Tag Archives: tokoh

Sarasehan KSPN

Pro Kontra KSPN, Gubernur Usul Larangan Wisatawan ke Pura

Sarasehan KSPNinilahbali.com, Denpasar: Ada yang sedikit mengejutkan pada acara sarasehan bertajuk “Pembangunan Pariwisata Bali ke Depan” yang digelar di Gedung Kertha Sabha Rumah Jabatan Gubernur Bali, Selasa (5/11).

Siapa nyana, di akhir acara, setelah terjadi pro dan kontra dari kalangan tokoh terhadap program KSPN (kawasan strategis pariwisata nasional), Gubernur Bali Made Mangku Pastika melontarkan gagasan atau usulan Pura dalam radius tertentu tidak boleh dikunjungi wisatawan.

“Kita wajib untuk menjaga semuanya (kesucian Pura) itu. Kalau perlu barangkali dan kami harus berbicara dengan kalangan pariwisata, pura itu dalam radius tertentu tidak boleh didatangi wisatawan,” ujar Pastika.

Dalam pandangan Pastika, mengeluarkan Pura sebagai daya tarik wisata itu dinilai cara paling aman untuk menjaga kesucian pura karena tidak ada yang bisa menjamin setiap wisatawan (wanita) yang datang itu sedang tidak datang bulan.

“Jadi kesimpulan saya, mungkin sudah saatnya Pura itu tidak boleh lagi dikunjungi wisatawan. Jadi stop saja Pura Besakih, Batur dan minimal Pura Sad Kahyangan sebagai daya tarik wisata, minimal lima tahun ke depan selama pemerintahan saya,” papar Gubernur Pastika.

Gubernur yang eks transmigran ini menyadari bahwa pura memang untuk kegiatan bersembahyang, dan jika didatangi banyak orang, maka mereka yang bersembahyang bisa terganggu.

Tidak hanya wisatawan, bahkan di sekitar Pura juga bermunculan pedagang dengan dagangan yang tak berhubungan langsung dengan kepentingan persembahyangan. Misalnya jualan sepatu, hingga pakaian dalam wanita yang tergantung. Ada juga pedagang yang memutar lagu-lagu bersuara keras yang semua ini bias menganggu kkekhusyukan umat bersembahyang.

Terkait berbagai masukan dalam sarasehan itu, Pastika sependapat akan segera membentuk tim pengkajian terhadap usulannya itu dan upaya terbaik menyikapi persoalan KSPN. Di sisi lain, akan dibentuk semacam lembaga otoritas yang mengurusi penataan pura selama tidak dijadikan daya tarik wisata.

Bahkan Gubernur Pastika segera akan melaporkan masalah KSPN ini kepada presiden untuk ditunda karena belum bisa dilaksanakan. “Besok (Rabu) Bapak Presiden ke Bali, saya akan laporkan PP No 50/2011 belum bias dilaksanakan di Bali,” ujar Mangku Pastika.

Seperti diketahui, pada sarasehan ini yang menjadi pokok bahasan adalah KSPN Besakih-Gunung Agung dari 11 KSPN di Bali yang belakangan ini menjadi polemik berkepanjangan. Di antara pendapat yang kontra mengusulkan agar khusus KSPN Besakih-Gunung Agung dan sekitarnya agar dikeluarkan atau direvisi karena dinilai nantinya ada celah untuk pembangunan faslitas pariwisata yang pada gilirannya berpotensi mengontaminasi kesucian Pura Besakih.

Sebelumnya, Kepala Badan Pengembangan SDM Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Prof I Gde Pitana yang tampil sebagai narasumber utama memaparkan, secara nasional KSPN yang diatur dalam PP No 50/2011 tentang Rencana Induk Pariwisata Nasional, menetapkan 88 KSPN, 222 kawasan pengembangan pariwsata nasional (KPPN), dan 50 destinasi pariwisata nasional (DPN).

“Sewaktu pembahasan, banyak daerah yang berebut agar daerahnya bisa masuk dalam KSPN,” ujar Pitana. (der)

Pura Besakih

Pro dan Kontra, KSPN di Bali Belum Bisa Dilaksanakan

Pura Besakihinilahbali.com, Denpasar: Masih adanya sikap pro dan kontra, Gubernur Bali Made Mangku Pastika meminta agar program pengembangan kawasan strategis pariwisata nasional (KSPN) ditunda karena belum bisa dilaksanakan.

“Tidak hanya untuk kawasan Besakih, tapi ke-11 KSPN belum bisa dilaksanakan,” tandas Gubernur Made Mangku Pastika di hadapan sekitar seratus peserta sarasehan bertajuk “Pembangunan Pariwisata Bali ke Depan” di Gedung Kertha Sabha Rumah Dinas Gubernur Bali, Selasa (5/11).

Belum bisa dilaksanakannya KSPN tersebut, setelah mendengar berbagai pandangan dan masukan dari berbagai tokoh peserta sarasehan. Mengapa ke-11 KSPN belum bisa dilaksanakan, karena hampir semua yang ditetapkan dalam 11 KSPN tersebut ada Pura (tempat suci agama Hindu), yang selama ini memicu sikap pro dan kontra seperti di kawasan Besakih Kabupaten karangasem.

Khusus untuk kawasan Besakih-Gunung Agung dan sekitarnya yang masuk sebagai salah satu KSPN di Bali telah menimbulkan pro dan kontra. Bahkan dari Sabha Pandita (kelompok sulinggih/pendeta) Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali juga sudah tegas menolaknya.

Dari hasil diskusi yang berkembang pada sarasehan itu, Gubernur Pastika pun menyatakan akan segera menyampaikan ke presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

“Kebetulan besok (Rabu, 6/11) Bapak Presiden dating ke Bali, saya akan laporkan KSPN di Bali belum bisa dilaksanakan,” ujar Gubernur Pastika.

Soal penolakan belum bisa melaksanakan, Gubernur Pastika mengaku juga pernah melakukan hal yang sama ketika diberlakukannya UU Anti Pornografi dan Anti Porno Aksi. “Dulu saya juga pernah mengatakan Bali tidak bisa melaksanakan UU Anti Pornografi,” ujar mantan Kapolda Bali ini.

Terhadap dana Rp5 miliar yang sudah dikucurkan pemerintah pusat dalam program KSPN, Gubernur minta agar dikembalikan dulu mengingat proyek KSPN belum bisa dilaksanakan.

I Gde Pitana, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, yang menjadi narasumber utama pada sarasehan itu mengatakan program KSPN itu bukanlah dimaksudkan untuk pembangunan fasilitas pariwisata seperti hotel.

Dalam program ini, Provinsi Bali mendapatkan jatah 11 KSPN yang tersebar di hampir seluruh kabupaten/kota di Bali, yang salah satunya adalah kawasan Besakih-Gunung Agung dan sekitarnya.

Penetapan 11 KSPN di Bali tersebut sesuai hasil rapat sinkronisasi dan harmonisasi pemerintah pusat dengan berbagai komponen masyarakat Bali yang dilakukan sejak tahun 2010 hingga pertengahan 2011.

“Pada saat pembahasan, banyak daerah yang berebut agar daerahnya bisa masuk dalam KSPN,” ujar Pitana. Semua hasil penetapan itu diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) No 50 Tahun 2011.

Pitana juga merinci di seluruh Indonesia ditetapkan 88 KSPN, 222 kawasan pengembangan pariwisata nasional (KPPN) dan 50 destinasi pariwisata nasional (DPN). (der)

Workshop KTR: Merokok tak Dilarang tapi Diatur

Workshop KTRinilahbali.com, Jembrana: Meski Provinsi Bali telah memberlakukan Peraturan Daerah No. 10 Tahun 2011 tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR), namun tampaknya Perda tersebut dirasa belum terimplementasikan dengan efektif. Berbagai komponen masyarakat dan lembaga pemerintah pun telah banyak yang berbuat untuk menyosialisasikan Perda ini, tak terkecuali Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Provinsi Bali.

Masih terkait hal itu, Jumat (27/9), LPA Provinsi Bali menyelenggarakan workshop Peningkatan Peran MMDP (Majelis Madya Desa Pekraman) dan Lembaga Keagamaan dalam Pengembangan Perda KTR dengan melibatkan seluruh Bendesa Pekraman di Jembrana termasuk anggota Forum Komunikasi Antar Umat Beragama (FKUB) di aula Amerta Hotel Jimbarwana Kabupaten Jembrana.

Dalam workshop sehari tersebut, sekretaris LPA Bali, Titik mengungkapkan Perda Bali tentang KTR oleh Pemkab Jembrana telah ditindaklanjuti dengan Peraturan Bupati Nomor 16 Tahun 2013. Perda KTR, menurut Titik, sesungguhnya tidak bermaksud untuk melarang orang merokok tetapi Perda tersebut hanya untuk mengatur masyarakat terutama para perokok dan intinya adalah untuk melindungi perokok pasif. LPA dalam hal ini ingin juga memberikan perlindungan kepada anak-anak dari dampak negatif rokok. “ Perda maupun Perbup tidak melarang orang merokok tetapi hanya mengatur perokok “ kata Titik.

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan Universitas Udayana tahun 2012, bahwa 50 % perokok berasal dari masyarakat yang berpenghasilan di bawah UMR (Upah Minimum Regional). Ia juga mengharapkan Perda Bali No. 10 Tahun 2011 yang saat ini baru ditindaklanjuti dengan Perbup di Jembrana perlu segera ditindaklanjuti dengan Perda Kabupaten. “Hasil survei yang kami lakukan, 75 % masyarakat Jembrana setuju KTR di Perdakan, “ ujar Titik.

Sementara itu Bupati Jembrana I Putu Artha saat membuka workshop menyebutkan, tidak mudah untuk memberhentikan seseorang yang suka merokok. Itu semua perlu proses dan kesadaran. Meski begitu, Bupati Artha meminta para bendesa pekraman termasuk tokoh agama yang lain untuk mentaati Perda dan Perbup yang sudah diberlakukan. Artha mencontohkan larangan merokok di pura supaya disampaikan oleh bendesa.

“Sebisa mungkin pengaturan kawasan tanpa rokok juga masuk ke dalam awig-awig, “ kata Bupati Artha. Selain itu Bupati Artha menyindir perokok, “Di iklan-iklan sudah terpampang tulisan akibat buruk merokok, tetapi karena asap rokok, tulisan tersebut tidak terbaca“. Artha berharap dengan workshop yang melibatkan tokoh-tokoh agama dan adat, akibat buruk dari rokok dapat ditekan. (huj)

‘Sanur Village Festival’ Revitalisasi Destinasi Sanur

Pembukaan SVFinilahbali.com, Denpasar: Sanur Village Festival (SVF) tahun 2013 ini sudah memasuki tahun kedelapan. Event yang senantiasa disambut hangat kalangan wisatawan mancanegara maupun warga lokal Sanur ini dibuka Walikota Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra, Selasa (249).

Acara pembukaan yang ditandai dengan penancapan ‘kayonan’ ini juga dihadiri mantan menteri pariwisata Gde Ardika, Ketua PHRI Bali, Cokorda Oka Atha Ardana Sukawati dan sejumlah pejabat serta tokoh masyarakat.

“Saya memberikan apresiasi dari sewindu (8 tahun) pelaksanaan SVF sebagai komitmen dan konsistensi dalam merevitalisasi kepariwisataan Sanur sebagai produk kreatif dengan pemikiran The New Spirit of Heritage,” ujar Walikota Rai Mantra.

Bagi orang nomor satu di Pemkot Denpasar ini, SVF VIII ini tidak hanya dinilai sebagai potensi pariwisata yang ditempatkan sebagai subjek, namun juga “The New Spirit of Heritage” yang selalu menjaga kebudayaan di Desa Sanur.

Rai Mantra mengatakan, gelaran SVF ini tidak hanya ditunggu oleh wisatawan mancanegara, namun juga sangat ditunggu masyarakat Sanur. Hal ini sangat penting karena masyarakat Sanur yang langsung terlibat dalam pelaksanaan dan juga penguatan serta pengembangan Sanur sebagai kawasan destinasi wisata di Kota Denpasar dan Bali.

Saat ini Sanur telah ditetapkan menjadi Kawasan Strategis Pariwisata Nasional dari Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Ini artinya destinasi, perilaku dan karakteristik masyarakat perlu ada improvisasi serta terus melakukan sosialisasi branding Sanur *Morning Of The World*.

“Tata kawasan ini menjadi suatu destinasi yang layak dan baik dari konsep pemikiran masyarakat itu sendiri, tidak saja dari pemerintah yang mengatur namun dari masyarakat seperti SVF yang merupakan ide dari masyarakat,” ujar Rai Mantra.

Ketua Yayasan Pembangunan Sanur, Ida Bagus Gede Sidharta Putra mengatakan kegiatan ini telah memberikan manfaat nyata bagi kepariwisataan Sanur dan mendorong inovasi, kreasi, dan prakarsa di segala aktivitas keseharian masyarakat Sanur.

Di samping itu, sewindu SVF semakin memperkokoh peran masyarakat terhadap upaya promosi pariwisata secara mandiri dengan mendorong seluruh potensi mulai dari seni budaya, sport, lingkungan, hingga keterlibatan industri kreatif yang ada.

SVF VIII yang mengangkat tema “Segara Giri” diharapkan mampu memberikan roh festival yang tetap berpijak di bumi dengan keinginan setinggi langit untuk mewujudkan Sanur yang tetap lestari, damai, dan terjaga lingkungannya. Ajang festival ini sesuai rencana akan berlangsung hingga Sabtu (28/9).
(ana)

ATASI HIV/AIDS DAN ‘HUMAN TRAFFICKING’ Bupati Artha All Out Kerahkan Dinas Terkait

Bupati Arthainilahbali.com, Jembrana: Persoalan HIV/AIDS dan perdagangan anak yang sekarang mencuat di Kabupaten Jembrana, rupanya membuat gerah Bupati Jembrana I Putu Artha. Orang nomor satu di Jembrana ini mengaku telah memerintahkan dinas-dinas terkait untuk mencegah dan meminimalisir kasus yang lebih besar datang lagi di Jembrana. Hal ini sekaligus membantah berbagai anggapan bahwa Pemkab Jembrana kurang tanggap terhadap kasus yang saat ini sedang hangat di Jembrana.

Dinas dan kantor yang diberi tugas itu antara lain Dinas Kesehatan, Dinas Dikporaparbud, Kantor PPKB, Kantor Kesbanglinmaspol, Dinas Nakertrans serta Kantor Pol PP untuk pengawasan dan penindakan. Untuk Dinas Kesehatan dan Pendidikan diberikan tugas memantau tingkat perkembangan penderita HIV/AIDS sekaligus dalam hal pencegahan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan dan sekolah dalam mengadakan penyuluhan bahaya HIV/AIDS, tentang human trafficking dan bagaimana cara agar tidak terjerumus.

Sedangkan Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana lebih banyak melakukan pendekatan dan pengawasan agar anak-anak tidak terjerumus pada kasus perdagangan anak. Pendekatan ini juga termasuk memberikan pemahaman pada orang tua dan keluarga terhadap bahaya memperkejakan anak dibawah umur. Bupati Artha juga telah memerintahkan kepada Dinas Nakertrans untuk mendata dan mengumpulkan para pemilik usaha dan investor di Jembrana, melarang keras memperkerjakan anak-anak di bawah umur. “Kita tegas melarang hal itu , Dinas Nakertrans wajib mengingatkan para pengusaha ini dan ada sanksi yang tegas bila melanggar, “ tandas Artha.

Namun Artha juga mengakui dalam perjalanan berbagai langkah yang dilakukannya ini masih mengalami kendala. Diantaranya semangat untuk memberantas human trafficking juga akan sia-sia apabila niat baik ini justru tidak didukung oleh orang tua korban sendiri. “Pada beberapa kasus dengan alasan ekonomi, orang tuanya sendiri justru merestui anaknya “ dipekerjakan” tanpa memperhitungkan bahaya ke depan dan masa depan anak itu sendiri. Hal ini membuat miris kita semua, “papar Artha.

Karena itu Artha menghimbau kepada semua pihak pemangku kepentingan seperti desa adat, desa dinas , sekolah dan lembaga pemerhati anak lainnya untuk bersama-sama memperhatikan persoalan ini. “ HIV/AIDS dan human trafficking ini saling berkaitan dan bisa kita cegah apabila ada perhatian bersama , tidak sendiri-sendiri,” ujarnya.

Selama ini pihaknya mengaku di bawah koordinasi dinas dikporaparbud, pihaknya telah berusaha memfasilitasi ruang bagi para anak maupun ABG-ABG Jembrana berkreasi agar menggunakan waktunya secara positif. Di antaranya melalui pertunjukan pentas malam minggu di gedung kesenian Bung Karno yang menampilkan kesenian masing-masing sekolah. Ada juga siraman rohani serta pasraman sekolah yang sudah
berjalan.

Selain itu, hambatan lainnya adalah Pemkab tidak memiliki wewenang untuk melakukan penangkapan kepada orang-orang yang melakukan pelanggaran itu. Karena itu Artha sangat berharap dengan akan segera disahkan dan diberlakukannya Perda tentang Human Trafficking, pemerintahnya nanti lebih memiliki “taring” untuk bertindak mengatasi masalah ini. “Dengan adanya payung berupa Perda ini kami akan intensifkan adanya pemeriksaan maupun sweeping kepada pihak maupun pengusaha yang terbukti melakukan human trafficking. Ini berlaku baik bagi orang lokal maupun investor asing, “tegasnya.

Sementara itu Kasubag Humas Polres Jembrana, AKP Wayan Setiajaya seizin Kapolres Jembrana mengatakan terkait dengan human trafficking pihaknya sudah melakukan penyelidikan. Namun sampai saat ini belum ada laporan atau pihak yang merasa dirugikan terkait hal ini. “Jika nanti ditindaklanjuti silahkan kalau ada yang merasa dirugikan/kebaratan agar melapor ke Polres Jembrana atau bila ada yang memiliki data akurat sesuai fakta silahkan lapor ke Polres,” jelasnya.

Di sisi lain Ketua DPRD Jembrana, Ketut Sugiasa menanggapi terkait adanya dugaan human trafficking di Jembrana mengatakan memang indikasi ke arah itu ada, namun untuk pembuktiannya adalah wewenang aparat penegak hukum. Namun semua ini katanya merupakan tanggung jawab semua pihak baik pemerintah daerah maupun tokoh masyarakat seperti yang ada di desa pekraman. “Kami di DPRD baru menyelesaikan Perda tentang perdagangan orang, kami berharap dengan adanya Perda ini minimal bisa menanggulangi masalah ini. Peran orang tua sangat besar juga terhadap perilaku anak-anak,” jelasnya. Pihaknya mengusulkan agar sekolah ada pendidikan etika dan moral lebih dominan atau agar meningkatkan ekstrakulikuler di sekolah. (hsj)

Unmar Kembali Programkan 1000 Beasiswa Senilai Rp25,6 M

Arya Wedakarnainilahbali.com, Denpasar: Universitas Mahendradatta (Unmar) Bali (d/h Marhaen) kembali meluncurkan 1000 beasiswa untuk Strata 1 ( S1 ) di 4 Fakultas yang dimilikinya, yakni Fakultas Hukum, Ilmu Sosial Politik, Ekonomi dan Fakultas Teknik Industri. Niilai beasiswa itu  mencapai Rp 25,6 juta per orang atau totalnya Rp 25,6 milyar selama setahun yang tersebar secara adil merata di 9 Kabupaen / Kota se-Bali.

Hal ini disampaikan oleh Rektor Unmar, Dr.Shri I Gst Ngrh Arya Wedakarna MWS III,SE (MTRU),M.Si di kampusnya di Denpasar, Rabu (26/6).

”Untuk kedua belas kalinya sejak 2001, Unmar meluncurkan program beasiswa untuk generasi muda di Bali agar dapat menikmati kuliah tanpa biaya sampai semester VIII. Selain itu kita subsidi juga pada saat program akhir yakni KKN, skripsi hingga wisuda. Ini hasil kerja sama Unmar dengan sejumlah tokoh dunia dan lembaga internasional yang bekerja sama baik dengan Unmar,” ungkap Dr. Arya Wedakarna.

Rektor termuda di Indonesia ini juga menekankan kepada civitas akademikanya khususnya Koodinator LP2M bahwa tugas utama mereka adalah menyosialisasikan pentingnya pendidikan tinggi setara S1 untuk generasi muda di daerah, dan mengubah karakter instan anak muda Bali.

”Saat ini didesa – desa, lulusan SMA/SMK terjangkit karakter instan untuk tidak kuliah S1. Tapi mereka hanya mengambil kuliah singkat Diploma atau semacam lembaga kursus dengan iming-iming cepat bekerja. Mereka tidak menyadari,bahwa mereka akan kesulitan mencari kerja di atas usia 30 tahun. Dunia kerja membutuhkan leader yang sarjana, karena ilmu manajemen itu didapat di universitas.

Tidak ada perusahaan atau institusi yang mengizinkan lulusan SMA/SMK atau diploma untuk memegang posisi kunci. Promosi karir itu bisa dicapai dengan gelar sarjana dan master. Dan Unmar ingin menyelamatkan anak muda Bali jadi sarjana,” tegas Wedakarna yang juga sebagai Sekretaris Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta (Aptisi) Bali ini.

Hal senada diungkap oleh Drs.Abdul Samad, SE,MM ( Wakil Rektor III Unmar ) yang menyatakan bahwa Unmar memberikan kesempatan pada anak muda sampai usia 25 tahun  baik yang sudah bekerja atau  belum bekerja untuk dapat bekerja sambil kuliah.

”Masyarakat dapat mencari informasi ini di kampus pusat atau kantor LP2M di seluruh Bali. Kuota 1000 Beasiswa ini diperuntukkan untuk lulusan SMA/SMK atau Kejar Paket C dari berbagai latar belakang. Manfaatkan kuliah tanpa biaya ini dengan maksimal, karena masa depan Bali terletak pada generasi cerdasnya. Apalagi sistem yang dipakai adalah sistem paket beasiswa yakni jaminan tamat dalam 3,5 – 4 tahun. Ayo jadi sarjana untuk Bali The Island of Science,” tandas Abdul Samad.

Unmar yang tercatat sebagai perguruan tinggi tertua di Bali ini sekarang  memiliki kurang lebih 242 dosen peneliti di seluruh Bali. Semua akan dimaksimalkan untuk kesuksesan target Jubileum 50 Tahun Emas 2013. Apalagi Unmar sudah terakreditasi, dan mendapat gelar APTISI Award serta  PTS Terbaik II dari Kopertis Wilayah VIII. (ers)

World Hindu Centre Segera Dideklarasikan di Bali

World Hindu Centreinilahbali.com, Denpasar: Agenda World Hindu Summit (WHS)  segera akan digelar di Bali. Sesuai jadual kegiatan ini akan dimulai 13 hingga 17 Juni mendatang dan akan dihadiri ratusan tokoh dunia dari berbagai negara.

“Ratusan tokoh Hindu dari berbagai negara akan hadir dan ikut mendeklarasikan terbentuknya World Hindu Parisad (WHP) dan World Hindu Center (WHC) di Bali,” ujar Ketua Komite Kerja World Hindu Summit (WHS), Prof Dr I Made Bakta di Denpasar, (1/6/13)

Menurut Bakta, WHP adalah sebuah organisasi yang berbentuk konfederasi yang  menjalin kerja sama dengan berbagai organisasi Hindu di dunia, semnentara  WHC adalah wadah yang akan mengimplementasikan program-program.

Menjelang hari H, saat ini, kata Bakta sudah ada perwakilan dari 19  negara yang sudah memastikan konfirmasinya ikut  hadir dalam pertemuan tersebut. Beberapa di antaranya delegasi dari India, Amerika Serikat, Kanada, Malaysia, Mauritius, Australia, Tanzania dan sebagainya. Selain itu, akan turut hadir pula perwakilan lembaga-lembaga Hindu dunia.

Nantinya sekretariat WHP dan WHC akan berkantor pusat di Bali. Untuk itu sangat diharapkan semua komponen masyarakat turut mendukung rencana ini karena akan menjadi tonggak sejarah baru bagi umat Hindu.

Sementara itu Ketua  Dharma Adyaksa Parisada Hindu Dharma Indonesia Pusat (PHDI Pusat), Ida Pedanda Gde Ketut Sebali Tianyar Arimbawa mengatakan selain membahas agenda utama pembentukan WHP dan WHC, juga akan dikaji solusi terhadap berbagai persoalan yang dihadapi umat Hindu, termasuk membicarakan isu lingkungan, Ayurveda, kesehatan dan sebagainya.

Ida Pedanda berharap spirit ini akan bangkit kembali untuk mempersatukan umat Hindu dunia sehingga benar-benar mencapai persatuan dan menjawab berbagai tantangan zaman kekinian dan masa depan.

WHS 2013 rencananya akan dibuka Menteri Agama Suryadharma Ali di Pura Samuan Tiga, Gianyar  pada 13 Juni 2013. Pura ini ditetapkan sebagai lokasi Pembukaan WHS berdasarkan pertimbangan spirit Mpu Kuturan 1.000 tahun lalu ketika menyatukan berbagai sekte (sembilan sekte)  Hindu yang ada di Bali. (ers)