Category Archives: Ragam

Hardys Pesta Rakyat di Gianyar Dimeriahkan Undian Mobil

inilahbali.com, GIANYAR: Serangkaian memeriahkan perayaan HUT ke-17 pada 11 Juli 201 , Grup Hardys /GH Holdings menggelar Pesta Rakyat di Kabupaten Gianyar. Dalam Pesta Rakyat yang puncaknya diselenggarakan pada Sabtu (26/7) itu di lapangan Astina Gianyar itu, antara lain hiburan music, pementasan seni, dan pesta kembang api.

Corporate Secretary & Business Development Director GH Holdings, I Made Abdi Negara, S.Sos mengatakan selain pergelaran senijuga akan dilakukan pengundian Hardys Club Card (HCC) periode VII dengan hadiah utama berupa satu unit mobil Xenia,di samping juga ada sepeda motor, LED Tv dan lainnya.

“Jadi selain pagelaran seni juga ada pengundian sebuah untuk Hardys Club Card,” ujar Abdi Negara kepada wartawan di Balai Budaya Gianyar, Kamis (24/7).

Dalam acara hiburan serangkain HUT ke-17 yang mengambil tema “Dari Bali Membangun Negeri” ini, kata Abdi Negara, antara lain akan mementaskan lawak ‘Mahabharata’ berjudul “Dadu Korawa Sesatkan pandawa”. Selain itu juga masih ada tampilan music Mr Botak dan Band.

Abdi Negara menambahkan, pada acara itu kepada pengunjung juga akan dibagikan 15 ribu nasi jingo gratis, 45 ribu snack dan soft drink gratis, 8 ribu tas Go Green Hardys,serta susu dan bubur kacang hijau gratis, bahkan juga akan dibagikan 400 buku tulis kepada anak-anak.

“Acara Hardys Pesta Rakyat ini adalah bentuk apresiasi dari Grup Hardys kepada pelanggan setia. Rencananya acara seperti ini akan digelar rutin tiap enam bulan secara bergiliran di seluruh kota yang Hardysnya,” jelas Abdi Negara. Dalam setiap gelaran acara, Hardys menggandeng pemerintah kabupate/kota setempat.

Sementara itu, Ketua Harian Hardys Foundation, Putu Ari Widiarta mengatakan tiap tahun besaran CSR yang disalurkan terus bertambah. Misalnya pada 2013 besaran CSR tunainya mencapai Rp 345 juta, sedangkan untuk tahun 2014 ini hingga posisi semester pertama sudah mencapai Rp295 juta.

“Itu besaran CSR cash-nya, di luar dari yang berupa kegiatan-kegiatan lainnya,” ujar Widiarta. (ana)

Ribuan ‘Onthelis’ se-Indonesia Ikuti Karnaval di Denpasar

Karnaval Onthel 2inilahbali.com, Denpasar – Sekitar 5000 an onthelis (penggemar sepeda tua) dari hampir seluruh Indonesia ‘unjuk gigi’ di kota Denpasar tepatnya di lapangan Puputan Badung I Gusti Ngurah Made Agung, Minggu (9/2).

Yang menarik, kehadirannya sampai Denpasar,mereka ‘menggowes’ sepeda onthelnya dari daerahnya masing-masing ke Denpasar untuk mengikuti Konggres Sepeda Tua III serangkaian juga HUT ke-226 Kota Denpasar.

Kegiatan karnaval sepeda onthel ini dibuka Walikota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra yang sekaligus bergabung dalam rombongan pesertam.

Tidak saja menaiki tunggangan klasiknya, para peserta yang tergabung dalam Komunitas Sepeda Tua Indonesia (Kosti) di masing-masing daerah di Indonesia ini juga menggunakan berbagai atribut layaknya jaman kerajaan dan penjajahan. Antara lain ada yang berpakaian ala proklamator Bung Karno, tentara Indonesia, tentara Jepang dan Belanda hingga berpakaian ala rakyat jelata.

Di samping itu hampir semua perserta yang datang dari berbagai daerah mengenakan pakaian daerah khasnya. Para peserta antara lain datang dari Banyuwangi, Madura, Pekalongan, Blitar, Surabaya, Jakarta, Jember, Mojokerto, Jombang, Pamekasan, Madiun, Jogjakarta, Solo, Bandung, Tangerang, hingga Lampung dan Kalimantan.

Dengan mengambil garis berangkat di Jalan Udayana Denpasar, karnaval sepeda onthel yang diikuti sekitar 5000 peserta ini membuat suasana Kota Denpasar seperti pada jaman dulu. Apalagi jalur yang dilalui para onthelis ini melewati sepanjang kawasan kurve “Z” Kota Denpasar sebagai kawasan jelajah Pusaka dari Puri Pemecutan hingga Puri Satria Denpasar yang menambah kentalnya suasana tempo dulu.

Para onthelis ini juga dapat menikmati objek wisata aktivitas perekonomian hingga sejarah Kota Denpasar. Selama kegiatan juga tersedia onderdil sepeda tua yag jarang dapat kita beli di toko sepeda biasa. Tampak juga masyarakat sangat menikmati acara ini, tidak jarang sejumlah masyarakat tampak memadati areal pameran sepeda tua yang memajang sepeda tua dari tahun 1918 hingga tahun 1980.

Di acara ini juga dijual sepeda onthel dengan berbagai jenis dan merek, dengan harganya kisaran Rp10 juta hingga Rp20 juta. Pada acara ini juga ditampilkan berbagai macam hiburan kesenian lokal Bali seperti tari Okokan, rindik piano serta berbagai macam hiburan lainnya.

Yang juga menarik, masing-masing peserta juga membawa oleh-oleh khas daerahnya masing-masing, dan mereka juga melakukan pertukaran oleh-oleh.

Salah seorang peserta dari Jember Jawa Timur, Sukisno mengaku sangat terkesan dengan acara kongres ini. “Di samping bisa bertemu dengan onthelis daerah lainnya juga dapat berwisata di pulau dewata ini,” aku Sukisno yang mengajak 20 rekannya..

Peserta lain dari Pontianak, Fatoni mengaku dari acara Konggres III ini ia dapat bertukar informasi tentang sepeda tua apalagi juga dihadiri oleh President International Veteran Cycling Association (IVCA), Mr. Jos Rietveld dari Negara Belanda. (ana)

Pupuk Organik ‘Simantri’ Ampuh Atasi Jamur Akar Cengkeh

 


Gubernur Bali Mangku Pastika saat mengunjungi Simantri di Busungbiu Buleleng.(Foto: Humas Pemprov Bali)

Gubernur Bali Mangku Pastika (pakai topi ‘capil’ saat mengunjungi Simantri di Busungbiu Buleleng.(Foto: Humas Pemprov Bali)

inilahbali.com, Buleleng – Pupuk organik produk dari program sistem pertanian terintegrasi (simantri) ternyata terbukti mampu mengatasi serangan jamur akar putih tanaman cengkeh yang banyak terjadi di perkebunan wilayah Busungbiu Kecamatan Banjar Kabupaten Buleleng Bali.

Dari ujicoba yang dilakukan membuktikan, tanaman cengkeh yang terserang jamur akar putih secara terus-menerus diberikan pupuk organik Simantriselama tiga bulan, hasilnya sekitar 20 persen jamur putih akar itu berkurang.

“Untuk satu pohon cengkeh memerlukan 40kg pupuk organik, hasilnya dalam waktu tiga bulan jamur akar putih berkurang 20persen,” ujar Ketut Bagiasa, petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman Dinas Perkebunan Provinsi Bali, yang sekaligus tenaga pendamping program Simantri, di Busungbiu, Selasa (14/1) saat menerima rombongan Gubernur Bali Mangku Pastika.

Bagiasa menjelaskan, pihaknya telah melakukan demplot untuk mencoba  pupuk ini di tiga lokasi,   di Desa Unggahan, Desa  Kedis  dan Desa Gobleg  masing-masing seluas 1 hektare.

Dengan keberhasilan ujicoba ini, ke depan diharapkan bisa diperluas lagi jangkauannya sehingga mampu  mengatasi lebih banyak lagi hama jenis ini.

Sukses Simantri

Gubernur Pastika yang mengunjung dua unit Simantri di Kecamatan Busungbiu, yaitu Simantri  002 di Desa Telaga, dan Simantri 018 di Desa Subuk,  menilai secara umum pengelolaan simantri sudah berjalan dengan baik. Namun khusus  simantri di 018 biogasnya harus dimanfaatkan dengan baik, terutama bagi pengembangan usaha bagi istri para petani.

Menurutnya perlu dibuatkan kelompok Wanita  Tani (KWT) sehingga hasil Simantri dapat lebih maksimal. “Gas elpiji kan sekarang lagi mahal, harusnya biogas ini betul-betul dimanfaatkan sehingga memberikan nilai tambah bagi perekonomian petani,” ujarnya.

Gubernur juga berharap agar para anggota Simantri  membuka usaha warung lele dari hasil budi daya Simantri  yang bahan bakar gas pengolahannya  diambil dari hasil biogas Simantri.

Seperti diketahui, Simantri ini berdiri sejak tahun 2010 yang  dikelola oleh Gapoktan Batur Sari Jagadhita dengan ketuanya  Ketut Sridana. Saat ini telah menghasilkan bio urine, pupuk organik, 24 ekor anak sapi dan budidaya peternakan lele.

“Ke depan perlu tambahan bibit sapi dan  Alat Pengolah Pupuk Organik (APPO) agar produksi pupuk organik semakin meningkat,” ujar Sridana.
Sementara di Simantri 002 yang dibentuk tahun 2009  dengan 2 unit APPO   telah   menghasilkan 470 ton pupuk organik pada 2013.  Dengan produksi yang cukup banyak ini, pihaknya mampu mempekerjakan 10 orang dari rumah tangga miskin (RTM) dengan rata-rata penghasilan Rp50 ribu per orang setiap harinya.

“Sebagian produksnya telah dipasarkan sampai ke Kabupaten  Bangli dan sebagian untuk keperluan di sekitar untuk konsumsi di Kecamatan Busungbiu,” ujar Gede Kariana Ketua Gapoktan Simantri 002 ini.  (ana)

 

Ramdor Cruise Tanah Ampo Karangasem Rusak

 

Dermaga pesiar Tanah Ampo saat dalam proses pengerjaan.  (Foto: inilahbali.com)

Dermaga pesiar Tanah Ampo saat dalam proses pengerjaan. (Foto: inilahbali.com)

inilahbali.com, Karangasem – Ketua Komisi A DPRD Karangasem, I Wayan Tama terus mendesak pemerintah pusat melalui pihak eksekutif Pemerintah Kabupaten Karangasem agar segera dilakukannya perbaikan atas kerusakan ramdor di pelabuhan wisata Tanah Ampo Manggis Karangasem.

“Kami berharap pemerintah pusat agar segera membantu perbaikan kerusakan ramdor cruise Tanah Ampo, sehingga dermaganya bisa beroperasi  normal kembali,” ujar Ketua Komisi A DPRD Karangasem, Wayan Tama, Minggu (12/1).

Bagi Tama, pelabuhan pesiar Tanah Ampo yang keberadaannya sangat strategis  itu dinilai mampu memberikan imbas ekonomi yang sangat besar bagi masyarakat sekitarnya.

“Keberadaan cruise itu benar-benar dirasakan memberikan multiflier effect bagi perekonomian masyarakat setempat,”  jelas Tama. Termasuk juga dari kalangan PHRI sangat berkepentingan dengan beroperasi pelabuhan ini, takterkecuali kalangan sopir-sopir.

“Jadi kami sudah sering sampaikan lewat pihak eksekutif Pemkab Karangasem agar pemerintah pusat bisa segera menganggarkan dana untuk perbaikan ramdornya,” tandas Tama.

Tama mengungkapkan, ketika pelabuhan itu operasi sejak awal,  dampak ekonominya sangat dirasakan oleh masyarakat setempat dan sekitarnya. Sebab sejumlah kapal pesiar yang merapat membawa banyak wisatawan. Namun sejak ramdornya rusak, aktivitas di dermaga itu nyaris vakum.

Menurut Tama, secara garis besar ada tiga pihak yang ikut berperan dalam mewujudkan pelabuhan wisata Tanah Ampo tersebut. Yakni Pemkab Karangasem dalam pengadaan lahan di darat, Pemprov Bali membangun gedung di atas lahan tersebut,serta pelabuhan/dermaganya dibiayai dana APBN.

“Jadi karena yang rusak adalah peralatan di bagian dermaganya, maka kami harapkan pemerintah pusatlah yang menanganinya,” harap Tama. (ana)

 

Usung Tiga Tema, Perupa Sasya Pameran di Bali

Perupa Sasya Tranggono memeragakan dua tokoh wayang. (foto:inilahbali.com)

Perupa Sasya Tranggono memeragakan dua tokoh wayang. (foto:inilahbali.com)

inilahbali.com, BADUNG – Untuk ketiga kalinya, perupa Sasya Tranggono menggelar pameran di Bali. Pameran ketiga yang sekaligus lelang amal bertajuk “From Indonesia with Love” ini didedikasikan untuk Bali Pink Ribbon Foundation, sebuah organisasi nirlaba yang fokus melakukan kampanye kanker payudara di Bali.

“Pameran dan lelang amal ini saya didedikasikan kepada Bali Pink Ribbon Foundation, “ ujar Sasya sesaat sebelum acara pembukaan pameran di Seminyak, Kuta Bali, Sabtu (4/1).

Dalam pameran kali ini, Sasya mengusung tiga tema sekaligus yakni wayang, bunga dan kupu-kupu. Tema ini dinilai mewakili ranah keindonesiaan yang bagi dirinya dinilai sebagai bagian dari periodisasi penting kekaryaannya.

“Tema wayang, bunga, dan kupu-kupu cukup mewakili ranah keindonesiaan yang menjadi bagian dari periodisasi penting kekaryaan saya,” papar perupa kelahiran Jakarta 25 Desember 1963 ini.

Hampir semua sosok wayang karyayang ditampilkan itu merefleksikan narasi dan filosofi yang terkandung dari seni tradisi tersebut. Ini tak terlepas dari darah Jawa yang mengalir dalam dirinya sehingga dalam karya-karyanya yang dituangkan dalam kanvas tersirat jelas adanya pemahaman dan pendalaman karakter terhadap wayang itu sendiri.

Sementara dalam karyanya yang bertema bunga, terkesan cukup jelas ungkapan rasa sang pelukis yang menggambarkan berbagai emosi dan keindahan dalam hidup manusia. Dalam pemilihan kombinasi warna pun tampak warna-warni, mulai dari yang lembut hingga mencolok merah.

“Lukisan bunga juga merupakan ungkapan hati saya untuk berbagi kisah hidup,” ujar Sasya yang sudah melakukan pameran di sejumlah negara seperti Singapura, Kuala Lumpur.

Karya-karyanya pun cukup menyedot perhatian orang-orang besar baik di dalam negeri maunya,seperti mantan Presiden Megawati Soekarnoputri, Pramono Anung, Joop Ave, Fuad Hassan, Hary Tanoesoedibjo, Ciputra, Hashim Djojohadikusumo. Sementara tokoh mancanegara yang mengoleksi lukisannya antara lain presiden Corazon Aquino (Filipina), Dato Tony Fernandez (Malaysia), penyanyi Daniel Sahuleka (Belanda), dan Lopez da Cruz (Portugal).

“Saya kadang tak terpikirkan suatu ketika bisa duduk berdampingan dengan tokoh politisi,” ujarnya yang mencontohkan pertemuannya dengan Pramono Anung.

Bagi Sasya, keindahan karya-karya yang dihasilkannya itu dirasakan sebagai rahmat dan kasih Tuhan dalam menolong dirinya bermetamorfosis melewati masa-masa sulit dalam kehidupannya.

“Saya merasa kasih Tuhan begitu besar telah menolong dalam bermetamorfosis melewati masa-masa sulit dalam kehidupan saya,” ujarnya. Berkat besarnya kasih Tuhan itu pula, dia merasakan karya-karyanya memancarkan aura kebesaran Tuhan. Padahal ,kata Sasya, sebelumnya dirinya tak pernah bermimpi untuk jadi perupa.

Dia pun melukiskan kisah perjalanan hidupnya yang berwarna yang mirip warna-warni dalam karyanya. Sebab ketika keluarganya yang kedua orang tuanya adalah dokter mendorong menjadi dokter, dia malah memilih kuliah di Industrial Engineering & Operations Research di Syracuse University New York. Selanjutnya dia pun mengambil program MBA di Rotterdam School of Management di Erasmus Universiteit Belanda.

“Saya tidak jadi dokter karena tidak kuat melihat darah,” aku Sasya.

Kini, sejak menggeluti sebagai pelukis yang sudah berlangsung 20 tahun, Sasya sudah memiliki koleksi ratusan karya yang terfokus padatiga tema yakni bunga, wayang dan kupu-kupu. (ana)

Tutup 2013, Gubernur Pastika Baca Kata Mutiara

Gubernur Bali Made Mangku Pastika saat membaca kata-kata mutiara. (foto: inilahbali.com)

Gubernur Bali Made Mangku Pastika saat membaca kata-kata mutiara. (foto: inilahbali.com)

inilahbali.com, DENPASAR – Di penghujung tahun 2013, Selasa (31/12) Gubernur Bali Made Mangku Pastika menggelar acara ramah tamah dengan pimpinan redaksi media massa dan jurnalis bertempat di press room Kantor Gubernur Bali. Di sela-sela acara yang penuh nuansa keakraban itu, mantan Kapolda Bali ini pun membaca puluhan kata mutiara yang ditulis tangan dalam sebuah buku tulis.

“Jika ingin menjadi orang besar, beradalah di lingkungan orang-orang kecil,” ujar Gubernur Pastika saat membaca satu per satu kata-kata mutiaranya. Saat itu Pastika didampingi Wakil Gubernur Ketut Sudikerta, Kepala Biro Humas, I Ketut Tenengdan staf lainnya.

Ada juga kata mutiara lainnya yang berbunyi, ”Bisikan orang besar jauh lebih dahsyat daripada teriakan orang kecil.” Yang lainnya ada juga, ”Satu musuh itu sudah banyak, tapi seribu teman masih kurang.” Bahkan istilah “AIDS” pun diartikan sebagai musuh yang harus dilawan dan kendalikan. Yakni (A) marah, I (ri hati), D (endam), dan S (ombong).

Gubernur mencatat semua kata mutiara yang ditulisnya berjumlah 219 buah, namun yang dibacakan pada acara itu puluhan saja. Semua kata-kata mutiara itu tercetus dan lahir sepanjang 2013.
Selain membacakan kata mutiara, di awal juga diputar rekaman peristiwa kegiatan selama 2013 termasuk Pilkada Bali yang menjadikannya kembali sebagai gubernur berpasangan dengan I Ketut Sudikerta untuk periode yang kedua kalinya.

Tekan Kemiskinan

Dari sejumlah program unggulan yang terkemas dalam ‘Bali Mandara’ (Bali yang maju, aman, damai, dan sejahtera), satu hal yang sangat dititikberatkan adalah pengentasan kemiskinan. Melalui program Bali Mandara, Pastika sudah mengklaim mampu menurunkan angka kemiskinan di Pulau Dewata hingga separuhnya sejak 2008. Yakni dari 6,17 persen kemiskinan pada 2008 turun drastis menjadi 3,19 persen pada 2013. Bahkan prestasi ini tercatat terbaik kedua setelah DKI Jakarta.

Dalam kurun waktu sejak 2008 hingga 2013 angka kemiskinan tinggal 3,19 persen,” papar Pastika. Hanya saja persentase tersebut diakui masih bersifat makro, artinya masih banyak di antara kalangan penduduk yang kesenjangan penghasilannya cukup tinggi.

Sebagai contoh, ada seseorang yang penghasilannya hanya Rp500 ribu/bulan dan bahkan untuk dibagi empat sampai lima orang keluarganya. Sementara di sisi lain ada satu orang bisa berpenghasilan hingga Rp1 miliar. Bagi Pastika, kondisi ini menjadi tantangan karena sebagai pemimpin harus mampu mengentaskan kemiskinan, dan optimistis akan mampu lebih baik pada akhir 2018.

“Adalah berdosa jika seorang pemimpin sampai membiarkan kemiskinan rakyatnya. Koruptor lebih berdosa lagi karena membuat rakyat lebih miskin,” ujar Pastika.

Salah satu program nyata yang dilakukan dalam pengentasan kemiskinan adalah membantu masyarakat dalam akses mendapatkan air bersih terutama di daerah tandus yang kesulitan air seperti di Nusa Penida, Kintamani, dan beberapa tempat lainnya. Untuk Nusa Penida tiap tahun digelontor dana bantuan keuangan khusus (BKK) sebesar Rp 1 miliar/tahun, dan untuk Kintamani sebesar Rp750 juta/tahun.

Gubernur Pastika bertekad memutus lingkaran yang menjadi sumber kemiskinan penduduk. Yang tak punya rumah dibantu bedah rumah, memberikan beasiswa agar anak miskin tetap bisa sekolah, memberikan layanan kesehatan gratis (jaminan kesehatan Bali Mandara/JKBM) bagi yang sakit, dan pemberdayaan ekonomi keluarga melalui program simantri (sistem pertanian terintegrasi) yang tiap unitnya senilai Rp 200 juta.

Daridana Rp200 juta tersebut, antara lain berupa pemberian sapi betina. Dari sapi-sapi ini kelompok keluarga pengelolanya bisa menikmati hasil mulai dari pemanfaatan urine maupun kotoran sapi yang bisa diolah menjadi bioenergi, dan pupuk organik, termasuk anak-anak sapi menjadi bonusnya.

Dalam kepemimpinannya sejak 2008, Mangku Pastika berhasil menggenjot pendapatan asli daerah (PAD) provinsi Bali dari Rp1,386 triliun pada 2008 menjajdi Rp 2,064 triliun pada akhir 2013. Sementara dana APBD pada 2008 yang besarnya Rp 1,51 triliun melonjak menjadi Rp 4,77 triliun pada 2014. (ana)

Inilah Pilihan Gubernur Bali Hadapi ‘Buah Simalakama’

Gubernur Bali Made Mangku Pastika. (foto: inilahbali.com)

Gubernur Bali Made Mangku Pastika. (foto: inilahbali.com)

inilahbali.com, DENPASAR  – Mungkin sudah tak asing lagi dengan ungkapan yang sering kita dengar: “Ibarat buah simalakama, dimakan ayah mati, tidak dimakan ibu mati”. Nah lho, bingung menjawabnya?

Ini sedikit mundur ke belakang, barangkali tak ada salahnya merenungkan atau sekaligus mencerna pandangan yang disampaikan Gubernur Bali Made Mangku Pastika terhadap pilihan dilematis tersebut. Pendapat orang nomor satu di jajaran Pemprov Bali ini disampaikan beberapa pekan sebelum sampai pada penghujung tahun 2013 di press room Pemprov Bali di Renon Denpasar.

Ketika itu Gubernur Pastika mengajukan pertanyaan ke sejumlah awak media yang hadir pada suatu acara ngobrol ringan di press room. Dia pun melemparkan pertanyaan terkait dilematis buah simalakama tersebut. “Ayo, siapa yang bisa jawab dan tolong jelaskan argumentasinya,” ujar mantan Kapolda Bali ini.

Ditanya demikian, para wartawan pun tampak bingung member jawaban. Namun salah seorang diantaranya nyeletuk sekenanya,”Saya pilih memakannya (berarti bapak meninggal), alasannya kalau ibu masih hidup kan bisa melahirkan lagi.”

Atas jawaban tersebut, Gubernur Pastika merasa belum puas terutama argumennya yang dianggap kurang tepat. Kalau pilihannya, memakan buah itu, Pastika sependapat. Adapun alasannya, menurut purnawirawan polisi jenderal bintang tiga ini terkait dengan kepemimpinan.

Seorang pemimpin, lanjut Pastika, sering dihadapkan pada pilihan-pilihan teramat sulit layaknya menghadapi buah simalakama tersebut. Sementara dari pilihan-pilihan yang dihadapi tersebut memang harus ada yang diputuskan untuk dipilih salah satunya, yang tentunya selalu ada konsekuensi risiko-risiko ikutannya.

Jadi kalau dikaitkan dengan konsep kepemimpinan, menurut Pastika, pilihan yang diambil haruslah mempertimbangkan yang lebih banyak positifnya. Dengan demikian, bila pilihannya tidak memakan saja (buah simalakama) ibu meninggal, maka lebih baik memakannya walau risikonya bapak yang meninggal. Dengan kata lain, kelebihannya adalah masih dapat makan, yang tentunya bisa untuk menjaga kelangsungan hidup.

“Jadi dalam memutuskan pilihan di antara pilihan-pilihan yang sulit itu harus lebih mempertimbangkan mana yang lebih banyak positifnya,” ujar Pastika. (ana)

‘Denpasar Festival’ ke-6 Ajang Gelaran Kreativitas

Ajang Denpasar Festival ke-6 mampu menyedot perhatian wisatawan asing. (foto: inilahbali.com)

Ajang Denpasar Festival ke-6 mampu menyedot perhatian wisatawan asing. (foto: inilahbali.com)

inilahbali.com, Denpasar – Pemerintah Kota Denpasar terus berupaya menggali dan mengembangkan serta mengkreasi berbagai potensi yang dimilikinya. Mulai dari kuliner, tekstil, ekonomi kreatif, seni-seni tradisional bahkan juga teknologi informasi. Capaian-capaian puncak dari kreativitas pengembangan ini selanjutnya digelar dalam kemasan bertajuk “Denpasar Festival” pada setiap momen tutup tahun.

“Even Denpasar Festival tahun ini sudah yang keenam kalinya sejak digelar tahun 2008,” ujar Sekretaris Panitia Denpasar Festival, Made Saryawan, di sela-sela acara,Minggu (29/12).

Saryawan menjelaskan, pada Denpasar Festival ke-6 ini menyertakan 80 usaha kecil menengah bidang tekstil yang didominasi kain khas ‘Endek’. Selain itu juga dimeriahkan 100 UKM sektor kuliner. Stan-stan mereka gelar di sejumlah ruas jalan seperti sebagian ruas Jalan Gajah Mada, Jalan Veteran serta seputaran perempatan Patung Catur Muka, titik 0 kota Denpasar.

Dari berbagai produk hasil kreativitas masyarakat yang ditampilkan sudah terbukti mampu menembus pasar nasional bahkan internasional. Sebut saja salah satunya adalah sosis dan nugget berbahan daging lele produk UKM yang pernah tampilsebagai juara nasional. Bahkan produk UKM ini sudah memenuhi standar hotel bintang lima.

“Produk kami sudah dinilai memenuhi syarat dikonsumsi di hotel bintang lima,” ujar Made Sanjaya, Ketua Kelompok Pengolahan Ikan Mina Sari Nadi mengutip ucapan Presiden Asosiasi Chef Indonesia (ICA) Henry Alexie Bloem.

Di bidang kuliner, kata Saryawan, antara lain juga sudah dilangsungkan lebih awal menjelang puncak Denpasar Festival yakni Lomba Masakan Cita Rasa Khas Bali yang dikemas dalam even Balinese Rijztaffel Cooking Festival. Selain itu juga digelar sarasehan bertajuk ”Arsitektur Kreatif Berbasis Budaya Unggulan” untuk menguatkan visi dan misi Denpasar sebagai kota budaya.

Kegiatan lainnya yang mengawali rangkaian Denpasar Festivalke-6 ini juga lomba merangkai bunga dan membuat gebogan dengan memadukan produk lokal baik bunga maupun buah. Begitu juga kegiatan yang berkaitan dengan teknologi juga sudah digelar Denpasar Teknologi Informasi Teknologi Komunikasi (DTIK) Festival.

“Jadi pada pra puncak Denpasar Festival juga sudah digelar berbagai acara termasuk Pet’s dan Hortikultura Festival serta lomba wirausaha muda, ” jelas Saryawan.

Pengunjung Denpasar Festivalke-6 dimanjakan berbagai pilihan sajian kuliner. (foto: inilahbali.com).

Pengunjung Denpasar Festivalke-6 dimanjakan berbagai pilihan sajian kuliner. (foto: inilahbali.com).

Sementara Walikota Denpasar, Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra di sela-sela pembukaan Denpasar Festival berharap perhelatan yang menjadi agenda tahunan multi acara yang penuh kreativitas ini bisa menghasilakan nilai tambah terhadap perkembangan Kota Denpasar ke depan.

“Kami berharap ke depan kegiatan ini bisa menghasilkan value added yang lebih matang. Kreativitas berbasis keunggulan ini harus terus dikembangkan secara intelektual,” ujar Rai Mantra.

Rai Mantra juga berharap pada pesta rakyat yang digelar hingga 31 Desember mendatang ini dapat mempengaruhi sumber daya manusia yang selama ini dominan dilakoni oleh tenaga dari luar Bali terutama luar kota Denpasar, sehingga terjadi kebocoran ekonomi.

“Kegiatan ini merupakan salah satu upaya untuk mengurangi kebocoran ekonomi yang terjadi di Kota Denpasar. Kalau tidak mau kebocoran ekonomi, kita harus bersama-sama paham dan mendukung produksi lokal yang kita gunakan,” harapnya.

Pelaksanaan Denpasar Festival yang awal dirintisnya diberi nama “Gajah Mada Town Festival’ pada 2008 ini selalu mengambil tema yang berbeda yang disesuaikan dengan kondisinya. Tahun ini mengangkat tema ”Creative in Motion”, sebuah tematik yang menggambarkan bahwa kreativitas di Denpasar tak hanya sebatas bergulir, namun juga mempunyai kapasitas untuk menggelorakan dan menerapkan kreasi sebagai solusi dalam kehidupan sehari-hari.

Ajang Denpasar Festival ini sekaligus menjadi momentum tutup tahun, melepas matahari 2013 dan menyongsong matahari 2014. (ana)

Nugget Lele

Inilah Sosis Lele ala Sanjaya Kualitas Hotel Bintang

Nugget Leleinilahbali.com, Denpasar: Kuliner yang satu ini tak bisa dipandang sebelah mata. Walau diproduksi pengusaha kecil (UKM), namun cita rasa maupun kualitasnya sudah mencapai level hotel berbintang.

Adalah I Made Sanjaya, chef yang sekaligus ketua Kelompok Pengolahan Ikan Mina Sari Nadi yang beralamat di Jalan Sesetan Gang Jepun Denpasar ini, telah mampu memroduksi aneka olahan kuliner berbahan daging ikan lele dan rumput laut. Seperti sosis, nugget, bakso, dan bahkan krupuk krispy yang gurih.

Sukses pengolahan tangan dingin Sanjaya ini pun menarik perhatian Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Kota Denpasar, I Dewa Made Agung untuk melihat dari dekat proses pengolahannya. Mulai dari menyiapkan daging beku lele, penggilingan, penghalusan, hingga perebusan sampaipengemasan.

“Wow nikmat,” komentar I Dewa Made Agung saat mencicipi suguhan beberapa jenis olahan daging lele, Kamis (28/11) di rumah Sanjaya.

SAMSUNG CAMERA PICTURES

Bukan basa basi, kuliner yang dihasilkan Sanjaya memang sudah terbukti mampu meraih prestasi sebagai juara 1 dalam Lomba Usaha Kecil Menengah (UKM) Pengolahan Terbaik tingkat Provinsi Bali pada 2013, dan setelah mewakili Bali,Sanjaya mampu bertengger di posisi juara harapan III nasional yang diselenggarakan Kementerian Kelautan dan Perikanan September 2013.

Tidak itu saja, pamor olahan Sanjaya ini makin berkibar ketika ikut berpameran di sebuah event di Nusa Dua baru-baru ini. Saat itu, produk kulinernya dipuji oleh presiden ICA (Asosiasi Chef Indonesia) Henry Alexie Bloem.

“Saat dicicipi, dia bilang olahan kami sudah sesuai lidah orang Eropa. bahkan beliau menawarkan untuk dipasok ke sejumlah hotel di Kuta dan Ubud,” ujar Sanjaya menirukan ucapan Bloem.

Kepiawaian Sanjaya dalam mengolah daging lele ini tak lepas dari pengalamannya selama 18 tahun bekerja di perusahaan pengolahan daging yang atasannya seorang bule chef terkenal. Dari sanalah, Sanjaya memeroleh ilmu pengolahan.

Modal Rp 250 Ribu

Sanjaya pun berkisah sampai dirinya memutuskan membuat usaha sendiri, yang dilatarbelakangi banyaknya limpahan produksi lele di kalangan pembudi daya di Sesetan, lingkungan tempat tinggalnya. Sampai akhirnya dia didesak untuk mencoba membuat olahan dari lele, yang akhirnya setelah dicoba beberapa kali menghasilkan menu yang menjanjikan.

“Saya memulai usaha sejak 2011 dengan modal Rp250 ribu, dengan targhet ingin mendapatkan penghasilan yang lebih dari sebelumnya sebagai karyawan, dan ternyata terbukti,” ujar Sanjaya. Tidak hanya penghasilan meningkat, tapi waktu kerjanya pun lebih fleksibel sehingga tidak sulit menyesuaikan dengan kegiatan-kegiatan adat.

Made SanjayaDalam pengembangan usahanya, kini Sanjaya tengah fokus mengurus izin dari BPOM, izin dari Dinas Kesehatan dan juga sertifikat halal, termasuk segera memulai pembangunan gedung sebagai syarat dari BPOM.

“Dengan memenuhi persyaratan tersebut, kami ingin menembus pasar ke hotel-hotel berbintang karena secara higienis maupun cita rasa sudah dikatakan terpenuhi,” harap Sanjaya. Selama ini, pemasarannya baru sebatas sejumlah restoran di Klungkung dan rumah makan di Denpasar.

Saat ini, dengan didukung empat karyawan, pihaknya mampu memproduksi rata-rata 300 kg lele atau rata-rata sekitar 500 kg sudah dalam bentuk produk olahan bakso dan nugget setelah dicampur tepung kentang.

Dari seekor lele, kata Sanjaya hanya kepala dan kotorannya yang terbuang. Dagingnya jadi sossis, semendata tulang dan kulitnya dia olah jadi krupuk krispy yang gurih. “Krupuk berbahan tulang dan kulit ini diyakini mampu mencegah pengapurah tulang,” ujar Sanjaya berpromosi.

Usaha Sanjaya ini sangat diapresiasi Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Kota Denpasar, I Dewa Made Agung. Karena selain mampu menyerap tenaga kerja lokal juga sekaligus menjadi kebangkitan kuliner lokal dalam mendukung perkembangan pariwisata Bali khususnya wisata kulinernya. Apalagi sampai mampu merambah pasar ke hotel-hotel berbintang dinilai sebagai rintisan yang menggembirakan.

“Usaha kuliner ini sangat mendukung pariwisata Bali karena pariwisata tak bisa dipisahkan dari kuliner,” ujar I Dewa Made Agung. (ana)