budaya dari ancaman kehancuran.

Demikian yang terungkap pada acara sosialisasi tentang UU Desa di depan ratusan Perbekel dan Bendesa Adat yang menjadi prajuru Majelis Desa Adat se-Kabupaten Bangli, Sabtu, 6/9. Pada acara itu hadir anggota DPR RI, Dr. Ir. I Wayan Koster, M.M didampingi Bendesa Agung Majelis Utama Desa Pakraman (MUDP) Provinsi Bali, Jro Gede Suwena Putus Upadesa, Bupati Bangli, I Made Gianyar, unsur Muspida Bangli dan lainnya.

Pada acara itu, Wayan Koster menjelaskan secara detail pasal demi pasal UU Desa sekaligus menjawab berbagai pertanyaan dan silang pendapat terkait pelaksanaan UU Desa ini. Melalui UU Desa ini, pemerintah mengarahkan pembangunan mulai dari Desa. Pendekatan ini sangat berbeda dibandingkan dengan era sebelumnya.

Foto ilustrasi: Seni dramatari adalah salah satu bentuk dari  budaya Bali yang  erat kaitannya dengan keberadaan Desa Adat atau Desa Pakraman di Bali.

Foto ilustrasi: Seni dramatari adalah salah satu bentuk dari budaya Bali yang erat kaitannya dengan keberadaan Desa Adat atau Desa Pakraman di Bali.

Dalam penjelasannya, Koster menyinggung pasal 6 ayat 2 UU Desa yang mengharuskan Bali memilih salah satu dari dua jenis Desa yang ada di Bali. Jika harus memilih, maka menurut Koster mestinya pilih Desa Adat karena Desa Adat ini telah ada jauh sebelum diberlakukannya Desa Dinas.

Menurut politisi asal Bali Utara Buleleng ini, sejak diterbitkannya UU Nomor 5 Tahun 1979, eksistensi Desa Adat di Bali semakin terpinggirkan, padahal tugas-tugasnya sangat berat dalam memelihara adat dan budaya Bali. Dilihat dari kesejahteraannya, nasib para Bendesa Adat di Bali sangat memprihatinkan. Ini berbeda dengan kesejahteraan para Perbekel dan Lurah.

“Jadi Undang-undang Desa ini memberikan peluang kepada masyarakat Bali untuk menguatkan eksistensi Desa Adat sehingga peluang ini harusnya dimanfaatkan dengan baik,” tandas Koster.

Koster melihat telah terjadi ketidakadilan dalam memperlakukan Desa Adat di Bali saat ini. Kata dia, jika pun Desa Adat diberikan bantuan oleh pemerintah daerah, itu karena good will atau kebaikan pemerintah daerah, bukan karena desa adat memiliki hak sebagaimana diatur dalam UU Desa.

Ia menjelaskan, melalui UU Desa, seluruh Desa Adat memiliki peluang untuk menjadi subyek hukum yang selama ini tidak pernah diperolehnya. Dengan menjadi subyek hukum, maka Desa Adat berhak menerima anggaran pembangunan baik dari pemerintah pusat melalui DAU APBN dan ADD dari pemerintah daerah dan sumber pendapatan lain sehingga akan lebih mandiri, terhormat dan bermartabat.

Adanya anggapan dan kekhawatiran bahwa Desa Adat diitervensi oleh Pemerintah, Koster membantahnya. UU Desa Bab XIII ada Ketentuan Khusus tentang Desa Adat. Menurut Koster, Bab XIII mulai dari pasal 96 sampai dengan pasal 111 memberikan kewenangan dan otonomi kepada Desa Adat untuk mengatur wilayahnya sendiri.

“Saya berjuang keras untuk menggoalkan ketentuan tentang Desa Adat ini agar masuk dalam Undang-Undang Desa” , ujarnya.
Warisan Leluhur

Alasan mendasar kenapa Bali harus mendaftarkan Desa Adat adalah agar adat tradisi, seni dan budaya peninggalan tetua Bali tidak semakin luntur sehingga tetap akan lestari. Adat, tradisi, dan seni budaya Bali itu warisan para leuhur yang mesti dilestarikan sampai ke generasi berikutnya. Ia kawatir, jika Desa Adat tidak didaftarkan, maka adat, seni dan budaya Bali itu akan semakin terpinggirkan dan akhirnya hilang dari kehidupan orang Bali.
Ia menyayangkan pihak-pihak yang tidak setuju Desa Adat didaftarkan sebagai orang yang takut kehilangan pengaruhnya di desa dan kurang peduli terhadap upaya pelestarian adat Bali.

“Jika kita berpikir jangka panjang untuk kelestarian adat dan budaya Bali, maka kepentingan sempit yang bersifat jangka pendek semestinya disingkirkan dulu dan kepentingan umum Bali ke depan yang lebih diutamakan” ajaknya.

Di sela-sela sosialisasi itu, seorang tokoh dari Kabupaten Badung yang mengaku sangat cinta Bali menghimbau masyarakat Bali jangan memilih calon bupati atau calon gubernur yang punya tendensi tidak mendaftarkan Desa Adat.  Kata dia, jika Desa Adat berubah menjadi Desa Dinas, sesuai Pasal 100 UU Desa, maka seluruh aset dan kekayaan yang ada di desa tersebut akan beralih menjadi aset dan kekayaan desa dinas sedangkan Desa Adat hanya tinggal kenangan.

Dan pada gilirannya tidak diakui punya wilayah dan tidak diakui punya warga desa adat karena semua telah menjadi milik Desa Dinas. (ana)

Lagi, Satpol PP Denpasar Tertibkan Ratusan Lapak dan Rombong PKL

Satpol PP Kota Denpasar tengah menertibkan lapak dan rombong PKL.

Satpol PP Kota Denpasar tengah menertibkan lapak dan rombong PKL.

inilahbali.com, DENPASAR – Seperti tak mengenal kata lelah. Ya itulah kinerja Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Denpasar dalammenegakkan Perda No. 3 Tahun 2000 tentang Kebersihan dan Ketertiban Umum.

Kali ini, Rabu (3/9) operasi penertiban yang dipimpin langsung Kepala Satpol PP,Ida Bagus Alit Wiradana menyasar ratusan lapak dan rombong Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berjualan di atas trotoar dan telajakan toko di kawasan Sanggaran, Pegok dan sepanjang Jalan Raya Sesetan Denpasar Selatan.

“Lapak dan rombong pedagang kaki lima yang berjualan di atas trotoar sangat mengganggu para pejalan kaki, sehingga harus ditertibkan,” tandasnya di sela-sela penertiban.

Menurut Wiradana, keberadaan rombong dan lapak PKL di atas trotoar dinilai sangat menggangu pejalan kaki. Selain itu banyak terdapat bangunan yang tidak permanen menyerobot badan trotoar sehingga membuat wajah kota kumuh dan merusak keindahan yang jelas-jelas melanggar Perda No. 3 Tahun 2000 tentang Kebersihan dan Ketertiban Umum.

Dalam penertiban kali ini berjalan lancar karena melibatkan anggota TNI, Polri, Desa/Kelurahan terkait. Dari operasi ini, Tim penertiban berhasil mengangkut empat truk lapak dan rombong dagangan yang berjualan di atas trotoar dan di pinggir jalan untuk dibawa ke kantor Dinas Satpol PP Kota Denpasar sebagai barang bukti tindak pidana ringan.

Guna mempersempit celah terjadinya pelanggaran kembali, pihak Satpol PP juga akan melakukan penertiban di malam hari, agar para pedagang memiliki rasa jera. Ia juga mengimbau kepada para PKL agar tidak berjualan di atas trotoar, karena penertiban ini akan dilakukan secara berkelanjutan hingga Kota Denpasar menjadi bersih, dan indah.

Lurah Sesetan, Nyoman Agus Marhardika mengaku sebelumnya telah melakukan pembinaan kepada para pelaku PKL, namun tetap saja membandel. Untuk itu pihaknya meminta bantuan Satpol PP Kota Denpasar untuk menindak tegas. (ana)

RMHC Peduli Jawa-Bali Sukses Imuninasi 4 Ribu Anak

Anak-anak SD di Bali pada rangkaian acara RMHC Peduli Jawa-Bali di McD Kebo Iwa Denpasar.

Anak-anak SD di Bali pada rangkaian acara RMHC Peduli Jawa-Bali di McD Kebo Iwa Denpasar.

inilahbali.com, DENPASAR – Yayasan Ronald McDonald House Charities (YRMHC) melalui program Ronald McDonald Care Mobile (RMHC) Peduli Jawa-Bali akhirnya sukses mengimunisasi 4 ribu lebih anak yang tersebar di 11 kota yang berakhir di McDonald’s Jalan Kebo Iwa Denpasar, Selasa (2/9).

“Dari 4.000 anak yang kami targetkan ternyata realisasinya hingga 4. 250 orang anak,” sebut Marketing Communication Manager YRMHC, Rini T Wardani, di Denpasar.

Program RMHC Peduli Jawa-Bali ini, jelas Rini, diawali dari kota Cirebon, Semarang, Yogyakarta, Solo, Gresik,Sidoarjo yang berlanjut ke beberapa kabupaten di Bali seperti Tabanan, Badung yang berakhir di Denpasar.

Menurut Rini, program RMHC ini merupakan komitmen YRMHC untuk mengusahakan agar lebih banyak lagi anak-anak Indonesia yang menerima manfaat khususnya bantuan pelaksanaan imunisasi campak untuk mendukung kesehatannya di masa mendatang.

“Dengan tercapainya empat ribu lebih anak yang diimunisasi, kami mengucapkan terima kasih atas bantuan dan kerja sama berbagai pihak sehingga program yang bertepatan dengan Bulan Imunisasi Anak Sekolah selama Agustus 2014 ini dapat berjalan dengan baik,” ujar Rini.

Di Bali sendiri, program ini terlaksana di sejumlah SD di Tabanan, Badung dan Denpasar yang jumlahnya sekitar 600 orang anak. Total biaya program MRHC Peduli Jawa-Bali ini mencapai ratusan juta rupiah.

Program MRHC tahun ini, kata Rini, adalah yang kedua kalinya setelah dimulai tahun lalu. Hanya saja tahun 2013  menyasar beberapa kota/kabupaten di wilayah di Jawa saja yang saat itu berhasil mengimunisasi 2.771 orang anak.

Berbagai Program

Yayasan RMHC yang yang berdiri sejak 14 Februari 1974 adalah merupakan lembaga nirlaba ini memiliki manajemen terpisah dengan McDonald’s Indonesia. Dalam 3 hingga 5 tahun ke depan, program Yayasan RMHC akan difokuskan kepada imunisasi dan program-program lain yang berkaitan dengan kesehatan anak-anak.

Saat ini programyang diimplementasikan oleh Yayasan RMHC adalah Ronald McDonald Care Mobile, Ronald McDonald Family Room,dan Ronald McDonald House,yakni rumah singgah sementara bagi pasien anak penyakit kritis yang berada di kompleks rumah sakit dan ditinggali pasien dengan biaya sangat murah.

Rumah singgah saat ini tengah dibangun atas bantuan hibah bangunan oleh donatur di Jakarta. Dengan luas lahannya 400 M2 dua lantai berkapasitas 8 kamar, ditarget rampung November tahun ini.

“Rumah singgah ini hanya diperuntukkan bagi pasien anak di RS Fatmawati yang memerlukannya,” ujar Rini. Rencananya pengguna kamar hanya dipungut Rp10 ribu per hari.

Biaya pembangunan dan perlengkapan rumah singgah ini, diluar biaya operasional dan lahan mencapai Rp1,5 hingga Rp2miliar. (ana)

Angka Kematian Ibu Melahirkan di Bali Jauh di Bawah Nasional

dr. Made Suyasa Jaya,Sp.OG, Ketua Panitia Pelaksana PIT XXI POGI di Bali.

dr. Made Suyasa Jaya,Sp.OG, Ketua Panitia Pelaksana PIT XXI POGI di Bali.

inilahbali.com, DENPASAR – Jumlah kasus kematian ibu melahirkan di wilayah Bali rata-rata 80 hingga 90 orang per tahun. Angka ini jauh di bawah nasional yang mencapai rata-rata 200 an orang per tahunnya.

“Jika dibandingkan dengan rata-rata nasional, jumlah kematian ibu melahirkan di Bali jauh lebih rendah yakni berkisar 80 sampai 90 orang per tahun,” ujar Ketua Panitia Pelaksana Pertemuan Ilmiah Tahunan XXI Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI), dr. Made Suyasa Jaya, Sp.OG (K) di sela-sela acara bersih-bersih di pantai Sanur Bali, Rabu (27/8).

Menurut Suyasa yang juga Ketua POGI Cabang Denpasar ini, rendahnya kasus kematian ibu melahirkan di Bali antara lain karena wilayah Bali sangat memungkinkan dijangkau hingga ke pelosok, selain juga faktor kondisi puskesmas yang sudah bagus.

Meski capaian angka kematian ibu melahirkan jauh di bawah nasional, namun pihak POGI di Bali khususnya Denpasar terus gencar melakukan berbagai langkah agar kasus kematian ibu melahirkan bisa lebih ditekan lagi. Salah satunya programnya adalah “Peduli Remaja” yakni melakukan ceramah dan penyuluhan tentang kesehatan alat reproduksi khususnya menyasar kalangan remaja putri.

Bahkan terkait dengan program ‘Peduli Remaja’ itu, lanjut Suyasa, pihak POGI Denpasar mengusulkan agar materi pelajaran tentang kesehatan alat reproduksi bisa dimasukkan ke dalam kurikulum SMP dan SMA, yang di dalamnya juga mengajarkan tentang moral dan etika.

“Jadi bagi kami di POGI, di sekolah perlu juga diajarkan tentang pendidikan kesehatan reproduksi yang berkaitan juga dengan moral dan etika,” ujar Suyasa.

Pihak pemerintah yang punya dana dan program juga diharapkan mampu menciptakan iklim yang sehat bagi perkembangan remaja seperti dibuat taman-taman bacaan, rekreasi yang positif sehingga mampu menghindarkan remaja putri dari pergaulan bebas.

“Pemerintah yang punya dana dan program diharapkan mampu jadi komando dalam menciptakan iklim yang sehat bagi remaja,” harap Suyasa Jaya. Sedangkan POGI sebagai organisasi sosial tetap akan melangkah walau biasanya hanya selangkah.

Dalam pertemuan ilmiah tahunan ini, selain membahas berbagai keilmuan obstetri dan penyakit kandungan juga membuat anggaran dasar dan rumah tangga (AD/ART) guna menghadapi pasar bebas yang nantinya membolehkan dokter kandungan asing bekerja di Indonesia.

Sekilas POGI
POGI didirikan di Jakarta pada 5 Juli 1954, dengan ketua pertamanya Prof. Dr. Sarwono Prawirohardjo, Sp.OG (1954-1963). Hingga kini POGI menjadi satu-satunya organisasi profesi yang menghimpun dokter spesialis obstetric dan ginekologi di Indonesia.

Dalam visinya, POGI ingin menjadi organisasi pelopor dalammemperjuangkan hak-hak kesehatan reproduksi untukmencapai taraf kesehatan yang optimal di Indonesia. (ana)

Denpasar Film Festival Kian Eksis

dff 2014

 

 

inilahbali.com, DENPASAR – Ajang Denpasar Film Festival (DFF) yang tahun ini memasuki yang ke-5 tampak semakin eksis. Walikota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra pun menyampaikan apresiasinya karena pelaksanaan DFF ini makin stabil.

Menurut orang nomor satu di Pemkot Denpasar ini, saat memikirkan cara mengembangkan ekonomi di Denpasar, maka perlu memajukan ekonomi budayanya. Pihaknya pun mencari akar budayanya hingga akhirnya ketemu dengan konsep kreatif berbasis budaya. Meski diakui banyak yang mengkritik dan banyak tantangan, namun pihaknya tetap mencari yang terbaik maupun jalan tengah.

”Bahwa visi ini sangat mulia sekali karena mampu memahami dan mengeksplorasi intelek ritual kita terhadap apa yang kita dimiliki akan mampu merevitalisasi, menguatkan dan mengembangkan,” kata Rai Mantra, saat penyerahan penghargaan kepada pemenang film terbaik pada Malam Penganugerahan DFF 2014, di Danes Art Veranda Denpasar, Sabtu (23/8).

Menurut Rai Mantra, dengan banyaknya kegiatan maupun kreator-kreator di Denpasar telah membantu keberlangsungan DFF hingga sudah menginjak tahun kelima. Hal ini merupakan hal yang terbaik dan semakin lama jumlah pesertanya juga semakin banyak bahkan semakin banyak yang memahami masalah perfilman.

Rai Mantra juga meminta agar anak-anak di Kota Denpasar terus berkreatif mulai dari tindakan hingga kebiasaan, karena hal itu juga akan ikut mengantarkan masa depan yang lebih baik. Sebab untuk menentukan nasib, bukan dengan otot besar maupun duit banyak, tapi perlu karakter yang bisa menjadikan orang itu baik dan berguna.

”Untuk itu saya ucapkan selamat kepada pemenang dan saya harapkan kreatif ini bisa ditularkan kepada teman-teman sehingga kegiatan ini bisa berlanjut,’’ kata Rai Mantra.

Sementara Direktur Denpasar Film Festival, Agung Bawantara mengatakan, Denpasar Film Festival merupakan sebuah ajang film dokumenter yang mengusung semangat kebersamaan di tengah keragaman. Kegiatan ini pertama kali diselenggarakan pada tahun 2010 pada Pesta Kesenian Bali dengan nama Festival Film Dokumenter Bali (FFDB).

Selain lomba festival juga menggelar pelatihan pameran, jumpa maestro dan pemutaran film. Untuk pelatihan diselenggarakan bergiliran di seluruh kota kabupaten di Bali.

Agung menjelaskan pada tahun 2012, FFDB disokong oleh Pemerintah Kota Denpasar dan Arti Foundation yang saat itu acaranya digelar di dua tempat, yakni Auditorium Stikom Bali dan Aerowisata Sanur Beach Hotel, Sanur Denpasar.

Namun dalamperjalannya, sejak 2013 FFDB berganti nama menjadi Denpasar Film Festival (DFF). Dan mulai tahun 2014 ini DFF juga menyelenggarakan lomba dengan dua katagori yakni umum dan pelajar. Katagori umum diperuntukkan bagi peserta di seluruh Indonesia, sedangkan katagori pelajar diperuntukkan hanya bagi para pelajar di Kota Denpasar dan delapan Kabupaten.

“Yang lebih menarik, dalam Denpasar Film Festival tahun ini juga digelar pameran foto,” ungkap Agung Bawantara. Jumlah peserta yang mengikuti Denpasar Film Festival tahun ini sebanyak 48 peserta dari seluruh Indonesia. (ana)

Gerakan Penghijauan Bali Tanam Ribuan Tanaman Langka

gerakan penghijauan-1

 

inilahbali.com, TABANAN – Gerakan Penghijauan dan Kebersihan Lingkungan (GPKL) kembali digalakkan di Bali. Pada kegiatan ini ditanam ribuan pohon langka/upakara, selain juga tanaman kehutanan, dan bibit bambu di kawasan Pura Pucak Padangdawa, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan, Jumat (22/8).

Gerakan yang dimotori Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Bali ini menggandeng sejumlah instansi seperti UPT Balai Pembibitan Tanaman Hutan (BPTH), BPD Bali, PT Indonesia Power, PT. Tirta Investama Aqua Mambal, dan PT. Karya Tangan Indah.

JUmlah keseluruhan tanaman yang ditanam mencapai 2.500 tanaman langka/ upakara serta tanaman kehutanan dan bambu, termasuk seribu tanaman langka dari BLH Bali untuk membangun “taman kehati/arboretum”.

Tanaman tersebut ditanam di sekitar areal Pura, areal parkir dan sempadan sumber mata air (Beji). Selain itu juga diserahkan sarana seperti tong sampah, gerobak sesuai kebutuhan yang disampaikan pengemong Pura sebelumnya. Bahkan juga pada saat itu disediakan sepit, kantong plastik dan konsumsi nasi bungkus.

Gubernur Bali Made Mangku Pastika dalam sambutannya yang disampaikan Kepala BLH Provinsi Bali, Ir. I Nyoman Sujaya, MT menyampaikan bahwa kegiatan gerakan ini sebagai upaya konservasi sumber daya alam guna mempercepat terwujudnya Bali Green Province dan sekaligus serangkaian peringatan HUT ke-56 Provinsi Bali dan sekaligus HUT ke-69 Proklamasi RI.

“Dalam usianya yang ke-56 tahun ini, Provinsi Bali melalui BLH juga memperingatinya melalui kegiatan yang produktif, yaitu menggiatkan tanam pohon dan kebersihan lingkungan. Kita dipelihara oleh lingkungan dan sepatutnya kita juga memeliharanya untuk menjaga kesinambungan alam dan kehidupan ini,” ujarnya.

Gerakan penghijauanini juga bertujuan menyelamatkan keanekaragaman hayati tanaman endemis khas Bali untuk menunjang penyediaan bahan upakara dalam Upacara Agama Hindu khususnya di Pura Pucak Padangdawa, dan kegiatan upacara Agama Hindu khususnya di Pura Pucak Padangdawa, dan kegiatan upacara yang dilaksanakan di Desa Bangli.

Dengan demikian diharapkan Desa Bangli akan memiliki “Taman Kehati (keanekaragaman hayati) flora/tanaman” yang diharapkan akan dapat menjaga keseimbangan ekosisitem lainnya termasuk fauna/satwa langka/khas Bali yang dibutuhkan dalam yadnya yang berkelanjutan (cakrayadnya), serta terlestarikannya sumberdaya air di kawasan tersebut.

Disamping gerakan penghijauan dilakukan pula gerakan kebersihan untuk memulihkan dan menanggulangi kerusakan serta pencemaran lingkungan hidup di kawasan suci Pura Pucak Padangdawa dan lingkungan Desa Bangli serta bermakna untuk melaksanakan konservasi terhadap lahan dan air.

Gubernur juga mengajak masyarakat untuk ikut menanam dan memelihara pohon untuk pelestarian lingkungan.

“Marilah kita lakukan penanaman pohon sebanyak-banyaknya, tiada hari tanpa menanam. Satu orang satu tanaman. Saya yakin pohon yang kita tanam kali ini akan tumbuh dengan baik, karena ditanam berlandaskan niat ketulusikhlasan. Mari tunjukkan bhakti kita kepada bumi, alam lingkungan tempat hidup kita,” ajaknya. (ana)

Gubernur Bali Setuju Bandara di Buleleng Dibangun di Atas Laut

inilahbali.com, DENPASAR – Gubernur Bali Made Mangku Pastika setuju pembangunan bandara di Kubutambahan Kabupaten Buleleng, kawasan Bali Utara di alat laut. Lokasi lahan akan menggunakan hasil reklamasi laut seluas 600 hektar sehingga tidak sampai mengorbankan lahan pertanian.

Hal itu disampaikan Pastika ketika mendengarkan paparan dari konsultan asal Kanada Airport Kinesis yang dipimpin oleh Komisioner Perdagangan, Kedutaan Besar Kanada, Tommy Ruslim di ruang kerja Gubernur, Rabu (20/8).

Pemaparan dari tim konsultan ini merupakan yang ketujuh kalinya, dan Pastika mengapresiasi karena rancangannya sudah mendekati kesempurnaan.

“Bandara di Buleleng sudah pasti ditentukan di Kubutamban, dan di sana banyak terdapat lahan persawahan kelas satu. Jadi jika sampai dikorbankan dikhawatirkannya akan mengganggu produksi pangan di sana,” jelasnya.

Untuk memperdalam kajian dari Airport Kinesis Canada, Pastika meminta agar dipastikan survey tentang kedalaman laut disana, karena menurutnya perairan di sekitar Kubutambahan sangat dalam dan ombaknya cukup besar, agar tidak mengganggu pembangunan Bandara.

Lebih lanjut, Pastika meminta kepada pihak konsultan untuk mempersiapkan pemaparan yang lebih mendetail tentang dana, manajemen dan masa depan bandara jika dibangun. Sebab menurutnya pembangunan proyek ini harus benar-benar menguntungkan Bali.

“Saya minta kejelasan dari anda, nilai lebih apa yang bisa anda tawarkan kepada kami, karena selain Airport Kinesis Canada, masih akan ada dua konsultan lagi akan bersaing,” tambahnya.

Selain masalah teknis, Gubernur juga menyoroti masalah administrasi yaitu persetujuan dari Kementrian Perhubungan. Dia mengkhawatirkan dengan masa transisi politik sekarang ini berpengaruh terhadap kelancaran administrasi di kementrian terkait. “Jika sudah turun dari Kementrian Perhubungan, pasti saya terbitkan surat rekomendasi untuk anda dan konsultan lainnya,” tandasnya.

Sementara itu, perwakilan dari Airport Kinesis Canada, Shad Serroune, memaparkan penyempurnaan konsep pembangunan bandara di Bali Utara. Dengan mengusung nama “Dwijendra International Airport”, pembangunan bandara ini bertujun untuk mengatasi kekroditan di wilayah Balil Selatan.

Pembangunan bandara di lautan yang rencanya akan mereklamasi lautan ini, diperkirakan akan membutuhkan 134 juta kubik tanah dengan kedalaman tidak lebih dari 100 meter. Lebih lanjut dia menjelaskan selain membangun bandara, Airport Kinesis memberikan penawaran yang lebih, yaitu pembangunan rumah sakit, pusat pendidikan dan pelatihan tentang kedirgantaraan, dan pembangunan serta pengoperasian bandara akan mengusung konsep ramah lingkungan.

Selain itu, Shad Seraounne juga menjanjikan pembangunan bandara ini akan membuka banyak lowongan pekerjaan bagi tenaga kerja lokal. Rencananya selain melayani penerbangan domestik, bandara ini juga akan melayani penerbangan internasional. Dia meyakinkan jika surat ijin dari Kementrian Perhubungan bisa terbit bulan oktober 2014, maka jika terpilih pengerjaan bisa dilaksanakan awal tahun depan.

Mengenai masalah administrasi, Gubernur meminta pihak Airport Kinesis bekerja bersama dengan pemprov Bali memantau surat ijin di kementrian Perhubungan, agar bisa cepat terealisasi.

Pada pertemuan itu juga dihadiri Asisten Ketataprajaan Dewa Putu Eka Wijaya Wardana, SH, MH, Kepala Bappeda Prov Bali, Putu Astawa beserta Karo Humas prov Bali, Dewa Gede Mahendra Putra. (ana)

Gubernur Bali Minta KPID Bertindak ‘Out of the Box’

inilahbali.com, DENPASAR – Gubernur Bali Made Mangku Pastika meminta KPID (Komisi Penyiaran Indonesia Daerah) Provinsi Bali untuk berpikir dan bertindak secara out of the box. Tujuannya agar bisa mengetahui kondisi dan perkembangan informasi dunia luar.

“Tolong KPID berpikir dan bertindak out of box. Kalau tetap berada di dalam box atau kotak, maka kalian tidak akan mendapatkan informasi mengenai perkembangan dunia luar,” ujar Pastika saat menerima audiensi Ketua KPID Provinsi Bali, (20/8) di ruang kerjanya.

Kata Pastika, agar dikenal oleh masyarakat hendaknya KPID memahami dan mencapai ekspektasi masyarakat terhadap organisasi tersebut. Pastika juga menambahkan jika ingin lebih eksis, KPID harus berani membuat terobosan-terobosan baru di bidang penyiaran serta berani untuk menegur bahkan mencabut ijin stasiun TV jika memang sudah melanggar dan meracuni pikiran masyarakat.

“Seorang pemimpin itu harus berani menjadi true leader di saat krisis, disaat krisislah kita sebagai pemimpin harus maju, pemimpin memang manusia namun harus berani menjadi manusia bukan biasa”, tegasnya.

Ketua KPID Provinsi Bali, A.A Gede Rai Sahadewa, SH dalam laporannya menyampaikan program kerja KPID dan hal-hal yang telah dilakukan selama ini agar lebih dikenal oleh masyarakat seperti melakukan sosialisasi dan terobosan yakni berupa pesan layanan masyarakat yang tidak menggunakan anggaran dan di sebarkan kepada lembaga penyiaran di seluruh bali terutama radio.

Selain itu mulai tahun 2018, Indonesia juga wajib mengubah layanan TV dari analog menjadi digital, menurutnya saat ini sudah sebanyak 22 TV yang mengajukan untuk menggunakan layanan digital. Namun Sahadewa menambahkan bahwa keputusan TV digital sepenuhnya merupakan kewenangan dari KOMINFO, KPID hanya berkewajiban mengeluarkan ijin dari TV digital tersebut.

Ia juga menyampaikan bahwa jika menggunakan TV digital, maka frekuensi akan tidak terbatas yakni bisa sampai 45 frekuensi. Dalam kesempatan tersebut, ia juga menambahkan bahwa saat ini walaupun belum semua stasiun TV yang menjalankan, namun KPID sudah mewajibkan bahwa untuk TV yang menyiarkan program di Provinsi Bali maka harus menyiarkan konten lokal minimal 10% seperti tayangan Puja Tri Sandya dan lain-lain.

Mengenai upaya KPID untuk melakukan sosialisasi, Pastika mengapresiasi namun ia menghimbau agar KPID lebih berani dan cerdas dalam menindaklanjuti tayangan yang tidak sesuai di TV agar tidak meresahkan masyarakat. (ana)

Pemprov Bali Bantu Desa Pakraman 1.480 Unit Sepeda Motor

inilahbali.com, JEMBRANA – Pemprov Bali telah menganggarkan bantuan hibah sepeda motor sebanyak 1.480 unit kepada seluruh Desa Pakraman (Adat) di Bali pada tahun anggaran 2014 ini. Total nilainya Rp 23.680.000.000 dengan harga per unitnya Rp15.474.000.

“Penyerahan bantuan hibah sepeda motor kepada Desa Pakraman ini dilakukan bergiliran kesembilan kabupaten/kota di Bali mulai 15 hingga 29 Agustus,” ujar Kepala Biro Aset Setda Provinsi Bali, I Ketut Adiarsa dalamlaporannya pada acara penyerahan secara simbolis 64 sepeda motor kepada Desa Pakraman di Kabupaten Jembrana oleh Wakil Gubernur Bali, Ketut Sudikerta, Senin (18/8).

Sepeda motor ini nantinya menjadi aset dari Desa Pakraman sehingga ia berharap Desa Pakraman bisa memanfaatkan sepeda motor dengan baik sesuai kebutuhannya.

Wagub Ketut Sudikerta mengatakan, bantuan hibah sepeda motor ini sebagai bentuk perhatian serta komitmen Provinsi Bali untuk melestarikan lembaga adat, agama dan budaya menuju Bali Mandara (maju, aman, damai dan sejahtera).

Sebelumnya, penyerahan bantuan sepeda motor dilakukan kepada Desa Pakraman di Pemkot Denpasar.

Selain bantuan sepeda motor, Desa Pakraman juga dibantu dana hibah yang mulai tahun 2015 ditingkatkan menjadi Rp200 juta per desa. Dana ini meningkat yang sebelumnya Rp100 juta/desa. (ana)